Anda di halaman 1dari 14

SKENARIO FILM PENDEK

“ANTI NARKOBA”

Casts
Nandia : Direktur Produksi Katering Pernikahan “Sedap”
Tessha : Presiden Direktur Katering Pernikahan “Sedap”
Mitha : Perempuan pengedar narkoba
Anita : Ibu Nandia yang jauh nan di sana
Erni : Klien reseh
1. INT. – RUANGAN NANDIA – JUMAT SORE
Nandia mengerjakan pekerjaan kantor menggunakan laptop di
ruangan kantornya.
Nandia mengetuk ruangan Tesshanya

Tessha
Masuk

2. INT. – RUANGAN TESSHA – JUMAT SORE


Nandia masuk ke ruangan dan langsung duduk di depan bos.

Nandia
Gini, Tes. Gue udah susun menu
dan anggaran buat klien yang
nikah 4 bulan lagi. Budget dia
nggak cocok untuk menu makanan
pilihan dia

Nandia mengarahkan layar laptopnya ke Tessha. Tessha


mencermati tugas Nandia.

Tessha
Menurut gue, menu dia masuk kok
ke budgetnya. Apalagi Cuma
pesan 300 pax kan? Coba lo atur
ulang. Waktu kita mepet, takut
bahan-bahan yang diperluin lagi
kosong di suplier

Nandia
Gue udah cek 5 kali loh. Harga
bumbu lagi naik, dan mereka
rikues makanan timur tengah.
Dengan budget dan porsi segitu,
kurang cocok, Tesh.
Tessha
Bukannya lo berpengalaman dalam
mengurusi anggaran menu?
Katanya mahasiswa berprestasi
di kampus, kok kayak gini
kinerja lo?

Nandia menarik-hembuskan nafas, dan tersenyum

Nandia
Iya, Tes. Nanti gue revisi, ya.
Gue balik duluan

Nandia bangun dari tempat duduk

Nandia
Permisi.

Tessha
Deadline senin pagi ya!

3. EXT. – TROTOAR – MALAM HARI


Nandia jalan sembari memikirkan solusi yang tepat

Nandia (V.O)
Apa gue coba hubungi kliennya
aja ya?

4. INT. – RUANG TAMU – MALAM HARI


Nandia membuka handphone, langsung menelepon
Nandia
Selamat malam, Mbak. Dengan
Mbak Erni?

Erni (V.O)
Iya, benar. Ini dengan siapa?

Nandia
Saya Nandia, dari pihak
katering sedap bagian produksi.
Saya sudah menerima permintaan
mbak. Tapi saya ada kendala
sedikit di bagian biaya mbak.
Kira-kira besok bisa bertemu
untuk membicarakan hal ini?

Erni (V.O)
Oh, bisa. Di Walking Drums aja
ya, nanti saya kirimkan
alamatnya.

Nandia
Baik. mbak. Saya tunggu kabarnya.

Nandia sandaran di kursi, menghela nafas, memejamkan mata.

Cut to black

5. INT. – KOS NANDIA - SIANG


Nandia buka hp, cek lokasi, tutup pintu, kunci pintu

6. INT. – WALKING DRUMS – SIANG


Nandia celingak-celinguk mencari Ern
Cut to

7. INT. – WALKING DRUMS – SIANG


Erni sedang bermain hp sendiri
Cut to
8. INT. – WALKING DRUMS – SIANG
Nandia berjalan ke Erni

Nandia
Permisi, dengan mbak Erni?

Cut to

Pandangan Erni pindah dari hp ke Nandia

Erni
Iya, Benar

Nandia
Saya Nandia dari catering sedap.
Boleh saya duduk di sini?

Erni
Iya, silakan. Pesan dulu saja.

Nandia
Nanti aja mbak. Mbaknya sendiri
aja?

Erni
Iya, calon saya lagi kerja
Nandia
Oh, gitu ya. Jadi gini, *buka
laptop*, satu minggu ini saya
sudah susun anggaran sesuai menu
yang mbak minta. Ternyata,
budget mbak tidak cukup untuk
memenuhi permintaan mbak.

Nandia memperlihatkan laptopnya ke erni

Erni
Terus bagaimana? Pernikahan saya
tinggal 3 bulan lagi.

Nandia
Solusinya, ada makanan yang
dihilangkan atau budget mbak
ditambah. Bagaimana?

Erni
Loh, tapi saya dan katering
sedap sudah tanda tangan
kontrak. Bukannya waktu itu mbak
Tessha juga sudah menyanggupi?
Kenapa di tengah bisa diubah
seperti ini?

Nandia
Tahun ini, harga bumbu lagi
naik, mbak. Dan makanan pesanan
Mbak kebanyakan menggunakan
bumbu yang kuat. Saya takut
kalau mengurangi bumbu akan
menurunkan kualitas katering
sedap.
Erni
Tidak bisa seperti itu. Mbak
Tessha itu bos mu? Bilang sama
bos mu, saya mau batal kontrak
aja.

Erni pergi dari tempat itu


Cut to
Nandia mengusap muka, tampang stress
Cut to
Layar handphone Nandia nyala: Tessha is calling
Cut to
Mata Nandia lihat layar handphone, nandia angkat telepon
Cut to
Nandia matiin telepon, sandaran ke punggung kursi.
Cut to black

9. INT. – ROOFTOP at Bulungan – Sore ke Malam


Nandia lagi minum

Nandia (V.O.)
Banyak teman kampus yang iri
karena gue dapat predikat
Mahasiswa Berprestasi. Kata
mereka, apa-apa dipermudah.
Mereka nggak tau kalau predikat
ini justru menjadi beban gue.
Gue dituntut bisa segala hal.
Semua orang jadi berekspektasi
tinggi dengan gue. Gue capek.

Kaki Mitha berjalan


Cut to
Shoot muka mita dari sudut pandang Nandia
Mitha
Permisi, saya boleh duduk di
sini?

Nandia
Oh, silakan!

Mitha
Sendirian aja?

Cut to

Nandia menoleh ke Mitha

Nandia
Iya. Mbaknya?

Mitha
Lagi penat dengan rutinitas ya?

Nandia menatap ke depan, nggak jawab Mitha


Cut to
Mitha menyodorkan tangannya
Cut to
Nandia melirik uluran tangan Mitha, menatap mata Mitha
bingung
Mitha
Gue Mitha. Gue juga lagi capek
sama rutinitas.
Nandia menyambut jabatan Mitha

Nandia
Nandia

Mitha
Kerja di mana, Mbaknya?

Nandia
Kerja di Katering. Kenapasih
banyak Klien yang banyak mau
tapi nggak mau ngeluarin budget
lebih? Bos gue juga mau aja
ngikutin klien

Mitha
Paham banget gue kalo udah
berhubungan sama Klien. Gue juga
sering ketemu sama klien yang
banyak mau dan pengen cepet,
tapi budgetnya rendah. Ya,
namanya juga manusia, kadang
Cuma mau enaknya aja.

Mitha keluarin permen Narkoba. Dan nyodorin sebungkus


permen ke Nandia

Mitha
Nih buat lo. Permen penghilang
“stress”

Nandia terima permen itu.


Cut to
Hp Mitha berbunyi. Mitha mengangkatnya.
Mitha
Ok, gue ke sana.

Mitha mengambil handpohone Nandia, ngetik nomornya, dan


save.
Mitha
Kalau butuh temen curhat, gue
bersedia kok. Kalau butuh
penghilang stress lagi, kabarin
aja. Itu efeknya nggak sebahaya
itu kok, tenang aja. Gue cabut
duluan, ada janji. Bye!

Nandia menatap permen yang dikasih Mitha

10. INT. – Kos Nandia – malam hari


Nandia melihat-lihat permen yang dikasih Mitha

Nandia
Gue tau ini bukan sembarang
permen, tapi nggak apa-apa kali
ya kalo sesekali? Tapi, besok aja
deh

Nandia menaruh permennya di meja

11. INT. – Kos Nandia – Pagi Hari


Nandia ke meja, mengambil permennya. Duduk dengan lutut
ditekuk, melihat-lihat permen itu lagi
Cut to

Nandia ambil minum, minum, mulai buka bungkus permennya

Cut to
Hp Nandia bunyi. Ibu is Calling. Nandia tutup lagi
bungkusnya, dan angkat telepon Ibu

Ibu
Assalamualaikum, Nak

Nandia
Waalaikumsalam, Bu.

Ibu
Kamu apa kabar, nak? Baik-baik
aja?

Nandia meneteskan air mata

Nandia
Ibu, Nandia kangen..

Nandia menarik ingus


Ibu
Pulang, Nak. Ibu juga kangen.
Kamu nangis?

Nandia
Nggak, Bu. Nandia Cuma lagi flu
aja

Ibu
Kamu lagi ada masalah apa?
Nandia
Nandia Cuma kangen ibu..

Ibu
Cerita aja sama ibu kalau memang
ada masalah. Ibu mau denger,
sudah lama kita tidak ngobrol.
Ibu juga kangen.

Nandia
Ibu, maafin Nandia. Nandia
hampir minum obat penghilang
stress, bu. Nandia lagi ada
masalah di kantor. Terus Nandia
ketemu orang dan dia ngasih
barang ini.

Ibu
Nak, Ibu yakin semua masalah
bisa diselesaiin tanpa kamu
minum itu. Allah nggak mungkin
kasih cobaan di luar kemampuan
hambanya. Coba lebih tenang
lagi, lebih rajin sholat dan
berdoa sama Allah agar
dipertemukan jalan keluarnya.
Kamu sudah sholat Dhuha?

Nandia
Belum, bu. Ibu apakabar? Sehat
kan? Ayah di rumah juga sehat-
sehat aja kan? Adek juga sehat
kan?

Ibu
Alhamdulillah, Nak, sehat semua.
Kamu lebih baik solat dulu,
cerita sama Allah. Nanti
ngobrolnya lanjut lagi.

Nandia
Alhamdulillah. Iya, bu

Ibu
Ya sudah, Nak. Ibu matiin ya
teleponnya?

Nandia
Ibu..

Ibu
Iya, Nak?

Nandia
Makasih udah telepon Nandia di
waktu yang tepat. Nandia kangen
ibu. Lusa Nandia pulang ya.

Ibu
Kalau kamu masih ada kerjaan.
Selesaikan dulu saja

Nandia
Nggak ada kok, Bu

Ibu
Ya sudah kalau begitu. Sudah
sana solat
Nandia
Iya, Bu. Aku sayang Ibu. Aku
solat dulu, ya. Assalamualaikum

Ibu
Waalaikumsalam

Nandia menutup telepon, senyum-senyum sendiri.

Anda mungkin juga menyukai