Anda di halaman 1dari 10

 Tugas : melaksanakan pelayanan laboratorium klinik, uji kesehatan dan 7.

Label
laboratorium masyarakat, dan pemberian bimbingan teknis dibidang 8. Spidol
laboratorium kesehatan (Permenkes No. 52 tahun 2015) 9. Jarum
10. Kapas alkohol 70%
 Visi : menjadi pusat rujukan dan uji kualitas laboratorium kesehatan yang c. Prosedur kerja :
andal di kawasan timur Indonesia. 1. Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%,
tali pembendung (tourniquet), plester, tabung vakum.
 Instalasi : 2. Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
1. Instalasi Patologi 3. Lakukan pendekatan pada pasien dengan tenang dan ramah;
2. Instalasi Imunologi usahakan pasien senyaman mungkin.
3. Instalasi Media Dan Reagensia 4. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar
4. Instalasi Mikrobiologi permintaan.
5. Instalasi Uji Kesehatan 5. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat.
6. Instalasi Kimia Kesehatan Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa, dsb.
7. Instalasi Pemeliharaan Sarana 6. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak
melakukan aktifitas.
 Pengambilan Sampel 7. Minta pasien mengepalkan tangan.
a. Pengambilan darah vena 8. Pasang tali pembendung (tourniquet) kira-kira 10 cm di alat
b. Pengambilan darah kapiler lipat siku.
c. Pengambilan spesimen urine 9. Pilih bagian vena median cubital atau cephalic.
d. Pengambilan spesimen sputum / dahak 10. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena
e. Pengambilan spesimen pus/nanah teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding
f. Pengambilan spesimen jamur tebal.
11. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah
 Pengambilan Darah Vena pergelangan ke siku, atau kompres dengan air hangat selama 5
a. Tujuan : untuk kebutuhan pemeriksaan imunologi, hematologi dan menit pada daerah lengan.
kimia darah. 12. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas
b. Alat dan bahan : alkohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan
1. Tourniquet jangan dipegang lagi.
2. Rak tabung 13. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke
3. Holder atas. Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga
4. Container jarum jarum bagian posterior tertancap pada tabung, maka darah akan
5. Bantalan mengalir masuk ke dalam tabung, lalu lepas tourniquet. Tunggu
6. Plester sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa
tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan 5. Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan
tabung kedua, begitu seterusnya. memakai kapas kering, tetes berikutnya boleh dipakai untuk
14. Minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang pemeriksaan.
diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang 6. Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan
diperlukan untuk pemeriksaan. diperas-peras.
15. Letakkan kapas kering ditempat suntikan lalu segera
lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu plester  Pengambilan Spesimen Urine
selama kira-kira 15 menit. a. Tujuan : untuk kebutuhan pemeriksaan urinalisa, tes kehamilan,
kultur urine dan tes narkoba.
 Pengambilan Darah Kapiler b. Macam-macam urine
a. Tujuan : pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang 1. Urine sewaktu : adalah urine yang dikeluarkan pada waktu yang
memerlukan sampel dengan volume kecil, misalnya untuk pemeriksaan tidak ditentukan
kadar glukosa, kadar Hb, hematokrit (mikrohematokrit) atau analisa 2. Urine pagi : adalah urine yang pertama kali dikeluarkan 1,5-3
gas darah (capillary method). jam sehabis makan.
b. Tempat yang digunakan untuk pengambilan darah kapiler adalah 3. Urine post prandial : adalah urine yang dikumpulkan selama 24
1. Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga. jam dalam botol besar yang bersih dan diberi bahan pengawet.
2. Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit ( heelstick) pada 1/3 c. Alat
bagian tepi telapak kaki atau ibu jari kaki. 1. Pot penampuangan yang bermulut lebar ± 6 cm atau lebih,
3. Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan bersih dan kering.
peredaran, seperti vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh 2. Alat tulis/spidol
radang, trauma, dsb), kongesti atau sianosis setempat. 3. Label
c. Prosedur kerja : d. Prosedur Kerja
1. Siapkan peralatan sampling : lancet steril, kapas alkohol 70%, Petugas menerima dan membaca formulir pengantar dari loket,
kapas kering. kemudian memberikan penjelasan pada pasien.
2. Polih lokasi pengambilan, lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 1. Pot urine diberi label/identitas pasien
70%, biarkan kering. 2. Berikan pot urine pada pasien untuk menampung urine sebanyak
3. Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan ± 15 ml.
sedikit supaya rasa nyeri berkurang. 3. Petugas pengambil spesimen memperhatikan keadaan urine
4. Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus cukup dalam pasien.
sehingga darah tidak harus diperas-peras keluar. Jangan 4. Urine segera didistribusikan ke instalasi sesuai dengan jenis
menusukkan lancet jika ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal pemeriksaan yang dibutuhkan.
ini dapat menyebabkan darah diencerkan oleh alkohol dan
melebar di atas kulit sehingga sulit ditampung ke dalam wadah.
 Pengambilan Sampel Sputum 5. Tusuk luka menggunakan spoit, tekan lukanya untuk
a. Tujuan : untuk kebutuhan pemeriksaan bakteriologi khususnya TB mengeluarkan nanah
b. Alat : 6. Ambil nanah tersebut dengan swab steril
1. Pot dahak yang bermulut lebar ± 6 cm atau lebih, bersih dan 7. Goreskan pada permukaan media MCA (Mac Conkey Agar)
kering. dengan metode zigzag
2. Wadah steril 8. Ambil kembali nanahnya dengan ujung swab yang lain dan
3. Alat tulis : spidol dan label goreskan pada media BA (Blood Agar)
c. Prosedur kerja : 9. Ambil swab yang baru lalu ambil nanah dan masukkan dalam
Pelaksanaan pengumpulan sputum/dahak yaitu SPS media cair BHIB (Brain Heart Infussion Broth).
1. S (Sewaktu) : dahak dikumpulkan pada saat pasien datang 10. Tutup bekas tusukan tersebut dengan kapas alkohol dan
berkunjung pertama kali. plester.
2. P (Pagi) : dahak dikumpulkan dirumah pasien pada saat pagi hari, 11. Beri etiket pada sampel
segera setelah bangun pagi 12. Sampel diantar ke instalasi untuk dilakukan pemeriksaan.
3. S (Sewaktu) : dahak dikumpulkan pada saat menyerahkan dahak
pagi.  Pengambilan Sampel Jamur
a. Tujuan : untuk mengetahui ada tidaknya jamur bentuk hypa secara
 Pengambilan Sampel Pus (Nanah) mikroskopik
a. Tujuan : untuk kebutuhan pemeriksaan mikrobiologi klinik (kultur) b. Alat dan bahan :
b. Alat dan bahan : 1. Objek glass
1. Swab 2. Deck glass
2. Label 3. Cawan petri (petridish)
3. Spidol 4. Pisau kecil steril
4. Spoit 5. Kapas kering
5. Kapas alkohol 70% 6. Kapas alkohol 70%
6. Media BHIB (Brain Heart Infussion Broth) 7. KOH 10%
7. Media BA (Blood Agar) c. Prosedur kerja :
8. Media MCA (Mac Conkey Agar) 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
c. Prosedur kerja 2. Bersihkan kulit yang akan diambil dengan kapas alkohol 70%
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk menghilangkan lemak, debu dan kotoran lainnya yang ada
2. Persilahkan pasien duduk diatasnya dan biarkan kering
3. Identifikasi pasien dan berikan penjelasan tentang tindakan 3. Keroklah kulit tersebut dengan pisau kecil steril dan letakkan
yang akan dilakukan pada pot sampel atau cawan petri
4. Desinfeksi luka yang akan diambil nanahnya dengan kapas 4. Teteskan larutan KOH 10% pada objek glass
alkohol 70%
5. Ambil sampel, kemudian letakkan pada objek glass yang berisi 2. Dilakukan pengambilan darah, kemudian centrifuge darah
KOH 10% tersebut dengan kcepatan 3000 rpm selama 10 menit.
6. Tutup dengan deck glass dan amati dibawah mikroskop. 3. Disiapkan 3 tabung bersih dan kering, kemudian beri label
blanko, standard an sampel
 Insalasi Patologi 4. Pada tabung blanko, masukkan 1000 µl reagen
a. Kimia Klinik 5. Pada tabung standar, masukkan 1000 µl reagen, kemudian
1. Cholesterol tambahkan 10 µl standar
2. Gula Darah Sewaktu (GDS) 6. Pada tabung sampel, masukkan 1000 µl reagen, kemudian
3. Trigliserida tambahkan 10 µl sampel
4. Ureum b. Kimia Klinik Full Automatik
b. Hematologi  Pemeriksaan :
1. Darah rutin 1. Cholesterol
2. LED 2. Gula Darah Sewaktu (GDS)
c. Urinalisa 3. Trigliserida
1. Urine rutin 4. Ureum
2. Sedimen urine  Prinsip : Cahaya yang masuk berupa cahaya prokromasi akan
diubah menjadi cahaya monokromasi oleh monokromator dengan
 Kimia Klinik menggunakan satu sampai dua kali filtrasi dimana kadar sampel
a. Kimia Klinik Semi Automatik pasien akan diterjemahkan berupa hasil yang tampil pada
 Pemeriksaan : Cholesterol (Semi Automatik) display alat atau berupa print out data.
 Methode : CHOD – PAP  Alat dan bahan :
 Alat : 1. Thermo sclentific indico
1. Spektrofotometer 2. Cup sampel 2 ml
2. Mikropipet 10 µl dan 1000 µl 3. Mikropipet 200 µl dan 500 µl
3. Tip biru dan kuning 4. Tip biru dan kuning
 Bahan : 5. Rak tabung
1. Serum 6. Serum
2. Reagen kolesterol 7. Reagen Thermo sclentific indico
3. Stardar kolesterol  Prosedur kerja :
 Prinsip : Cholesterol ditentukan setelah hidrolisa enzimatik dan 1. On kan alat
oksidasi indikator quinonter bentuk dari hydrogen periksida 2. Baca control
dengan adanya phenol dan peroksida. 3. Penginputan pasien
 Prosedur kerja : Klik sampel => masukkan no lab pasien => konfirmasi sampel
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan => masukkan pada rak (bias untuk 6 rak)
4. Input data pasien (klik sel) 5. Masukkan sampel pada rak tabung lalu tekan tombol start,
5. Persiapan sampel maka alat akan melakukan analisa.
Sampel masuk kedalam cup 500 µl, sesuai dengan nomor 6. Setelah selesai analisa maka hasil akan keluar secara
urut sampel dan rak yang disorder. otomatis dalam bentuk print out.
6. Masukkan rak sampel dalam alat indico dan alat akan b. LED
secara otomatis membaca rak tersebut setelah sampel  Alat :
masuk, klik star dan alat akan langsung membaca sesuai 1. Tabung reaksi
dengan waktu yang telah ditentukan 2. Standar westergren
3. Pipet 1 ml
 Hematologi 4. Spoit 3 ml
a. Darah rutin 5. Clinipette 20 µl
 Alat dan bahan : 6. Pencatat waktu
1. Nihon Kohden Cellaf F  Bahan :
2. Tabung reaksi 1. Darah vena
3. Rak tabung reaksi 2. NaCl 0,90%
 Metode : Volumetrik Impedance 3. EDTA 10%
 Tujuan : untuk pemeriksaan awal atau dasar pemeriksaan  Metode : Westergren
selanjutnya yang belum dapat dipakai untuk menegakkan  Tujuan : untuk mengetahui kecepatan sedimentasi sel darah
diagnose. merah dalam plasma dengan satuan mm/jam.
 Prinsip : instrumen ini menggunakan metode sel yang disebut  Prinsip kerja : mengukur kecepatan mengendap sel-sel darah
volumetrik impedance. Pada metode ini larutan elektrolit dalam satuan waktu tertentu, dalam keadaan darah berdiri
(diluent) yang telah dicampur dengan sel-sel darah melalui tegak lurus dalam suatu tabung.
aperture, hambatan antara kedua elektrode tersebut akan naik  Prosedur kerja :
sesaat dan terjadi perubahan tegangan yang sangat kecil sesuai 1. Isi rabung reaksi dengan 20 µl EDTA 10%
dengan nilai tahanannya. 2. Tambahkan darah 2 ml
 Prosedur kerja : 3. Campur sampai homogen
1. Tekan tombol power pada bagian belakang alat, maka lampu 4. Masukkan 0,25 ml NaCl kedalam tabung reaksi
indikator main power akan menyala 5. Tambahkan darah EDTA 1 kali pipet westergren
2. Tekan tombol power pada bagian depan alat, maka alat 6. Campur sampai homogeny
secara otomatis akan melakukan cleaning dan priming, 7. Pasang pada standar wetergren, biarkan selama 1 jam.
tunggu sampai alat siap digunakan. 8. Catat hasil
3. Lakukan pembacaan kontrol (High, normal, low)  Nilai normal :
4. Masukkan data pasien lalu kirim pada alat  Pria : <10 mm/jam
 Wanita : <20 mm/jam
 Urinalisa  Prosedur kerja :
a. Kimia urine 1. Sampel urine yang sudah diperiksa kimianya di sentrifuge
 Alat dan bahan : selama 10 menit dengan kecepatan 2500 rpm (untuk
1. Urine analyzer mendapatkan endapan).
2. Tabung reaksi 2. Kemudian supernatan di buang, endapan dikocok dengan
3. Rak tabung reaksi cara memutar tabung membentuk angka 8
4. Urine sewaktu 3. Ambil endapan satu tetes dan letakkan diatas objek glass
 Metode : uji carik celup yang bersih
 Prinsip kerja : Urine analyzer mengevaluasi carik celup dengan 4. Amati dibawah mikroskop dengan lensa objektif 10x lalu ke
cara reflectance photometry menggunakan light-emiting pada lensa objektif 40x.
panjang gelombang dan waktu pengukuran yang dbuat secara
tepat untuk reaksi kimia dan perubahan warna dari bantalan  Instalasi Media Reagensia
pemeriksaan yang diamati. a. Media Pemupuk BHIB
 Prosedur kerja : b. Media Diferensial Mac Conkey Agar
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan c. Media Identifikasi Blood Agar
2. On kan alat dan tunggu sampai alat siap digunakan
3. Masukkan sampel kedalam tabung reaksi sebanyak 12 ml  Pembuatan Media BHIB
4. Ambil satu strip dan celupkan ke dalam sampel tidak lebih  Prinsip : BHIB adalah media penyubur yang berguna untuk
dari satu detik. pertumbuhan berbagai macam bakteri, bahan utama terdiri dari
5. Tiriskan strip diatas tissue beberapa jeringan hewan yang ditambah pepton, nuffler fosfat, dan
6. Letakkan strip diatas meja strip sedikit dextrose. Penambahan karbohidrat memungkinkan bakteri
7. Hasil pemeriksaan berupa print out akan keluar secara dapat menggunakan langsung sumber energy.
otomatis.  Alat Dan Bahan :
b. Sedimen urine 1. Kertas timbang
 Alat : 2. Neraca analitik
1. Tabung reaksi 3. Sendok plastic
2. Rak tabung 4. Batang pengaduk
3. Objek glass 5. Beaker glass
 Bahan : urine sewaktu 6. Hot plate
 Prinsip : berat jenis unsur - unsur organik dan an – organik 7. Media BHIB
dalam urine lebih berat daripada berat jenis urine, sehingga 8. Aquadest
dengan disentrifuge zat-zat tersebut akan mengendap. 9. Tabung reaksi
10. Autoclave
11. Kapas
12. Rak tabung  Prosedur Kerja :
 Prosedur Kerja : 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
1. Dihitung media yang akan dibuat, dalam botol tertera 37 g/L, 2. Dihitung media dalam botol tertera 50 g/L, misalnya media
misalnya akan dibuat adalah 10 tabung dan masing-masing 3 ml. yang akan dibuat 25 plate dan masing-masing plate berisi 15 ml.
Contoh perhitungan : Contoh perhitungan :
Volume 10 tabung × 3 ml = 30 ml Volume 25 plate × 15 ml = 375 ml (dicukupkan 400 ml)
BHIB yang ditimbang 37 × 30 ml ÷ 1000 ml = 1,11 gram. Media MCA yang ditimbang 50 × 400 ml ÷ 1000 ml = 20 gram.
2. Ditimbang media BHIB sebanyak 1,11 gram, dimasukkan kedalam 3. Ditimbang media MCA sebanyak 20 gram, dimasukkan dalam
beaker glass dan dilarutkan dengan 30 ml aquadest lalu Erlenmeyer dan dilarutkan dalam 400 ml aquadest.
dipanaskan sampai mendidih dan media larut sepenuhnya. 4. Dipanaskan dengan menggunakan hot plate sambil diaduk sampai
3. Diamkan terlebih dahulu lalu dipipet kedalam 10 tabung masing- media larut sempurna
masing berisi 3 ml. 5. Selanjutnya tutup mulut Erlenmeyer dengan aluminium voil dan
4. Mulut tabung reaksi ditutup dengan menggunakan kapas dan di diautoclave pada suhu 121°C salama 15 menit.
autoclave suhu 121°C selama 15 menit. 6. Dimasukkan kedalam plate masing-masing 15 ml
5. Setelah itu tabung diberi etiket kemudian disimpan ditempat 7. Biarkan sampai padat, balik dan selanjutnya disimpan dalam
yang sejuk. lemari es dan siap untuk digunakan.

 Pembuatan Media Mac Conkey  Pembuatan Media Blood Agar


 Prinsip : Mac Conkey Agar adalah salah satu jenis media yang  Prinsip : Agar darah / BAP adalah media isolasi yang memungkinkan
digunakan untuk identifikasi mikroorganisme. Media Mac Conkey untuk membedakan bakteri berdasarkan kemampuan bakteri untuk
Agar dapat membedakan bakteri yang menfermentasikan lactose melisiskan sel-sel darah merah.
(koloni berwarna merah) dan non fermentasi lactose (tidak  Alat :
berwarna). 1. Neraca analitik
 Alat Dan Bahan : 2. Kertas timbang
1. Neraca analitik 3. Spatula
2. Erlenmeyer 4. Kapas
3. Spatula 5. Spidol
4. Kertas timbang 6. Erlenmeyer
5. Hot plate 7. Cawan petri
6. Aluminium voil 8. Gelas ukur
7. Cawan petri 9. Batu didih
8. Media Mac Conkey Agar  Bahan :
9. Aquadest 1. Media BAP
2. Darah domba 50 ml
3. Aquadest  Pemeriksaan HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen)
 Prosedur Kerja :  Metode : ELFA (Enzym Lynked Flourecense Assay)
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan  Tujuan : untuk mengetahui ada tidaknya atau kadar antigen virus
2. Dihitung media yang akan dibuat dengan perhitungan : media Hepatitis B pada serum penderita
BAP tertera 40 g/L, dibuat 20 plate, masing-masing plate  Prinsip : Pemeriksaan Immuno-enzimatik dengan pembacaan final
berisi 15 ml maka yang akan dibuat adalah 300 ml. fluorescent. Semua langkah pembacaan dilakukan secara otomatis.
40 × 300 ml ÷ 1000 ml = 12 gram. Solid Phase Receptacle (SPR) berguna sebagai reaksi fase padat dan
3. Ditimbang media BAP sebanyak 20 gram, masukkan kedalam alat pemipet selama pemeriksaan. Semua reagensia yang dibutuhkan
Erlenmeyer dan dilarutkan dalam 300 ml aquadest, dipanaskan telah tersedia direagent strip yang tertutup.
dengan hot plate sampai media larut sepenuhnya.  Alat :
4. Selanjutnya di autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit 1. Tabung reaksi
5. Dilakukan pengambilan darah domba : 2. Rak tabung
a. Siapkan domba yang sehat 3. Mikropipet
b. Siapkan alat dan bahan untuk pengambilan darah 4. Tip kuning dan biru
c. Terlebih dahulu raba letak vena domba, kemudian di 5. Automatic imun Analyzer Mini Vidas
desinfeksi dengan kapas alkohol  Bahan :
d. Kemudian tusuk dengan jarum dan ambil darahnya sebanyak 1. Serum : sampel darah dicentrifuge atau didiamkan dalam
50 ml keadaan tegak lurus
e. Masukkan dalam Erlenmeyer yang berisi batu didih ± 20 2. Kit HBsAg Ultra S1 (standar), C1 (control positive), C2 (control
butir, dihomogenkan selama 6 menit. negative), Strip, SPR
6. Setelah Blood Agar diautoclave biarkan dingin dan ditambahkan  Cara Pengujian :
darah domba 5%, dengan perhitungan : 5 × 300 ml ÷ 100 = 15 ml. 1. Pipet S1 sebanyak 150 µl, masukkan pada lubang strip, dibuat
7. Ditambahkan 15 ml darah domba pada 300 ml media BAP yang duplikat untuk S1.
dibuat, kemudian homogenkan. 2. Pipet C1 sebanyak 150 µl, masukkan pada lubang strip.
8. Dimasukkan kedalam plate masing-masing 15 ml 3. Pipet C2 sebanyak 150 µl, masukkan pada lubang strip.
9. Biarkan sampai padat, balik dan selanjutnya disimpan dalam 4. Pipet sampel serum sebanyak 150 µl, masukkan paa lubang strip
lemari es dan siap untuk digunakan. 5. Masukkan seluruh strip yang telah diisi S1, C1, C2 dan sampel
kedalam alat mini vidas atau vidas (strip holder)
 Instalasi Imunologi 6. Input data pasien, standar atau control dan jenis pemeriksaan
a. Pemeriksaan Antigen => HBsAg pada alat kemudian tekan start.
b. Pemeriksaan Antibody => Anti HCV, Widal, DBD 7. Pengerjaan dan perhitungan secara otomatis dilakukan oleh alat
c. Pemeriksaan Hormon => FT4 dan hasil akan keluar dalam bentuk lembaran print out setelah ±
60 menit.
 Interpretasi hasil : 2. Tambahkan masing-masing satu tetes pada lingkaran yang
 Negative : Test Value (TV) < 0,13 sesuai :
 Positive : Test Value (TV) ≥ 0,13  Antigen salmonella typhi O
 Antigen salmonella typhi H
 Pemeriksaan Widal  Antigen salmonella typhi HA
 Tujuan : untuk mengetahui ada tidaknya amtibodi salmonella dalam  Antigen salmonella typhi HB
serum penderita 3. Campurkan dengan menggunakan pengaduk plastik,
 Prinsip : terjadi reaksi antara antibody aglutinin dalam serum kemudian dirotator selama 2 menit dengan kecepatan 100
penderita yang telah mengalami pengenceran berbeda-beda rpm.
terhadap antigen stomat (O) dan flagel (H) yang ditambahkan dalam 4. Perhatikan ada tidaknya aglutinasi atau reaksi yang terjadi
jumlah yang sama sehingga terjadi aglutinasi bisa dilihat secara langsung atau dibawah mikroskop
 Alat : 5. Sampel yang memberikan hasil positif dilanjutkan ke tes
1. Slide dasar putih semi kuantitatif.
2. Tabung reaksi 6. Interpretasi hasil :
3. Rak tabung reaksi  Positif : bila terjadi aglutinasi
4. Batang pengaduk  Negatif : bila tidak terjadi aglutinasi
5. Mikroskop b. Cara uji kuantitatif
6. Mikropipet + tip 1. Pipet sampel sebanyak 80 µl, 40 µl, 20 µl, 10 µl, 5 µl dan
7. Pipet tetes letakkan pada slide dasar putih (titer 1/20, 1/40, 1/80,
8. Rotator 1/160, 1/320)
 Bahan : 2. Tambahkan masing-masing satu tetes reagen tidal / widal
1. Serum yang sesuai.
2. NaCl 0,9% 3. Campur menggunakan pengaduk plastik, kemudian digoyang
3. Reagen widal : slide kedepan dan kebelakang, dan perhatikan adanya
 Antigen suspensi Salmonella typhi O aglutinasi setelah 2 menit.
 Antigen suspensi Salmonella typhi H 4. Interpretasi hasil :
 Antigen suspensi Salmonella typhi HA Volume Serum Titer Antibody
 Antigen suspensi Salmonella typhi HB 80 µl 1/20
 Metode : Aglutinasi 40 µl 1/40
 Prosedur kerja : 20 µl 1/60
a. Cara uji kualitatif 10 µl 1/80
1. Pipet serum 40 µl pada 4 lingkaran dan kerjakan kontrol 5 µl 1/320
positif dan kontrol negatif, kemudian letakkan diatas slide
dasar putih / transparan.
 Pemeriksaan DBD (Dengue)  Prinsip : pemeriksaan Immuno-enzimatik dengan pembacaan final
 Metode : Immunocromatografi (ICT) fluorescent. Semua langkah pembacaan dilakukan secara otomatis.
 Tujuan : untuk mengetahui ada tidaknya antibody IgG dan IgM Solid Phase Receptacle (SPR) berguna sebagai reaksi fase padat dan
Dengue dalam serum penderita alat pemipet selama pemeriksaan. Semua reagensia yang dibutuhkan
 Prinsip : Antibody Dengue IgG dan IgM spesimen akan bereaksi telah tersedia di reagent strip yang tertutup.
dengan antigen DBD yang telah dilabel pada membran strip akan  Alat :
membentuk kompleks antigen-antibody yang kemudian membentuk 1. Mikropipet 100 µl
garis berwarna pink. 2. Tabung reaksi
 Alat : 3. Rak tabung reaksi
1. Mikropipet 4. Automatic imun analyzer mini vidas / vidas
2. Tip  Bahan :
3. Timer 1. Serum
 Bahan : 2. Kit FT4 biomeriux S1 (Standar)
1. Serum 3. C1 (control)
2. Reagen Dengue Merk Standar Diagnostik 4. Strip
 Prosedur Kerja : 5. SPR
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan  Prosedur Kerja :
2. Siapkan serum kemudian pipet sebanyak 10 µl dan masukkan 1. On kan alat, tunggu beberapa menit hingga muncul tanda ready
kedalam sumur sampel bertuliskan S pada strip 2. Pipet S1 sebanyak 100 µl, masukkan pada sumur strip dibuat
3. Tambahkan 3-4 tetes diluent ke sumur diluent duplikat (untuk S1)
4. Inkubasi pada suhu ruangan selama 15-20 menit, kemudian baca 3. Pipet C1 sebanyak 100 µl, masukkan pada sumur strip
hasil dan pembacaan hasil tidak boleh lebih dari 20 menit. 4. Masukkan 100 µl serum kedalam sumur strip berikutnya
 Interpretasi Hasil : 5. Masukkan strip ke dalam alat mini vidas / vidas
 Negatif : apabila hanya ada satu garis pada deret C (control) 6. Masukkan identitas pasien, kemudian tekan start
 Positif IgM : terdapat dua garis merah, satu garis pada deret 7. Pengukuran dilakukan secara otomatis, lalu hasil keluar
control (C) dan satu garis pada deret M / IgM lembaran berupa print out setelah ± 45 menit.
 Positif IgG : terdapat dua garis merah, satu garis pada deret
control (C) dan satu garis pada deret G/ IgG.

 Pemeriksaan FT4 (Free Thyroxin)


 Metode : ELFA (Enzym Linked Flourescent Immuno Assay)
 Tujuan : untuk mengetahui titer atau kadar Free Thyroksin (tiroid
bebas) dalam darah.

Anda mungkin juga menyukai