Anda di halaman 1dari 36

BAHAN DIKLAT

IMPLEMENTASI KURIKULUM SMALB


TAHUN 2013

TIM PENYUSUN :

AEP SAEFULAH, S.Pd (081809546064)


TINI SURTINI, M.Pd (085223825078)
NENDEN SITI MARYANI, S.Pd (085211322684)
MUDJIYONO, M.Pd (08157944481)
LIN AGUSTANTI, S.Pd (081808227123)

MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
TAHUN 2014
0
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi

Bab I Pendahuluan
A. Rasional
B. Tujuan Mata Pelajaran Seni Budaya
C. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Seni Budaya
D. Kompetensi yang Diharapkan pada Peserta Pelatihan

Bab II Analisis SKL, KI, dan KD


A. Pemahaman SKL, KI, dan KD
B. Model Analisis SKL, KI, dan KD
C. Lembar Kerja
D. Latihan

Bab III Pemahaman Materi


A. Ruang Lingkup Materi
B. Kedalaman dan Keluasan Materi
C. Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi
D. Lembar Kerja
E. Latihan
Bab IV Pemahaman Proses
A. Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
B. Model – model Pembelajaran
C. Lembar Kerja
D. Latihan

Bab V Pemahaman Penilaian


A. Pengertian Penilaian
B. Jenis-Jenis Penilaian
C. Lembar Kerja
D. Latihan

Bab VI Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


A. Pengertian
B. Komponen-Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
C. Prinsip-Prinsip Penyusunan RPP
D. Model RPP
E. Lembar Kerja
F. Latihan
Bab VII Penutup
Daftar Pustaka

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasional

Mata pelajaran Seni Budaya merupakan mata pelajaran yang membahas mengenai karya
seni estetis, artistik, dan kreatif yang berakar pada norma, nilai, perilaku, dan produk seni
budaya bangsa melalui aktivitas berkesenian. Mata pelajaran Seni Budaya merupakan salah
satu sarana mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memahami seni dalam konteks
ilmu pengetahuan, teknologi, dan sosial sehingga dapat berperan dalam perkembangan sejarah
peradaban dan kebudayaan, baik ditingkat lokal, nasional, regional, maupun global.
Pembelajaran Seni Budaya di sekolah selain untuk mengembangkan kemampuan dalam
konteks ilmu pengetahuan dan teknologi juga sarana mengembangkan kesadaran internalisasi
seni dan keindahan dalam arti umum, baik dalam domain konsepsi, apresiasi, kreasi, penyajian,
serta psikologis edukatif untuk pengembangan kepribadian peserta didik secara positif. Mata
Pelajaran Seni Budaya di sekolah tidak semata-mata dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi pelaku seni atau seniman namun lebih menitikberatkan pada sikap dan perilaku
kreatif, etis dan estetis.
Mata Pelajaran Seni Budaya secara konseptual bersifat (1)multilingual, yakni
pengembangan kemampuan peserta didik mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai
cara dan media, dengan pemanfaatan bahasa rupa, bahasa bunyi, bahasa gerak, bahasa peran,
dan kemungkinan berbagai perpaduan di antaranya. Kemampuan mengekspresikan diri
memerlukan pemahaman tentang konsep seni, teori ekspresi seni, proses kreasi seni, teknik
artisitik, dan nilai kreativitas; (2) multidimensional, yakni pengembangan beragam kompetensi
peserta didik tentang konsep seni, termasuk pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi,
apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, dan
etika dan sekaligus merupakan multikecerdasan membentuk pribadi yang harmonis sesuai
dengan perkembangan psikologis peserta didik, termasuk kecerdasan intrapersonal,
interpersonal, visual-spasial, verbal-linguistik, musikal, matematik-logik, jasmani-kinestetis, dan
lain sebagainya.(3) multikultural, yakni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan
peserta didik mengapresiasi beragam budaya Nusantara dan mancanegara.

2
Hal tersebut merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan
peserta didik hidup secara beradab dan toleran terhadap perbedaan nilai dalam kehidupan
masyarakat yang pluralistik. Sikap ini diperlukan untuk membentuk kesadaran peserta didik
akan beragamnya nilai budaya yang hidup di tengah masyarakat.

B. Tujuan Mata Pelajaran Seni Budaya

Mata Pelajaran Seni Budaya secara khusus bertujuan untuk menumbuhkembangkan


kepekaan rasa estetik dan artistik, sikap kritis, apresiatif, dan kreatif pada diri setiap peserta
pendidik secara menyeluruh. Sikap ini hanya mungkin tumbuh jika dilakukan serangkaian
proses aktivitas berkesenian pada peserta didik. Mata pelajaran Seni Budaya memiliki tujuan
khusus, yaitu;
1. mengembangkan kepekaan rasa dan keterampilan,
2. menerapkan teknologi dalam berkreasi,
3. menumbuhkan rasacinta budaya dan menghargai warisan budaya Indonesia,
4. menumbuhkembangkan sikap toleransi,
5. menciptakan demokrasi yang beradab,
6. menumbuhkan hidup rukun dalam masyarakat majemuk,
7. membuat pergelaran dan pameran karya seni

C. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Seni Budaya

Ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya memiliki 4 aspek seni, yaitu: Rupa, musik, tari
dan teater. Akan tetapi pada kurikulum SMALB Tunarungu, yang dikembangkan pada mata
pelajaran Seni Budaya terdiri atas Seni Rupa dan Seni Teater.
Seni Musik dan Seni Tari tidak dikembangkan pada Mata Pelajaran Seni Budaya di SMALB
Tunarungu, karena merupakan bagian dari materi pengembangan pada program khusus Bina
Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama (BKPBI).

D. Kompetensi yang Diharapkan pada Peserta Pelatihan


Setelah pelatihan ini, diharapkan peserta pelatihan dapat:
1. Memahami keterkaitan antara SKL, KI, KD, Indikator, dan Materi pembelajaran Seni Budaya
di SMALB.
2. Memahami ruang lingkup materi mata pelajaran Seni Budaya di SMALB.
3
3. Mensdeskripsikankonsep pendekatan saintifikdan model-model pembelajaran(Project-
Based Learning, Problem-Based Learning, Discovery Learning) dalam pembelajaran Seni
Budaya di SMALB.
4. Memahami konsep penilaian dalam pembelajaran Seni Budaya di SMALB.
5. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya.
6. Melaksanakan kegiatan pembelajaran Seni Budaya sesuai dengan RPP yang telah disusun.
7. Mendesiminasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari kegiatan pelatihan
kepada rekan-rekan guru SMALB di sekolahnya masing-masing.

4
BAB II
ANALISIS KETERKAITAN SKL, KI, DAN KD

A. Pemahaman SKL, KI, dan KD


Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendikbud
Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah,
“Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan”. Kemampuan lulusan yang dimaksud
adalah kemampuan peserta didik manakala telah menyelesaikan seluruh program pendidikan
dan pembelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Operasionalisasi dari SKL adalah Kompetensi Inti.“Kompetensi Inti adalah tingkat
kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang
Peserta Didik pada setiap tingkat kelas atau program” (Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013).Kompetensi Inti dirancang ke dalam empat kelompok yang saling terkait, yakni:

a. KI.1 : Kompetensi Inti sikap spiritual;

b. KI.2 : Kompetensi Inti sikap sosial;

c. KI.3 : Kompetensi Inti pengetahuan; dan

d. KI.4 : Kompetensi Inti keterampilan


Kompetensi Dasar merupakan kompetensi pada setiap mata pelajaran untuk setiap kelas
yang diturunkan dari Kompetensi Inti.Menurut Peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 2013,
“Kompetensi Dasar adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus
diperoleh Peserta Didik melalui pembelajaran”.Kompetensi Dasar dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata
pelajaran.
Sebelum guru merancang perencanaan pembelajaran, terlebih dahulu harus memahami
keterkaitan SKL, KI, dan KD yang terdapat pada setiap mata pelajaran. Berikut ini contoh
keterkaitan SKL, KI, dan KD.

5
B. ModelAnalisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD

Mata Pelajaran : Seni Budaya


Kelas : X
Materi Ajar : Membuat Kolase

Aktivitas yang Penilaian Autentik


Standar
Dilakukan agar Siswa (Teknik Penilaian
Aspek Kompetensi Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Lingkup Materi
Memperoleh dan Bentuk
Lulusan
Kompetensi Instrumen
Sikap Memiliki perilaku 1. Menghayati dan 1.1. Mengagumi ciri Mengakui Pembelajaran diawali Teknik Penilaian:
yang mengamalkan ajaran agama khas keindahan keagungan Tuhan dan diakhiri dengan Non Tes
mencerminkan yang dianutnya sesuai dengan karya seni dan dalam mengucapkan salam
sikap orang kemampuan anak karya kreatif pembelajaran Seni dan membaca doa. Bentuk Instrumen:
beriman, berakhlak berkebutuhan khusus. masing-masing Budaya Lembar
mulia, berilmu, daerah sebagai pengamatan
percaya diri, dan anugerah Tuhan
bertanggung jawab
dalam berinteraksi
secara efektif
dengan lingkungan
sosial dan alam
serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia.
2. Menghayati dan mengamalkan 2.1 Menunjukkan Perwujudan sikap Memiliki keberanian Teknik Penilaian:
peri-laku jujur, disiplin, sikap berani berani, rasa ingin untukmenentukan Non Tes
tanggungjawab, peduli mengekspresika tahu, dan disiplin sendiri tema, teknik
(gotong royong, kerjasama, n diri dalam dalam berkarya dan bahan kolase.
toleran, damai), santun, berkarya seni seni yang disertai Bentuk Instrumen:
responsif dan pro-aktif dan dengan rasa Melaksanakan kerja Lembar
menunjukkan si-kap sebagai 2.2 Menunjukkan tanggungjawab, kelompok secara pengamatan
bagian dari solusi atas rasa ingin tahu dan peduli disiplin
berbagai perma-salahan dalam terhadap
dalam berinteraksi secara mengamati lingkungan. Memiliki rasa
efektif dengan lingkungan alam di tanggungjawab untuk
6
sosial dan alam serta dalam lingkungan menyelesaikan sendiri
menempat-kan diri sesuai sekitar untuk karya seni kolase.
dengan kemampu-an anak mendapatkan
berkebu-tuhan khusus. ide dalam
berkarya seni.

2.3 Menunjukkan
perilaku
mengenal sikap
disiplin,
tanggung jawab
dan kepedulian
terhadap alam
sekitar melalui
berkarya seni
Pengetahuan Memiliki 3. Memahami, mene-rapkan, 3.1. Mengenal dan Konsep karya seni 1. Peserta didik Teknik Penilaian:
pengetahuan mengana-lisis pengetahuan berkarya seni Kolase mengamati Tes dan Non Tes
faktual, konseptual, faktual, konseptual, prosedural kolase berbagai
prosedural, dan se-suai dengan ke-mampuan model/contoh karya Bentuk Instrumen:
metakognitif dalam anak seni kolase dari Jawaban singkat,
ilmu pengetahuan, berkebutuhankhusus.Berdasar berbagai sumber. Lembar
teknologi, seni, dan kan rasa ingin tahunya tentang 2. Mendiskusikan alat, pengamatan
budaya dengan ilmu pengetahuan, teknologi, bahan, dan teknik
wawasan seni, budaya, dan humaniora pembuatan kolase.
kemanusiaan, dengan wawasan 3. Mengumpulkan
kebangsaan, kemanusiaan, kebangsaan, informasi tentang
kenegaraan, dan kenegaraan, dan peradaban bahan yang ada di
peradaban terkait terkait penyebab fenomena lingkungan
penyebab serta dan kejadian, serta sekitaryang dapat
dampak fenomena menerapkan pengetahuan pro- digunakan untuk
dan kejadian. sedural pada bi-dang kajian membuat karya seni
yang spesifik sesuai dengan kolase.
bakat dan minatnya untuk
memecahkan ma-salah.
Keterampilan Memiliki 4. Mengolah, menalar, dan 4.1. Membuat karya Membuat karya 1. Membuat karya Teknik Penilaian:
kemampuan pikir menyaji dalam ranah kongkret seni kolase seni kolase seni kolase secara Tes dan Non Tes
dan tindak yang dan ranah abstraksesuai dengan berkelompokdeng
efektif dan kreatif dengan kemampuan anak berbagai bahan an menggunakan Bentuk Instrumen:
dalam ranah berkebutuhan khusus terkait di lingkungan bahan yang ada di Jawaban singkat,
7
abstrak dan konkret dengan pengembangan dari sekitar lingkungan sekitar. Lembar
sebagai yang dipelajarinya di sekolah 2. Membuat karya pengamatan
pengembangan dari secara mandiri, dan mampu seni kolase secara
yang dipelajari di menggunakan metoda sesuai individu
sekolah secara kaidah keilmuan. 3. Mempresentasikan
mandiri. dan memamerkan
hasil karya seni
kolase.

8
BAB III
PEMAHAMAN MATERI

Pemahaman materi, pembelajaran Seni Budaya untuk anak tunarungu dimulai dari yang
sederhana sampai yang kompleks, ruang lingkup materi pelajaran untuk anak tunarungu
mencakup Seni Rupa dan Seni Teater.
Pembelajaran Seni Budaya di sekolah selain untuk mengembangkan kemampuan dalam
konteks ilmu pengetahuan dan teknologi juga sarana mengembangkan kesadaran internalisasi seni
dan keindahan dalam arti umum, baik dalam domain konsepsi, apresiasi, kreasi, penyajian, serta
psikologis edukatif untuk pengembangan kepribadian peserta didik secara positif. Mata Pelajaran
Seni Budaya di sekolah tidak semata-mata dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
pelaku seni atau seniman namun lebih menitikberatkan pada sikap dan perilaku kreatif, etis dan
estetis .
A. Ruang lingkup Materi

Ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya memiliki 4 aspek seni, yaitu: Seni rupa, seni
musik, seni tari dan seni teater pada kurikulum untuk peserta didik berkebutuhan khusus
tunarungu terdiri atas:

1. Seni Rupa

Apresiasi seni rupa, Estetika seni rupa, Pengetahuan bahan dan alat seni rupa, Teknik
penciptaan seni rupa, Pameran seni rupa, Evaluasi seni rupa, Portofolio seni rupa. Pada
jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMA-LB Tunarungu) memuat
penerapan membuat kolase, membuat patung (bahan clay), membuat motif hias, membuat
aksesoris.

2. Seni Teater

Apresiasi teater, Estetika teater, Pengetahuan bahan dan alat teater, teknik penciptaan
peragaan teater, Pertunjukkan teater, Evaluasi pertunjukan teater,dan Portofolio. Pada
jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB Tunarungu) hanya
memuat peragaan pantomim.

B. Kedalaman dan Keluasan Materi

Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran seni budaya pada anak tunarungu
disesuaikan dengan hambatan yang dimiliki anak tunarungu.Mata pelajaran Seni Budaya di
SMALB Tunarungu menekankan pada aspek apresiasi dan kreasi, sedangkan dalam proses
9
penciptaan seni, ditekankan pada proses pengembangan kreativitas, menghargai dan
menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

Seni Budaya melibatkan semua bentuk kegiatan berupa aktivitas fisik dan cita rasa
keindahan. Aktivitas fisik dan cita rasa keindahan itu tertuang dalam kegiatan apresiasi,
eksplorasi, eksperimentasi dan kreasi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran. Masing-
masing aktivitas mencakup pembinaan dan pemberian fasilitas mengungkap gagasan seni,
keterampilan berkarya serta apresiasi dalam konteks sosial budaya masyarakat. Untuk
mengetahui kedalaman dan keluasan materi pembelajaran kita perlu menganalisa buku guru
dan buku siswa

1. Buku Guru
Buku Guru merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang
meliputi persiapan, pelaksanaan dan penilaian serta pedoman penggunaan buku siswa.
Buku guru terdiri dari dua bagian, yaitu petunjuk umum pembelajaran dan petunjuk khusus
pelaksanaan pembelajaran pada setiap bab sesuai dengan buku siswa. Petunjuk umum
pembelajaran berisi informasi tentang cakupan dan lingkup materi pembelajaran, tujuan
pembelajaran, strategi pembelajaran yang meliputi pendekatan, model dan metode,
penjelasan tentang media dan sumber belajar serta prinsip-prinsip penilaian pada
pembelajaran.
Petunjuk khusus pembelajaran terdiri dari beberapa bab sesuai dengan materi pada
buku siswa. Umumnya berisi informasi bagi guru untuk persiapan pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian pembelajaran pada bab tersebut. Pada umumnya bagian ini
berisi : peta konsep untuk materi pada bab ini, cakupan materi untuk tatap muka, KI dan KD
yang sesuai dengan materi, alokasi waktu dan rincian materi setiap tatap muka. Selanjutnya
pada bagian ini terdapat uraian pembelajaran untuk setiap tatap muka, mulai dari tujuan
pembelajaran, alternatif kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan media pembelajaran.
Bagian penilaian berisi informasi tentang teknik dan bentuk penilaian oleh guru, penilaian
diri, penilaian antar peserta didik dan informasi pembahasan soal pada buku siswa.
2. Buku siswa
Buku siswa merupakan buku sumber belajar bagi siswa/peserta didik yang memuat
hal-hal berikut, yaitu: Judul bab, infomasi kompetensi dasar yang sesuai dengan topik pada
10
setiap bab. Pada setiap bab dilengkapi dengan peta konsep, pengantar, bagian kegiatan
siswa baik eksperimen maupun non eksperimen atau diskusi, latihan soal, rangkuman,
evaluasi, dan tugas bagi peserta didik.
Penggunaan buku siswa oleh peserta didik disarankan dimulai dengan membaca dan
mengkaji bagian pengantar bab atau subbab, melakukan kegiatan-kegiatan yang tersedia,
mendiskusikan hasil kegiatan dan memverifikasi hasil diskusi dengan informasi konsep yang
ada di buku. Uraian materi lainnya merupakan bagian untuk memperdalam pemahaman
konsep dan diakhiri dengan soal-soal untuk menguji pemahaman konsep secara individual.
Buku guru dan buku siswa merupakan standar minimal yang dapat dikembangkan jika
guru merasa perlu mengembangkannya sesuai dengan kondisi sekolah, terutama yang
berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, guru dapat menyesuaikan sesuai dengan alat dan
bahan praktikum atau media belajar yang tersedia di sekolah atau model-model
pembelajaran yang dipilih guru.

Lembar Kegiatan

Setelah membaca narasi buku guru dan buku siswa di atas silakan
bapak/ibu untuk melakukan analisis buku guru dan siswa sesuai dengan
petunjuk pada lembar kegiatan Analisis Buku Guru dan Buku Siswa pada
deskripsi lembar kerja!

C. Keterampilan Tingkat Tinggi

Keterampilantingkat tinggi dalam kegiatan pembelajaran harus mencerminkan aktivitas yang


bersifat saintifik yaitu :

1. Mengamati

Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini yaitu kegiatan yang memaksimalkan
pancaindra dengan cara melihat, mendengar, dan membaca, atau menonton. Yang diamati
adalah materi berbentuk fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks yang
didengar dan dibaca baik teks interpersonal/transaksional, teks fungsional khusus, dan teks
fungsional, dalam bentuk bacaan, video, atau rekaman suara. Untuk itu saat melakukan
kegiatan pengamatan ini guru harus menyiapkan panduan pengamatan berupa format
tugas.

11
2. Menanya

Pada tahapan kegiatan menanya merupakan proses mengkonstruksi pengetahuan


berupa konsep yaitu tentang fungsi sosial dari teks dan prosedur tentang struktur teks
melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas. Pada proses menanya harus dikembangkan rasa
ingin tahu dan kemampuan berfikir kritis sehingga perlu mengembangkan pertanyaan-
pertanyaan pada level berfikir tingkat tinggi. Selain itu proses menanya juga menuntut
partisipasi aktif peserta didik.

3. Mencoba

Kegiatan mencoba atau mengeksplorasi adalah kegiatan untuk menginternalisasi


pengetahuan dan keterampilan yang baru saja diperoleh/dipelajarai. Pada proses ini peserta
didik berlatih mengungkapkan hal-hal baru yang dipelajari dan mencoba menggunakan
kemampuan itu dalam dunia nyata, di dalam/di luar kelas

4. Mengasosiasi

Kegiatan mengasosiasi atau menalar merupakan proses mengembangkan kemamuan


mengelompokkan dan membandingkan beragam ide dan peristiwa untuk kemudian
memasukannya menjadi penggalan memori. Pengalaman-pengalaman yang sudah
tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang
sudah tersedia. Khusus untuk mata pelajaran bahasa Inggris pada tahapan ini peserta didik
dibimbing untuk mengelompokkan dan membandingkan teks berdasarkan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur kebahasaan.

5. Mengomunikasikan

Kegiatan mengomunikasikan ditujukan untuk mengembangkan kemampuan


menyajikan atau mempresentasikan semua pengetahuan dan keterampilan yang sudah
dikuasai dan yang belum baik secara lisan maupun secara tertulis. Pada kegiatan ini tidak
hanya pengetahuan dan keterampilan mengomunikasikan saja tetapi juga permasalahan
dan kesuksesan yang dialami selama proses pemelajaran. Dengan demikian
menggambarkan secara utuh kemampuan peserta didik dalam penguasaan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Sehingga proses mengomunikasikan ini selalu disertai
dengan penulisan jurnal belajar.

12
BAB IV
PEMAHAMAN PROSES

A. Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Pada Kurikulum 2013, proses pembelajaran menekankan pada pendekatan pembelajaran


saintifik. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati, menanyakan, mengeksplorasi, mengasosiasi dan
mengomunikasikan.Oleh karena itu kondisi pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta
didik untuk mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan diberi tahu.
Implementasi dari konsep pendekatan saintifik tersebut harus disertai dengan penyempurnaan
pola pikir pembelajaran guru berikut ini.

1. Pembelajaran berpusat pada peserta didik.


2. Membangun pembelajaran interaktif (antara guru, peserta didik, masyarakat, lingkungan
alam, dan sumber, media belajar).
3. Mengkondisikan pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat memperoleh informasi
yang bervariasi dari berbagai sumber)
4. Memfasilitasi peserta didik mencari tahu dan bukan diberi tahu tentang berbagai
informasi.
5. Mengkondisikan pembelajaran dengan berbasis tim atau kelompok.
6. Mengkondisikan pembelajaran dengan berbasis multimedia.
7. Memperhatikan potensi dan kebutuhan setiap peserta didik.
8. Mengembangkan pola pembelajaran dengan multidisiplin ilmu.
9. Mengembangkan pola pembelajaran kritis.

Pada pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa model


pembelajaran yang membangun sebuah pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan
menyenangkan. Berikut ini beberapa model pembelajaran yang disarankan dalam
implementasi Kurikulum 2013.

13
B.Model-Model Pembelajaran
1. Model Discovery Learning
Model Discovery Learningmerupakan teori belajar yang didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang menekankan pada keaktifan peserta didik dalam mencaritemukan
berbagai informasi sendiri. Materi atau bahan pelajaran yang akan disampaikan guru, tidak
disampaikan dalam bentuk final akan tetapi peserta didik didorong untuk mengidentifikasi
apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian
mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami
dalam suatu bentuk akhir.
Pada mata pelajaran Seni Budaya, misalnya: sebelum peserta didik membuat karya seni
kolase, diawali dengan langkah mengamati berbagai informasi tentang karya seni kolase
tersebut. Informasi tentang karya seni kolase yang meliputi apa, bagaimana, untuk apa, di
mana, dlldengan bimbingan guru peserta didik tunarungu dapat mengamatinya dari majalah,
internet, buku-buku di perpustakaan, informasi dari guru lain, contoh karya seni kolase, dll.
Melalui aktivitas pengamatan, peserta didik mempertanyakan pada dirinya sendiri atau
menanyakan pada guru tentang bahannya, alatnya, cara membuatnya, kegunaannya, dll.
Pada akhirnya peserta didik dapat mengaplikasikannya menjadi sebuah karya yang dapat
dipergelarkan.
Perlu menjadi catatan penting bahwa tujuan dalam metode Discovery Learning adalah
hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem
solver. Melalui kegiatan tersebut peserta didik akan menguasainya, menerapkan, serta
menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.

Coba menurut bapak/Ibu, dalam konteks model pembelajaran Discovery


learning, apakah yang akan dilakukan bapak/ibu jika peserta didik
tunanetra diharapkan mampu menyanyikan lagu daerahnya sendiri?

2. Model Pembelajaran Kolaboratif


Pada model pembelajaran kolaboratif, peserta didik dan guru berinteraksi secara
empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing.
Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkinkan peserta didik
menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama. Berikut ini
beberapa sifat pembelajaran koolaboratif.

14
a. Guru dan peserta didik saling berbagi informasi.
Pembelajaran kolaboratif, memberikan kesempatan kepada peserta didik memiliki
ruang gerak untuk menilai dan membina ilmu pengetahuan, pengalaman personal, bahasa
komunikasi, strategi dan konsep pembelajaran sesuai dengan teori, serta menautkan
kondisi sosiobudaya dengan situasi pembelajaran. Sumber informasi tidak hanya dari guru,
melainkan secara kontekstual dapat berasal dari peserta didik, atau dari situasi dan kondisi
lingkungan pada saat itu.
Pada kelas kolaboratif peserta didik juga dapat menunjukkan kemampuan dan
keterampilan mereka, berbagi informasi serta mendengar atau membahas sumbangan
informasi dari peserta didik lainnya. Dengan cara seperti ini akan muncul “keseragaman” di
dalam “keberagaman” peserta didik. Hal ini dapat dilakukan pada saat kegiatan diskusi,
apresiasi dan berkarya seni.
b. Guru dan peserta didik saling berbagi tugas dan kewenangan

Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berbagi tugas dan kewenangan
dengan peserta didik, khususnya untuk hal-hal tertentu. Misalnya pada saat peserta didik
merencanakan pergelaran dan pameran karya seni.

c. Guru berperan sebagai mediator

Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berperan sebagai mediator atau
perantara. Guru berperan membantu menghubungkan informasi baru dengan
pengalaman yang ada. Misalnya guru menginformasikan sumber belajar seperti taman
budaya, museum, sanggar, galery, sentra industri seni kerajinan, sekaligus membimbing
dalam memanfaatkan sumber belajar tersebut.

3. Model Pembelajaran BerbasisBerbasis Project Based Learning

Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metoda


pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai
bentuk hasil belajar. Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek sebaiknya sebagai
fasilitator, pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai
dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari peserta didik.
Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran, sebagai

15
contoh dalam mempersiapkan pergelaran tari atau musik, sesama guru Seni Budaya dapat
bekerja sama sesuai dengan perannya masing-masing. Misalnya guru Seni Rupa merancang
dekorasi panggung, guru Seni Teater membuat naskah pertunjukan dan seterusnya.

16
BAB V
PEMAHAMAN PENILAIAN

A. Pengertian
Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didik. Dalam Implementasi Kurikulum 2013, dikembangkan
penilaian autentik, yakni penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek
sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input), proses, sampai keluaran (output)
pembelajaran
Penilaian autentik adalah suatu istilah/terminologi yang diciptakan untuk menjelaskan
berbagai metode penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan
kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah.

B. Jenis-Jenis Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan
posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan.
1. Penilaian Sikap
Muatan KI-1 (sikap spiritual) antara lain memuat hal-hal yang berkaitan dengan
ketaatan beribadah, berperilaku syukur, berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan,
toleransi dalam beribadah, kebiasaan mengucapkan salam.
Muatan KI-2 (sikap sosial) antara lain: jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
percaya diri, bisa ditambahkan lagi sikap-sikap yang lain sesuai kompetensi dalam
pembelajaran, misal : kerja sama, ketelitian, ketekunan, dll.
Penilaian apek sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antarteman,
dan jurnal.
a. Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan
dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Hal
ini dilakukan saat pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
Contoh:Pedoman Observasi Sikap Tanggung Jawab

17
Observasi Sikap Tanggung Jawab

Nama Peserta Didik : ………………….


Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Mata Pelajaran : …………………..
Skor
No Aspek Pengamatan
Ya Tidak
1 Melaksanakan tugas individu dengan baik
2 Mengerjakan tugas sesuai dengan ketentuan
3 Memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya
4 Tidak menggunakan alat dan bahan milik orang lain tanpa
izin
5 Meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
Jumlah Skor

Petunjuk Penskoran :
Jawaban YA diberi skor 1, dan jawaban TIDAK diberi skor 0

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :


𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
Contoh :
Jawaban YA sebanyak 4, maka diperoleh skor 4, dan skor tertinggi 5 maka skor akhir adalah :
4
𝑥 4 = 3,20
5

Coba bapak/Ibu berikan contoh aspek-aspek pengamatan untuk sikap


tanggungjawab pada saat peserta didik sedang mengerjakan tugas
tertentu!

b. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.

18
Contoh:
Penilaian Diri

Nama : ………………………………….
Kelas : ……………………………………
Semester : …………………………………..
Waktu penilaian : ……………….........................
Kompetensi:Bertanggungjawab menyelesaikan karya seni kolase

N0 PERNYATAAN Ya Tidak
Saya berusaha melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh
1
Saya mengikuti petunjuk dengan penuh perhatian
2
Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu
3
Saya berperan aktif dalam kelompok
4
Saya menyerahkan tugas tepat waktu
5

Penilaian persepsi diri siswa digunakan untuk mencocokkan persepsi diri


siswadengan kenyataan yang ada.Hasil penilaian persepsi diri siswa digunakan sebagai
dasar guru untuk melakukanbimbingan dan motivasi lebih lanjut.

c. Penilaian Antarteman
Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen
yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.

Contoh:
Penilaian Antarteman

Nama Penilai : (Tidak Diisi)


Nama yang Dinilai : .............................................
Kelas : ……………………………………
Semester : …………………………………..
Waktu penilaian : ……………….........................
Mata Pelajaran : Seni Budaya

19
Butir Nilai :Disiplin dalam menyelesaikan karya seni kolase

Melakukan
No Sikap yang diamati
Ya Tidak
1 Menyiapkan alat dan bahan untuk membuat karya seni kolase
2 Mengerjakan tugas yang diberikan
3 Tidak meninggalkan tugas sebelum pekerjaan selesai
4 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
5 Mengumpulkan tugas tepat waktu
Jumlah

Lembaran ini diisi oleh peserta didik untuk menilai sikap sosial peserta didik lain dalam
kedisiplinan. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap disiplin yang ditampilkan
oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
Ya = apabila peserta didik menunjukkan perbuatan sesuai aspek pengamatan
Tidak = apabila peserta didik tidak menunjukkan perbuatan sesuai aspek pengamatan.

Coba Bapak/Ibu tambahkan aspek-aspek lain yang berkaitan dengan


sikap disiplin yang dapat diamati pada saat peserta didik
menyelesaikan karya seni kolase!

d. Jurnal Catatan Guru


Jurnal catata guru merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang
berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang
berkesinambungan dari hasil observasi.
Berikut ini beberapa contoh Jurnal Catatan Guru.
 Petunjuk pengisian jurnal (Diisi oleh guru)
 Tulislah peserta didik yang diamati.
 Tulislah tanggal pengamatan
 Tulislah aspek yang diamati oleh guru
 Ceritakan kejadian-kejadian yang dialami oleh peserta didik baik yang merupakan
kekuatan maupun kelemahan peserta didik sesuai dengan pengamatan guru terkait
dengan Kompetensi Inti.
 Tulislah dengan segera setiap kejadian
20
 Setiap kejadian per anak ditulis pada kartu yang berbeda.
 Simpanlah kartu tersebut di dalam folfer setiap peserta didik

a) Model Pertama
Model Format:

Jurnal

Nama Peserta Didik : ………………………….


Nomor peserta Didik : ………………………….
Tanggal : ………………………….
Aspek yang diamati : ………………………….
Kejadian : ………………………….

Guru:

……………………………………………………………………….

……………………………………………………………………….

……………………………………………………………………….dst

b) Model Kedua

Jurnal

Nama Peserta Didik : ………………..


Aspek yang diamati : ………………..

KETERANGAN/
NO HARI/TANGGAL KEJADIAN
TINDAK LANJUT

c) Model Ketiga

Jurnal Catatan Guru

21
Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan
sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari
hasil observasi.
Contoh penilaian Jurnal:

Catatan Pengamatan
No Tanggal Nama (KI-1 dan KI-2) Tindak lanjut
Kekuatan Kelemahan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 20-9-2014 Ani Sangat terbiasa Perlu usaha-usaha Perlu pembiasaan
berdoa sebelum pembiasaan dalam dan bimbingan
dan sesudah bersuci sebelum dalam bersuci
belajar beribadah

Menunjukkan namun masih kurang Sering diberi


sikap percaya diri teliti. latihan yang
dan bekerja melibatkan
sama yang - ketelitian.
sangat menonjol,

2. Penilaian Pengetahuan
Aspek pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut:
a. Tes tulis
Konsepsi assesment autentik muncul dari ketidakpuasan terhadap tes tertulis yang
lazim dilaksanakan pada era sebelumnya.Namun demikian, penilaian tertulis atas hasil
pembelajaran tetap masih dipertahankan dan dilakukan.
Tes tertulis terdiri dari memilih dan mensuplai jawaban dan uraian. Memilih
jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan
sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau
pendek, dan uraian.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat,
memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi,
dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa

22
mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan
jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka
memperoleh nilai yang sama.
b. Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara ucap (oral)
sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga
menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf
yang diucapkan.
c. Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa
pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik
tugasnya.

Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan dapat diamati pada tabel
berikut ini.

Teknik Penilaian Bentuk Instrumen


Tes tulis Pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan,
dan uraian.
Tes lisan Daftar pertanyaan.
Penugasan Pekerjaan rumah dan/atau tugas yang dikerjakan secara individu
atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

Contoh Instrumen Penilaian Pengetahuan


Tes Tertulis
Indikator
Muatan Teknik Bentuk
No. Pencapaian Contoh Instrumen
Pembelajaran Penilaian Instrumen
Kompetensi
1 Seni Budaya Menyebutkan Tertulis Pilihan Ganda Teknik yang digunakan dalam
teknik karya membuat karya seni kolase,
seni kolase adalah....
a. menempel
b. mengukir
c. memahat
d. menjahit
23
Indikator
Muatan Teknik Bentuk
No. Pencapaian Contoh Instrumen
Pembelajaran Penilaian Instrumen
Kompetensi

Kunci: a.
2. Seni Budaya Menyebutkan Tertulis Isian Sebutkan 3 contoh bahan yang
bahan-bahan dapat digunakan untuk membuat
yang dapat karya seni kolase!
digunakan
untuk membuat Jawaban: kacang-kacangan, koran
karya seni bekas, kain perca.
kolase

3. Seni Budaya Menyebutkan Tertulis Jawaban Apakah arti kolase?


arti kolase Singkat
secara tepat Jawaban: Seni menempel
4. Seni Budaya Menjelaskan Tertulis Uraian Bagaimanakah cara membuat karya
cara membuat seni kolase dari kacang-kacangan?
karya seni
kolase Jawaban:
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Membuat pola gambar
3. Mempelkan menggunakan lem
putih, lem cair atau lem tembak
pada pola gambar
4. Gunakan pilok warna netral

3. Penilaian Keterampilan
Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:
a. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu
tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas melukis, merangkai bunga, membuat
kolase, meronce, membuat kartu ucapan.Ada beberapa cara untuk merekam hasil
penilaian berbasis kinerja, antara lain sebagai berikut.
1) Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui muncul atau tidaknya unsur-unsur
tertentu dari indikator atau subindikator yang harus muncul dalam sebuah peristiwa
atau tindakan.
2) Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records). Digunakan dengan cara guru
menulis laporan narasi tentang apa yang dilakukan oleh masing-masing peserta didik

24
selama melakukan tindakan. Dari laporan tersebut, guru dapat menentukan seberapa
baik peserta didik memenuhi standar yang ditetapkan.
3) Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan dengan menggunakan skala numerik
berikut predikatnya. Misalnya: 4 = baiksekali, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang.
4) Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan oleh guru dengan cara mengamati
peserta didik ketika melakukan sesuatu, dengan tanpa membuat catatan. Guru
menggunakan informasi dari memorinya untuk menentukan apakah peserta didik
sudah berhasil atau belum. Cara seperti ini tetap ada manfaatnya, namun tidak cukup
dianjurkan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat akan menggunakan penilaian kinerja,
yakni:
 Langkah-langkah kinerja harus dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja
yang nyata untuk suatu atau beberapa jenis kompetensi tertentu.
 Ketepatan dan kelengkapan aspek kinerja yang dinilai.
 Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan oleh peserta didik untuk
menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran.
 Fokus utama dari kinerja yang akan dinilai, khususnya indikator esensial yang akan
diamati.
 Urutan dari kemampuan atau keterampilan peserta didik yang akan diamati.

b.Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assesment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas
yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian
tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian
data.
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus.
Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil
akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas
kemampuan peserta didik menghasilkan produk, seperti makanan, pakaian, hasil karya
seni (gambar, lukisan, patung, dan lain-lain), barang-barang terbuat dari kayu, kertas, kulit,
keramik, karet, plastik, dan karya logam. Penilaian secara analitik merujuk pada semua
25
kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik
merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.

c. Penilaian Portofolio
Penilaian dengan memanfaatkan portofolio merupakan penilaian melalui
sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang
dilakukan selama kurun waktu tertentu. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun
atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi
buku/literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain.
Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus
menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang
tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh
tentang proses dan pencapaian hasil belajar peserta didik.Portofolio merupakan bagian
terpadu dari pembelajaran sehingga guru mengetahui sedini mungkin kekuatan dan
kelemahan peserta didik dalam menguasai kompetensi pada suatu tema. Hal-hal yang
harus dilakukan dalam menggunakan portofolio sebagai berikut:
1. masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di dalamnya memuat
hasil belajar siswa setiap muatan pelajaran atau setiap kompetensi.
2. menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulkan/disimpan.
3. sewaktu waktu peserta didik diharuskan membaca catatan guru yang berisi komentar,
masukan dan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka
memperbaiki hasil kerja dan sikap.
4. peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan guru.
5. catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik perlu diberi
tanggal, sehingga perkembangan kemajuan belajar peserta didik dapat terlihat.

26
BAB VI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Deskripsi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap
muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan
kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Setiap pendidik atau guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau
subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
1. Komponen-Komponen Rencana Pelaksanan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang harus disusun oleh guru setidaknya memuat
komponen-komponen berikut ini:
a. Identitas Sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
b. Identitas Mata Pelajaran atau tema/subtema;
c. Kelas/semester;
d. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus
dan KD yang harus dicapai;
e. Kompetensi Inti (KI);
f. Kompetensi Dasar (KD);
g. Indikator Pencapaian Kompetensi;
h. Materi pembelajaran (dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru,
sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari
lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler,
pengayaan, dan remedial);
i. Kegiatan pembelajaran;
j. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
k. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
2. Prinsip Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

27
Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Perbedaan individual peserta didikantara lain kemampuan awal, tingkat intelektual,
bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan peserta didik.
b. Partisipasi aktif peserta didik.
c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian. d. Pengembangan budaya
membaca dan menulisyang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca,
pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
d. Pemberian umpan balik dan tindak lanjutRPP memuat rancangan program pemberian
umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
e. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduanantara KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam
satu keutuhan pengalaman belajar.
f. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran,
lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
g. Penerapan teknologi informasi dan komunikasisecara terintegrasi, sistematis, dan efektif
sesuai dengan situasi dan kondisi.

28
Contoh:
CONTOH
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SLB Solalin


Mata Pelajaran : Seni Budaya
Kelas/Semester : X/I
Alokasi Waktu : 4 x 2 jam pelajaran @ 40 menit

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya sesuai dengan
kemampuan anak berkebutuhan khusus.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sesuai dengan kemampuan anak
berkebutuhan khusus.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural sesuai dengan kemampuan anak berkebutuhan
khusus berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan,teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
sesuai dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi ciri khas keindahan karya seni dan karya kreatif masing-
masing daerah sebagai anugerah Tuhan
2.1 Menunjukkan sikap berani mengekspresikan diri dalam berkarya seni
Menunjukkan rasa ingin tahu dalam mengamati alam di lingkungan sekitar
2.2 untuk mendapatkan ide dalam berkarya seni
Menunjukkan perilaku mengenal sikap disiplin, tanggung jawab dan
kepedulian terhadap alam sekitar melalui berkarya seni

3.1 Mengenal dan berkarya seni kolase


4.1 Membuat karya seni kolase dengan berbagai bahan di lingkungan sekitar

29
C. Indikator :

1.1.1 Aktif berdoasebelum mengikuti pelajaran


1.1.2 Konsentrasi dalam mengikuti pelajaran
1.1.3 Semangatdalam mengikuti pelajaran
2.1.1 Berani berekspresi/ mencoba hal yang baru
2.2.1 Aktif dalam bertanya
2.2.2 Aktif dalam menjawab pertanyaan
2.2.3 Mencatat apa yang tidak diketahui sebelumnya
2.3.1 Mengerjakan tugas dengan sunguh-sungguh
2.3.2 Bekerjasama dengan temannya
3.1.1 Menyebutkan arti kolase
3.1.2 Menyebutkan bahan -bahan untuk membuat kolase
3.1.3 Mengidentifikasi bahan - bahan untuk membuat kolase
4.1.1 Menunjukkan proses pembuatan kolase
4.1.2 Membuat kolase dengan bentuk/bahan yang lain
4.1.3 Mengkomunikasikan karya kolase yang dibuat

D. Materi Pembelajaran
Membuat Karya Seni Kolase
(Materi Terlampir)

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Pertemuan Kesatu
a. Pendahuluan (10)
 Guru memberikan salam kepada peserta didik.
 Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin berdoa sebelum
mengawali pelajaran di depan kelas
 Guru mengecek kehadiran peserta didik.
 Guru memberikan apersepsi.
 Guru menyampaikan topik pembelajaran.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
 Guru memulai pelajaran dengan menunjukkan gambar karya seni kolase
b. Inti (60 menit)
1) Mengamati
 Peserta didik dengan konsentrasi mengamati gambar karya seni kolase.
 Peserta didik dengan semangat mengidentifikasi gambar.
 Dengan panduan guru, peserta didik mencatat hal-hal yang belum dketahui
tentang gambar.
2) Menanya
 dengan dipancing guru, peserta didik :
 aktif menanya hal-hal yangbaru diketahuinya tentang karya seni kolase
 aktif menanyakan pengertian kolase
 aktif menanyakan bahan – bahan yang digunakan
 aktif menanyakan cara membuat kolase

30
3) Mencoba
 Dengan panduan guru, peserta didik mencatat hal-hal yang belum dketahui
tentang gambar

c. Penutup (10 menit)


 Guru memberikan evaluasi berupa pertanyaan lisan yang harus dijawab oleh
peserta didik
 Dibantu guru, peserta didik merangkum materi pembelajaran yang dipelajari.
 Guru mengecek pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari.
 Guru menginformasikan kepada peserta didik tentang materi yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya.

2. Pertemuan Kedua
a. Pendahuluan (10)
 Guru memberikan salam kepada peserta didik.
 Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin berdoa sebelum
mengawali pelajaran di depan kelas.
 Guru mengecek kehadiran peserta didik.
 Guru memberikan umpan balik terhadap materi yang telah dikuasai peserta didik
pada pertemuan pertama
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Inti (60 menit)
1) Mencoba
 Peserta didik dengan berani mencari bahan disekitar untuk membuat kolase
 Peserta didik dengan semangat mengidentifikasi bahan – bahan untuk
membuat kolase
 Dengan berkelompok (minimal 2 orang), peserta didik berani dan semangat
mencoba membuat kolase
2) Mengasosiasi
 Peserta didik dengan konsentrasi, membandingkan contoh kolase dengan
karya kolase yang akan dibuat secara kelompok
c. Penutup (10 menit)
 Peserta didik secara kelompok menunjukkan hasil karya kolase
 Dibantu guru, peserta didik merangkum materi pembelajaran yang dipelajari.
 Guru mengecek pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari.
 Guru menginformasikan kepada peserta didik tentang materi yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya.
3. Pertemuan Ketiga
a. Pendahuluan (10)
 Guru memberikan salam kepada peserta didik.
 Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin berdoa sebelum
mengawali pelajaran di depan kelas
 Guru mengecek kehadiran peserta didik.
 Guru meminta peserta didik untuk menyampaikan hasil karya kolase pada
pertemuan sebelumnya
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

31
b. Inti (60 menit)
1) Mencoba
 Peserta didik dengan berani dan aktif mencari bahan lainnya/ baru disekitar
untuk membuat kolase
 Peserta didik mengidentifikasi bahan – bahan untuk membuat kolase
 Peserta didik berani mencoba membuat kolase secara perorangan
2) Mengasosiasi
 Peserta didik dengan konsentrasi, membandingkan bahan-bahan yang telah
digunakan sebelumnya dengan bahan-bahan yang baru untuk membuat kolase
 Peserta didik dengan semangat dan berani membuat karya kolase sendiri yang
berbeda dengan hasil kelompok
c. Penutup (10 menit)
 Peserta didik menunjukkan hasil karyanya di depan kelas
 Guru mengecek kembali pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari.
 Guru memberikan tugas pekerjaan rumah karya kolase yang lainnya dan porto
polio
 Guru menginformasikan kepada peserta didik tentang materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

4. Pertemuan keempat
a. Pendahuluan (10)
 Guru memberikan salam kepada peserta didik.
 Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin berdoa sebelum
mengawali pelajaran di depan kelas
 Guru mengecek kehadiran peserta didik.
 Guru menanyakan hasil tugas pekerjaan rumah
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Inti (60 menit)
1) Mengasosisi
 Peserta didik berani membandingkan hasil pekerjaan rumah yang dibuatnya
(karya kolase dan hasil porto folio)
 Peserta didik membandingkan bahan- bahan/ materi yang digunakan dalam
membuat tugas pekerjaan rumahnya
2) Mengkomunikasikan
dengan bimbingan guru, peserta didik :
 Berani mengkomunikasikan bahan, mana karya dan cara membuatnya di depan
kelas
 Memajang hasil karya kolase di dalam kelasnya
c. Penutup (10 menit)
 Peserta didik berani dan semangat menanggapi hasil yang dibuat temannya.
 Peserta didik mengisi tes yang tertulis
 Dibantu guru, peserta didik merangkum materi pembelajaran yang dipelajari.

F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1. Teknik penilaian : Observasi, Lisan, dan unjuk kerja (kinerja)
2. Instrumen penilaian

32
a. Kompetensi sikap spiritual
– Teknik Penilaian : Observasi
– Bentuk Instrumen : Lembar observasi dan lembar penilaian
– Kisi-kisi:

No Butir Nilai Indikator Jumlah Butir


Instrumen
Aktif dalam berdo’a 1
1 Bersyukur Konsentrasi dalam 1
belajar
Semangat dalam belajar 1

b. Kompetensi Sikap Sosial


– Teknik Penilaian : Observasi
– Bentuk Instrumen : Lembar observasi dan lembar penilaian
– Kisi-kisi :

No Butir Nilai Indikator Jumlah Butir


Instrumen
1 Sikap berani Berani dalam mencoba 1
hal yang baru
2 Sikap ingin Aktif bertanya 1
tahu
Aktif menjawab 1
pertanyaan
3 Disiplin Selalu mencatat hal-hal 1
yang baru

c. Kompetensi Pengetahuan
– Teknik Penilain : Tes tertulis
– Bentuk Instrumen : Pilihan ganda

– Kisi-kisi :

No Indikator Jumlah No Butir


Butir Soal Soal
1 Menyebutkan pengertian kolase 1 1
2 Menyebutkan bahan – bahan untuk 6 2-7
membuat kolase
33
No Indikator Jumlah No Butir
Butir Soal Soal
3 Mengidentifikasi bahan – bahan untuk 3 8-10
membuat kolase
Jumlah 10

d. Keterampilan
– Teknik Penilain : Tes kinerja
– Bentuk Instrumen : Observasi
– Kisi-kisi :

No Indikator Jumlah Skor


Butir Soal
1 Pemilihan bahan 1 3
2 Kerapian 1 2
3 Kebersihan 1 2
4 Komposisi 1 3

3. Pembelajaran remedial dan pengayaan


Pembelajaran remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mampu dengan rapi dan
baik dalam membuat kolase sendiri dan portofolio.
Sedangkan pengayaan diberikan bagi perserta didik yang memiliki kemampuan yang baik
dan rapi dalam membuat tugas karya kolase maupun portofolio tentang kolase

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media : Gambar, Lingkungan
2. Alat : Gunting, Lem, Kertas dan Benda Sekitar
3. Sumber Belajar : Buku Seni Budaya SMALB Tunarungu kelas X

Mengetahui Bandung, .........................2014


Kepala Sekolah......................... Guru Mata Pelajaran Seni Budaya

____________________________________ __________________________________

34
BAB VII
PENUTUP

Alhamdulillaahirobbilalamiin,
Segala puji bagi Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada
kami sehingga dapat menyelesaikan Handout Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.
Terimakasih kepada semua anggota Tim Penyusun Materi Pelatihan Implementasi Buku
Mata Pelajaran Seni Budaya SMALB yang telah berkolaborasi secara kooperatif dan
menyenangkan dari awal sampai tersusunnya handout ini.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi baik secara teknik, konten, dan
motivasi kepada Tim dalam proses penyelesaian handout ini.
Kami berharap mudah-mudahan handout ini dapat menjadi pedoman bagi Nara Sumber
dalam penyelenggaraan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, dan acuan bagi para peserta
pelatihan dalam mendesiminasikan hasil kegiatan pelatihan kepada rekan-rekan guru SMALB di
tempat bekerjanya masing-masing.
Sekecil apapun karya yang kami buat, mudah-mudahan dapat berkontribusi terhadap
pengembangan pendidikan khusus di tanah air.
Amiin.

35

Anda mungkin juga menyukai