Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ANDIKA DANDI PRATAMA

NIM : 184840105

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA ALKALOID DALAM


EKSTRAK DAUN SIRSAK HUTAN (Annona glabra)

Alkaloid merupakan senyawa metabolit sekunder yang paling banyak jumlah strukturnya.
Senyawa ini banyak terdapat di dalam tumbuhan dan tersebar di seluruh bagiannya, terutama di
bagian daun dan batang (Hesse 2002). Tumbuhan berbunga (Angiospermae) merupakan sumber
terbesar senyawa alkaloid. Salah satu tumbuhan tersebut adalah famili Annonaceae, khususnya
pada genus Annona. Alkaloid yang ditemukan umumnya termasuk ke dalam kelompok
isokuinolina (Gambar 1) seperti yang telah ditemukan Campos et al. (2008) pada tumbuhan
Annona sericea.

Sirsak hutan (Annona glabra) merupakan salah satu spesies Annonaceae yang dikenal
dengan istilah pond apple. Tumbuhan ini berasal dari daerah Amerika, Asia Tenggara, dan
Taiwan bagian selatan, tetapi tumbuh pula di Indonesia, salah satunya di daerah Bogor, antara
lain di wilayah kampus IPB Dramaga. Negara Taiwan telah banyak meneliti tumbuhan tersebut,
yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat di berbagai wilayah sebagai obat tradisional. Di
wilayah Andes, Peru, tumbuhan ini dimanfaatkan untuk obat radang selaput lendir yang
disebabkan oleh asma, masyarakat Amazon menggunakannya sebagai obat diabetes, penenang,
dan antikejang, sementara masyarakat Kalimantan dan Afrika memanfaatkannya sebagai obat
demam (Zuhud 2011).

BAHAN DAN METODE : Sampel yang digunakan adalah daun sirsak hutan yang diperoleh
dari Lahan Praktik Lapangan Teknik Pertanian, Kampus IPB Dramaga, Bogor. Daun yang
dipilih adalah yang tidak berlubang, bebas hama dan ulat, berwarna hijau tua dengan tulang daun
yang kokoh, serta diambil pada bagian tengah dan pangkal dahan.
Ekstrak kasar etanol daun sirsak hutan yang diperoleh dari proses maserasi sebanyak
119.8610 g, dengan rendemen sebesar 14.27% (Lampiran 2), berupa cairan kental berwarna hijau
kehitaman. Cara maserasi dipilih untuk menghindari rusaknya senyawa metabolit sekunder yang
tidak tahan terhadap panas (suhu >40 °C). Pelarut yang digunakan adalah etanol 96%. Menurut
Pranata (1997), alkaloid dengan kondisi terikat asam organik dapat larut baik dalam etanol 96%.
Alkohol juga merupakan pelarut organik yang umum digunakan dalam proses maserasi karena
dapat melarutkan komponen polar maupun nonpolar (Harborne 1987).

Ekstrak etanol diuji kualitatif alkaloid dengan beberapa pereaksi. Pereaksi Dragendorf
berupa larutan kompleks dari logam bismut berwarna jingga yang memberikan sinyal positif
berupa endapan jingga (Gambar 2A). Pereaksi Mayer berupa larutan kompleks dari logam
merkuri berwarna putih dengan memberikan sinyal positif berupa endapan putih (Gambar 2B).
Pereaksi Wagner merupakan larutan I2 dalam kalium iodida berwarna cokelat pekat dan sinyal
positif ditandai oleh terbentuknya endapan cokelat (Gambar 2C). Hasil uji menunjukkan bahwa
daun sirsak hutan positif mengandung senyawa alkaloid.

Alkaloid diisolasi berdasarkan prinsip ekstraksi asam-basa. Alkaloid memiliki sifat basa
dari atom nitrogen penyusunnya. Umumnya alkaloid di dalam tumbuhan terikat dengan asam
organik membentuk garam. Garam alkaloid ini yang kemudian diekstraksi dengan pelarut
organik yang sesuai. Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah kloroform. Pranata
(1997) mengatakan bahwa kloroform dapat melarutkan alkaloid dengan baik dan telah umum
digunakan dalam proses isolasi. Kloroform memiliki sifat semipolar sehingga dapat dengan baik
melarutkan alkaloid. Namun, tidak hanya senyawa alkaloid yang terekstraksi, tetapi juga
senyawa metabolit sekunder lainnya yang memiliki kepolaran berdekatan dengan kloroform. Hal
ini telah dibuktikan oleh Hsieh et al. (2004) yang menemukan senyawa diterpenoid, steroid, dan
asetogenin juga terlarut dalam kloroform.

Spektrum UV-vis diukur menggunakan pelarut metanol p.a dengan nilai cutoff 205 nm.
Pengukuran diawali dengan perlakuan baseline (nilai serapan pelarut dibuat 0), sehingga hasil
yang terukur merupakan serapan dari sampel. Spektrum UV-Vis (Gambar 9) menampilkan
hubungan panjang gelombang dan nilai serapan (absorbans). Nilai serapan diperoleh pada
panjang gelombang 210, 282, dan 359 nm. Ciri khas senyawa alkaloid ialah adanya atom
nitrogen yang memiliki pasangan elektron bebas. Atom nitrogen ini menyerap sinar UV pada
panjang gelombang >270 nm (Fessenden dan Fessenden 1998). Dibandingkan dengan data UV
senyawa O-metilarmepavina (Bhaumik et al. 1979) dalam pelarut metanol, terdapat kemiripan
panjang gelombang antara hasil pengukuran (282 nm) dan data pembanding (280 nm).
Perbedaan panjang gelombang ini mungkin disebabkan oleh perbedaan kondisi atau posisi atom
nitrogen dalam strukturnya.

Anda mungkin juga menyukai