Anda di halaman 1dari 56

DAFTAR ISI

BAB I .......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang............................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 6
D. Hipotesis Penelitian .......................................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian........................................................................................................ 7
BAB II ......................................................................................................................................... 8
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................................. 8
A. Kerangka Teori .............................................................................................................. 8
1. Anak .......................................................................................................................... 8
2. Ikan.......................................................................................................................... 13
a. Definisi .................................................................................................................... 13
b. Ciri-ciri Ikan ............................................................................................................. 13
c. Jenis-jenis Ikan ........................................................................................................ 13
d. Kandungan Gizi Pada Ikan ....................................................................................... 15
e. Manfaat Mengkonsumsi Ikan..................................................................................... 20
3. Media Pendidikan Kesehatan ......................................................................................... 21
B.Kerangka Konsep ............................................................................................................. 31
C. Definisi Operasional ........................................................................................................ 32
BAB III ...................................................................................................................................... 35
METODE PENELITIAN .............................................................................................................. 35
a. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................................ 35
b. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................................. 35
c. Populasi dan Sampel ................................................................................................... 36
d. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel ......................................................... 36
e. Jenis Data yang Dikumpulkan ................................................................................. 37
f. Cara Pengumpulan Data ......................................................................................... 37
g. Jenis Alat Pengumpulan Data ................................................................................. 38

1
h. Langkah Proses Penelitian ...................................................................................... 38
i. Pengolahan Data ..................................................................................................... 40
j. Analisis Data ............................................................................................................ 42
Lampiran 1 .............................................................................................................................. 44

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang memiliki luas laut 5,8 juta km²
dengan jumlah pulau 17.504 dan memiliki garis pantai 95.000 km sehingga
membuat Indonesia sebagai negara maritim atau negara kepulauan. Suatu
negara dapat dikatakan negara maritim apabila memiliki wilayah kekuasan
laut yang luas serta tersimpan kekayaan sumber daya alam di wilayah
tersebut dan dapat dimanfaatkan. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai
negara maritime yang memiliki laut yang luas menghasilkan sumber daya
alam yang melimpah salah satunya adalah ikan. Berdasarkan potensi
sumber daya ikan, Indonesia mencapai 65 juta ton/tahun dengan perikanan
tangkap sebanyak 7,4 ton/tahun dan budidaya ikan sebesar 57,6 juta
ton/tahun. Untuk konsumsi ikan di Indonesia pada tahun 2012 yaitu 33,89
kg/kapita hal ini menunjukan bahwa konsumsi ikan di Indonesia masih
rendah dibandingkan negara jepang yang konsumi ikannya sangat tinggi(1).
Dengan rendahnya konsumsi ikan di Indonesia maka potensi sumber daya
ikan yang ada di laut Indonesia tidak dimanfaatkan secara maksimal, yang
seharusnya dengan berlimpahnya ikan yang ada di laut Indonesia
menjadikan masyarakat Indonesia lebih banyak untuk mengkonsumi ikan
sebagai sumber proteinnya. Hal ini menjadi perhatian bagi pemerintah
untuk menggalakan masyarakat sering mengkonsumsi ikan sebagai sumber
protein dan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan tingkat
kecerdasan anak. Rata-rata konsumsi ikan 6,21 gr/kapita sehari dan pada
tahun 2017 konsumsi ikan meningkat menjadi 46.49 kg/kapita dan hal ini
akan terus ditingkatkan supaya masyarakat Indonesia mulai
mengkonsumsikan ikan sebagai sumber protein utama mereka dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang ada di laut Indonesia(1).

3
Ikan merupakan salah satu pangan yang mengandung protein dan
memiliki absorbsi dibandingkan dengan produk hewani yang lain dan
protein yang disumbang oleh ikan dapat mencapai 57.1%(2). Selain itu Ikan
kaya akan gizi essensial selain mengandung protein ikan juga mengandung
karbohidrat, vitamin, mineral, asam lemak omega 3, 6 yang baik untuk
tubuh(3). Konsumsi pangan merupakan kegiatan seseorang atau
masyarakat menggunakan atau memakan pangan tersebut dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-harinya. Dan konsumsi ikan di Indonesia saat
ini masih belum tinggi walaupun telah terjadi peningkatan tiap tahunnya. Hal
ini tentu akan selalu ditingkatkan untuk memaksimalkan potensi sumber
daya alam yang ada di Indonesia sebagai negara maritim.

Pada model Preced Proceede oleh Lawrence Green menjelaskan


bahwa promosi kesehatan dengan media alat bantu dapat mengubah
perilaku seseorang menuju kualitas hidup yang lebih sehat sehingga ketika
melakukan penyuluhan sangat penting menggunakan media dalam
penyampaian pesannya agar pesan yang akan disampaikan kepada
sasaran dapat tersampaikan dengan baik.

Berdasarkan data BPS (2017) dalam Proporsi Anak Kelas 4 SD yang


Mencapai Standar Kemampuan Minimum Dalam Membaca dan Matematik
diperolah bahwa kemampuan membaca anak kelas 4 SD yang dikatakan
baik masih cukup rendah. Sehingga dalam melakukan promosi kesehatan
dengan metode penyuluhan pada anak SD perlu adanya media yang sesuai
dengan usia mereka agar pesan yang ingin disampaikan dapat di terima
dan dimengerti. Dan dalam penelitian yang berjudul Perbedaan
Penggunaan Media Audio Visual Aids dalam Promosi Kesehatan terhadap
Tingkat Pengetahuan Lansia dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
menyatakan bahwa ada korelasi yang baik antara responden yang
diberikan media audio visual dan responden yang tidak diberikan media
audio visual(4). Yang artinya media yang digunakan ketika melakukan

4
penyuluhan memiliki pengaruh terhadap pesan yang akan diterima. Oleh
karena itu pemilihan media ketika melakukan penyuluhan perlu untuk
diperhatikan agar media yang digunakan juga dapat efektif dalam proses
penyuluhan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Edgar
Dale bahwa efektifitas penggunaan media bukan ditentukan oleh seberapa
canggih dan modern alat yang digunakan pada proses penyuluhan tetapi
seberapa besar tujuan dari penyuluhan tercapai dari media yang
digunakan.

Anak-anak yaitu manusia muda dalam umur muda dalam jiwa dan
perjalanan hidupnya karena mudah terpengaruh untuk keadaan sekitarnya
hal ini disampaikan oleh R.A Kosnan sehingga dengan penjelasan seperti
itu menyatkan bahwa anak perlu untuk dibimbing untuk meningkatkan
kemampuan kognitif anak dan menimbulkan rasa sosialisasi anak pada
orang di lingkungan sekitar. Sekolah dasar merupakan tempat bagi anak
untuk belajar dan ditempat ini juga anak-anak dapat belajar dan bermain.
SDN 09 Kramat pela terletak di daerah kebayoran baru, Jakarta selatan dan
daerah ini dekat dengan pemukiman warga.Peneliti ingin melakuakn
penyuluhan terhadap anak kelas 5 SD di SDN Kramat Pela, Jakarta
Selatan.

Dan berdasarkan data BPS (2017) maka peneliti akan melakukan


penyuluhan dengan media yang mengajak responden untuk banyak
mendengar dengan cerita dan melihat video hal ini dikarenakan untuk
menimbulkan rasa tertarik pada anak kelas 5 SD untuk mengikuti
penyuluhan. Oleh sebab itu, peneliti ingin meneliti media loly puppet dan
media video untuk melihat efektivitasnya tentang ikan terhadap tingkat
pengetahuan anak kelas 5 SD di SDN 09 Kramat Pela, Jakarta Selatan.

5
B. Rumusan Masalah
Bagaimana efektivitas media penyuluhan tentang ikan pada anak
kelas 5 SD dengan menggunakan media loly puppet dan video sebelum
dan sesudah dilakukan penyuluhan.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum :
Untuk mengetahui efektivitas media penyuluhan tentang ikan pada anak
kelas 5 SD dengan menggunakan media loly puppet dan video sebelum dan
sesudah dilakukan penyuluhan.
2. Tujuan khusus :
a. Menciptakan media loly puppet dan video yang efektif
b. Menilai tingkat pengetahuan anak kelas 5 SD terkait ikan
sebelum terpapar media loly puppet dan video.
c. Menilai tingkat pengetahuan anak kelas 5 SD terkait ikan
sesudah terpapar media loly puppet dan video.
d. Menganalisis perbedaan tingkat pengetahuan anak kelas 5
SD antara media loly puppet dengan video
e. Menganalisis perbedaan tingkat efektivitas antara media loly
puppet dengan video

D. Hipotesis Penelitian
a. Ada perbedaan tingkat pengetahuan tentang ikan pada anak kelas 5
SD sebelum terpapar media penyuluhan dengan media loly puppet
dan video.
b. Ada perbedaan tingkat pengetahuan tentang ikan pada anak kelas 5
SD sesudah terpapar media penyuluhan dengan media loly puppet
dan video.

6
c. Ada perbedaan efektivitas media penyuluhan yang digunakan tentang
ikan pada media loly puppet dan video.

E. Manfaat Penelitian
1. Terhadap Anak SD
Anak SD dapat mengetahui tentang ikan mengenai jenis ikan,
kandungan gizi yang terdapat pada ikan serta manfaat ikan pada tubuh dan
dampak dari tidak mengkonsumsi ikan.
2. Terhadap Sekolah
Sekolah dapat meningkatkan pengetahuan gizi melalui promosi
kesehatan yang dilakukan mengenai ikan. Dan mengetahui media yang tepat
untuk digunakan ketika proses belajar.
3. Terhadap Peneliti
Dari hasil penelitian, peneliti dapat mengetahui efektivitas media
penyuluhan yang baik digunakan pada anak SD dan akan lebih mengetahui
lagi bagaimana cara berinteraksi dengan anak SD supaya pesan yang
disampaikan tersampaikan dengan baik..

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori
1. Anak
A. Definisi
Anak dalam Kamus Umum bahasa Indonesia secara etimologis
diartikan sebagai manusia yang masih kecil ataupun manusia yang
belum dewasa. Ada beberapa pengertian yang menjelaskan mengenai
anak seperti menurut R.A. Kosnan yang mengartikan “ Anak-anak yaitu
manusia muda dalam umur muda dalam jiwa dan perjalanan hidupnya
karena mudah terpengaruh untuk keadaan sekitarnya”. Sementara
menurut Pasal 1 butir 5 UU No 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia menyatakan Anak adalah setiap manusia yang berusia
dibawah delapan belas tahun dan belum menikah, termasuk anak yang
masih dalam kandungan apabila hal tersebut demi kepentingannya.
Sehingga dengan pengertian seperti ini anak-anak perlu diperhatikan
secara sungguh-sungguh supaya anak-anak dapat bertumbuh dan
berkembang secara optimal.

B. Pertumbuhan dan Perkembangan anak


Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini
tidak bersifat kuantitatif, melainkan kualitatif. Perkembangan tidak
ditekankan pada segi material, melainkan pada segi fungsional. Menurut
Yusuf Syamsu,perkembangan adalah perubahan-perubahan yang
dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya
atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis,
progresif dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah)
maupun psikis (rohaniah).Sementara menurut Oemar Hamalik,
perkembangan merujuk kepada perubahan yang progresif dalam
organisme bukan saja perubahan dalam segi fisik (jasmaniah)

8
melainkan juga dalam segi fungsi, misalnya kekuatan dan koordinasi.
Artinya perkembangan dapat diartikan sebagai proses atau tahapan
pertumbuhan ke arah yang lebih maju yang bersifat psikis(5).
Dan pertumbuhan (growth), merupakan tahapan peningkatan
sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan
merupakan tahapan perkembangan (a stage of development) yang
bersifat fisik. Pertumbuhan dan perkembangan sering kali diartikan
dengan pengertian yang sama padahal sesungguhnya istilah
pertumbuhan dan perkembangan ini mempunyai pengertian yang
berbeda. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat
kuantitatif, sebagai akibat dari adanya pengaruh luar atau lingkungan.
Pertumbuhan mengandung arti adanya perubahan dalam ukuran dan
struktur tubuh sehingga lebih banyak menyangkut perubahan fisik. Hasil
dari pertumbuhan ini berupa bertambah panjang tulang-tulang terutama
lengan dan tungkai, bertambah tinggi dan berat badan bertambah serta
makin bertambah sempurnanya susunan tulang dan jaringan syaraf.
Pertumbuhan ini akan terhenti setelah adanya maturasi atau
kematangan pada diri individu.Rendahnya derajat kesehatan dan gizi
anak akan menghambat pertumbuhan fisik dan motorik anak yang juga
berlangsung sangat cepat pada tahun-tahun pertama kehidupan anak.
Gangguan yang terjadi pada pertumbuhan fisik dan motorik anak, sulit
diperbaiki pada periode berikutnya, jika kondisi terus berlanjut, dapat
mengakibatkan cacat permanen(5).
Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan adalah suatu
perubahan fungsional yang bersifat kualitatif, baik dari fungsi-fungsi fisik
maupun mental sebagai hasil keterkaitannya dengan pengaruh
lingkungan. Perkembangan dapat juga dikatakan sebagai suatu urutan-
urutan perubahan yang bersifat sistematis, dalam arti saling
kebergantungan atau saling mempengaruhi antara aspek-aspek fisik
dan psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Melalui belajar

9
anak akan berkembang, dan akan mampu mempelajari hal-hal yang
baru. Perkembangan akan dicapai karena adanya proses belajar,
sehingga anak memperoleh pengalaman baru dan menimbulkan
perilaku baru. Berdasarkan hasil penelitian di bidang neurologi terbukti
bahwa 50% kapasitas kecerdasan anak terbentuk pada kurun waktu
empat tahun pertama sejak kelahirannya.Oleh karena itu sangat penting
untuk mengoptimalkan kecerdasan anak pada usia sekolah(5).
Dan menurut Gunarsa pada umumnya anak sekolah memiliki fisik
yang kuat serta sifat individual yang aktif dan tidak bergantung dengan
orang tua. Masa ini merupakan masa tenang atau masa latent, dimana
kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa-masa sebelumnya akan
berlangsung terus untuk masa-masa selanjutnya.

C. Karakteristik Anak Sekolah


1) Usia
Karakteristik usia anak sekolah menurut World Health
Organization (WHO) yaitu golongan yang berusia antara 7-15 tahun,
sedangkan di Indonesia lazimnya anak berusia antara 7-12 tahun.
Golongan umur ini mempunyai karakteristik mulai mencoba
mengembangkan kemandirian dan menentukan batasan-batasan atau
norma. Pada usia inilah individu anak mulai lebih mudah dikenali
seperti pada pertumbuhan dan perkembangan, pola aktivitas,
kebutuhan zat gizi, perkembangan kepribadian, serta asupan
makanan(6). Sementara menurut Wong (2008), anak sekolah adalah
anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman
inti anak. Dan merupakan periode dimana anak-anak dianggap mulai
bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan
orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya.

10
Usia sekolah merupakan masa anak-anak memperoleh
pengetahuan dasar dan masa untuk mengembangkan kemampuan
bersosialisasi dengan teman sebaya dan orang lain.

Pada tahap usia 6-12 tahun inilah dikatakan sebagai usia


kelompok dimana anak mulai mengalihkan perhatiannya terhadap
lingkungan sekitar. Sehingga usia ini perlu untuk lebih lanjut
mendapatkan pengetahuan dan mengembangkan keterampilan anak
dengan memasuki anak ke sekolah dasar(6).

Memasuki sekolah dasar salah satu hal penting yang perlu


dimiliki anak untuk meningkatkan kecerdasan anak dan
mengembangkan keterampilan motorik anak. Disekolah juga anak akan
diajarkan untuk dapat mengerjakan tugas dan bertanggung jawab
terhadap tugas yang diberikan, menyadari dan menerima otoritas dari
orang lain selain orang tua mereka serta patuh dan mentaati peraturan
yang ada. Sekolah juga menjadi tempat bagi anak untuk dapat
mengendalikan emosinya(6).

Ketika memasuki masa sekolah maka anak akan dihadapkan


pada tuntutan sosial yang baru di sekolah maupun di masyarakat atau
lingkungan anak beradaptasi. Hal ini menjadikan pada jiwa anak timbul
harapan-harapan atas diri sendiri (self-expect-action).

Kemampuan anak sekolah dalam menggunakan fisiknya atau


sering disebut kemampuan motorik terlihat lebih menonjol dibandingkan
usia sebelumnya. Kemampuan motorik pada anak dibagi menjadi dua,
yaitu kemampuan motorik kasar dan kemampuan motorik halus.
Kemampuan motorik kasar dan halus yang dimiliki oleh anak
merupakan syarat mutlak untuk dapat memasuki dunia sekolah.
Mereka akan mempelajari keterampilan-keterampilan dasar untuk
menguasai pelajaran-pelajaran di sekolah. Kemampuan motorik halus

11
anak pada usia sekolah berkembang dengan pesat. Anak sudah dapat
menggunakan fisiknya untuk menggunakan alat-alat yang
membutuhkan keterampilan motorik halus, seperti alat tulis(6).

Perkembangan moral anak berkaitan dengan kemampuan anak


dalam memahami yang benar dan salah serta apa yang boleh dan tidak
boleh dilakukan. Kemampuan ini berkembang tahap demi tahap sesuai
dengan pertambahan usia anak. sebelum mencapai usia 11 tahun,
anak akan berada pada tahap eksternal mortalitas dimana anak akan
sangat kaku memegang aturan dan tidak mau melanggarnya karena
akan mendapatkan sanksi. Ketika memasuki usia 11 tahun, anak sudah
memahami bahwa aturan adalah hasil kesepakatan. Pada tahapan ini
dapat dikatakan anak telah memasuki tahapan internal moralitas(6).

Dibandingkan anak prasekolah, anak usia sekolah dapat


mengingat lebih banyak. Mereka mampu menghubungkan antara
informasi yang baru dan informasi yang dimiliki sebelumnya. Kelebihan
dalam ingatan ini disebabkan oleh beberapa aspek, seperti kapasitas
ingatan jangka pendek. Kapasitas ingatan jangka pendek anak
bertambah seiring bertambahnya usia. Hal lain yang menyebabkan
anak usia sekolah memiliki daya ingat yang lebih banyak yaitu
pengetahuan mengenai strategi dalam mengingat, seperti pengulangan
(rehearsal) materi-materi yang akan diingat, sedangkan anak usia
prasekolah mengingat sebuah informasi tanpa melakukan
pengulangan-pengulangan(5).

2) Jenis Kelamin
Menurut Hungu jenis kelamin (sex) adalah perbedaan antara
perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir. Seks
berkaitan dengan tubuh laki-laki dan perempuan, dimana laki-laki
memproduksikan sperma, sementara perempuan menghasilkan sel

12
telur. Laki-laki menghasilka hormon testosteron dan progesterone yang
diduga mampu mempengaruhi peningkatan agresifitas, sehingga laki-
laki cenderung stabil ketika beraktivitas. Dan perempuan menghasilkan
hormon estrogen yang mempengaruhi psikis dan perasaan. hal ini
berdampak bahwa laki-laki lebih rasional dibandingkan perempuan,
tetapi perempuan lebih sensitif, lebih perasa dibandingkan laki-laki (7).

2. Ikan
A. Definisi
Ikan oleh beberapa ahli mengartikan sebagai hewan bertulang
belakang (vertebrata) yang hidup dalam air dan memiliki insang yang
berfungsi untuk mengambil oksigen yang terlarut dari air dan sirip
digunakan untuk berenang.Tubuh ikan diselimuti oleh sisik atau kulit(8).
B. Ciri-ciri Ikan
Ciri-ciri umum ikan adalah mempunyai rangka bertulang sejati
dan bertulang rawan, mempunyai sirip tunggal atau berpasangan dan
mempunyai oprculum, tubuh ditutupi oleh sisik dan berlendir, serta
mempunyai bagian tubuh yang jelas antara kepala, badan dan ekor.
Ukuran ikan bervariasi mulai dari yang kecil sampai yang besar.
Kebanyakan ikan berbentuk torpedo pipih, namun ada juga berbentuk
tidak teratur(8).
C. Jenis-jenis Ikan
Penyebaran jenis-jenis ikan berdasarkan tempat hidupnya dikenal
dalam tiga golongan, yaitu ikan air laut, ikan air darat dan ikan migrasi.
Ikan laut merupakan ikan yang hidup dan berkembang biak di air asin.
Jenis ikan air laut dibagi atas 2 kelompok, yaitu:

1) Ikan Laut
a) Ikan demersal

13
Ikan-ikan demersal tersebar di perairan dasar kontinen Sunda
dan Arafura sampai kedalaman 200 meter. Ikan-ikan demersal
merupakan ikan-ikan yang berada dan tinggal di dasar perairan atau
dekat dasar, antara lain: ikan petek, ikan kurisi, ikan layur, ikan
bambangan, ikan beloso, ikan sebelah, ikan lidah, ikan manyung, ikan
gulamah, dan ikan pari. Ikan-ikan demersal yang menempati terumbu
karang antara lain jenis ikan kakap, ikan kerapu dan udang barong.
b) Ikan pelagis
Jenis ikan pelagis dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1) Pelagis kecil, antara lain ikan kembung (Rastrellinger sp),
ikan lemuru (Sardinella sp), ikan layang (Decapterus sp),
ikan tenggiri (Scomberomorus sp), ikan tongkol (Euthynnus
sp), dan ikan cucut atau hiu (Squalidae sp). Ikan-ikan ini
tersebar di seluruh perairan pantai dan pedalaman
Nusantara, khususnya ikan lemuru yang terpusat di perairan
selat Bali.
2) Pelagis besar, antara lain ikan kembung (Thunnus sp),
ikan cakalang (Karsymonus sp), ikan marlin (Makaria sp),
dan ikan layaran (Isthioporus oriental). Ikan pelagis besar
tersebar di daerah perairan ZEE di Samudera Indonesia,
Laut Banda dan Samudera Pasifik(9).
2) Ikan air darat
Ikan air darat atau air tawar merupakan ikan yang dalam hal ini
menghabiskan sebagian atau seluruh hidupnya di air tawar, misalnya
sungai dan danau. Contohnya : ikan mas, lele, patin, nila dan gurame.

3) Ikan migrasi
Pergerakan/perpindahan ikan dari satu tempat ke tempat lain
yang bertujuan untuk penyesuaian terhadap kondisi yang
menguntungkan dalam rangka mempertahankan eksistensi hidup dan

14
keturunannya. Terdapat tiga lokasi atau habitat sebagai tujuan migrasi
ikan yaitu tempat untuk bereproduksi, tempat untuk makan, dan
tempat untuk berlindung dari predator (10). Contohnya : ikan gatul,
ikan seluang, ikan kawan, ikan gabus, ikan betik.

D. Kandungan Gizi Pada Ikan


1) Protein

Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi


tubuh karena zat ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam
tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein
adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C,
H, O dan N yang tidak memiliki oleh lemak atau karbohidrat. Ikan
merupakan salah satu sumber protein yang sangat dibutuhkan oleh
manusia, karena kandungan proteinnya tinggi dan mengandung asam
amino esensial yang diperlukan oleh tubuh selain itu ikan memiliki nilai
biologis mencapai 90%, dengan jaringan pengikat sedikit sehingga
mudah dicerna yang artinya apabila ikan dimakan dalam 100 gr maka
akan diserap oleh tubuh sebanyak 90%(11).

2) Kandungan asam lemak omega 3 (DHA & EPA)

Ikan dikenal sebagai penghasil asam lemak omega-3.Asam


lemak omega-3 terutama EPA dan DHA banyak ditemukan
pada ikan yang berlemak antara lain ikan herring, makerel, sardin
dan salmon (Gunstone 1996 dalam Sijtsma, 2004). Daging ikan-
-‐ikan tersebut biasanya mengandung lemak yang tinggi.
Komposisi asam lemak dari ikan, organisme laut pada umumnya
rendah Saturated Fatty Acid (SFA). SFA mempunyai hubungan
yang erat dengan timbulnya penyakit CvD. Senyawa yang
bermanfaat bagi kesehatan adalah n--‐3--‐PUFA, khususnya EPA dan

15
DHA.Sumber terbesar asam lemak omega-3 n--‐3--‐PUFA
ditemukan di ikan laut daripada hewan lainnya, selain ikan, tiram
juga merupakan sumber omega 3. Ikan air tawar diketahui hanya
sedikit mengandung omega-3. Jumlah asam lemak di ikan
berkisar antara 8 hingga 12% EPA dan 10 hingga 20% DHA
(Badolato et al., 1994). Asam lemak omega-3 (n--‐3 LC
PUFA) dikenal dapat mencegah timbulnya penyakit
Cardiovascular (CvD). Mekanisme n--‐3 LC PUFA untuk
mencegah CvD adalah n--‐3 LC PUFA mereduksi jumlah
triglyceride dengan cara memperendah hepatic triglyceride synthesis
dan menurunkan triglyceride--‐rich very low--‐density
lipoproteins (VLDLs) di dalam darah. Tingginya kadar triglyceride
dalam plasma darah menandakan resiko akan penyakit jantung.
Hipertensi merupakan efek lain dari penyakit jantung, tingginya n--‐3
LC PUFA dapat mengurangi tekanan darah tinggi, sehingga dapat
menyebabkan fluiditas membran dan keseimbangan prostanoids
yang mengontrol kondisi arteri kecil yang sempit dan arterioles (3).
Asam lemak omega-3 termasuk dalam kelompok asam lemak
esensial. Asam lemak ini disebut esensial karena tidak dapat
dihasilkan oleh tubuh dan hanya bisa didapatkan dari makanan yang
dikonsumsi sehari-hari. Omega-3 juga dapat menurunkan kadar
trigliserida dalam darah, kadar kolesterol hati dan jantung(12). Karena
ikan dan minyak ikan adalah sumber EPA dan DHA yang paling
terkonsentrasi, orang-orang yang tidak makan ikan atau minyak ikan
(misalnya, vegetarian dan pemakan daging yang bukan pemakan
ikan) bisa berisiko yang memadai penting untuk pemeliharaan
kesehatan dan dapat mengurangi risiko penyakit kronis dan inflamasi,
seperti penyakit arteri koroner dan, berpotensi demensia,
diabetes(13).

16
3) Vitamin dan Mineral

Makanan hasil laut merupakan sumber pangan yang kaya akan


komponen mineral. Menurut Erkan dan Ozden (2007), kandungan total
mineral pada ikan dan avertebrata laut adalah sebesar 0,6% - 1,5%
berat basah. Komponen mineral seperti natrium, kalium, magnesium,
kalsium, besi, dan fosfor sangat penting untuk gizi manusia
(11).Mineral yang terkandung dalam ikan kurang lebih sama
banyaknya dengan mineral yang ada dalam susu, seperti kalsium,
phospor (14). Berikut kandungan Vitamin dan mineral yang terdapat
pada ikan :

a. Vitamin A

Minyak ikan dari laut kaya akan vitamin A,D, dan E. Vitamin A
banyak terdapat pada hati minyak ikan. sementara hati ikan Halibut dan
Cod kaya akan vitamin A dan D. Ikan sardine mengandung 4500 IU
vitamin A and up to 500 IU vitamin D tiap 100 g daging. Dengan rata--‐rata
125 μg/g ikan. Vitamin A banyak ditemukan dipsesies ikan kecil (3).
b. Vitamin D
Salah satu sumber vitamin D dari organisme perairan adalah ikan
salmon. Ikan salmon terdiri dari 25 % protein dan 12% lemak. 3,5 oz
daging mengandung 90% kebutuhan vitamin D. Selain itu ikan herring,
mackerel, dan trout merupakan sumber vitamin D (3).
Kekurangan akan vitamin D berdampak pada ostephotosis,
kelemahan jaringan, dan penurunan sistem kekebalan tubuh. Diet vitamin
D dapat mencegah penyakit kanker usus. Selain itu, vitamin D juga dapat
mengurangi resiko kanker pankreas dan kanker usus .Vitamin D juga
bagus untuk mengurangi resiko penyakit jantung (3).

17
c. Mineral
Mineral merupakan senyawa organik yang tersimpan dalam
makanan. Mineral dibagi menjadi beberapa senyawa antara lain mayor
mineral dan trace elemen. Mayor mineral dalam tubuh manusia tersedia
lebih dari 5 g termasuk diantaranya adalah Ca, F, K, S, Na, Cl, dan Mg.
Dan banyak lagi trace mineral yang ada lama tubuh manusia. Jumlah
mineral yang ada pada ikan seerti K, Ca, Mg dan P dan mikromineral
seperti Se, F, I, Co, dan Mn secara keseluruhan mencapai 0.6–1.5% dari
berat basah. Fe, Zn dan Se merupakan trace mineral yang kaya di
ikan(3).
Kerang umumnya kaya akan mineral dua kali lebih banyak
dibandingkan dengan ikan pada umumnya. Kerang kaya akan Zn, Fe,
dan Cu. Sedangkan udang banyak mengandung Ca daripada ikan dan
daging. Sementara ikan segar banyak mengandung Na. Na pada produk
olahan dan produk ikan (beku, kaleng, asap, dan asin) pada umumnya
tinggi berkisar antara 300 hingga 900 mg/100 g (3).
d. Selenium dan Yodium
Pada umumnya beberapa mineral terkandung dalam jumlah yang
besar di organisme laut dan ikan daripada hewan darat. Selenium dan
yodium lebih banyak terkandung dalam ikan dibandingkan dengan
hewan darat.Ikan umumnya tuna kaya akan selenium. Tetapi pada
umunya Selenium banyak terdapat pada produk kekerangan dari pada
ikan. Sementara ikan laut dan kekerangan kaya akan yodium. Oysters
kaya akan yodium diikuti dengan remis, lobster, udang, udang karang, dan
ikan laut(3).
Konsumsi selenium dapat menghambat tumbuhnya kanker.
Laporan American Institute of Cancer Research (AICR) menyatakan
bahwa selenium dapat mencegah kanker kulit, dan kanker paru--‐paru.
Keberadaan selenium dalam tubuh berdampak pada penyakit jantung dan
syaraf (3).

18
Konsumsi yodium yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah
150 μg/hari. Selama hamil ditambahkan sebanyak 25 μg/hari dan
menyusui 50 μg/hari anjuran konsumsi yodium dianjurkan. Kekurangan
yodium dapat menyebabkan fenomena kerusakan otak dan penurunan
mental(3).Orang-orang dipegunungan yang banyak menderita gondok,
antara lain disebabkan jarang makan ikan laut. Kekurangan yodium yang
dialami ibu sejak mengandung bayinya akan mengakibatkan bayi yang
lahir kretin dan juga bisa terjadi mental retarded atau IQ nya rendah.
Kandungan yodium yang diperoleh dari jenis ikan laut sangat cukup
untuk mencegah berkembangnya penyakit gondok yang sering
menghinggapi masyarakat miskin, oleh karena itu pemerintah sekarang
membuat peraturan menambahkan yodium pada setiap garam dapur
yang dijual dipasaran.Yodium juga berguna untuk membantu pembentuk
hormon tiroid.
e. Kalsium

Ikan dikenal sebagai penghasil kalsium yang penting bagi tubuh


untuk fungsi fisiologis tubuh. Ikan laut merupakan sumber kalsium,
dengan variasi antara 6 -120 mg/100 g tergantung dari spesies ikan.
Kandungan Ca mungkin lebih rendah 15 mg di mackerel, 15--‐50 di ikan
mayung, haddok dan tiram dan 100 mg pada ikan salmon, trout dan
alaska pollack. Selain itu tulang ikan juga bermanfaat sebagai sumber
kalsium. Tulang ikan terdiri dari senyawa kalsium dan fosfor yang
seimbang. Ikan--‐ikan kecil merupakan sumber kalsium yang bagus.
Konsumsi ikan--‐ikan tersebut dapat bermanfaat bagi konsumen yang
membutuhkan asupan kalsium(3).
Kalsium digunakan untuk membentuk dan menjaga kekuatan
tulang. Kekurangan kalsium dapat menyebabkan penyakit mal nutrisi
kalsium. Jika kalsium tidak tersedia dalam makanan, maka tubuh akan
menggunakan kalsium dalam tulang (3)
Menurut Venugopal 2010, kandungan Ca dan P pada tulang ikan

19
Cod dan Alaska Pollack lebih besar bila dibandingkan dengan kandungan
Ca pada hewan darat.
f. Karetonoid
Senyawa fungsional lain yang terdapat pada ikan dan organisme
lautan adalah karotenoid. Karotenoid merupakan kelompok senyawa fat-
-‐soluble yang menyediakan warna merah dan oranye pada tanaman,
alga, ikan dan cyanobacteria. Karotenoid di alam dibagi menjadi dua yaitu
β--‐carotene and xanthophylls. Hewan perairan kaya akan karotenoid,
khususnya warna merah--‐orange, astaxanthin. Umumnya sumber utama
karotenoid pada ikan dan shellfish adalah didapat dari algae, yang
merupakan sumber makanannya serta konsumsi fitoplankton(3).

E. Manfaat Mengkonsumsi Ikan


1. Mencegah terjadinya Penyakit GAKY dan Mental Retarded
Ikan pada umumnya dan ikan laut pada khususnya merupakan
bahan pangan yang kaya akan yodium. Zat ini diperlukan oleh tubuh
untuk dapat membentuk hormon tiroksin. Kandungan yodium yang
terkandung dalam ikan mencapai 83 mikogram/100 gram ikan. Sementara
daging hanya mengandung 5 mikrogram/100 gram. Dengan demikian
konsumsi ikan laut yang tinggi dapat mencegah penyakit gangguan akibat
kurangnya konsumsi yodium (GAKY).

2. Membantu Pembentukan Tulang


Selain mengandung protein, ikan yang kaya akan mineral seperti kalsium,
phospor yang diperlukan untuk pembentukan tulang

3.Meningkatkan Kecerdasan Anak, Menurunkan kadar kolestrol dan


Trigliserida Darah
Kandungan lemak pada ikan sebesar 70% terdiri dari asam lemak
tak jenuh (Unsaturated Fatty Acid), sedangkan pada daging sebagian
besar terdiri dari asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acid). Ikan adalah

20
bahan pangan yang mengandung protein tinggi, yang sangat dibutuhkan
oleh manusia karena selain mudah dicerna, juga mengandung asam
amino dengan pola yang hampir sama dengan asam amino yang terdapat
dalam tubuh manusia.Ikan juga dapat menurunkan kadar kolesterol
darah, menurunkan kadar trigliserida darah, meningkatkan kecerdasan
anak dan meningkatkan kemampuan akademik, menurunkan risiko
kematian karena penyakit jantung, mengurangi gejala rematik,
menurunkan aktivitas pertumbuhan sel kanker dan juga mengandung
omega 3 dan omega 6.

4. Meningkatkan harapan hidup dan mencegah penyakit degeneratif


Omega 3 yang terdapat pada ikan mencegah penyakit jantung dan
penyakit degeneratif lainnya. Masyarakat yang gemar mengonsumsi ikan
memiliki umur harapan hidup rata-rata lebih panjang daripada masyarakat
yang kurang mengonsumsi ikan .Ikan lebih dianjurkan untuk dikonsumsi
dibandingkan dengan daging hewan, terutama bagi mereka yang
menderita kolesterol dan gangguan tekanan darah ataupun jantung.

3. Media Pendidikan Kesehatan


Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan
pada masa lalu, dimana dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya
proses penyadaran tetapi pemberian dan peningkatan pengetahuan
menganai kesehatan terutama dalam hal ini mengenai gizi. Untuk
mewujudkan promosi kesehatan yang baik maka perlu digunakan media
dalam penyampaiannya(15).

A.Definisi
Media adalah perantara pengantar pesan dari pengerim kepada
penerima pesan. Sedangkan pendidikan kesehatan diartikan sebagai
adalah proses membuat orang mampu meningkatkan dan memperbaiki
kesehatan mereka (WHO). Sehingga media pendidikan kesehatan dapat
diartikan sebagai alat saluran (channel) untuk menyampaikan kesehatan

21
karena alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan
pesan-pesan kesehatan bagai masyarakat atau “klien”.

B. Macam-macam media
Penggelompokkan media yang dilakukan oleh Schramn, media dapat
dikelompokkan menurut karakteristik ekonomisnya, lingkup sasarannya,
dan kemudahan control yang dipakai. Karakteristik media juga dapat
dilihat menurut kemampuan membangkitkan rangsangan indera
penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, maupun penciuman,
atau kesesuaiannya dengan tingkat hierarki belajar(15).

1. Loly Puppet ( Boneka Tangan)


a. Definisi

Menurut Sudjana dan Rivai dalam bukunya yang berjudul media


pengajaran, didalamnya dijelaskan bahwa pengertian boneka ialah
tiruan bentuk manusia dan bentuk binatang. Jadi sebenarnya boneka
merupakan salah satu model perbandingan. Dalam penggunaan
boneka dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dengan cara
dimainkan dalam sandiwara boneka(16).Untuk keperluan sekolah
dapat dibuat boneka yang disesuaikan dengan cerita-cerita jaman
sekarang. Untuk tiap daerah pembuatan boneka ini disesuaikan
dengan keadaan daerah masing-masing. Secara rinci pengertian
boneka tangan yaitu, karena boneka ini hanya terdiri dari kepala dan
dua tangan saja, sedangkan bagian badan dan kakinya hanya
merupakan baju yang akan menutup lengan orang yang
memainkannya disamping cara memainkannya juga hanya memakai
tangan (tanpa menggunakan alat bantu yang lain) .Cara memainkanya
adalah jari telunjuk untuk memainkan atau menggerakkan kepala, ibu
jari, dan jari tangan untuk menggerakkan tangan. Di Indonesia

22
penggunaan boneka tangan sebagai media pendidikan/ pembelajaran
di sekolah-sekolah sudah dilaksanakan, bahkan dipakai diluar sekolah
yaitu pada siaran TVRI dengan film seri boneka “Si Unyil”.

b. Macam – macam Boneka

Dilihat dari jenisnya, boneka ada banyak macamnya, antara


lain sebagai berikut :

1) Boneka jari

Boneka ini dibuat dengan alat, sesuai dengan namanya boneka


ini dimainkan dengan menggunakan jari tangan. Kepala boneka
diletakkan pada ujung jari kita/ dalam(16).

2) Boneka Tangan

Disebut boneka tangan, karena boneka ini hanya terdiri dari


kepala dan dua tangan saja, sedangkan bagian badan dan kakinya
hanya merupakan baju yang akan menutup lengan orang yang
memainkannya(16).

3) Boneka Tongkat

Untuk keperluan penggunaan boneka tongkat sebagai media


pendidikan/ pembelajaran di sekolah, maka tokohtokohnya dibuat
sesuai dengan keadaan sekarang(16).

4) Boneka Tali

Boneka tali atau “Marionet” banyak dipakai dinegara barat.


Boneka tali bagian kepala, tangan, dan kaki dapat digerak-gerakkan
menurut kehendak kita/dalangnya(16)

23
5) Boneka Bayang-bayang

Boneka bayang-bayang (Sadhow Puppet) adalah jenis boneka


yang cara memainkannya dengan mempertontonkan gerak bayang-
bayang dari boneka tersebut. Namun untuk keperluan sekolah,
wayang semacam ini dirasakan kurang efektif, karena untuk
memainkan boneka ini diperlukan ruangan gelap/tertutup. lagi pula
diperlukan lampu untuk membuat bayangbayang layar(16).

c. Fungsi

Fungsi boneka adalah selain sebagai media


pembelajaran, boneka juga sebagai perantara alat komunikasi,
menangkap daya pikir anak, mengembangkan daya visualnya serta
anak dapat berimajinasi dengan senangnya saat belajar(16).

d. Keuntungan Penggunaan Boneka Tangan:

Jika dilihat dari sudut pandang efisiensi dan efektifnya, maka


boneka memiliki beberapa keuntungan sbb :

1) Tidak memerlukan,banyak tempat, waktu yang banyak, biaya


dan persiapan yang terlalu rumit

2) Tidak menuntut keterampilan yang rumit bagi yang akan


memainkannya.

3) Dapat mengembangkan imajinasi anak, mempertinggi keaktifan


dan menambah suasana gembira(16).

e. Langkah Pembuatan Media Boneka Tangan

Proses pengembangan media boneka tangan sebagai berikut.


Bahan dan alat yang diperlukan antara lain: Kain boneka 3 warna
masing-masing lebar setengah meter, Jarum jahit, Benang jahit,

24
Kertas buffalo, Lem tembak, Gunting, Bolpoin/spidol, Kain perca,
Karbon, Dakron, Kancing baju, Kain flanel.
Cara membuat boneka tangan.
a) Menggambar pola di kertas.
b) Membuat 2 pola sama pada kain.
c) Menggunting pola yang telah digambar.
d) Membuat mata dan mulut boneka dengan dibordir.
e) Menjahit kedua pola.
f) Gambar pola baju pada kain.
g) Gunting pola baju dan jahit pada tubuh boneka.
h) Tempelkan aksen pita flannel dengan menggunakan lem
tembak dan jahit kancing pada baju boneka.

f. Langkah Pembelajaran Menggunakan Media Boneka


Tangan (Loly Puppet)
Yang pertama buatlah naskah dongeng yang akan dibacakan
secara terperinci untuk sampel, pembelajaran dengan menggunakan
media boneka tangan mementingkan gerak, kata dan suara sesuai
tokoh dongeng yang dibacakan oleh peneliti, hendaknya mendongeng
diselingi dengan nyanyian, kalau perlu sampel diajak bernyanyi
bersama-sama, isi cerita hendaknya sesuai dengan umur dan
kemampuan serta daya imajinasi anak-anak yang menonton, selesai
pembelajaran mendongeng, hendaknya diadakan kegiatan lanjutan
seperti tanya-jawab, diskusi atau menceritakan kembali tentang isi
cerita yang disajikan, jika memungkinkan, akan lebih baik lagi jika kita
memberi kesempatan kepada sampel memainkannya.

25
2. Video
a.Definisi
Video merupakan media audio visual yang semakin popular
dalam masyarakat. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun
fiktif yang bisa bersifat informative, edukatif maupun instruksional(15).
Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video. Hal ini
tidak menjadikan video dapat menggantikan kedudukan film. Masing-
masing memilikii kelebihan dan keterbatasannya sendiri.

b.Kelebihan Video
1) Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari
rangsangan luar lainnya.
2) Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat
memperoleh informasi dari ahli-ahli/spesialis.
3) Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya,
sehingga pada waktu penyuluhan bisa memusatkan perhatian pada
penyajiannya.
4) Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.
5) Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak
atau objek yang berbahaya seperti harimau.
6) Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan
disisipi komentar yang akan di dengar.
7) Gambar proyeksi biasa di “beku”kan untuk diamati dengan seksama.
Kita bisa mengatur diamana akan menghentikan gerakan gambar
tersebut;control sepenuhnya ditangan penyaji.
8) Ruangan tak perlu digelapkan waktu menyajikannya(15).

26
Hal-hal yang negatif yang perlu diperhatikan sehubungan dengan
penggunaan alat perekam pita video adalah:
1. Perhatian penonton sulit dikuasai, partisispasi mereka jarang
dipraktikkan.
2. Sifa komunikasinya bersifat satu arah dan harus diimbangi
dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain
3. Kurang mampu menampilakn detail dari objek yang disajikan
secara sempurna.
4. Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks(15).

4.Pengetahuan

a. Definisi
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu,
pengetahuan umumnya datang dari penginderaan yang terjadi melalui
panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan
pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan
seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya,
pengetahuan diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui
pengalaman orang lain. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan,
sebab perilaku ini terjadi akibat adanya paksaanatau aturan yang
mengharuskan untuk berbuat(15). Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Rogers, 1974 menyatakan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku
baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :

27
1. Awarenes (kesadaran), dimana responde menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus.
2. Interest ( merasa tertarik) dimana responden mulai tertarik
dengan stimulus atau objek tersebut, disini sikap subjek sudah
mulai timbul.
3. Evaluation ( menimbang-nimbang) terhadap baik atau tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden
sudah lebih baik lagi.
4. Trial (mencoba), dimana responden mulai mencoba melakukan
sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki stimulus.
5. Adoption (beradaptasi), dimana responden sudah berprilaku
baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya
terhadap stimulus.
b. Tingkat Pengetahuan Dalam Kognitif
Tingkat pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai
6 tingkatan yaitu(15) :
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan
tingkatan ini adalah mengingat kembali (Recall) terhadap suatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima.
Ingatan atau memori merujuk pada suatu proses penyimpanan
atau pemeliharaan informasi sepanjang waktu. Memori sensori
mencatat informasi atau stimuli yang masuk melalui salah satu
atau kombinasi panca indera, yaitu secara visual melalui mata,
pendengaran melalui telinga, bau melalui hidung, rasa melalui
lidah, dan rabaan melalui kulit . Bila informasi atau stimuli
tersebut tidak diperhatikan akan langsung terlupakan, namun
bila diperhatikan maka informasi tersebut ditransfer ke sistem

28
ingatan jangka pendek. Ingatan jangka pendek menyimpan
informasi atau stimuli sekitar 30 detik.
2. Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (Application)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi real (sebenarnya)
4. Analisis (Analilysis)
Analisi adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu
materi ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam
struktur organisasi tersebut yang masih ada kaitannya antara
satu dengan yang lainnya.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Cara Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin
diukur dari subjek penelitian atau responden.
Menurut Khomsan, Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi
(2000), tingkat pengetahuan dikategorikan sebagai berikut :
1) Baik : > 80%
2) Sedang : 60-80%
3) Rendah : <60%

29
5.Efektivitas
Kata efektif diambil dari bahasa inggris yaitu effective yang berarti
berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Efektifitas
merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah
ditentukan didalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program. Disebut
efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan.
Sementara pendapat H.Emerson menyatakan bahwa “Efektivitas adalah
pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”
Upaya untuk mengevaluasi media yang digunakan dapat melalui
konsep efektifitas. Konsep ini adalah salah satu faktor untuk menentukan
perlunya penggunaan media tertentu dalam membantu melakukan
penyuluhan penyuluhan dan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
seseorang atau kelompok. Dalam hal ini efektifitas merupakan pencapaian
tujuan melalui pemanfaatan sumber daya (ketersediaan media, sarana dan
prasarana, dan metode) yang dimiliki secara efisien, ditinjau dari sisi
masukan (input), proses, maupun keluar (output).
Hasil dari kegiatan dapat dikatakan efisien apabila dikerjakan dengan
benar dan sesuai dengan prosedur yang telah dibuat sedangkan efektif
apabila kegiatan dilaksanakan dengan benar dan memberikan manfaat.

30
B.Kerangka Konsep

Pemberian Materi
dengan Media
Loly Puppet

Karakteristik Anak 5
Pengetahuan Pengetahuan
SD Efektivitas
Sebelum diberi Setelah diberi
Media
- Umur Paparan Media. Paparan Media
- Jenis Kelamin

Pemberian Materi
Status Ekonomi
dengan Media
Status Budaya Video

Pengetahuan Orang
Tua

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

31
C. Definisi Operasional

No Nama Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

1 Anak Anak-anak yaitu manusia Wawancara Kuesioner 1. 9 tahun Ordinal


muda dalam umur muda 2. 10 tahun
dalam jiwa dan perjalanan 3. > 10 tahun
hidupnya karena mudah
terpengaruh untuk keadaan
sekitarnya.

2 Jenis Kelamin Perbedaan antara Wawancara Kuesioner 1. Laki-laki Nominanl


perempuan dengan laki-laki 2. Perempuan
secara biologis sejak
seseorang lahir
3 Tingkat Kemampuan anak dalam Wawancara Kuesioner 1. Pengetahuan Rasio
Pengetahuan menjawab pertanyaan dalam baik :> 80%
Anak kuesioner tentang pengetian 2. Pengetahuan
ikan, jenis ikan, contoh ikan, sedang : 60-
kandungan gizi pada ikan, 80%
dan manfaat mengkonsumsi 3. Pengetahuan
ikan kurang:< 60%

32
4 Media Loly Media yang menggunakan
Puppet boneka,boneka ini hanya
terdiri dari kepala dan dua
tangan saja, sedangkan
bagian badan dan kakinya
hanya merupakan baju yang
akan menutup lengan orang
yang memainkannya
disamping cara
memainkannya juga hanya
memakai tangan (tanpa
menggunakan alat bantu
yang lain)
5 Media video Video merupakan
media audio visual yang
semakin popular dalam
masyarakat. Pesan yang
disajikan bisa bersifat fakta
maupun fiktif yang bisa
bersifat informative, edukatif
maupun instruksional.

33
6 Efektivitas Suatu ukuran yang Wawancara Kuesioner 1. Efektif, Nominal
media menyatakan seberapa jauh dinyataka
target dapat dicapai.Dalam n jika ada
hal ini seberapa jauh peningkat
responden memahami media an
loly puppet dan media video pengetahu
an
2. Tidak
efektif, jika
tidak ada
peningkat
an
pengetahu
an

34
BAB III

METODE PENELITIAN

a. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas media loly puppet
dan video terhadap tingkat pengetahuan tentang ikan pada Anak
Kelas 5 SD di SDN 09 Kramat Pela, Jakarta Selatan. Penelitian ini
akan dilakukan di awal bulan Maret 2020.

b. Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis Penelitian yang digunakan adalah pra-eksperimental designs
dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah One Group
Pretest – Postest design.
Bagian Rencana Penelitian :
Pretest Perlakuan Postest

O1 → X1 → O2

O1a → X2 → O2a

Keterangan :

O1 = Pretest terhadap kelompok 1

X1 = Kelompok responden yang diberikan media loly puppet

O2 = Postest terhadap kelompok responden setelah diberikan


media loly puppet

O1a = Pretest terhadap kelompok 2

X2 = Kelompok responden yang diberikan media video

O2a = Postest terhadap kelompok responden setelah diberikan


media video

35
c. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian adalah anak kelas 5 SD di SDN 09 Kramat
Pela, Jakarta selatan sejumlah 66 siswa.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian adalah anak kelas 5 SD di SDN 09
Kramat Pela, Jakarta Selatan dengan kriteria sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi
1) Anak kelas 5 SD
2) Hadir pada saat penelitian
3) Bersedia menjadi responden
4) Dapat berkomunikasi dengan baik
b. Kriteria Eksklusi
1) Anak yang sedang sakit
2) Tidak mengikuti penyuluhan hingga selesai
3) Anak yang bukan sampel mengikuti penyuluhan

d. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel


1. Besar Sampel
Untuk menghitung minimum besarnya sampel yang dibutuhkan
bagi ketepatan (accurancy) penelitian ini menggunakan rumus
untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 1000. Cara Pengambilan
sampel dilakukan secara random dan jumlah sampel ditentukan
dengan rumus perhitungan sampel :

𝑁
n = 1+𝑁 (𝑑)2

66
n = 1+66 (0,1)2
66
n = 1+0,66

36
66
n = 1,66

n = 39 □ 40 orang

Hasil Ukur :
n : Besar sampel
N : Besar Populasi (66 orang)
d : Tingkat Kepercayaan (90%)

2. Cara Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan simple random


sampling maka selanjutnya sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu
kelompok yang akan diberikan dengan media loly puppet dan
kelompok yang akan diberikan dengan media video.

e. Jenis Data yang Dikumpulkan


Data yang dikumpulkan dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu :
1. Data Primer meliputi :
a. Karakteristik responden meliputi usia, dan jenis kelamin.
b. Data tingkat pengetahuan yang berupa kuesioner tingkat
pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan media loly
puppet dan video.
2. Data Sekunder meliputi : Data gambaran umum SDN 09
Kramat Pela, Jakarta Selatan yang meliputi jumlah anak
kelas 5 SD, social budaya ekonomi orang tua anak SD dan
kegiatan yang dilakukan.

f. Cara Pengumpulan Data


1. Data karakteristik responden didapatkan dengan cara wawancara
menggunakan alat bantu kuesioner.

37
2. Data tingkat pengetahuan didapatkan dengan cara memberikan
kuesioner yang berisi pertanyaan tentang pengertian ikan, jenis
ikan,kandungan gizi pada ikan, dan manfaat ikan.

g. Jenis Alat Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, terdapat beberapa jenis alat pengumpulan
data yang akan digunakan yaitu menggunakan kuesioner dan media
pendidikan kesehatan.

1. Kuesioner merupakan instrument yang digunakan untuk


mendapatkan data tingkat pengetahuan berupa pertanyaan
tentang ikan atau informasi yang dibutuhkan seperti
karakteristik responden. Dalam kuesioner data meliputi
kuesioner pre-test dan post-test berupa pilihan berganda
sebanyak 15 soal. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
yang dibuat oleh peneliti,kemudian kuesioner akan diuji coba
kepada anak kelas 5 SD di luar responden yang akan
dilibatkan.
2. Media pendidikan kesehatan merupakan salah satu alat untuk
menyampaikan pesan mengenai ikan pada anak SD. Dalam
penelitian ini, media yang digunakan adalan media loly puppet
dan media video. Media yang digunakan dibuat oleh peneliti
dan dibantu oleh mahasiswa desain komunikasi visual yang
dibuat akan disesuaikan dengan kuesioner pengetahuan.

h. Langkah Proses Penelitian


1. Pembuatan media pendidikan
a. Media Loly puppet diperoleh dengan membuat boneka sesuai
dengan karakter yang telah dibuat, boneka digunakan ditangan.
Kemudian menyusun cerita dan dialog yang akan disampaikan
kepada anak kelas 5 SD. Cerita yang akan disampaikan sesuai
dengan isi materi dan harus menarik sehingga anak tertarik
untuk memperhatikan penyuluhan yang dilakukan dan
menerima pesan yang disampaikan.

38
b. Media video dibuat dengan membuat sebuah skenario cerita
dan mencari tokoh-tokoh yang akan berperan sesuai dengan
materi tentang ikan dalam video. Setelah scenario dan tokoh
telah dibuat selanjutnya maka penelitian akan merekam
menggunakan kamera. Kemudian rekaman dipindahkan
kedalam computer dan diedit menggunakan software windows
movie maker sehingga rekaman yang terpotong-potong dapat
digabung dengan yang lainnya serta ditambahkan effect.
Rekaman yang dihasilkan harus memiliki suara yang jelas dan
bersih serta gambar yang dihasilkan juga baik supaya anak SD
merasa tertarik dengan video dan menyimak video dengan baik.
2. Pembuatan kuesioner yang terdiri dari 2 kuesioner, yaitu kuesioner
karakteristik responden, pengetahuan (sebelum dan sesudah).
Untuk kuesioner karakteristik responden mengacu pada faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan anak SD yaitu
usia, dan jenis kelamin.
3. Uji coba media dan kuesioner akan dilakukan pada responden
yang berbeda yaitu anak 5 SD di sekolah yang berbeda dengan
sekolah yang sama-sama negeri.. Untuk menilainya dilakukan
pemberian kuesioner karakteristik responden dan tingkat
pengetahuan terhadap media yang diberikan. Setelah uji coba
media dan kuesioner akan dilakukan perbaikan dari media
pendidikan gizi maupun kuesioner.
4. Penelitian akan dilakukan pada anak kelas 5 SD di SDN 09 Kramat
Pela, Jakarta Selatan.
a. Diawali dengan pretest untuk mengukur tingkat pengetahuan
dari dua kelompok responden (20 menit)
b. Setelah pretest, dilakukan pemberian kedua media pada
kelompok yang berbeda sesuai dengan media yang digunakan
(10 menit)

39
c. Setelah pemberian kedua media, diberikan jeda selama 5 meit
agar anak kelas 5 SD dapat menyimpan pesan yang ada
didalam kedua media dan tidka hanya ingatan pendek saja (30
detik)
d. Kemudian dilakukan postest untuk mengukur hasil dari kedua
media tersebut. Pengisian kuesioner tentang ikan selama (10
menit).

i. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan akan diproses dengan menggunakan
perangkat lunak computer. Tahapan dalam proses pengolahan data
sebagai berikut :

1. Editing

Data yang terkumpul diperiksa dan disusun urutannya serta


diperbaiki jika masih terdapat hal-hal yang meragukan agar
kuesioner telah terisi lengkap, jelas relevan dan konsistein. Jika
ada data yang belum terisi, peniliti menanyakan kembali pada
responden.

2. Koding
Koding atau pengkodean dilakukan untuk mengklasifikasikan
jawaban dengan memberi kode-kode tertentu pada setiap
jawaban untuk mempermudah proses pengolahan data.
a. Umur anak SD
Variabel umur anak SD dikategorikan sebagai
berikut :
1) 10 tahun
2) 11 tahun
3) Lebih dari 11 tahun

40
b. Jenis Kelamin
Untuk jenis kelamin siswa dilakukan
pengkodean yaitu:
1) Laki-laki
2) Perempuan

3.Entry Data

Memasukan data- data yang telah dilakukan pengkodean dengan


menggunakan computer pada program data.

4.Cleaning Data

Dilakukan untuk memastikan keseluruhan data yang dimasukkan tidak


terdapat kesalahan dalam memasukkan data sehingga data siap di analisis.

5.Scoring

Scoring merupakan pemberian skor atau penetapan nilai responden


yang dilakukan setelah memasukan data. Untuk mengetahui tingkat
pengetahuan secara umum disusun pertanyaan sebanyak 15, untuk jawaban
yang benar di skor 5 dan jika jawaban salah diberi skor 0. Total skor 100.
Kemudian dihitung dengan menggunakan rumus :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟


Nilai Pengetahuan =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑥 100

Menurut khomsan, (2000) tingkat pengetahuan dapat diklasifikasikan


dalam 3 kategori yaitu :

1. Pengetahuan baik : ≥ 80 %
2. Pengetahuan sedang : 60-80 %
3. Pengetahuan rendah : < 60 %

41
j. Analisis Data
1. Data Univariant

Analisa ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan


karakteristik masing-masing variable yang meliputi ::

a. Data usia responden


b. Data jenis kelamin
c. Data tingkat pengetauan responden sebelum
dan sesudah diberi paparan media loly puppet
dan video.
2. Analisa Bivariat

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan efektivitas


antara media loly puppet dengan video melalui nilai pengetauan.
Pengolahan data dilakukan dengan analisis Paired Sample t-test dan
Independent Variable.

Berikut adalah cara pengolahan dan variable yang diteliti:

a. Data yang diolah dengan paired sample t-test adalah


sebagai berikut :
1) Data pengetahuan (pretest dan postest) dari kelompok
dengan media loly puppet
2) Data pengetahuan (pretest dan posttest) dari kelompok
dengan media video
𝑑
t=
𝑠𝑑̄ / √𝑛

Keterangan :

d̄ = rata- rata deviasi / selisih Responden 1


dengan Responden 2

sd̄ = standar deviasi dari deviasi/selisih responden


1 dan responden 2

42
b. Untuk melihat ada tidaknya perbedaan efektivitas antara
media lolu puppet dengan media video tentang ikan, maka
digunakna uji beda dua responden rata-rata independen
pada varian sama yaitu uji T dengan rumus :

(𝑛𝑎−1)𝑋 𝑏
𝑎+(𝑛𝑏−1)𝑋𝑏
𝑏
Dengan Sp2 = 𝑁𝑎−𝑁𝑏−2

Keterangan :

Df = na-nb-2

Na atau Nb = jumlah responden kelompok 1 atau 2

Xa atau Xb =standar deviasi responden kelompok 1 atau 2

Hasil uji beda dua media rata-rata akan didapatkan nilai


p. Penelitian antara dua variable dikatakan bermakna apabila
mempunyai nilai p < 0.05 dan dikatakan tidak bermkana apabila
nilai p > 0.05

43
Lampiran 1
NASKAH PENJELASAN

Saya Yolanda Fransisca sebagai mahasiswa Politeknik Kesehatan


Kementerian Kesehatan Jakarta II Jurusan Gizi dengan Nomor Pokok
Mahasiswa P2.31.31.1.16.073 akan melakukan penelitian skripsi.

Penelitian ini berjudul “Efektifitas Media Penyuluhan Tentang Ikan


Pada Anak Kelas 5 SD di SDN 09 Kramat Pela Jakarta Selatan ”.

Data yang dikumpulkan dari responden meliputi data karakteristik


responden melalui kuesioner, pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan
penyuluhan dengan menggunakan media melalui kuesioner.

Manfaat langsung dari penelitian ini adalah menjadi bahan informasi


tentang Ikan dan manfaatnya serta mengetahui efektivitas media yang
digunakan ketika melakukan penyuluhan.

Partisipasi responden bersifat sukarela tanpa paksaan dan bila tidak


berkenan dapat menolak atau sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri tanpa
sanksi apapun. Sebagai tanda terimakasih akan diberikan penggantian waktu
yang tersita dalam bentuk souvenir per responden.

Apabila responden memerlukan penjelasan lebih lanjut mengenai


penelitian ini dapat menghubungi :

Nama : Yolanda Fransisca

Whatsapp : 081369959885

Telepon : 085694510851

44
Lampiran 2

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Kode Responden : (diisi petugas)

Nama :

No.Hp :

Telah memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian


“Efektifitas Media Penyuluhan Tentang Ikan Pada Anak Kelas 5 SD di SDN
09 Kramat Pela Jakarta Selatan ”.

Bila saya inginkan, saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa


sanksi apapun.

Jakarta, 2019

( )

Nama lengkap responden

45
Lampiran 3

KUESIONER KARAKTERISTIK RESPONDEN

Kode Responden :

1. Nama
2. Umur
3. Jenis Kelamin A. Laki-laki B.
Perempuan
4. Alamat Tempat
Tinggal

5. No HP
6. Informasi tentang 1. Ya Tahu dari..... a. Media Cetak b. Media
Ikan Elektronik c. Media Sosial
2. Tidak Tahu
7. Aktivitas sehari-hari, 1. ..............
sebutkan 2. ..............
3. ...............
4. ..............

46
Lampiran 5

KUESIONER PENGETAHUAN “IKAN” PADA ANAK KELAS 5 SD

Kode Responden :

Nama Responden :

Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang menurut Anda benar!

1. Yang dimaksud dengan ikan adalah …


a. Hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup dalam
air dan memiliki insang yang berfungsi untuk mengambil
oksigen yang terlarut dari air dan sirip digunakan untuk
berenang.Tubuh ikan diselimuti oleh sisik atau kulit
b. Hewan yang hidup di dalam air dan memilki kulit untuk
bernafas
c. Hewan yang hidup di dasar perairan yang memiliki lendir
diseluruh tubuh.
d. Hewan yang hidup di dasar laut yang memiliki insang untuk
melakukan pernapasan.
e. Hewan yang hidup harus di air dan bernapas dengan kulit.

2. Ikan berdasarkan penyebarannya dibedakan menjadi tiga golongan


yaitu…
a. Ikan laut, ikan sungai, ikan tangkapan
b. Ikan laut, ikan sungai, ikan migrasi
c. Ikan laut, ikan migrasi, ikan air tawar
d. Ikan migrasi, ikan tangkapan, ikan sungai
e. Ikan tangkapan, ikan air tawar, ikan laut

47
3. Yang dimaksud ikan air darat atau air tawar adalah …
a. Ikan yang hidup di sekitaran laut
b. Ikan yang menghabiskan seluruh hidupnya di kolam
c. Ikan yang hidup di air asin
d. Ikan yang hidup di darat
e. Ikan yang menghabiskan sebagian atau seluruh hidupnya
di air tawar
4. Contoh ikan darat/ikan air tawar dibawah ini adalah …
a. Ikan patin, ikan seluang, ikan salmon
b. Ikan mas, ikan lele, ikan salmon
c. Ikan mas, ikan patin, ikan gurame.
d. Ikan gatul, ikan seluang, ikan salmon
e. Ikan gatul, ikan pain, ikan lele
5. Zat gizi yang paling kaya pada ikan adalah …
a. Protein
b. Karbohidrat
c. Zat besi
d. Lemak
e. Energi
6. Yang dimaksud dengan protein adalah …
a. Zat yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber energi
b. Zat yang mengandung sumber asam-asam amino
c. Zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk cadangan energi
d. Zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan metabolisme
e. Zat yang mengandung energy yang banyak.
7. Protein yang ada pada ikan dapat diserap oleh tubuh sebanyak …
a. 80%
b. 70%
c. 50%
d. 90%
e. 100%

48
8. Protein didalam tubuh berguna untuk …
a. Pembentukan darah
b. Pembentukan tulang
c. Membantu penyerapan makanan
d. Zat pembangun dan pengatur
e. Menurunkan kadar kolestrol
9. Kandungan asam lemak yang ada pada ikan adalah …
a. Asam lemak rantai panjang
b. Eicosa pentaenoic acid (EPA) dan Decosa hexaenoic acid
(DHA)
c. EPA dan asam lemak rantai pendek
d. DHA dan asam lemak rantai panjang
e. Asam lemak rantai pendek
10. Kandungan zat gizi yang ada pada ikan yang dapat meningkatkan
kecerdasan otak adalah …
a. DHA
b. EPA
c. Protein
d. Iodium
e. Phospor
11. Kandungan zat gizi yang ada pada ikan yang dapat mencegah
penyakit jantung adalah …
a. DHA
b. EPA
c. Protein
d. Iodium
e. Phospor

49
12. Kandungan zat gizi yang ada pada ikan yang dapat mencegah
penyakit gondok adalah …
a. DHA
b. EPA
c. Protein
d. Iodium
e. Phospor
13. Rata-rata masyarakat yang terkena penyakit gondok adalah
masyarakat yang tinggal di daerah …
a. Dataran tinggi (gunung)
b. Dataran rendah (pantai)
c. Daerah perkebunan
d. Daerah tropis
e. Daerah gersang
14. Phosphor yang ada pada ikan berguna untuk …
a. Pembentukan darah
b. Pembentukan tulang
c. Membantu penyerapan makanan
d. Zat pembangun dan pengatur
e. Menurunkan kadar kolestrol
15. Iodium merupakan zat gizi yang berperan membentuk hormon …
a. Progesterone
b. Estrogen
c. Tiroid
d. Insulin
e. Adrenalin

50
Lampiran 6

DUMMY TABLE

A. Data Univariat
1. Karakteristik Responden
a. Usia Responden
TABEL 1
DISTRIBUSI FREKUENSI USIA RESPONDEN PADA ANAK KELAS 5 SD

Kategori Usia N %
(tahun)
10 tahun
11 tahun
>11 tahun
TOTAL

b. Jenis Kelamin Responden


TABEL 2
DISTRIBUSI FREKUENSI JENIS KELAMIN RESPONDEN PADA ANAK
KELAS 5 SD

Jenis Kelamin N %
Laki-laki
Perempuan
TOTAL

51
c. Sumber Informasi Ikan
TABEL 3
DISTRIBUSI FREKUENSI SUMBER INFORMASI TENTANG “IKAN” PADA
ANAK KELAS 5 SD
Jenis Kelamin N %
Media cetak
Media elektronik
Media sosial
TOTAL

2. Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Diberikan Penyuluhan


tentang “Ikan” pada anak kelas 5 SD Menggunakan Media Loly Puppet

a. Pengetahuan Sebelum Diberikan Penyuluhan dengan Media Loly Puppet

TABEL 4
DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG IKAN
PADA ANAK KELAS 5 SD

Jenis Sumber N %
Informasi
Kurang
Cukup
Baik
TOTAL

52
b.Pengetahuan Sesudah Diberikan Penyuluhan dengan Media Loly Puppet

TABEL 5
DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG IKAN
PADA ANAK KELAS 5 SD

Jenis Sumber N %
Informasi
Kurang
Cukup
Baik
TOTAL

3. Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Diberikan Penyuluhan


tentang “Ikan” pada anak kelas 5 SD Menggunakan Media Video

a.Pengetahuan Sebelum Diberikan Penyuluhan dengan Media Video

TABEL 6
DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG IKAN
PADA ANAK KELAS 5 SD

Jenis Sumber N %
Informasi
Kurang
Cukup
Baik
TOTAL

53
b.Pengetahuan Sesudah Diberikan Penyuluhan dengan Media Video

TABEL 7
DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG IKAN
PADA ANAK KELAS 5 SD

Jenis Sumber N %
Informasi
Kurang
Cukup
Baik
TOTAL

54
DAFTAR PUSTAKA

1. KKP. Towards a bio-computational model of natural language learning.


Lect Notes Comput Sci (including Subser Lect Notes Artif Intell Lect
Notes Bioinformatics). 2018;6691 LNCS(PART 1):473–80.

2. Ayo Makan Ikan ARTIKEL DEPKES.

3. Susanto, E dan Fahmi a S. Senyawa Fungsional Dari Ikan :


Aplikasinya Dalam Pangan. J Apl Teknol Pangan. 2012;1(4):95–102.

4. Widayanti Dwi Esti. Perbedaan Penggunaan Media Audio Visual Aids


dalam Promosi Kesehatan terhadap Tingkat Pengetahuan Lansia
dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 2014;

5. ERNA SETIYANINGRUM. Tumbuh Kembang Anak. Egc. 2017. 252 p.

6. Damayanti Didit D. GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN. 2001. 43 p.

7. Chaldun UI. TERHADAP KEPEDULIAN LINGKUNGAN studi expost


Facto di smA Negeri 7 Depok tahun 2015 INFLUENCE OF GENDER
DIFFERENCE AND KNOWLEDGE ABOUT THE BASIC CONCEPTS
OF ECOLOGY ON ENVIRONMENTAL CONCERN : ex Post Facto
study in smAN 7 Depok in 2015. 2016;14(April):117–32. Available from:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=518917&val=10615
&title=PENGARUH PERBEDAAN JENIS KELAMIN DAN
PENGETAHUAN TENTANG KONSEP DASAR EKOLOGI TERHADAP
KEPEDULIAN LINGKUNGAN

8. Adrim MF. Panduan Penelitian Ikan Laut. 2010;

9. Anjarsari bonita. Pangan Hewani (Fisiologi Pasca Mortem dan


Teknologi. 2010. 98–99 p.

55
10. Pratami VAY, Setyono P, Sunarto S. Zonasi, Keanekaragaman, dan
Pola Migrasi Ikan di Sungai Keyang, Kabupaten Ponorogo, Jawa
Timur. J Ilmu Lingkung. 2018;16(1):78.

11. Aisyah Nur Eus. PERUBAHAN KANDUNGAN MINERAL DAN VITAMIN


A IKAN COBIA (Rachycentron canadum) AKIBAT PROSES
PENGUKUSAN. 2012.

12. Science JB. Jurnal Biology Science & Education 2018 Asyik nur allifah.
2018;7(1):81–96.

13. Welch AA, Shakya-shrestha S, Wareham NJ, Khaw K. Dietary intake


and status of n23 polyunsaturated fatty acids in a population of fish-
eating and non-fish-eating meat-eaters , vegetarians , and vegans and
the precursor-product ratio of a-linolenic acid to long-chain n23
polyunsaturated fatty acids : resu. Am J Clin Nutr. 2010;23:1040–51.

14. Pandit. Research of Cloride Test in Sulphate Acid Commodity. 2010;

15. Prof.Dr,Notoatmojo.S.K.M. MCH. Promosi Kesehatan dan Perilaku


Kesehatan. 2012.

16. Diah WA. Pengaruh Penggunan Media Boneka Tangan Terhadap


Keterampilan Menyimak Cerita Siswa Kelas II B SD Negeri
Margoyasan Yogyakarta. 2016;

56

Anda mungkin juga menyukai