Anda di halaman 1dari 52

STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

PRA DESAIN

A. Desain Dimensi Balok


Profil balok akan ditinjau dalam dua arah, yaitu arah x dan y

Arah Y (Ly)
b

Arah X (Lx)

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 1


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

B) Data-data perancangan:

Data-Data Perencanaan
Dimensi Gedung
Jumlah Bentang dalam Arah Lebar = 2 buah
Jumlah Bentang dalam Arah Panjang = 4 buah
Lebar Bentang Pertama (a₁) = 7 m
Lebar Bentang Kedua (a₂) = 9 m
Panjang Tiap Bentang (b) = 6 m
Tinggi Dinding Lantai 1 (h₁) = 6 m
Tinggi Dinding Lantai 2 (h₂) = 3 m
Tinggi Dinding Lantai 3 (h₃) = 3 m
Kemiringan Atap (α) = 35 °
Data Baja
Mutu Baja = BJ-37
Tegangan Leleh Baja (fy) = 240 MPa
= 2447.32 kg/cm²
Tegangan Ultimit Baja (fu) = 370 MPa
= 3772.95 kg/cm²
Modulus Elastisitas Baja (E) = 200000 MPa
= 2039432 kg/cm²
Modulus Geser Baja (G) = 77200 MPa
= 787221 kg/cm²
Data Komponen Struktur Lainnya
Penutup atap
Jenis Penutup Atap = Spandek
Berat Penutup Atap (qpa) = 10 kg/cm²
Pelat Lantai
Tebal Plat (tp) = 0.12 m
Berat Jenis Plat (γp) = 2400 kg/cm³
Finishing
Berat Finishing (qf) = 100 kg/cm²
Plafon dan Mekanikal Elektrikal
Berat Plafond dan ME (qpme) = 20 kg/cm²
Plafon dan Penggantungan = 10 kg/cm²
Dinding
Berat Dinding (qdi) = 250 kg/cm²
Data Beban
Beban Hidup (Fungsi bangunan berdasarkan SNI 1727-2013)
Fungsi Ruang lantai 1 = kantor
Beban Hidup Lantai 1 = 2.4 kN/m²
Fungsi Ruang Lantai 2 = Ruang Kerja
Beban Hidup Lantai 2 = 2.4 kN/m²
Fungsi Ruang Lantai 3 = Aula
Beban Hidup Lantai 3 = 4.79 kN/m²
Beban Angin
Beban Angin (qw) = 36 kg/m²
Data Tambahan
Faktor Reduksi (ф) = 0.9 °

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 2


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

PRA DESAIN BALOK


BALOK MELINTANG (BALOK ARAH X)

Balok Arah sumbu x antara lantai 1 dan lantai 2

A) Panjang Tinjauan dan Lebar Bentang


Untuk gambar daerah tinjauan balok melintang dapat dilihat pada gambar halaman
sebelumnya. Berdasarkan gambar tersebut maka panjang tinjauan untuk pembebanan
pada balok adalah
𝑏+𝑏 6𝑚+6𝑚
Panjang Tinjauan = = = 6𝑚
2 2

Sedangkan lebar bentang terpanjang (Lx) adalah :


Lx = Diambil nilai maksimal antara lebar bentang pertama dan lebar bentang kedua
Lebar Bentang Pertama (a₁) = 7m
Lebar Bentang Kedua (a₂) = 9m
Jadi Lx di ambil = 9 m
B) Pembebanan:
1) Beban Mati:
Tebal plat = 12 cm = 0.12 m (diambil tebal plat minimum)
Pasangan dinding bata = 250 kg/m2
Finishing = 100 kg/m2
Plafon & ME = 20 kg/m2
Beban
BeratPlat Lantai
volume (qD p(Wc)
beton ) = Wc3 x Tebal Plat x Lbr Tinjauan
= 2400 kg/m
= 2400 kg/m3 * 0.12 m * 6 m
= 1728 kg/m

Beban Pas.Dinding Bata (qdi) = Berat Pasangan Dinding Bata x h Lt.2


= 250 kg/m2 * 3 m
= 750 kg/m

Beban Finishing (qD f) = Finishing x Lebar Tinjauan


= 100 kg/m2 * 6 m
= 600 kg/m

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 3


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9
Beban Plafon & ME (qD pme) = Berat Plafon & ME x Lebar Tinjauan
= 20 kg/m2 * 6 m
= 120 kg/m

Total (qD) = 3198 kg/m


= 31,98 kN/m
2) Beban Hidup
Pada perhitungan lt.1 koefisien fungsi bangunan yang digunakan yaitu koefisien
pada lt.2 Berdasarkan SNI 1727-2013, beban hidup untuk fungsi bangunan lt.2 :
Ruang Kerja = 2,4 kN/m2
Sehingga qL dapat dihitung sebagai berikut :

qL = Fungsi Bangunan Lt.2 x Lebar Tinjauan

= 2,4 kN/m2 * 6 m

= 14,4 kN/m = 1440 kg/m

3) Kombinasi Beban Terfaktor (qU)

qU = 1,2 qD x 1,6 qL

= (1,2 * 31,98)*(1,6 * 14,4)

= 61.416 kN/m

C) Perencanaan Dimensi Balok


Direncanakan balok dengan klasifikasi penampang yaitu penampang kompak dan
klasifikasi komponen yaitu komponen plastis
1) Momen Ultimate

𝟏
Mu = × 𝒒𝑼 × 𝑳𝒙𝟐
𝟖
1
= × 61.416 × 92
8

= 621.837 kNm

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 4


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

2) Momen Nominal

𝑀𝑢
Mn =

621,837 𝑘𝑁𝑚
=
0,9

= 690.93 kN/m

= 690930000.00 Nmm

3) Modulus Penampang Elastis


Berdasarkan rumus tegangan :

𝑀𝑛 𝑀𝑛
Fy ≥ → Sx ≥
𝑆𝑥 𝑓𝑦

Maka modulus penampang elastis yang diperlukan adalah :

𝑀𝑛
Sx =
𝑓𝑦

690930000.00 𝑁𝑚𝑚
=
240

= 2878875.00 mm³

= 2878.88 cm³

4) Modulus Penampang Plastis


Zx = Kx * Sx

Maka Shape factor (Kx) = 1.1 (Untuk penampang profil 1 atau WF)

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 5


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

Maka Modulus penampang plastis minimum yang diperlukan adalah :

Zx = Kx ∗ Sx

= 1.1 * 2878.88 cm³

= 3166.76 𝑐𝑚³

Berdasarkan hasil perhitungan pembebanan untuk balok melintang 1, maka


didapatkan modulus penampang elastis dan plastis minimum yang diperlukan
dalam desain penampang balok melintang 1, yaitu :
Modulus Penampang Elastis (Sx) = 2878.88 cm³
Modulus Penampang Plastis (Zx) = 3166.76 𝑐𝑚³

Berdasarkan nilai modulus penampang diatas, maka diambil profil penampang


dengan nilai modulus penampang lebih besar dari nilai modulus penampang perlu.
Dalam hal ini akan digunakan profil berdasarkan tabel baja oleh “Continetal Steel
Pte Ltd 2006” di halaman lampiran, yaitu profil WF 600 x 300 dengan data – data
yang didapat sebagai berikut :
DIMENSI, LUAS PENAMPANG, DAN BERAT PROFIL
Lebar Profil (b) 300 mm
Tinggi Profil (h) 600 mm
Tebal Web (tw) 14 mm
Tebal Flange (tf) 23 mm
Luas Penampang Profil (A) 217 cm^2 21700 mm^2
Berat Profil (W) 170 kg/m

MOMEN INERSIA, MODULUS PENAMPANG PROFIL, DAN KONSTANTA – KONSTANTA


Inersia terhadap sb.x (Ix) 133600 cm^4 1336000000 mm^4
Inersia terhadap sb.y (Iy) 10570 cm^4 105700000 mm^4
Konstanta Torsi (J) 304 cm^4 3040000 mm^4
Konstanta Pembengkokan (Cw) 8,62 cm^6 8620000000000 mm^6
Sx 4497 cm^3 4497000 mm^3
Sy 700 cm^3 700000 mm^3
Zx 5057 cm^3 5057000 mm^3
Zy 1077 cm^3 1077000 mm^3

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 6


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

JARI - JARI GIRASI


rx 24.80 cm 248 mm
ry 6.98 cm 69,8 mm

D) Kontrol Penampang Profil Baja


Dalam melakukan kontrol penampang profil balok baja, digunakan standar SNI 1729:2015
tentang “Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural” yang terbagi atas dua bagian
antara lain sebagai berikut :
1) Kontrol Klasifikasi Penampang Untuk Tekuk Lokal
a) Tekuk Lokal Sayap (Flange)
Beberapa parameter yang digunakan dalam kontrol klasifikasi penampang untuk
tekuk lokal sayap berdasarkan SNI 1729 2015 Tabel B4.1b Kasus 10 antara lain

Angka Kelansingan Sayap

𝑏
λf =
2(𝑡𝑓)

300 𝑚𝑚
= = 6,522
2(23)

Batasan Kelangsingan Sayap (Kompak/Non Kompak)

𝐸
λpf = 0,38 √𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= 0,38 √ 240 𝑀𝑝𝑎
= 10,970

Batasan Kelangsingan Sayap (Non Kompak/Langsing)

𝐸
λrf = 1,00 √𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= 1,00 √ 240 𝑀𝑝𝑎
= 28,868

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 7


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

Klasifikasi penampang untuk tekuk lokal berdasarkan nilai angka kelansingan adalah :
- Jika λf ≤ λpf , Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang kompak
- Jika λpf < λf ≤ λrf , Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang non
kompak
- Jika λf > λrf, Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang langsing
Karena didapat Nilai λf = 6,522 dan λpf = 10,970 , Maka :
λf ≤ λpf = 6,522 ≤ 10,970 → Penampang diklasifikasikan sebagai “Penampang
Kompak”

b) Tekuk Lokal Badan (Web)


Beberapa parameter yang digunakan dalam kontrol klasifikasi penampang untuk tekuk
lokal badan berdasarkan SNI 1729:2015 Tabel. B4.Ib kasus 15, Antara lain :
Angka Kelangsingan Badan

𝑑−2𝑡𝑓
λw =
𝑡𝑤

600 𝑚𝑚−2(23)
= = 39.571
14 𝑚𝑚

Batasan Kelangsingan Badan (Kompak/Non-Kompak)

𝐸
λpw = 3,76 √𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= 3,76 √ 240 𝑀𝑝𝑎
= 108.542

Batasan Kelangsingan Badan (Non-Kompak/Langsing)

𝐸
λrw = 5,70 √𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= 5,70 √ 240 𝑀𝑝𝑎
= 164.545

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 8


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

Klasifikasi penampang untuk tekuk lokal berdasarkan nilai angka kelansingan adalah :
- Jika λw ≤ λpw , Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang kompak
- Jika λpw < λw ≤ λrw , Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang non
kompak
- Jika λw > λrw, Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang langsing
Karena didapat Nilai λw = 39,571 dan λpw = 108.542, Maka :
λw ≤ λpw = 39,571 ≤ 108,54 → Penampang diklasifikasikan sebagai “Penampang
Kompak”
2) Kontrol Klasifikasi Komponen Untuk Tekuk Torsi Lateral
Beberapa parameter yang digunakan dalam kontrol klasifikasi komponen untuk
tekuk torsi lateral berdasarkan SNI 1729:2015 Bagian F2.2 , antara lain:

Panjang Tak Terkekang

𝐿𝑥
Lb =
𝑛𝑏+1

Jika digunakan pengekang berupa balok anak sebanyak 3 buah, Maka :

9
Lb = = 2,25 m
3+1

Batasan Panjang Tak Terkekang (Plastis/LTB – In Elastik)

𝐸
Lp = 1,76*ry √𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= (1,76)(6,98cm) √ 240 𝑀𝑝𝑎

= 354,632 cm = 3.546 m

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 9


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

Batasan Panjang Tak Terkekang (LTB- InElastik/LTB-Elastik)

0,7𝑓𝑦 2
2+6,76∗( )

+ √(𝑆𝑥∗ℎ𝑜)
𝐸 𝐽∗𝑐 𝐽∗𝑐 𝐸
Lr = 1,95 rts 0,7 𝑓𝑦 𝑆𝑥∗ℎ𝑜

Dimana,
- ho = d- tf = 600 mm – 23 mm = 577 mm

𝐼𝑦∗𝐶𝑤 (105700000 𝑚𝑚4 )(8620000000000 𝑚𝑚6 )


- rts = √√ = √√
𝑆𝑥 4018000 𝑚𝑚3

= 81.928 mm
- C = 1,00 (Untuk Penampang Profil H, I atau WF)
Maka,

0,7𝑓𝑦 2
𝐸
Lr = 1,95 rts 0,7 𝑓𝑦
√ 𝐽∗𝑐
+ √( 𝐽∗𝑐 )2+6,76∗( 𝐸
)
𝑆𝑥∗ℎ𝑜 𝑆𝑥∗ℎ𝑜

0,7∗240 𝑀𝑝𝑎 2
200000 𝑀𝑝𝑎
= 1,95(81.928) 0,7∗240 𝑀𝑝𝑎
√ (3040000 𝑚𝑚4 ∗1)
+ √( (3040000 𝑚𝑚4 ∗1) )2+6,76∗(200000 𝑀𝑝𝑎 )
3
4497000 𝑚𝑚 ∗577 𝑚𝑚 4497000 𝑚𝑚3 ∗577 𝑚𝑚

= 13.840

Lr = 14 m
Klasifikasi penampang untuk tekuk torsi lateral berdasarkan Panajng Tak Terkekang
adalah :
- Jika Lb ≤ Lp , Maka komponen diklasifikasikan sebagai komponen plastis
- Jika Lp < Lb ≤ Lr , Maka komponen diklasifikasikan sebagai komponen tekuk
torsi lateral inElastik (LTBi-InElastik)
- Jika Lb > Lr , Maka komponen diklasifikasikan sevagai komponen tekuk torsi
lateral elastik (LTB- Elastik)
Karena didapat Nilai Lb = 2,25 dan Lp = 3,546, Maka :
Lb ≤ Lp = 2,25 ≤ 3.546 → Penampang diklasifikasikan sebagai “Komponen Plastis”

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 10


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

E) Pembebanan (Termasuk Balok)


1) Beban Mati
Beban Plat Lantai (qD p) = 1728 kg/m (sama dgn perhitungan sebelumnya)
Berat Finishing (qD f) = 600 kg/m (sama dgn perhitungan sebelumnya)
Berat Plafon & ME (qD pme) = 120 kg/m (sama dgn perhitungan sebelumnya)

Beban Pas.Dinding Bata (qD di) : diasumsikan termasuk berat sendiri balok
= Berat Dinding (qd) x (Tinggi Dinding Lt 2 –
Tinggi Profil Balok (d))
= (250 kg/m3) * (3 m – 0,6 m)
= 600 kg/m

Beban Balok = Berat Profil Balok (W)


= 1500 kg/m
= 170 kg/m

Total (qD) = 3218 kg/m


= 32,18 kN/m

2) Beban Hidup
qL = 14,4 kN/m

= 1440 kg/m (sama dgn perhitungan sebelumnya)

3) Kombinasi Beban Terfaktor (qu)

qU = 1,2 qD x 1,6 qL

= (1,2 * 32,18)*(1,6 * 14,4)

= 61,66 kN/m = 6166 kg/m

F) Kontrol Momen
1) Momen Ultimate
Lebar Bentang terpanjang (Lx) =9m

𝟏
Mu = × 𝒒𝑼 × 𝑳𝒙𝟐
𝟖
1
= × 6166 × 92
8

= 62426.7 kg.m
KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 11
STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

2) Momen Nominal Desain


- Momen Nominal
Karena Penampang balok di klasifikasikan sebagai penampang kompak dan
komponen Plastis, maka besar momen nominal penampang balok (Mn) sama dengan
momen plastis balok (Mp) yaitu :
Mn = Mp = fy.Zx
Maka besar momen nominal penampang balok adalah :

Mn = fy * Zx Profil

= 240 Mpa * 5057000 mm3

= 1213680000 N.mm = 123760.92 kg.m

- Momen Nominal Desain

𝜙𝑀𝑛 = 0,9 * 123760.92 kg.m

= 111384.83 Kg.m

3) Kontrol

KONTROL MOMEN
𝑀𝑢
<1
ɸ Mn
62426.7 kg. m
<1
111384.83 Kg. m
𝟎. 𝟓𝟔 <𝟏 AMAN

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 12


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

Balok Arah sumbu x antara lantai 2 dan lantai 3

A) Panjang Tinjauan dan Lebar Bentang


Untuk gambar daerah tinjauan balok melintang dapat dilihat pada gambar halaman
sebelumnya. Berdasarkan gambar tersebut maka panjang tinjauan untuk pembebanan
pada balok adalah
𝑏+𝑏 6𝑚+6𝑚
Panjang Tinjauan = = = 6𝑚
2 2

Sedangkan lebar bentang terpanjang (Lx) adalah :


Lx = Diambil nilai maksimal antara lebar bentang pertama dan lebar bentang kedua
Lebar Bentang Pertama (a₁) = 7m
Lebar Bentang Kedua (a₂) = 9m
Jadi Lx di ambil = 9 m

B) Pembebanan:
1) Beban Mati:
Tebal plat = 12 cm = 0.12 m (diambil tebal plat minimum)
Pasangan dinding bata = 250 kg/m2
Finishing = 100 kg/m2
Plafon & ME = 20 kg/m2
Berat volume beton (Wc) = 2400 kg/m3

Beban Plat Lantai (qD p) = Wc x Tebal Plat x Lbr Tinjauan


= 2400 kg/m3 * 0.12 m * 6 m
= 1728 kg/m

Beban Pas.Dinding Bata (qdi) = Berat Pasangan Dinding Bata x h Lt.3


= 250 kg/m2 * 3 m
= 750 kg/m

Beban Finishing (qD f) = Finishing x Lebar Tinjauan


= 100 kg/m2 * 6 m
= 600 kg/m

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 13


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9
Beban Plafon & ME (qD pme) = Berat Plafon & ME x Lebar Tinjauan
= 20 kg/m2 * 6 m
= 120 kg/m

Total (qD) = 3198 kg/m


= 31,98 kN/m
2) Beban Hidup
Pada perhitungan lt.2 koefisien fungsi bangunan yang digunakan yaitu koefisien
pada lt.3 Berdasarkan SNI 1727-2013, beban hidup untuk fungsi bangunan lt.3 :
Berdasarkan SNI 1727-2013, beban hidup untuk fungsi bangunan :
Aula = 4,79 kN/m2
Sehingga qL dapat dihitung sebagai berikut :

qL = Fungsi Bangunan Lt.3 x Lebar Tinjauan

= 4,79 kN/m2 * 6 m

= 28,74 kN/m = 2874 kg/m

3) Kombinasi Beban Terfaktor (qU)

qU = 1,2 qD x 1,6 qL

= (1,2 * 31,98)*(1,6 * 28,74)

= 84.36 kN/m

C) Perencanaan Dimensi Balok


Direncanakan balok dengan klasifikasi penampang yaitu penampang kompak dan
klasifikasi komponen yaitu komponen plastis
1) Momen Ultimate

𝟏
Mu = × 𝒒𝑼 × 𝑳𝒙𝟐
𝟖
1
= × 84.36 × 92
8

= 854.145 kNm

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 14


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

2) Momen Nominal

𝑀𝑢
Mn =

854.145 𝑘𝑁𝑚
=
0,9

= 949.05 kN/m

= 949050000.00 Nmm

3) Modulus Penampang Elastis


Berdasarkan rumus tegangan :

𝑀𝑛 𝑀𝑛
Fy ≥ → Sx ≥
𝑆𝑥 𝑓𝑦

Maka modulus penampang elastis yang diperlukan adalah :

𝑀𝑛
Sx =
𝑓𝑦

949050000.00 𝑁𝑚𝑚
=
240

= 3954375.00 mm³

= 3954.375 cm³

4) Modulus Penampang Plastis


Zx = Kx * Sx

Maka Shape factor (Kx) = 1.1 (Untuk penampang profil 1 atau WF)

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 15


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

Maka Modulus penampang plastis minimum yang diperlukan adalah :

Zx = Kx ∗ Sx

= 1.1 * 3954.375 cm³

= 4349.81 𝑐𝑚³

Berdasarkan hasil perhitungan pembebanan untuk balok melintang 2, maka


didapatkan modulus penampang elastis dan plastis minimum yang diperlukan
dalam desain penampang balok melintang 2, yaitu :
Modulus Penampang Elastis (Sx) = 3954,375 cm³
Modulus Penampang Plastis (Zx) = 4349.81 𝑐𝑚³

Berdasarkan nilai modulus penampang diatas, maka diambil profil penampang


dengan nilai modulus penampang lebih besar dari nilai modulus penampang perlu.
Dalam hal ini akan digunakan profil berdasarkan tabel baja oleh “Continetal Steel
Pte Ltd 2006” di halaman lampiran, yaitu profil WF 600 x 300 dengan data – data
yang didapat sebagai berikut :
DIMENSI, LUAS PENAMPANG, DAN BERAT PROFIL
Lebar Profil (b) 300 mm
Tinggi Profil (h) 600 mm
Tebal Web (tw) 14 mm
Tebal Flange (tf) 23 mm
Luas Penampang Profil (A) 217 cm^2 21700 mm^2
Berat Profil (W) 170 kg/m

MOMEN INERSIA, MODULUS PENAMPANG PROFIL, DAN KONSTANTA – KONSTANTA


Inersia terhadap sb.x (Ix) 133600 cm^4 1336000000 mm^4
Inersia terhadap sb.y (Iy) 10570 cm^4 105700000 mm^4
Konstanta Torsi (J) 304 cm^4 3040000 mm^4
Konstanta Pembengkokan (Cw) 8,62 cm^6 8620000000000 mm^6
Sx 4497 cm^3 4497000 mm^3
Sy 700 cm^3 700000 mm^3
Zx 5057 cm^3 5057000 mm^3
Zy 1077 cm^3 1077000 mm^3

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 16


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

JARI - JARI GIRASI


rx 24.80 cm 248 mm
ry 6.98 cm 69,8 mm

D) Kontrol Penampang Profil Baja


Dalam melakukan kontrol penampang profil balok baja, digunakan standar SNI
1729:2015 tentang “Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural” yang
terbagi atas dua bagian antara lain sebagai berikut :
1) Kontrol Klasifikasi Penampang Untuk Tekuk Lokal
a) Tekuk Lokal Sayap (Flange)
Beberapa parameter yang digunakan dalam kontrol klasifikasi penampang
untuk tekuk lokal sayap berdasarkan SNI 1729 2015
Tabel B4.ib Kasus 10 antara lain
Angka Kelansingan Sayap

𝑏
λf =
2(𝑡𝑓)

300 𝑚𝑚
= = 6,522
2(23)

Batasan Kelangsingan Sayap (Kompak/Non Kompak)

𝐸
λpf = 0,38 √𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= 0,38 √ 240 𝑀𝑝𝑎
= 10,970

Batasan Kelangsingan Sayap (Non Kompak/Langsing)

𝐸
λrf = 1,00 √𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= 1,00 √ 240 𝑀𝑝𝑎
= 28,868

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 17


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

Klasifikasi penampang untuk tekuk lokal berdasarkan nilai angka kelansingan adalah :
- Jika λf ≤ λpf , Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang kompak
- Jika λpf < λf ≤ λrf , Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang non
kompak
- Jika λf > λrf, Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang langsing
Karena didapat Nilai λf = 6,522 dan λpf = 10,970 , Maka :
λf ≤ λpf = 6,552 ≤ 10,970 → Penampang diklasifikasikan sebagai “Penampang
Kompak”

b) Tekuk Lokal Badan (Web)


Beberapa parameter yang digunakan dalam kontrol klasifikasi penampang untuk tekuk
lokal badan berdasarkan SNI 1729:2015 Tabel. B4.Ib kasus 15, Antara lain :
Angka Kelangsingan Badan

𝑑−2𝑡𝑓
λw =
𝑡𝑤

600 𝑚𝑚−2(23)
= = 39.571
14 𝑚𝑚

Batasan Kelangsingan Badan (Kompak/Non-Kompak)

𝐸
λpw = 3,76 √𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= 3,76 √ 240 𝑀𝑝𝑎
= 108.542

Batasan Kelangsingan Badan (Non-Kompak/Langsing)

𝐸
λrw = 5,70 √𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= 5,70 √ 240 𝑀𝑝𝑎
= 164.545

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 18


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

Klasifikasi penampang untuk tekuk lokal berdasarkan nilai angka kelansingan adalah :
- Jika λw ≤ λpw , Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang kompak
- Jika λpw < λw ≤ λrw , Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang non
kompak
- Jika λw > λrw, Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang langsing
Karena didapat Nilai λw = 39,571 dan λpw = 108.542, Maka :
λw ≤ λpw = 39,571 ≤ 108,54 → Penampang diklasifikasikan sebagai “Penampang
Kompak”
2) Kontrol Klasifikasi Komponen Untuk Tekuk Torsi Lateral
Beberapa parameter yang digunakan dalam kontrol klasifikasi komponen untuk
tekuk torsi lateral berdasarkan SNI 1729:2015 Bagian F2.2 , antara lain:
Panjang Tak Terkekang

𝐿𝑥
Lb =
𝑛𝑏+1

Jika digunakan pengekang berupa balok anak sebanyak 3 buah, Maka :

9
Lb = = 2,25 m
3+1

Batasan Panjang Tak Terkekang (Plastis/LTB – In Elastik)

𝐸
Lp = 1,76*ry √𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= (1,76)(6,98cm) √ 240 𝑀𝑝𝑎

= 354,632 cm = 3.546 m

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 19


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

Batasan Panjang Tak Terkekang (LTB- InElastik/LTB-Elastik)

0,7𝑓𝑦 2
2+6,76∗( )

+ √(𝑆𝑥∗ℎ𝑜)
𝐸 𝐽∗𝑐 𝐽∗𝑐 𝐸
Lr = 1,95 rts 0,7 𝑓𝑦 𝑆𝑥∗ℎ𝑜

Dimana,
- ho = d- tf = 600 mm – 23 mm = 577 mm

𝐼𝑦∗𝐶𝑤 (105700000 𝑚𝑚4 )(8620000000000 𝑚𝑚6 )


- rts = √√ = √√
𝑆𝑥 4018000 𝑚𝑚3

= 81.928 mm

- C = 1,00 (Untuk Penampang Profil H, I atau WF)


Maka,

0,7𝑓𝑦 2
𝐸
Lr = 1,95 rts 0,7 𝑓𝑦
√ 𝐽∗𝑐
+ √( 𝐽∗𝑐 )2+6,76∗( 𝐸
)
𝑆𝑥∗ℎ𝑜 𝑆𝑥∗ℎ𝑜

0,7∗240 𝑀𝑝𝑎 2
2+6,76∗( )
√ (3040000 𝑚𝑚4 ∗1) (3040000 𝑚𝑚4 ∗1)
+ √(4497000 𝑚𝑚3 ∗577 𝑚𝑚)
200000 𝑀𝑝𝑎 200000 𝑀𝑝𝑎
= 1,95(81.928) 0,7∗240 𝑀𝑝𝑎 4497000 𝑚𝑚3 ∗577 𝑚𝑚

= 13.840

Lr = 14 m

Klasifikasi penampang untuk tekuk torsi lateral berdasarkan Panajng Tak Terkekang
adalah :
- Jika Lb ≤ Lp , Maka komponen diklasifikasikan sebagai komponen plastis
- Jika Lp < Lb ≤ Lr , Maka komponen diklasifikasikan sebagai komponen tekuk
torsi lateral inElastik (LTBi-InElastik)
- Jika Lb > Lr , Maka komponen diklasifikasikan sevagai komponen tekuk torsi
lateral elastik (LTB- Elastik)

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 20


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

Karena didapat Nilai Lb = 2,25 dan Lp = 3.546, Maka :


Lb ≤ Lp = 2,25 ≤ 3,546 → Penampang diklasifikasikan sebagai “Komponen Plastis”

E) Pembebanan (Termasuk Balok)


1) Beban Mati

Beban Plat Lantai (qD p) = 1728 kg/m (sama dgn perhitungan sebelumnya)
Berat Finishing (qD f) = 600 kg/m (sama dgn perhitungan sebelumnya)
Berat Plafon & ME (qD pme) = 120 kg/m (sama dgn perhitungan sebelumnya)

Beban Pas.Dinding Bata (qD di) : diasumsikan termasuk berat sendiri balok
= Berat Dinding (qd) x (Tinggi Dinding Lt 3 –
Tinggi Profil Balok (d))
= (250 kg/m3) * (3 m – 0,6 m)
= 600 kg/m

Beban Balok = Berat Profil Balok (W)


= 1500 kg/m
= 170 kg/m

Total (qD) = 3218 kg/m


= 32,18 kN/m

2) Beban Hidup

qL = 28,74 kN/m

= 2874 kg/m (sama dgn perhitungan sebelumnya)

3) Kombinasi Beban Terfaktor (qu)

qU = 1,2 qD x 1,6 qL

= (1,2 * 32,18)*(1,6 * 28,74)

= 84,60 kN/m = 8460 kg/m

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 21


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

F) Kontrol Momen
1) Momen Ultimate
Lebar Bentang terpanjang (Lx) =9m

𝟏
Mu = × 𝒒𝑼 × 𝑳𝒙𝟐
𝟖
1
= 𝑥 8460 × 92
8

= 85657.5 kg.m

2) Momen Nominal Desain


- Momen Nominal
Karena Penampang balok di klasifikasikan sebagai penampang kompak dan
komponen Plastis, maka besar momen nominal penampang balok (Mn) sama
dengan momen plastis balok (Mp) yaitu :
Mn = Mp = fy.Zx
Maka besar momen nominal penampang balok adalah :

Mn = fy * Zx Profil

= 240 Mpa * 5057000 mm3

= 1213680000 N.mm = 123760.92 kg.m

- Momen Nominal Desain

𝜙𝑀𝑛 = 0,9 * 123760.92 kg.m

= 111384.83 Kg.m

3) Kontrol

KONTROL MOMEN
𝑀𝑢
<1
ɸ Mn
85426.65 kg. m
<1
111384.83 Kg. m
𝟎. 𝟕𝟕 <𝟏 AMAN
KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 22
STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

BALOK MEMANJANG (BALOK ARAH Y)

Balok Arah sumbu y antara lantai 1 dan lantai 2

A) Panjang Tinjauan dan Lebar Bentang


Untuk gambar daerah tinjauan balok melintang dapat dilihat pada gambar halaman
sebelumnya. Berdasarkan gambar tersebut maka panjang tinjauan untuk pembebanan
pada balok adalah
𝑎1+𝑎2 7 𝑚+9 𝑚
Panjang Tinjauan = = =8𝑚
2 2

Sedangkan lebar bentang terpanjang (Ly) adalah :


Ly = 6 m
B) Pembebanan:
1) Beban Mati:
Tebal plat = 12 cm = 0.12 m (diambil tebal plat minimum)
Pasangan dinding bata = 250 kg/m2
Finishing = 100 kg/m2
Plafon & ME = 20 kg/m2
Berat volume beton (Wc) = 2400 kg/m

Beban Plat Lantai (qD p) = Wc x Tebal Plat x Lbr Tinjauan


= 2400 kg/m3 * 0.12 m * 8 m
= 2304 kg/m

Beban Pas.Dinding Bata (qdi) = Berat Pasangan Dinding Bata x h Lt.2


= 250 kg/m2 * 3 m
= 750 kg/m

Beban Finishing (qD f) = Finishing x Lebar Tinjauan


= 100 kg/m2 * 8 m
= 800 kg/m

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 23


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9
Beban Plafon & ME (qD pme) = Berat Plafon & ME x Lebar Tinjauan
= 20 kg/m2 * 8 m
= 160 kg/m

Total (qD) = 4014 kg/m


= 40,14 kN/m

2) Beban Hidup
Pada perhitungan lt.1 koefisien fungsi bangunan yang digunakan yaitu koefisien
pada lt.2 Berdasarkan SNI 1727-2013, beban hidup untuk fungsi bangunan lt.2 :
Ruang Kerja = 2,4 kN/m2
Sehingga qL dapat dihitung sebagai berikut :

qL = Fungsi Bangunan Lt.2 x Lebar Tinjauan

= 2,4 kN/m2 * 8 m

= 19,2 kN/m = 1920 kg/m

3) Kombinasi Beban Terfaktor (qU)

qU = 1,2 qD x 1,6 qL

= (1,2 * 40,14)*(1,6 * 19,2)

= 78.888 kN/m

C) Perencanaan Dimensi Balok


Direncanakan balok dengan klasifikasi penampang yaitu penampang kompak dan
klasifikasi komponen yaitu komponen plastis
1) Momen Ultimate

𝟏
Mu = × 𝒒𝑼 × 𝑳𝒚𝟐
𝟖
1
= × 78.888 × 62
8

= 354.996 kNm

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 24


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

2) Momen Nominal

𝑀𝑢
Mn(Lantai 1) =

354.996 𝑘𝑁𝑚
=
0,9

= 394.44 kN/m

= 394440000 Nmm

3) Modulus Penampang Elastis


Berdasarkan rumus tegangan :

𝑀𝑛 𝑀𝑛
Fy ≥ → Sx ≥
𝑆𝑥 𝑓𝑦

Maka modulus penampang elastis yang diperlukan adalah :

𝑀𝑛
Sx =
𝑓𝑦

394440000 𝑁𝑚𝑚
=
240

= 1643500.00 mm³

= 1643.5 cm³

4) Modulus Penampang Plastis


Zx = Kx * Sx

Maka Shape factor (Kx) = 1.1 (Untuk penampang profil 1 atau WF)

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 25


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

Maka Modulus penampang plastis minimum yang diperlukan adalah :

Zx = Kx ∗ Sx

= 1.1 * 1643.5 cm³

= 1494.091 𝑐𝑚³

Berdasarkan hasil perhitungan pembebanan untuk balok memanjang 1, maka


didapatkan modulus penampang elastis dan plastis minimum yang diperlukan
dalam desain penampang balok memanjang 1, yaitu :
Modulus Penampang Elastis (Sx) = 1643.5 cm³
Modulus Penampang Plastis (Zx) = 1494.091𝑐𝑚3

Berdasarkan nilai modulus penampang diatas, maka diambil profil penampang


dengan nilai modulus penampang lebih besar dari nilai modulus penampang perlu.
Dalam hal ini akan digunakan profil berdasarkan tabel baja oleh “Continetal Steel
Pte Ltd 2006” di halaman lampiran, yaitu profil WF 600 x 300 dengan data – data
yang didapat sebagai berikut :
DIMENSI, LUAS PENAMPANG, DAN BERAT PROFIL
Lebar Profil (b) 300 mm
Tinggi Profil (h) 600 mm
Tebal Web (tw) 14 mm
Tebal Flange (tf) 23 mm
Luas Penampang Profil (A) 217 cm^2 21700 mm^2
Berat Profil (W) 170 kg/m

MOMEN INERSIA, MODULUS PENAMPANG PROFIL, DAN KONSTANTA – KONSTANTA


Inersia terhadap sb.x (Ix) 133600 cm^4 1336000000 mm^4
Inersia terhadap sb.y (Iy) 10570 cm^4 105700000 mm^4
Konstanta Torsi (J) 304 cm^4 3040000 mm^4
Konstanta Pembengkokan (Cw) 8,62 cm^6 8620000000000 mm^6
Sx 4497 cm^3 4497000 mm^3
Sy 700 cm^3 700000 mm^3
Zx 5057 cm^3 5057000 mm^3
Zy 1077 cm^3 1077000 mm^3

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 26


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

JARI - JARI GIRASI


rx 24.80 cm 248 mm
ry 6.98 cm 69,8 mm

D) Kontrol Penampang Profil Baja


Dalam melakukan kontrol penampang profil balok baja, digunakan standar SNI
1729:2015 tentang “Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural” yang
terbagi atas dua bagian antara lain sebagai berikut :
1) Kontrol Klasifikasi Penampang Untuk Tekuk Lokal
a) Tekuk Lokal Sayap (Flange)
Beberapa parameter yang digunakan dalam kontrol klasifikasi penampang
untuk tekuk lokal sayap berdasarkan SNI 1729 2015
Tabel B4.ib Kasus 10 antara lain
Angka Kelansingan Sayap

𝑏
λf =
2(𝑡𝑓)

300 𝑚𝑚
= = 6,522
2(23)

Batasan Kelangsingan Sayap (Kompak/Non Kompak)

𝐸
λpf = 0,38 √𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= 0,38 √ 240 𝑀𝑝𝑎
= 10,970

Batasan Kelangsingan Sayap (Non Kompak/Langsing)

𝐸
λrf = 1,00 √𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= 1,00 √ 240 𝑀𝑝𝑎
= 28,868

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 27


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

Klasifikasi penampang untuk tekuk lokal berdasarkan nilai angka kelansingan adalah :
- Jika λf ≤ λpf , Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang kompak
- Jika λpf < λf ≤ λrf , Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang non
kompak
- Jika λf > λrf, Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang langsing
Karena didapat Nilai λf = 6,522 dan λpf = 10,970 , Maka :
λf ≤ λpf = 6,522 ≤ 10,970 → Penampang diklasifikasikan sebagai “Penampang
Kompak”

b) Tekuk Lokal Badan (Web)


Beberapa parameter yang digunakan dalam kontrol klasifikasi penampang
untuk tekuk lokal badan berdasarkan SNI 1729:2015 Tabel. B4.Ib kasus 15,
Antara lain :
Angka Kelangsingan Badan

𝑑−2𝑡𝑓
λw =
𝑡𝑤

600 𝑚𝑚−2(23)
= = 39.571
14 𝑚𝑚

Batasan Kelangsingan Badan (Kompak/Non-Kompak)

𝐸
λpw = 3,76 √𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= 3,76 √ 240 𝑀𝑝𝑎
= 108.542

Batasan Kelangsingan Badan (Non-Kompak/Langsing)

𝐸
λrw = 5,70 √𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= 5,70 √ 240 𝑀𝑝𝑎
= 164.545

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 28


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

Klasifikasi penampang untuk tekuk lokal berdasarkan nilai angka kelansingan adalah :
- Jika λw ≤ λpw , Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang kompak
- Jika λpw < λw ≤ λrw , Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang non
kompak
- Jika λw > λrw, Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang langsing
Karena didapat Nilai λw = 39.571 dan λpw = 108.542, Maka :
λw ≤ λpw = 39.571≤ 108,54 → Penampang diklasifikasikan sebagai “Penampang
Kompak”
2) Kontrol Klasifikasi Komponen Untuk Tekuk Torsi Lateral
Beberapa parameter yang digunakan dalam kontrol klasifikasi komponen untuk
tekuk torsi lateral berdasarkan SNI 1729:2015 Bagian F2.2 , antara lain:

Panjang Tak Terkekang

𝐿𝑦
Lb =
𝑛𝑏+1

Jika digunakan pengekang berupa balok anak sebanyak 3 buah, Maka :

6
Lb = =2m
3+1

Batasan Panjang Tak Terkekang (Plastis/LTB – In Elastik)

𝐸
Lp = 1,76*ry √𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= (1,76)(6,98cm) √ 240 𝑀𝑝𝑎

= 354,632 cm = 3.546 m

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 29


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

Batasan Panjang Tak Terkekang (LTB- InElastik/LTB-Elastik)

0,7𝑓𝑦 2
2+6,76∗( )

+ √(𝑆𝑥∗ℎ𝑜)
𝐸 𝐽∗𝑐 𝐽∗𝑐 𝐸
Lr = 1,95 rts 0,7 𝑓𝑦 𝑆𝑥∗ℎ𝑜

Dimana,
- ho = d- tf = 600 mm – 23 mm = 577 mm

𝐼𝑦∗𝐶𝑤 (105700000 𝑚𝑚4 )(8620000000000 𝑚𝑚6 )


- rts = √√ = √√
𝑆𝑥 4018000 𝑚𝑚3

= 81.928 mm
- C = 1,00 (Untuk Penampang Profil H, I atau WF)
Maka,

0,7𝑓𝑦 2
𝐸
Lr = 1,95 rts 0,7 𝑓𝑦
√ 𝐽∗𝑐
+ √( 𝐽∗𝑐 )2+6,76∗( 𝐸
)
𝑆𝑥∗ℎ𝑜 𝑆𝑥∗ℎ𝑜

0,7∗240 𝑀𝑝𝑎 2
200000 𝑀𝑝𝑎
= 1,95(81.928) 0,7∗240 𝑀𝑝𝑎
√ (3040000 𝑚𝑚4 ∗1)
+ √( (3040000 𝑚𝑚4 ∗1) )2+6,76∗(200000 𝑀𝑝𝑎 )
3
4497000 𝑚𝑚 ∗577 𝑚𝑚 4497000 𝑚𝑚3 ∗577 𝑚𝑚

= 13.840

Lr = 14 m
Klasifikasi penampang untuk tekuk torsi lateral berdasarkan Panajng Tak Terkekang
adalah :
- Jika Lb ≤ Lp , Maka komponen diklasifikasikan sebagai komponen plastis
- Jika Lp < Lb ≤ Lr , Maka komponen diklasifikasikan sebagai komponen tekuk
torsi lateral inElastik (LTBi-InElastik)
- Jika Lb > Lr , Maka komponen diklasifikasikan sevagai komponen tekuk torsi
lateral elastik (LTB- Elastik)
Karena didapat Nilai Lb = 2 dan Lp = 3.546 m, Maka :
Lb ≤ Lp = 2 ≤ 3.546 → Penampang diklasifikasikan sebagai “Komponen Plastis”

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 30


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

E) Pembebanan (Termasuk Balok)


1) Beban Mati
Beban Plat Lantai (qD p) = 2304 kg/m (sama dgn perhitungan sebelumnya)
Berat Finishing (qD f) = 800 kg/m (sama dgn perhitungan sebelumnya)
Berat Plafon & ME (qD pme) = 160 kg/m (sama dgn perhitungan sebelumnya)

Beban Pas.Dinding Bata (qD di) : diasumsikan termasuk berat sendiri balok
= Berat Dinding (qd) x (Tinggi Dinding Lt 2 –
Tinggi Profil Balok (d))
= (250 kg/m3) * (3 m – 0,6 m)
= 600 kg/m

Beban Balok = Berat Profil Balok (W)


= 1500 kg/m
= 170 kg/m

Total (qD) = 4034 kg/m

= 40,34 kN/m

2) Beban Hidup
qL = 19,20 kN/m

= 1920 kg/m (sama dgn perhitungan sebelumnya)

3) Kombinasi Beban Terfaktor (qu)

qU = 1,2 qD x 1,6 qL

= (1,2 * 40,34)*(1,6 * 19,20)

= 79,13 kN/m = 7913 kg/m

4) Momen Ultimate
Lebar Bentang (Ly) =6m

𝟏
Mu = × 𝒒𝑼 × 𝑳𝒚𝟐
𝟖
1
= × 7890 × 62
8

= 35607.6 kg.m

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 31


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

5) Momen Nominal Desain


- Momen Nominal
Karena Penampang balok di klasifikasikan sebagai penampang kompak dan
komponen Plastis, maka besar momen nominal penampang balok (Mn) sama
dengan momen plastis balok (Mp) yaitu :
Mn = Mp = fy.Zx
Maka besar momen nominal penampang balok adalah :

Mn = fy * Zx Profil

= 240 Mpa * 5057000 mm3

= 1213680000 N.mm = 123760.92 kg.m

- Momen Nominal Desain

𝜙𝑀𝑛 = 0,9 * 123760.92 kg.m

= 111384.83 Kg.m

6) Kontrol

KONTROL MOMEN
𝑀𝑢
<1
ɸ Mn
35607.6 kg. m
<1
111384.83 Kg. m
𝟎. 𝟑𝟐 <𝟏 AMAN

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 32


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

Balok Arah sumbu y antara lantai 2 dan lantai 3

A) Panjang Tinjauan dan Lebar Bentang


Untuk gambar daerah tinjauan balok melintang dapat dilihat pada gambar halaman
sebelumnya. Berdasarkan gambar tersebut maka panjang tinjauan untuk pembebanan
pada balok adalah
𝑎1+𝑎2 7 𝑚+9 𝑚
Panjang Tinjauan = = =8𝑚
2 2

Sedangkan lebar bentang terpanjang (Ly) adalah :


Ly = 6 m
B) Pembebanan:
1) Beban Mati:
Tebal plat = 12 cm = 0.12 m (diambil tebal plat minimum)
Pasangan dinding bata = 250 kg/m2
Finishing = 100 kg/m2
Plafon & ME = 20 kg/m2
Berat volume beton (Wc) = 2400 kg/m
Beban Plat Lantai (qD p) = Wc x Tebal Plat x Lbr Tinjauan
= 2400 kg/m3 * 0.12 m * 8 m
= 2304 kg/m

Beban Pas.Dinding Bata (qdi) = Berat Pasangan Dinding Bata x h Lt.3


= 250 kg/m2 * 3 m
= 750 kg/m

Beban Finishing (qD f) = Finishing x Lebar Tinjauan


= 100 kg/m2 * 8 m
= 800 kg/m

Beban Plafon & ME (qD pme) = Berat Plafon & ME x Lebar Tinjauan
= 20 kg/m2 * 8 m
= 160 kg/m

Total (qD) = 4014 kg/m


= 40,14 kN/m

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 33


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

2) Beban Hidup
Pada perhitungan lt.2 koefisien fungsi bangunan yang digunakan yaitu koefisien
pada lt.3 Berdasarkan SNI 1727-2013, beban hidup untuk fungsi bangunan lt.3 :
Aula = 4,79 kN/m2
Sehingga qL dapat dihitung sebagai berikut :

qL = Fungsi Bangunan Lt.2 x Lebar Tinjauan

= 4,79 kN/m2 * 8 m

= 38,32 kN/m = 3832 kg/m

3) Kombinasi Beban Terfaktor (qU)

qU = 1,2 qD x 1,6 qL

= (1,2 * 40,14)*(1,6 * 38,32)

= 109.48 kN/m

C) Perencanaan Dimensi Balok


Direncanakan balok dengan klasifikasi penampang yaitu penampang kompak dan
klasifikasi komponen yaitu komponen plastis

1) Momen Ultimate

𝟏
Mu = × 𝒒𝑼 × 𝑳𝒚𝟐
𝟖
1
= × 109.48 × 62
8

= 492.66 kNm

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 34


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

2) Momen Nominal

𝑀𝑢
Mn(Lantai 1) =

492.66 𝑘𝑁𝑚
=
0,9

= 547.40 kN/m

= 547400000 Nmm

3) Modulus Penampang Elastis


Berdasarkan rumus tegangan :

𝑀𝑛 𝑀𝑛
Fy ≥ → Sx ≥
𝑆𝑥 𝑓𝑦

Maka modulus penampang elastis yang diperlukan adalah :

𝑀𝑛
Sx =
𝑓𝑦

547400000 𝑁𝑚𝑚
=
240

= 2280833.33 mm³

= 2280.833 cm³

4) Modulus Penampang Plastis


Zx = Kx * Sx

Maka Shape factor (Kx) = 1.1 (Untuk penampang profil 1 atau WF)

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 35


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

Maka Modulus penampang plastis minimum yang diperlukan adalah :

Zx = Kx ∗ Sx

= 1.1 * 2280.833 cm³

= 2073.485 𝑐𝑚³

Berdasarkan hasil perhitungan pembebanan untuk balok memanjang 2, maka


didapatkan modulus penampang elastis dan plastis minimum yang diperlukan
dalam desain penampang balok memanjang 2, yaitu :
Modulus Penampang Elastis (Sx) = 2280.833 cm³
Modulus Penampang Plastis (Zx) = 2073.485 𝑐𝑚3

Berdasarkan nilai modulus penampang diatas, maka diambil profil penampang


dengan nilai modulus penampang lebih besar dari nilai modulus penampang perlu.
Dalam hal ini akan digunakan profil berdasarkan tabel baja oleh “Continetal Steel
Pte Ltd 2006” di halaman lampiran, yaitu profil WF 600 x 300 dengan data – data
yang didapat sebagai berikut :
DIMENSI, LUAS PENAMPANG, DAN BERAT PROFIL
Lebar Profil (b) 300 mm
Tinggi Profil (h) 600 mm
Tebal Web (tw) 14 mm
Tebal Flange (tf) 23 mm
Luas Penampang Profil (A) 217 cm^2 21700 mm^2
Berat Profil (W) 170 kg/m

MOMEN INERSIA, MODULUS PENAMPANG PROFIL, DAN KONSTANTA – KONSTANTA


Inersia terhadap sb.x (Ix) 133600 cm^4 1336000000 mm^4
Inersia terhadap sb.y (Iy) 10570 cm^4 105700000 mm^4
Konstanta Torsi (J) 304 cm^4 3040000 mm^4
Konstanta Pembengkokan (Cw) 8,62 cm^6 8620000000000 mm^6
Sx 4497 cm^3 4497000 mm^3
Sy 700 cm^3 700000 mm^3
Zx 5057 cm^3 5057000 mm^3
Zy 1077 cm^3 1077000 mm^3

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 36


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

JARI - JARI GIRASI


rx 24.80 cm 248 mm
ry 6.98 cm 69,8 mm

D) Kontrol Penampang Profil Baja


Dalam melakukan kontrol penampang profil balok baja, digunakan standar SNI
1729:2015 tentang “Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural” yang
terbagi atas dua bagian antara lain sebagai berikut :
1) Kontrol Klasifikasi Penampang Untuk Tekuk Lokal
a) Tekuk Lokal Sayap (Flange)
Beberapa parameter yang digunakan dalam kontrol klasifikasi penampang
untuk tekuk lokal sayap berdasarkan SNI 1729 2015
Tabel B4.ib Kasus 10 antara lain
Angka Kelansingan Sayap

𝑏
λf =
2(𝑡𝑓)

300 𝑚𝑚
= = 6,522
2(23)

Batasan Kelangsingan Sayap (Kompak/Non Kompak)

𝐸
λpf = 0,38 √𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= 0,38 √ 240 𝑀𝑝𝑎
= 10,970

Batasan Kelangsingan Sayap (Non Kompak/Langsing)

𝐸
λrf = 1,00 √𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= 1,00 √ 240 𝑀𝑝𝑎
= 28,868

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 37


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

Klasifikasi penampang untuk tekuk lokal berdasarkan nilai angka kelansingan adalah :
- Jika λf ≤ λpf , Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang kompak
- Jika λpf < λf ≤ λrf , Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang non
kompak
- Jika λf > λrf, Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang langsing
Karena didapat Nilai λf = 6,522 dan λpf = 10,970 , Maka :
λf ≤ λpf = 6,522 ≤ 10,970 → Penampang diklasifikasikan sebagai “Penampang
Kompak”

b) Tekuk Lokal Badan (Web)


Beberapa parameter yang digunakan dalam kontrol klasifikasi penampang untuk
tekuk lokal badan berdasarkan SNI 1729:2015 Tabel. B4.Ib kasus 15, Antara lain :
Angka Kelangsingan Badan

𝑑−2𝑡𝑓
λw =
𝑡𝑤

600 𝑚𝑚−2(23)
= = 39.571
14 𝑚𝑚

Batasan Kelangsingan Badan (Kompak/Non-Kompak)

𝐸
λpw = 3,76 √
𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= 3,76 √ 240 𝑀𝑝𝑎
= 108.542

Batasan Kelangsingan Badan (Non-Kompak/Langsing)

𝐸
λrw = 5,70 √𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= 5,70 √ 240 𝑀𝑝𝑎
= 164.545

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 38


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

Klasifikasi penampang untuk tekuk lokal berdasarkan nilai angka kelansingan adalah :
- Jika λw ≤ λpw , Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang kompak
- Jika λpw < λw ≤ λrw , Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang non
kompak
- Jika λw > λrw, Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang langsing
Karena didapat Nilai λw = 39.571 dan λpw = 108.542, Maka :
λw ≤ λpw = 39.571 ≤ 108,54 → Penampang diklasifikasikan sebagai “Penampang
Kompak”
2) Kontrol Klasifikasi Komponen Untuk Tekuk Torsi Lateral
Beberapa parameter yang digunakan dalam kontrol klasifikasi komponen untuk
tekuk torsi lateral berdasarkan SNI 1729:2015 Bagian F2.2 , antara lain:
Panjang Tak Terkekang

𝐿𝑦
Lb =
𝑛𝑏+1

Jika digunakan pengekang berupa balok anak sebanyak 3 buah, Maka :

6
Lb = =2m
3+1

Batasan Panjang Tak Terkekang (Plastis/LTB – In Elastik)

𝐸
Lp = 1,76*ry √𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= (1,76)(6,98cm) √ 240 𝑀𝑝𝑎

= 354,632 cm = 3.546 m

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 39


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

Batasan Panjang Tak Terkekang (LTB- InElastik/LTB-Elastik)

0,7𝑓𝑦 2
2+6,76∗( )

+ √(𝑆𝑥∗ℎ𝑜)
𝐸 𝐽∗𝑐 𝐽∗𝑐 𝐸
Lr = 1,95 rts 0,7 𝑓𝑦 𝑆𝑥∗ℎ𝑜

Dimana,
- ho = d- tf = 600 mm – 23 mm = 577 mm

𝐼𝑦∗𝐶𝑤 (105700000 𝑚𝑚4 )(8620000000000 𝑚𝑚6 )


- rts = √√ = √√
𝑆𝑥 4018000 𝑚𝑚3

= 81.928 mm
- C = 1,00 (Untuk Penampang Profil H, I atau WF)
Maka,

0,7𝑓𝑦 2
𝐸
Lr = 1,95 rts 0,7 𝑓𝑦
√ 𝐽∗𝑐
+ √( 𝐽∗𝑐 )2+6,76∗( 𝐸
)
𝑆𝑥∗ℎ𝑜 𝑆𝑥∗ℎ𝑜

0,7∗240 𝑀𝑝𝑎 2
200000 𝑀𝑝𝑎
= 1,95(81.928) 0,7∗240 𝑀𝑝𝑎
√ (3040000 𝑚𝑚4 ∗1)
+ √( (3040000 𝑚𝑚4 ∗1) )2+6,76∗(200000 𝑀𝑝𝑎 )
3
4497000 𝑚𝑚 ∗577 𝑚𝑚 4497000 𝑚𝑚3 ∗577 𝑚𝑚

= 13.840

Lr = 14 m
Klasifikasi penampang untuk tekuk torsi lateral berdasarkan Panajng Tak Terkekang
adalah :
- Jika Lb ≤ Lp , Maka komponen diklasifikasikan sebagai komponen plastis
- Jika Lp < Lb ≤ Lr , Maka komponen diklasifikasikan sebagai komponen tekuk
torsi lateral inElastik (LTBi-InElastik)
- Jika Lb > Lr , Maka komponen diklasifikasikan sevagai komponen tekuk torsi
lateral elastik (LTB- Elastik)
Karena didapat Nilai Lb = 2 dan Lp = 3.546, Maka :
Lb ≤ Lp = 2 ≤ 3.546 → Penampang diklasifikasikan sebagai “Komponen Plastis”

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 40


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

E) Pembebanan (Termasuk Balok)


1) Beban Mati
Beban Plat Lantai (qD p) = 2304 kg/m (sama dgn perhitungan sebelumnya)
Berat Finishing (qD f) = 800 kg/m (sama dgn perhitungan sebelumnya)
Berat Plafon & ME (qD pme) = 160 kg/m (sama dgn perhitungan sebelumnya)

Beban Pas.Dinding Bata (qD di) : diasumsikan termasuk berat sendiri balok
= Berat Dinding (qd) x (Tinggi Dinding Lt 2 –
Tinggi Profil Balok (d))
= (250 kg/m3) * (3 m – 0,6 m)
= 600 kg/m

Beban Balok = Berat Profil Balok (W)


= 1500 kg/m
= 170 kg/m

Total (qD) = 4034 kg/m

= 40,34 kN/m

2) Beban Hidup

qL = 38,20 kN/m

= 3820 kg/m (sama dgn perhitungan sebelumnya)

3) Kombinasi Beban Terfaktor (qu)

qU = 1,2 qD x 1,6 qL

= (1,2 * 40,34)*(1,6 * 38,20)

= 109,72 kN/m = 10972 kg/m

4) Momen Ultimate
Lebar Bentang (Ly) =6m

𝟏
Mu = × 𝒒𝑼 × 𝑳𝒚𝟐
𝟖
1
= × 10949 × 62
8

= 49374 kg.m

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 41


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

5) Momen Nominal Desain


- Momen Nominal
Karena Penampang balok di klasifikasikan sebagai penampang kompak dan
komponen Plastis, maka besar momen nominal penampang balok (Mn) sama dengan
momen plastis balok (Mp) yaitu :
Mn = Mp = fy.Zx
Maka besar momen nominal penampang balok adalah :

Mn = fy * Zx Profil

= 240 Mpa * 5057000 mm3

= 1213680000 N.mm = 123760.92 kg.m

- Momen Nominal Desain

𝜙𝑀𝑛 = 0,9 * 123760.92 kg.m

= 111384.83 Kg.m

6) Kontrol

KONTROL MOMEN
𝑀𝑢
<1
ɸ Mn
49374 𝑘𝑔. 𝑚
<1
111384.83 Kg. m
𝟎. 𝟒𝟒 < 𝟏 AMAN

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 42


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

PRA DESAIN KOLOM


Kolom Lantai 2

A) Panjang Tinjauan dan Lebar Bentang


Panjang Tinjauan (Arah sumbu y) untuk pembebanan kolom adalah :
2𝑏 2(6)
Panjang Tinjauan = = =6𝑚
2 2

Lebar Tinjauan (Arah sumbu x) untuk pembebanan kolom adalah :


𝑎1+𝑎2 7+9
Lebar Tinjauan = = = 8𝑚
2 2

Luas Tinjauan
Luas Tinjauan = Panjang Tinjauan x Lebar Tinjauan = 6 m x 8 m = 48 m
B) Perencanaan Dimensi Kolom
Dalam perencanaan dimensi kolom, akan digunakan profil berdasarkan tabel profil baja
oleh “Continental Steel Pte Ltd 2006” di halaman lampiran, yaitu profil WF 600 × 300
dengan data-data sebagai berikut :

DIMENSI, LUAS PENAMPANG, DAN BERAT PROFIL


Lebar Profil (b) 300 mm
Tinggi Profil (h) 600 mm
Tebal Web (tw) 14 mm
Tebal Flange (tf) 23 mm
Luas Penampang Profil (A) 217 cm^2 21700 mm^2
Berat Profil (W) 170 kg/m

MOMEN INERSIA, MODULUS PENAMPANG PROFIL, DAN KONSTANTA – KONSTANTA


Inersia terhadap sb.x (Ix) 133600 cm^4 1336000000 mm^4
Inersia terhadap sb.y (Iy) 10570 cm^4 105700000 mm^4
Konstanta Torsi (J) 304 cm^4 3040000 mm^4
Konstanta Pembengkokan (Cw) 8,62 cm^6 8620000000000 mm^6
Sx 4497 cm^3 4497000 mm^3
Sy 700 cm^3 700000 mm^3
Zx 5057 cm^3 5057000 mm^3
Zy 1077 cm^3 1077000 mm^3

JARI - JARI GIRASI


rx 24.80 cm 248 mm
ry 6.98 cm 69,8 mm

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 43


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

C) Kontrol Penampang Profil Baja


Dalam melakukan kontrol penampang profil balok baja, digunakan standar SNI
1729:2015 tentang “Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural” yang terbagi
atas dua bagian antara lain sebagai berikut :
1) Kontrol Klasifikasi Penampang Untuk Tekuk Lokal
a) Tekuk Lokal Sayap (Flange)
Beberapa parameter yang digunakan dalam kontrol klasifikasi penampang untuk
tekuk lokal sayap berdasarkan SNI 1729 2015 Tabel B4.1b Kasus 10 antara lain

Angka Kelansingan Sayap

𝑏
λf =
2(𝑡𝑓)

300 𝑚𝑚
= = 6,522
2(23)

Batasan Kelangsingan Sayap (Kompak/Non Kompak)

𝐸
λpf = 0,38 √𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= 0,38 √ 240 𝑀𝑝𝑎
= 10,970

Batasan Kelangsingan Sayap (Non Kompak/Langsing)

𝐸
λrf = 1,00 √𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= 1,00 √ 240 𝑀𝑝𝑎
= 28,868

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 44


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

Klasifikasi penampang untuk tekuk lokal berdasarkan nilai angka kelansingan adalah :
- Jika λf ≤ λpf , Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang kompak
- Jika λpf < λf ≤ λrf , Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang non
kompak
- Jika λf > λrf, Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang langsing
Karena didapat Nilai λf = 6,522 dan λpf = 10,970 , Maka :
λf ≤ λpf = 6,522 ≤ 10,970 → Penampang diklasifikasikan sebagai “Penampang
Kompak”

b) Tekuk Lokal Badan (Web)


Beberapa parameter yang digunakan dalam kontrol klasifikasi penampang untuk tekuk
lokal badan berdasarkan SNI 1729:2015 Tabel. B4.Ib kasus 15, Antara lain :
Angka Kelangsingan Badan

𝑑−2𝑡𝑓
λw =
𝑡𝑤

600 𝑚𝑚−2(23)
= = 39.571
14 𝑚𝑚

Batasan Kelangsingan Badan (Kompak/Non-Kompak)

𝐸
λpw = 3,76 √
𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= 3,76 √ 240 𝑀𝑝𝑎
= 108.542

Batasan Kelangsingan Badan (Non-Kompak/Langsing)

𝐸
λrw = 5,70 √𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= 5,70 √ 240 𝑀𝑝𝑎
= 164.545

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 45


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

- Jika λw ≤ λpw , Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang kompak


- Jika λpw < λw ≤ λrw , Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang non
kompak
- Jika λw > λrw, Maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang langsing
Karena didapat Nilai λw = 39.571 dan λpw = 108.542, Maka :
λw ≤ λpw = 39.571 ≤ 108,54 → Penampang diklasifikasikan sebagai “Penampang
Kompak”

2) Kontrol Klasifikasi Penampang untuk Tekuk Lokal Kondisi Tekan


a) Tekuk Lokal Sayap (Flange)
Beberapa parameter yang digunakan dalam kontrol klasifikasi penampang
untuk tekuk lokal sayap kondisi tekan berdasarkan SNI 1729:2015 Tabel B4.1b
Kasus 1 antara lain:
Angka Kelansingan Sayap

𝑏
λf =
2(𝑡𝑓)

300 𝑚𝑚
= = 6,522
2(23)

Batasan Kelangsingan Sayap (Tidak langsing/langsing)

𝐸
λpf = 0,56 √𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= 0,56 √ 240 𝑀𝑝𝑎
= 16.17

Klasifikasi penampang untuk tekuk lokal kondisi tekan berdasarkan nilai angka
kelangsingan adalah:

- Jika λf ≤ λrf, maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang tidak-langsing.


- Jika λf > λrf, maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang langsing.

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 46


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

Karena λf ≤ λrf → 6,522 ≤ 16,17, maka penampang diklasifikasikan sebagai


penampang tidak langsing.
b) Tekuk Lokal Sayap (Flange)
Beberapa parameter yang digunakan dalam kontrol klasifikasi penampang
untuk tekuk lokal badan kondisi tekan berdasarkan SNI 1729:2015 Tabel
B4.1b Kasus 5 antara lain:
Angka Kelangsingan Badan

𝑑−2𝑡𝑓
λw =
𝑡𝑤

600 𝑚𝑚−2(23)
= = 39.571
14 𝑚𝑚

Batasan Kelangsingan Badan (Tidak langsing/Langsing)

𝐸
λpw = 1,49 √𝑓𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= 1,49 √ 240 𝑀𝑝𝑎
= 43.01

Klasifikasi penampang untuk tekuk lokal kondisi tekan berdasarkan nilai angka
kelangsingan adalah:

- Jika λw ≤ λrw, maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang tidak-langsing.


- Jika λw > λrw, maka penampang diklasifikasikan sebagai penampang langsing.
Karena λw ≤ λrw → 39,571 ≤ 43,01, maka penampang diklasifikasikan sebagai
penampang tidak langsing.

D) Perhitungan Tegangan Kritis


Untuk menghitung tegangan kritis penampang profil kolom baja, digunakan standar SNI
1729:2015 tentang “Spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural” pada bagian E,
yang ditinjau atas dua bagian, antara lain sebagai berikut.

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 47


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

1) Tegangan Kritis Tekuk Lentur


Beberapa parameter yang digunakan dalam menghitung tegangan ktitis tekuk lentur
berdasarkan SNI 1729:2015 Tabel B4.1b Bagian E2 antara lain:
Angka Kelangsingan Lentur
- Faktor Panjang Efektif (K) : 0.5 (Kondisi jepit-jepit)
- Tinggi Kolom Bersih Lantai 2 (L₂) : 3000 mm
- Jari – jari minimum (Ambil r terkecil antara ry dan rx) :
rx = 248 ; ry = 69,8 jadi r min = ry = 69,8 mm

𝐾∗𝐿
λb =
𝑟𝑚𝑖𝑛

(0,5)(3000)
= = 39.571
69,8

Tegangan Tekuk Kritis Elastis Lentur

𝜋2 𝐸
fe =
(λb )2

(3,14)2 (200000 𝑀𝑝𝑎)


=
( 39.571)2

= 4269.90 Mpa

Batasan Kelangsingan Lentur

𝐸
λr = 4,71√𝑓
𝑦

200000 𝑀𝑝𝑎
= 4,71√ 240 𝑀𝑝𝑎

= 135.966

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 48


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

Rasio Tegangan Leleh Terhadap Tegangan Tekuk Kritis Elastis Lentur

𝑓𝑦 240 𝑀𝑝𝑎
=
𝑓𝑒 4269.90 𝑀𝑝𝑎

= 0.0562

Klasifikasi tekuk lentur berdasarkan nilai angka kelangsingan atau nilai fy / fe adalah:

- Jika λb ≤ λr atau fy / fe ≤ 2,25, maka profil kolom mengalami tekuk lentur inelastis,
dimana tegangan kritis tekuk lentur dihitung dengan menggunakan rumus:
𝑓𝑦
fcr1 = 0,658 𝑓𝑒 . 𝑓𝑦

- Jika λb > λr atau fy / fe > 2,25, maka profil kolom mengalami tekuk lentur elastis,
dimana tegangan kritis tekuk lentur dihitung dengan menggunakan rumus :
fcr1 = 0,877 𝑓𝑒

Karena λb ≤ λr → 39.571 ≤ 135.966 dan fy / fe = 0.0562 ≤ 2,25, maka profil kolom


mengalami tekuk lentur inelastis. Dengan demikian, tegangan kritis tekuk lentur dihitung
dengan menggunakan rumus yang pertama, yaitu:
𝑓𝑦
fcr1 = 0,658 𝑓𝑒 . 𝑓𝑦

Jadi :

200000 𝑀𝑝𝑎
( )
fcr1 = 0,658 4269.90 𝑀𝑝𝑎 (240 𝑀𝑝𝑎)

= 234.95 Mpa

2) Tegangan Kritis Tekuk Puntir/Torsi


Beberapa parameter yang digunakan dalam menghitung tegangan ktitis tekuk torsi
berdasarkan SNI 1729:2015 Tabel B4.1b Bagian E3 antara lain:
Tegangan Tekuk Kritis Elastis Torsi
- Faktor Panjang Efektif (K) : 0.5 (Kondisi jepit-jepit)
- Tinggi Kolom Bersih Lantai 2 (L₂) : 3000 mm

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 49


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

𝜋2 𝐸.𝐶𝑤 1
fe = [ (𝐾 .𝐿)2
+ 𝐺. 𝐽] 𝐼
2 𝑥 +𝐼𝑦

13
(3,14)2 (200000 𝑀𝑝𝑎∗0,862 𝑥 10 ) 1
=[ 2 + (77200)(3040000)] 1336000000+105700000
(0,5∗3000)

= 5402.88 Mpa

Rasio Tegangan Leleh Terhadap Tegangan Tekuk Kritis Elastis Torsi

𝑓𝑦 240 𝑀𝑝𝑎
=
𝑓𝑒 5402.88 𝑀𝑝𝑎

= 0.0444

Klasifikasi tekuk torsi berdasarkan fy / fe adalah:

- Jika fy / fe ≤ 2,25, maka profil kolom mengalami tekuk torsi inelastis, dimana
tegangan kritis tekuk torsi dihitung dengan menggunakan rumus:
𝑓𝑦
fcr2 = 0,658 𝑓𝑒 . 𝑓𝑦

- Jika fy / fe > 2,25, maka profil kolom mengalami tekuk torsi elastis, dimana tegangan
kritis tekuk torsi dihitung dengan menggunakan rumus:
fcr2 = 0,877 𝑓𝑒

Karena fy / fe = = 0.0444 ≤ 2,25, maka profil kolom mengalami tekuk torsi inelastis. Dengan
demikian, tegangan kritis tekuk lentur dihitung dengan menggunakan rumus yang pertama,
yaitu:
𝑓𝑦
fcr2 = 0,658 𝑓𝑒 . 𝑓𝑦
Jadi,

200000 𝑀𝑝𝑎
( )
fcr2 = 0,658 5402.88 𝑀𝑝𝑎 (240 𝑀𝑝𝑎)

= 236.00 Mpa

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 50


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9

Berdasarkan hasil perhitungan tegangan kritis di atas, maka didapatkan nilai tegangan
kritis untuk beberapa kondisi sebagai berikut:
- Tegangan kritis tekuk lentur (fcr1) = 234.95 Mpa
- Tegangan kritis tekuk puntir / torsi (fcr2) = 236.00 Mpa

Dalam perhitungan kuat tekan nominal, digunakan nilai fcr yang terkecil, yaitu:

fcr1 = 234.95 Mpa

E) Pembebanan
1) Beban Mati:
Tebal plat = 12 cm = 0.12 m (diambil tebal plat minimum)
Pasangan dinding bata = 250 kg/m2
Finishing = 100 kg/m2
Plafon & ME = 20 kg/m2
Berat volume beton (Wc) = 2400 kg/m
Luas Tinjauan = Panjang Tinjauan x Lebar Tinjauan
=6 x 8 = 48 m2
Berat Balok Profil melintang/Balok Arah X (qBx) = 170 kg/m
Berat Balok Profil memanjang/Balok Arah Y (qBy) = 170 kg/m

Beban Plat Lantai (PD p) = Wc x Tebal Plat x Luas Tinjauan


= 2400 kg/m3 * 0.12 m * 48 m2
= 13824 kg

Beban Pas.Dinding Bata (Pdi) = 0,00 kg


(Pada Lantai 3 Bagian Tengah tdk memiliki dinding)

Beban Finishing (PD f) = Finishing x Luas Tinjauan


= 100 kg/m2 * 48 m2
= 4800 kg

Beban Plafon & ME (PD pme) = Berat Plafon & ME x Luas Tinjauan
= 20 kg/m2 * 48 m2
= 960 kg

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 51


STRUKTUR BAJA II | 2 0 1 9
Beban Balok = (qbx x Lebar Tinjauan) + (qby x Panjang Tinjauan)
= ( 170 kg x 8 ) + (170 kg x 6 )
= 2380 kg

Total (qD) = 21964 kg

2) Beban Hidup
Pada perhitungan lt.2 koefisien fungsi bangunan yang digunakan yaitu koefisien
pada lt.3 Berdasarkan SNI 1727-2013, beban hidup untuk fungsi bangunan lt.3 :
Aula = 4,79 kN/m2 = 488.44 kg/m2
Sehingga qL dapat dihitung sebagai berikut :

qL = Fungsi Bangunan Lt.2 x Luas Tinjauan

= 488.44 kg/m2 * 48 m2

= 23445.32 kg

3) Kombinasi Beban Terfaktor (qU)

qU = 1,2 qD x 1,6 qL

= (1,2 * 21964 kg)*(1,6 * 23445,32 kg)

= 63869.30 kg

F) Pembebanan

KENYO S. SISVANTO | 16021101053 Page 52

Anda mungkin juga menyukai