Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dermatitis Atopik (DA) merupakan masalah kesehatan masyarakat dunia
dengan prevalensi pada anak sebesar 10-20% dan pada dewasa sekitar 1-3%
Sebesar 50% kasus DA muncul pada tahun pertama kehidupan. Prevalensi DA di
Asia Tenggara bervariasi antar negara dari 1,1% pada usia 13-14 tahun di
Indonesia sampai 17,9% pada usia 12 tahun di Singapura.4 Jumlah kunjungan
pasien DA pada tahun 2009-2011 di Divisi Alergi Imunologi URJ Kulit dan
Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya sebanyak 353 pasien. Berbagai faktor turut
berperan pada patogenesis DA, antara lain faktor genetik terkait dengan kelainan
sawar kulit, kelainan imunologik, dan faktor lingkungan.6 Terdapat peningkatan
transepidermal water loss (TEWL), kulit kering, dan peningkatan kadar serum IgE
pada pasien DA. Kulit kering memudahkan masuknya alergen, iritan, dan keadaan
patologik kulit.3 Sitokin IL-2, IL-6, dan IL-8 berperan pada pruritus pasien DA.7
Berdasarkan gambaran klinis, DA dapat dibagi menjadi 3 bentuk yaitu DA pada
bayi (2 bulan-2 tahun), anak (2–10 tahun), dan dewasa (lebih dari 10 tahun).
Gejala utama DA berupa gatal didapatkan pada semua tingkatan DA.
Dermatitis atopik (DA) adalah dermatitis yang timbul dengan riwayat
atopi pada diri sendiri atau keluarga, yaitu riwayat asma bronkial, rhinitis alergi,
dan reaksi alergi terhadap serbuk tanaman. yang disertai dengan rasa gatal dan
peradangan terjadi di situs predileksi tertentu. biasanya banyak ditemukan pada
bayi, anak-anak dan orang dewasa. Dermatitis Atopik (DA) menyerang 1-3%
pasien dewasa dan lanjut usia.
Penyakit kulit ini diturunkan sebagai autosomal dominan dengan
penetrasi yang tidak lengkap dan sering terjadi kembar monozigotik (77%)
daripada kembar dizigotik (15%). Peningkatan insidensi DA kemungkinan
disebabkan Dermatitis Atopik oleh beberapa faktor misalnya polusi dan hygiene
hypothesis.

1
2

Laporan kasus ini dibuat sebagai tugas dan bahan pembelajaran pada
stase kulit kelamin di Rumah Sakit Daerah Palembang Bari karena menurut
Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) tahun 2012, dermatitis atopik
merupakan salah satu penyakit kulit dengan tingkat kemampuan 4A, yaitu
lulusan dokter dapat mendiagnosis klinis dan melakukan penatalaksanaan
penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.7

Anda mungkin juga menyukai