Kurikulum adalah dokumen yang dibuat untuk menjadi petunjuk dan arahan kemana
pendidikan akan dibawa dan pola pendidikan seperti apa yang hendak diterapkan dan dianggap
cocok dan tepat agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kurikulum tidak bersifat statis . kurikulum akan mengalami perubahan sesuai dengan
tuntutan jaman. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang dibuat berangkat dari kebutuhan
peserta didik. Pendidikan progresif yang disarankan John Dwey dalam bukunya “the Child and
Curriculum” menunjukan bagaimana pentingnya kurikulum bersifat student centred.
Kebutuhan siswa dimasa kini dan masa yang akan datang harus termuat dalam sebuah
kurikulum. Aliran progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual
dan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
Ronald C Doll menyatakan bahwa kurikulum sekolah adalah isi dan proses formal
maupun nonformal yang mengantarkan peserta didik memperoleh pengetahuan dan
pemahaman. Peserta didik mengalami perkembangan keterampilan, perubahan tingkah laku,
apresiasi, dan nilai-nilai dibawah lembaga pendidikan. Sedangkan Caswell dan Campbell,
menyatakan bahwa kurikulum adalah semua pengalaman yang diperoleh anak-anak dibawah
panduan guru.
Secara garis besarnya pengertian kurikulum terbagi dalam :
Apabila kita menilik tujuan kurikulum tahun 2013 adalah untuk mempersiapkan
manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa , bernegara dan peradaban dunia. Maka sudah selayaknya
kurikulum tidak berkutat pada guru, buku, dan teks dengan pola tradisional. Kurikulum harus
mencakup cara penggalian potensi kognitif, psikomotirk dan afektif para peserta didik dan
membuang pola lama yang menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber ilmu pengetahuan
dan pemerintah sebagai satu-satunya lembaga penentu buku sumber.
Meski demikian, para guru dimanapun berada harus menerima proses implementasi
kurikulum sebagai proses aktualisasi ide, konsep, kebijakan atau inovasi kedalam bentuk
tindakan praktis yang berimplikasi pada pengetahuan, keterampilan ,dan tingkah laku peserta
didik kearah lebih baik. Mengajar tidak hanya menjadi sebuah proses menanamkan fakta,
melainkan proses membelajarkan keterampilan dan penanaman karakter ; religious, berpikir
kritis, berperilaku baik , mampu memecahkan masalah, demokratis, mengetahui hak dan
kewajiban dll. Hasil pembelajaran harus bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata peserta didik.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Hj. Arnie Fajar , M.Pd selaku
dosen mata kuliah Analisis Kurikulum dan Problematika IPS pada Program Pascasarjan STKIP
Pasundan Cimahi. Berkat bimbingannya, penulis tertarik untuk lebih memahami dan
mendalami tentang kurikulum.
Referensi
Dewey,John.1966. The Child and The Curriculum. The University of Chicago Press,
Chicago&London. University of Taronto Press.