Anda di halaman 1dari 37

TAMBANG

BERBAHAYA?
AH,MASA?
(Disusun sebagai salah satu syarat kenaikan kelas siswa/siswi X Geologi Pertambangan SMK Negeri 1)

Nama : Fatimah Ramadhani

Kelas : X-GP 1
SMK NEGERI 1

TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

TAMBANG
BERBAHAYA?
AH MASA?
(Disusun sebagai salah satu syarat kenaikan kelas siswa/siswi X Geologi Pertambangan SMK Negeri 1)
Nama : Fatimah Ramadhani

Kelas : X-GP 1

SMK NEGERI 1

TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

KATA PENGANTAR

Assamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Bismillahirohmanirohim

Dengan mengucap rasa syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
hidayah-Nya. Penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai bahaya dan resiko yang ada
ditambang, baik tambang terbuka maupun tambang tertutup. Makalah ini berjudul
“TAMBANG BERBAHAYA? AH MASA?”

Penyusunan makalah ini bersumber pada informasi yang telah ada, melalui jaringan
internet sehingga makalah ini dapat memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan tugas K3LH
Dalam penulisan makalah ini penulis masih merasa banyak kekurangan baik secara
teknis penulisan maupun materi mengingat akan kemampuan yang dimiliki oleh penulis.

Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua yang
telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini, khususnya kepada:

1. Bapak Mansyur S.pd, M.Pd, Kepala SMKN 1 Balikpapan


2. Bapak Drs. Pin Dwi Hantoro selaku wali kelas X-GP1

3. Bapak Drs. Paulus Triantoatmaja selaku guru pembimbing yang selalu


meluangkan waktu untuk tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan,
pengarahan serta dorongan dalam penyelesaian tugas ini.

4. Orang tua yang senatiasa mendoakan dan membirakan semangat


5. Serta semua pihak yang turut membantu pembuatan makalah ini yang tidak bisa
penyusun sebutkan satu persatu

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal kepada
mereka yang telah membantu dan memberikan dorongan serta penulis berharap agar tugas ini dapat
berguna bagi kita semua.

Wassalam

Penulis

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………….…i

KATA PENGANTAR ………………………..…………….……………… ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang …………………………………………..…………. 1- 2


B. Rumusan Masalah …………………………………………..……… 2
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ……………………………………… 2

BAB II KAJIAN TEORI ………………………………………………........ 3


A. Pengertian K3LH………………..………………………………………. 3
B. Pengertian K3LH Menurut Para Ahli………………………………........ 3-4
C. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja…………………………….... 5

BAB III ISI MATERI …………………………………………………………… 6


1. Bahaya yang ada di Tambang…………………………………….………….. 6 – 19
2. Safe Way of Working………………………………………………..……….. 20 – 29
3. Excident and Emergency…………………………………………………..…. 30 – 32

BAB IV PENUTUP ……………………..……………………………………….. 33


DAFTAR PUSTAKA ……………………..……………………………………... 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya


untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan
keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat melakukan
pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang
dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat dihindari.
Pekerjaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan
pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah capek.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan
tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan
menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan
tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang
tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk
menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang
ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi
juga mental, emosional dan psikologi.
Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur
sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu
banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja
seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis. Masih banyak perusahaan yang
tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja. Begitu banyak berita
kecelakaan kerja yang dapat kita saksikan. Dalam makalah ini kemudian akan
dibahas mengenai permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja serta
bagaimana mewujudkannya dalam keadaan yang nyata.
Tema makalah ini menyangkut tentang bahaya dan resiko yang ada di
tambang. Yang harus mengandung tentang ; safe way of working, personal
protective, excident and emergency, special group of work sesuai dengan
persyaratan makalah.

B. Rumusan Masalah
a. Apakah K3LH itu?
b. Apa yang menyebabkan kecelakan ditempat kerja?
c. Dimana tempat yang paling rawan terjadi kecelakaan ditempat kerja
khususnya pertambangan?
d. Apa saja APD yang diperlukan?
Dari berbagai rumusan masalah diatas dapat disimpulkan bahwa ”bagaimanakah
cara bekerja dengan aman?”
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
a. Untuk mengetahui kecelakaan kerja ditambang
b. Untuk mengetahui peran K3 dalam pekerjaan
c. Untuk mengetahui Sistem Manajemen K3 Pertambangan

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian K3LH

Safe adalah aman atau selamat. Safety menurut kamus adalah mutu suatu
keadaan aman atau kebebasan dari bahaya dan kecelakaan. Keselamatan kerja
atau safety adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang
aman bebas dari kecelakaan Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang
tidak diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan kerugian, baik
harta maupun jiwa manusia. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam
hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu tempat kerja.
Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan, baik
jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju pada
kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya.

B. Pengertian K3LH Menurut Ahli


K3 merupakan akronim dari Keselamatan Kesehatan Kerja. Sedangkan huruf
“LH” dibelakangnya berarti Lingkungan Hidup. Banyak ahli yang mengemukan
pendapat mereka tentang K3 ini. Berikut pendapat-pendapat para ahli tersebut :

1. Menurut Mangkunegara, keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu


pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil
karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

2. Menurut Suma’mur (1981: 2), keselamatan kerja merupakan rangkaian


usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para
karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

3. Menurut Simanjuntak (1994), keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang


bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup
tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi
pekerja

4. Mathis dan Jackson, menyatakan bahwa keselamatan adalah merujuk pada


perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cidera yang terkait
dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan
stabilitas emosi secara umum.
5. Menurut Ridley, John (1983), mengartikan kesehatan dan keselamatan kerja
adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi
pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik
atau tempat kerja tersebut.
6. Jackson, menjelaskan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja menunjukkan
kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan
oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
7. Ditinjau dari sudut keilmuan, kesehatan dan keselamatan kerja adalah ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja. (Lalu Husni, 2003: 138).

Pada intinya dapat ditarik kesimpulan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja adalah
suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perindungan dan keamanan dari resiko
kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja,
perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi berbicara mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja tidak melulu membicarakan masalah keamanan fisik dari para pekerja,
tetapi menyangkut berbagai unsur dan pihak.
C. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

2. Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.

3. Mencegah/ mengurangi kematian.

4. Mencegah/mengurangi cacat tetap.

5. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat


kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya.

6. Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin


kehidupan produktifnya.

7. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumbersumber produksi


lainnya.

8. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat
menimbulkan kegembiraan semangat kerja.

9. Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta


pembangunan.

Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi:

1. Manusia (pekerja dan masyarakat)

2. Benda (alat, mesin, bangunan dll)

3. Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuh-tumbuh.


BAB III

ISI MATERI

1. Bahaya dan Resiko yang ada di Tambang


Hazard (bahaya) adalah sesuatu yang dapat menyebabkan cedera pada manusia
atau kerusakan pada alat atau lingkungan. Sedang risk (resiko) didefinisikan sebagai
peluang terpaparnya seseorang atau alat pada suatu hazard (bahaya).
Berikut adalah factor-faktor bahaya yang ada di lingkungan tambang :
1.1. Physical hazards: Yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan
gangguan-gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya :
suara bising, radiasi, getaran, temperature
1.1.1. Noise (Suara Bising) : Masalah kebisingan tidak hanya merupakan
masalah di tempat kerja seperti tambang saja, tetapi juga di sekitar kita
seperti suara pesawat terbang, suara senapan,dll. Suara tinggi atau
bising dapat menyebabkan ketulian.
Pengertian kebisingan adalah bunyi atau suara yang timbul yang tidak
dikehendaki yang sifatnya mengganngu dan menurunkan daya dengar
seseorang (WHS, 1993).
Tentu saja hal ini sangat banyak berpengaruh terhadap kondisi para
pekerja sebagai berikut :
 Gangguan fisiologis,yaitu gangguan dapat berupa peningkatan
tekanan darah, nadi dan dapat menyebabkan pucat dan
gangguan sensoris,
 Gangguan psikologis berupa rasa tidak nyaman, kurang
konsentrasi, emosi dll,
 Gangguan komunikasi dapat menyebabkan terganggunya
pekerjaan, bahkan bisa berakibat kepada kecelakaan karena
tidak dapat mendengar isyarat ataupun tanda bahaya.
 Gangguan pada pendengaran (Ketulian) Merupakan gangguan
yang paling serius karena pengaruhnya dapat menyebabkan
berkurangnya fungsi pendengaran. Gangguan pendengaran ini
bersifat progresif tapi apabila tidak dilakendalikan dapat
menyebabkan ketulian permanen.Batasan tingkat kebisingan
yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.Batasan
tingkat kebisingan dibagi menjadi 2, yaitu untuk lingkungan
dengan waktu pajanan 24 jam yang kita kenal dengan Baku
Mutu Lingkungan dan untuk tempat kerja dengan waktu pajanan
8 jam kerja atau
Apa saja jenis dan sumber dari suara bising ini? Berikut jawabannya.
Kita ilustrasikan saja gambar di bawah ini sebagai penyebab
kebisingan di tempat mau pun luar tempat kerja
Gambar 1 : Penyebab Kebisingan

1.1.2. Radiaton (Radiasi) dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan


dalam bentuk partikel atau gelombang. Radiasi terjadi karena zat
radioaktif, kita dapat melihat salah satu contohnya adalah uranium dan
timah ini adalah zat radioaktif. Untuk menghindari radiasi pekerja wajib
menggunakan alat, sarana dan perlengkapan pelindung yang
disediakan, untuk membatasi radiasi dan zat radioaktif terhadapnya,
dan terhadap teman sekerjanya antara lain: alat respirator yang harus
dipakai apabila kontaminasi di udara melebihi tingkat yang diijinkan,
pakaian kerja, tutup kepala, sarung tangan, pakaian khusus kedap
udara, selubung kaki kedap air, dan apron kedap air, bagi para
pekerja dan dosimeter perorangan dan peralatan monitor lain yang
disediakan untuk memperkirakan radiasi dan zat radioaktif. Radiasi
dibedakan menjadi dua ;
 Radiasi Non Mengion :Dapat menyebabkan kita mengalami infra
merah (katarak), ultraviolet (konjungtivitis).
 Radiasi Mengion :Dapat menyebabkan pekerja mengalami radio
aktif / alfa / beta / gama / X (kerusakan sel tubuh manusia)

1.1.3. Vibration and Temperature :

Temperatur udara di dalam tambang bawah tanah harus dipertahankan


antara 18 derajat celcius sampai dengan 24 derajat Celcius dengan
kelembaban relative maksimum 85 persen. Temperatur yang tinggi dan
rendah juga tekanan akan memberikan dampak dan juga getaran sbb ;

 Temperatur/suhu tinggi :Heat Cramp, Heat Exhaustion, Heat


Stroke.

 Temperatur rendah :Frosbite

 Tekanan udara tinggi :Coison Disease

 Getaran lokal:Reynaud’s Disease, Polineuritis

 Getaran umum : Gangguan proses metabolisme.

1.2. Chemical Hazards


Gambar 2 : Simbol beracun
Yaitu potesni bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia yang digunakan
dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi
tubuh tenga kerja melalui : inhalation (melalui pernafasan), ingestion (melalui
mulut ke saluran pencernaan), skin contact (melalui kulit). Terjadinya pengaruh
potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat tergantung dari jenis bahan
kimia atau kontaminan, bentuk potensi bahaya debu, gas, uap. asap; daya acun
bahan (toksisitas); cara masuk ke dalam tubuh.
1.2.1. Asal : bahan baku, bahan tambahan, hasil antara, hasil samping,
hasil (produk), sisa produksi atau bahan buangan.
1.2.2. Bentuk : zat padat, cair, gas, uap maupun partikel.
1.2.3. Masuk tubuh : melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan, kulit
dan mukosa
1.2.4. Waktu Masuk : secara akut dan secara kronis
1.2.5. Efek terhadap tubuh : iritasi, alergi, korosif, asphyxia, keracunan
sistemik, kanker, kerusakan / kelainan janin, pneumoconiosis, efek bius
(narkose), Pengaruh genetik.
Salah satu contoh chemical hazards adalah Racun
 Racun merupakan zat padat, cair, atau gas, yang dapat
mengganggu proses kehidupan sel suatu organisme. Zat racun
dapat masuk ke dalam tubuh melalui jalur oral (mulut) maupun
topikal (permukaan tubuh). Dalam hubungan dengan biologi,
racun adalah zat yang menyebabkan luka, sakit, dan kematian

Golongan Penyebab Penyakit/ Gejala/tanda Perawatan/ Upaya


gangguan pengobata pencegahan
n

kimia Debu organik;  Silikosis Seperti gejala- Pengobatan Pemeriksaan


 Asbestosis
 Silikon  Talkosis gejala penyakit cukup sulit kesehatan paru-
 Asbes, dsb.  Siderosis
paru antara dan paru awal
 Antrakosis
 Siderosis lain: dberikan bekerja dan
 bisinosis
 batuk-batuk untuk pemeriksaan
Pneumocono
 sesak nafas
mengatasi berkala.pendidi
sis  nyeri dada
 sianosis gejala klinis: kan kesehatan
1.bila terjadi pemakaian alat
infeksi pelindung
diberikan seperti
antibiotika, 1.masker
perbaikan 2.kacamata,
gizi pekerja. Dsb
2.bila terjadi Subsituasi
keganasan/ tersedianya
kanker fasilitas
diberikan penyaringan
obat-obatan debu seperti
sitostatika. 1.cerobong
asap
2.water spray
3.axhauster.
Pemeriksaan
kadar debu
berkala.
Timah hitam Keracunan Stadium akut Jauhkan Ventilasi ruang
(pb) timah Umum: penderita kerja.
-lemah/lesu dari Penggunaan
-sakit kepala pemaparan pelindung kerja
-imsonia pertolongan seperti:
-tremor pertama; -baju kerja
Khas; - -sarung tangan
Garis/titik hitem mata,bersih -gogles
di daerah kan dengan Pendidikan
mukosa gusi air bersih kesehatan.
-kulit,cuci Pemeriksaan
bagian yang kesehatan
terkena berkala.
dengan

Pencernaan Air dan


-anoreksia sabun
-kejang perut -
-konstipasi pernapasan
-rasa logam. buatan
Stadium kronis; -
-kerusakan tertelan;ber
ginjal minum susu
-ensefalopati atau air
matang 2-3
gelas
-terapi
medis;
-kalsium
Glukonat,ob
at-obatan
pembersih,c
alsium
gluconate;cl
eating
agen,ca
adta 1 gr
perhari
dalam 250
ml air
Air raksa Penyakit Hipersalivasi.ra Minum susu Penggung naan
(merkuri) minimata sa logam pada magnesium/ alat pelindung
mulut,stomatitis putih -sarung tangan
,ginggivitis,gusi telur,bilas -masker
terlihat lambung.kol -kacamata
hitam,tremor aborasi Higiene
pada pengobatan; lingkungan
muka,lengan -suntikan kerja yang baik
dan tangan dimerkapeol
Gangguan 10%IM
pisikis;
-mudah
tersinggung
-insomnia
-depresi
-rasa takut
-kurang
percaya diri
Pestisida Keracunan pusing/sakit Jauhkan Alat pelindung;
organofospat; pestisda kepala,rasa dari tempat -masker
-devine organoklori lemah,nadi pemaparan Cara kerja yang
-thyme n lambat(bradikar ,cuci daerah benar
- di)banyak yang
systex,dll.kera keringat,hipers terpapar
cunan alivasi,pupil dengan
pestisda menyempit,tre sabun.bila
organofost mor,koma belum 1 jam
dan
sadar,usahk
an
muntah
,bilas
lambung
beri laksatif
untuk
mempercep
at
defekasi.pe
ngobatan
atrofin sulfat
2 mg
subkutan
Pestisida Keracunan Pusing,mual idem idem
Karbonat; pespida muntah ,keram
-furadene karbonat perut,lemah,ker
-baygon ingat
banyak,hipersa
livasi,air mata
berlebihan

Pestisda Keracunan Pusing,sakit Pengobatan idem


organoklorin pestisda kepala,muntah, ;di
-endrin organochlor tremor,kejang.g azepam/fen
-DTT in angguan psikis obarbital
-lundan,dll seperti; 0,1gr/hr
-ilusi 1M,kalsium
-disorientasi glukonat
10% 10ml
IV
Gas itritan Keracunan Iritasin saluran Pindahkan Gunakan alat
gas pernafasan.per penderita ke pelindung
adangan tempat yang seperti
saluran aman masker.cegah
pernafasan ,pakian kebocoran pada
dilonggarak alat kerja
an,bila ,ventilasi
nafas ruangan kerja
terhenti,laku yang baik.
kan nafas
buatan.berik
an susu bila
sadar.
asfiksan Keracunan Asfiksia,pernaf Atur
gas. asan posisi,beri
cepat,tekanan terapi
darah oksigen beri
menuru,kejang, obat sesuai
koma dengan
pesan
dokter;
-amilnitrit
0,2 ml
setiap 5
menit
-antidotum
natrium
nitrat 3%
-natrium
tisosulfat
25% IV
 organisme, biasanya dengan reaksi kimia atau aktivitas lainnya
dalam skala molekul.
 Berikut adalah table bahaya bahan kimia terhadap kesehatan :

1.3. Mechanical hazards


Masalah selanjutnya adalah bahaya yang disebabkan dari mesin juga kendaraan
di tempat kerja. Bahaya yang ditimbulkan dari masalah ini adalah :
 Every year over 5000 accidents involving transport and machinery in
the workplace are reported about 70 of these result in death.
 People are knocked over, run over, crushed against fixed parts by
powered vehicles (eg, LGV’s, lift trucks, and tractor) or etc.
 People also fall from vehicles either getting on or off, working at height,
or when load/unloading.
 Moving materials mechanically is also hazardous and people can be
crushed or stuck by material when it falls from a lifting or moving
device or is dislodged from a storage stacle.
Mengingat sangat bervariasinya perkakas, mesin berbahaya dan cara kerja
yang digunakan dalam bidang pertambangan maka tidak semuanya akan
dibahas, baik dalam kaitan dengan pemilihan perkakas, dan mesin berbahaya
tetapi prinsip-prinsip umum akan diuraikan :
1.3.1. Memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan kerja sesuai ke tentuan
dalam standar internasional atau nasional dan rekomen dari pihak
berwenang, apabila tersedia;
1.3.2. Digunakan hanya untuk pekerjaan yang telah dirancang atau
dikembangkan, kecuali jika suatu penggunaan tambahan yang
diusulkan telah dinilai oleh seorang yang kompeten dan telah
dinyatakan aman penggunaannya.
1.3.3. Digunakan atau dioperasikan oleh para pekerja yang telah dinilai
berkompeten dan atau memiliki sertifikat keterampilan yang sesuai.
1.3.4. Perkakas, mesin dan peralatan harus mempunyai disain dan
konstruksi yang baik, dengan mem pertimbangkan prinsip kesehatan,
keselamatan dan ergonomik, dan mereka (alat-alat) harus dipelihara
dengan kondisi yang baik.
1.3.5. Setiap perkakas, mesin dan peralatan harus secara rutin diperiksa
berdasarkan suatu penilaian yang lengkap dari semua kriteria terkait
harus digunakan saat pemilihan suatu mesin. Hal ini membantu untuk
menciptakan suatu Iingkungan kerja yang sehat dan produktif serta
memastikan bahwa mesin tersebut tepat untuk tujuan yang
dimaksudkan.
1.3.6. Pengusaha atau produsen alat dan mesin harus menyediakan instruksi
dan informasi K3 yang jelas dan menyeluruh tentang penggunaan dan
pemeliharaan perkakas dan bahan kimia berbahaya bagi operator/
pengguna.
1.3.7. Peralatan harus dirancang agar gampang dan aman dalam
pemeliharaan dan sedikit perbaikan di tempat kerja. Para pekerja
harus dilatih untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan kecil pada
mesin dan peralatan mereka. Jika tidak bisa dilakukan, seorang yang
kompeten harus mudah dihubungi dari tempat kerja. Fasilitas untuk
perbaikan dan pemeliharaan pe ralatan dan perkakas harus di
sediakan. Disarankan penyediaan fasilitas perbaikan dan
pemeliharaan peralatan dan perkakas dekat dengan tempat berteduh
atau fasilitas perumahan.
1.3.8. Pada tempat perbaikan harus disediakan fasilitas bengkel dengan
perkakas dan peralatan pemeliharaan yang sesuai, agar pekerjaan
pemeliharaan dan reparasi dilaksanakan dalam kondisi aman, tanpa
terganggu oleh kondisi cuaca yang buruk, serta tidak mengganggu
lingkungan di sekitar bengkel.
1.4. Electrical hazards:

Gambar 4 : sengatan listrik


Bahaya elektrik dapat berasal arus listrik, percikan bunga api listrik. Jika suatu
benda padat ditempatkan dalam nyala api, suhunya akan naik, kemudian
terbakar dan menyala terus menerus sampai habis. Kemungkinan terbakar atau
tidak suatu bahan tergantung pada :
1.4.1. Sifat bahan padat; yaitu sangat mudah atau agak mudah atau bersifat
sukar terbakar
1.4.2. Ukuran zat; jika suatu zat atau bahan berjumlah sedikit maka tidak
cukup menimbulkan panas sehingga kebakaran tidak akan terjadi.
1.4.3. Keadaan zat padat
1.4.4. Cara menyalakan

1.5. Ergonomic hazards : Yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang
disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan
norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan serta
peralatan kerja, termasuk : sikap dan cara kerja yang tidak sesuai, pengaturan
kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan
pekerja ataupun ketidakserasian antara manusia dan mesin.
 Penyebab : cara kerja, posisi kerja, alat kerja, lingkungan
kerja , kontruksi tidak ergonomis.

 Efek terhadap tubuh : kelelahan fisik, nyeri otot,


deformitas tulang, perubahan bentuk, dislokasi.
1.6. Behavioral hazards : Dapat disebabkan oleh para pekerja itu sendiri seperti ;
tidak mematuhi peraturan, serta kurangnya ketrampilan kerja.
1.7. Environmental hazards : Selain bahaya yang dikarenakan mesin dan faktor
SDMnya, ternyata factor lingkungan juga berpengaruh contohnya seperti cuaca
buruk, api, berkerja di tempat tak rata.
1.8. Biological hazards : Yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan
oleh kuman-kuman penyakit yang terdapat di udara yang berasal dari atau
bersumber pada tenaga kerja yang menderita penyakit-penyakit tertentu,
misalnya : TBC, Hepatitis A/B, Aids,dll maupun yang berasal dari bahan-bahan
yang digunakan dalam proses produksi.
1.8.1. Viral : Rabies, Hepatitis
1.8.2. Bakterial : Anthrax, Leptospirosis,
Brucellosis, TBC, Tetanus

1.8.3. Fungal : Dermatophytoses, Histoplasmosis


1.8.4. Parasitic : Ancylostomiasis, Schistosomiasis.
1.9. Psychosocial hazards : Yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan
oleh kondisi aspek-aspek psikologis keenagakerjaan yang kurang baik atau
kurang mendapatkan perhatian seperti : penempatan tenaga kerja yang tidak
sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau
pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai,
kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai
akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu
yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja. Kesemuanya
tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.
1.9.1. - Penyebab : Organisasi kerja (type kepemimpinan, Hubungan
kerja,Komunikasi, keamanan, Type kerja monoton, berulang-ulang,
kerja berlebihan, kerja kurang, kerja shif, Terpencil
1.9.2. Akibat : stress, psikosomatis, somatis.

2. Safe Way of Working

Gambar 5 : Safety first

Terjadinya kecelakaan kerja merupakan suatu kerugian baik itu bagi korban
kecelakaan kerja maupun terhadap perusahaan (organisasi). Upaya pencegahan
kecelakaan kerja diperlukan untuk menghindari kerugian-kerugian juga untuk meningkatkan
kinerja keselamatan kerja di tempat kerja.
Berdasarkan teori domino effect penyebab kecelakaan kerja H.W. Heinrich, maka
terdapat berbagai upaya untuk mencegah kecelakaan kerja di tempat kerja, antara lain :

 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pengendalian Bahaya Di Tempat


Kerja :

o Pemantauan dan Pengendalian Kondisi Tidak Aman di tempat kerja.

o Pemantauan dan Pengendalian Tindakan Tidak Aman di tempat kerja.

 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pembinaan dan Pengawasan :

o Pelatihan dan Pendidikan K3 terhadap tenaga kerja.


o Konseling dan Konsultasi mengenai penerapan K3 bersama tenaga kerja.

o Pengembangan Sumber Daya ataupun Teknologi yang berkaitan dengan


peningkatan penerpan K3 di tempat kerja.

 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Sistem Manajemen :

o Prosedur dan Aturan K3 di tempat kerja.

o Penyediaan Sarana dan Prasarana K3 dan pendukungnya di tempat kerja.

o Penghargaan dan Sanksi terhadap penerapan K3 di tempat kerja oleh tenaga


kerja.

2.1. Personal Protective

Mengenakan alat pengaman diri (APD) barangkali telah menjadi second


nature alias kebiasaan bagi sebagian besar karyawan PT tertentu dan kontraktor.
Meski punya peran penting, ternayata APD menempati urutan paling buncit
dalam urutan prioritas pengendalian bahaya. Prioritas pertama adalah eliminasi
(bahaya itu dihilangkan sama sekali), kemudian subtitusi, pengendalian rekayasa
(engineering control), disusul pengendalian administrasi (administration control),
baru kemudian penggunaan APD. Kalau dilihat dari urutannya, tentulah eliminasi
adalah yang paling efektifm sementara APD yang paling tidak efektif. Namun
tingkat efektivitas berbanding terbalik dengan biaya, sehingga APD menjadi
pilihan utama.
APD atau alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan oleh
tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan
adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.
2.1.1. Helm Safety
Gambar 6 : Safety helmet
 Fitur :
o Standar warna putih.
o Tali penahan.
o Braket untuk pelindung telinga.
o Bantalan kepala.
 Manfaat :
o Melindungi kepala dari benda ukuran kecil yang jatuh dari atas atau melenting
dari samping. Bantalan tali di dalam helm berfungsi meremad kejutan dari
benturan atau hempasan benda jatuh sehingga leher tidak cedera.
o Melindungi kepala dari sengatan listrik langsung.
 Perawatan :
o Jangan mencat atau melapisi helm dengan cairan lainnya
o Ganti tali atau bantalan yang aus/rusak.
o Ganti jika sudah pernah terkena benturan keras.

2.1.2. Kacamata Safety


Gambar 7 : Kacamata Safety

Ada beberapa model kacamata safety yang diperbolehkan diarea kerja PT tertentu,
bergantung pada kondisi dan tempat kerja.

 Fitur :
o Pelindung samping (side shield).
o Bahan polycarbonate.
o Lensa minus/plus (berdasar kebutuhan).
o Pilih lensa bening atau gelap (untuk indoor atau outdoor).
 Manfaat :
o Melindungi mata dari paparan debu, serpihan batu atau percikan api.
o Melindungi mata dari radiasi ultraviolet.
 Perawatan :
o Ganti jika terdapat goresan, retak, bengkok atau patah
o Bersihkan dengan kain halus untuk menghilangkan debu atau minyak

2.1.3. Respirator
Gambar 8 : Respirator

Harus dikenakan di area dengan potensi bahaya partikel/debu dan gas, terutama di
area Process Plant.

 Fitur :
o Respirator separuh muka (half face).
o Kaleng (cartridge) filter ganda.
o Kaleng filter dapat diganti sewaktu-waktu.
 Manfaat :
o Melindungi pernapasan dari partikel debu termasuk particular aerosol.
o Melindungi pernapasan dari gas SO2 dan HSO
 Perawatan :
o Respirator harus dibersihkan/dicuci dengan air dan sabun lembut (filter
dilepas terlebih dahulu)
o Simpan respirator dalam kemasan plastik tertutup
o Ganti catridge filter jika tersumbat, bocor, atau tercium bau gas.

2.1.4. Sepatu Safety


Gambar 9 : Sepatu safety CAT
 Fitur :
o Lapisan baja pelindung jari-jari (captoe)
o Lapisan tambahan pelat baja (steel midsole)
o Alas antilistrik dan anti jamur (antistatic dan antifungal sole board)
o Sol tahan aus (high abrasion resistan sole)
o Tahan air (water resistant)
 Manfaat :
o Melindungi kaki dan jari dari tumbukan benda keras atau tusukan benda
tajam
o Meredam sengatan listrik
o Mencegah selip/terpeleset dan melindungi pergelangan kaki
 Perawatan :
o Jangan simpan sepatu lebih dari enam bulan tanpa dipakai, karena sol
polyurethane justru lapuk jika tidak dipakai
o Segera keringkan jika basah agar fungsi antistatic tetap optimal

2.1.5. Baju Fire Retardant


Gambar 10 : Baju fire retardant

Dikenal juga sebagai “baju proban” wajib dikenakan di area Process Plant. Fire
retardant bukan berarti tahan api. Jika terkena api kain tetap terbakar namun api tidak
menjalar.

 Fitur :
o Flame resistant (api tidak menjalar)
o Reflector ganda dibagian dada dan punggung
o Kain nyaman dipakai dan menyerap keringat secara optimal
 Manfaat :
o Perlindungan dari pancaran api langsung dan panas
o Reflector membantu visibilitas personel di area berdebu dan tertutup asap
 Perawatan :
o Cuci dengan deterjen

2.1.6. Sarung Tangan


Gambar 11: Sarung tangan

Sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat
atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di
sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.

2.1.7. Tali Pengaman (Safety Harness)

Gambar 12 : safety harness

Tali pengaman (safety harness) berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian.
Diwajibkan menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.

2.1.8. Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)


Gambar 13 : ear plug/ear muff

Penutup telinga (ear plug/ear muff) berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat
bekerja di tempat yang bising.

2.1.9. Sabuk Keselamatan (safety belt)

Gambar 14 : belt

Sabuk Keselamatan (safety belt) berfungsi sebagai alat pengaman ketika


menggunakan alat transportasi ataupun peralatan lain yang serupa (mobil, pesawat, alat
berat, dan lain-lain).

2.1.10. Pelindung wajah (Face Shield)


Gambar 15 : face shield

Pelindung wajah (face shield) berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan
benda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda)

2.1.11. Jas Hujan (Rain Coat)

Gambar 16 : jas hujan

Jas hujan (rain coat) berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja
pada waktu hujan atau sedang mencuci alat).

3. Excident and Emergency

Keadaan Darurat ialah keadaan sulit yang tidak diduga (terduga) yang memerlukan
penanganan segera agar (supaya) tidak terjadi kecelakaan (fatal).

Unit Tanggap Darurat ialah unit kerja yang dibentuk untuk menanggulangi keadaaan
darurat dalam lingkungan suatu organisasi (perusahaan). Unit kerja tersebut dibentuk
dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan OHSAS 18001:2007 klausul 4.4.7 Emergency
Preparedness and Response (Persiapan Tanggap Darurat). Bagian dari perencanaan untuk
memenuhi klausul OHSAS 18001:2007 tersebut antara lain :

Mendefisinikan Potensi Keadaan Darurat, diantaranya :

1. Kebakaran yang tidak mampu dipadamkan Regu Pemadam Kebakaran Perusahaan


dalam waktu singkat.
2. Peledakan spontan pada tangki, bin, silo, dsb.
3. Kebocoran gas/cairan/bahan material berbahaya lainnya dalam sekala besar dan
tidak bisa diatasi dalam waktu singkat.
4. Bencana alam di lingkungan Perusahaan (Banjir, Gempa Bumi, Angin Ribut, Gunung
Meletus, dsb).
5. Terorisme (Ancaman Bom, Perampokan, dsb).
6. Demonstrasi/Unjuk Rasa/Huru-hara di dalam/di luar lingkungan Perusahaan.
7. Kecelakaan / Keracunan Massal.

Mendefinisikan Tugas dan Fungsi Unit Tanggap Darurat :


1. Menentukan dan menanggulangi keadaan darurat Perusahaan.

2. Melaksanakan latihan tanggap darurat bersama serta melibatkan seluruh karyawan


secara berkala.

3. Melaksanakan pertemuan rutin/nonrutin kinerja Unit Tanggap Darurat.

Maka dari itu diperlukan special group of work dengan mendefinisikan peran,
wewenang, dan tanggung jawab unit gawat darurat.

3.1. Special Group of Work

Mendefinisikan Peran, Wewenang dan Tanggung Jawab Unit Tanggap Darurat :

Peran Wewenang dan Tanggung Jawab


Ketua
1. Menentukan dan memutuskan Kebijakan Tanggap Darurat
Perusahaan

2. Mengajukan anggaran dana yang berkaitan dengan sarana dan


prasarana tanggap darurat Perusahaan.

3. Mengundang partisipasi seluruh karyawan untuk


melangsungkan latihan tanggap darurat di lingkungan
Perusahaan.
4. Menjadwalkan pertemuan rutin maupun nonrutin Unit Tanggap
Darurat.

5. Menyusun rencana pemulihan keadaan darurat Perusahaan.


Sekretaris
1. Membuat laporan kinerja Unit Tanggap Darurat.

2. Melakukan pemantauan kebutuhan dan perawatan sarana dan


prasarana tanggap darurat Perusahaan.

3. Melaksanakan kerja sama dengan pihak terkait yang berkaitan


dengan tanggap darurat Perusahaan.
Koordinator
1. Mengoordinasi kinerja semua regu Unit Tanggap Darurat.
Regu Pemadam
1. Melangsungkan pemadaman kebakaran menggunakan semua
Kebakaran
sarana pemadam api di lingkungan Perusahaan secara aman,
selamat dan efektif.

2. Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana dan


prasarana pemadam api di lingkungan Perusahaan kepada
Koordinator, Sekretaris maupun Ketua Unit Tanggap Darurat.
Regu Evakuasi
1. Memimpin prosedur evakuasi secara aman, selamat dan cepat.

2. Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana dan


prasarana evakuasi di lingkungan Perusahaan kepada
Koordinator, Sekretaris maupun Ketua Unit Tanggap Darurat.

3. Melaporkan adanya korban tertinggal, terjebak ataupun teruka


kepada Regu P3K, Koordinator maupun Sekretaris Unit
Tanggap Darurat.
Regu P3K
1. Melaksanakan tindakan P3K.

2. Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana dan


prasarana P3K di lingkungan Perusahaan kepada Koordinator,
Sekretaris maupun Ketua Unit Tanggap Darurat.
3. Melaporkan kepada Koordinator ataupun Sekretaris Unit
Tanggap Darurat bilamana terdapat korban yang memerlukan
tindakan medis lanjut pihak ke tiga di luar Perusahaan.
Logistik
1. Mengakomodasi kebutuhan umum tanggap darurat (makanan,
minuman, pakaian, selimut, pakaian, dsb).
Transportasi
1. Mengakomodasi sarana transportasi darurat dari dalam/luar
lingkungan Perusahaan.
Komunikasi
1. Memantau perkembangan penanganan kondisi darurat dan
Internal
menjembatani komunikasi antar regu Unit Tanggap Darurat.

2. Memastikan alur komunikasi antar regu Unit Tanggap Darurat


dapat dilangsungkan secara baik dan lancar.
Komunikasi
1. Memantau seluruh informasi internal dan mengakomodasi
Eksternal
informasi/pemberitaan untuk pihak luar.

2. Menghubungi pihak eksternal terkait untuk kepentingan


tanggap darurat (Kepolisian/Warga).
Keamanan
1. Melaksanakan tindakan keamanan internal maupun eksternal
selama berlangsungnya tanggap darurat Perusahaan.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa


kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental
maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi
kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik
pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
Insiden tidak pilih kasih. Maka tidak ada salahnya jika kita siap memberi
pertolongan pertama dalam kondisi darurat. Ketika ingin menolong seseorang kita
juga harus memeriksa kelengkapan diri sendiri.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak.
Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan
lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas
nasional
DAFTAR PUSTAKA

http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/09/struktur-susunan-unit-tim-
tanggap.html

http://araralututu.wordpress.com/2009/12/19/my-k3ll-project/
http://makalahpendidikanteknikmesin.blogspot.com/2012/03/aalat-pelindung-diri-untuk-
memenuhi.html
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/32527050/k3_makalah_tugas.doc?
AWSAccessKeyId=AKIAJ56TQJRTWSMTNPEA&Expires=1418087205&Signature=zGAH
Q54ZMDIzUPe3%2BC5xJ8ZndJk%3D

Catatan materi yang telah diajarkan dari Pak Paulus

Halo Vale 3 – small secured

Anda mungkin juga menyukai