Anda di halaman 1dari 3

SCABIES

No Dokumen :

SOP No. Revisi :


Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD Tanda Tangan Kepala Puskesmas
PUSKESMAS TANTI YULIASTUTI
KUTASARI
1. Pengertian Definisi

Skabies penyakit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap kutu
Sarcoptes scabiei var hominis dan tinjanya pada kulit manusia. Sarcoptes scabiei
adalah kutu yang transparan, berbentuk oval, pungggungnya cembung, perutnya
rata dan tidak bermata. Skabies hanya dapat diberantas dengan memutus rantai
penularan dan memberi obat yang tepat.

Penyebab

Kutu Sarcoptis scabiei

Gambaran klinik

Penyakit skabies memiliki 4 gejala klinis utama,yaitu:

1. Pruritus nokturna, atau rasa gatal di malam hari, yang disebabkan aktivitas
tungau yang lebih tinggi dalam suhu lembab.

2. Penyakit ini dapat menyerang manusia secara kelompok. Mereka yang tinggal
di asrama, barak-barak tentara, pesantren maupun panti asuhan berpeluang lebih
besar terkena penyakit ini. Penyakit ini amat mudah menular melalui pemakaian
handuk, baju maupun seprai secara bersama-sama. Skabies mudah menyerang
daerah yang tingkat kebersihan diri dan lingkungan masyarakatnya rendah.

3. Adanya terowongan-terowongan di bawah lapisan kulit (kanalikuli), yang


berbentuk lurus atau berkelok-kelok. Jika terjadi infeksi skunder oleh bakteri,
maka akan timbul gambaran pustul (bisul kecil). Kanalikuli ini berada pada daerah
lipatan kulit yang tipis, seperti sela-sela jari tangan, daerah sekitar kemaluan
(pada anak), siku bagian luar, kulit sekitar payudara, bokong dan

perut bagian bawah.

4. Menemukan kutu pada pemeriksaan kerokan kulit secara mikroskopis,


merupakan diagnosis pasti penyakit ini.

2. Tujuan Sebagai acuan tatalaksana penderita skabies


3. Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter

4. Referensi Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas, 2007

5. Prosedur Diagnosis

Ditegakkan dari anamnesis, manifestasi klinik dan pemeriksaan


penunjang

ditemukan 3 dari 4 kriteria sebagai berikut:

- Gatal malam hari

- Terdapat pada sekelompok orang

- Predileksi dan morfologis khas

- Ditemukan Tungau S.scabies

Penatalaksanaan

Pengobatan:

Pengobatan penyakit ini menggunakan obat-obatan berbentuk krim


atau salep yang dioleskan pada bagian kulit yang terinfeksi.

Sistemik

- Antihistamin klasik sedatif ringan untuk mengurangi gatal, misalnya

klorfeniramin maleat 0.34 mg/kg BB 3 x sehari.

- Antibiotik bila ditemukan infeksi sekunder misalnya ampisilin,


amoksisilin,

eritromisin.

Topikal

- Obatan-obatan yang dapat digunakan antara lain:

1. Salep 2 – 4, biasanya dalam bentuk salep atau krim.

2. Emulsi benzil-benzoas 20 – 25%

3. Gamexan 1%
4. Krotamiton 10%

5. Permetrin HCl 5%

- Selain menggunakan obat-obatan, yang tidak kalah penting untuk


diperhatikan adalah upaya peningkatan kebersihan diri dan
lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:

1. Mencuci bersih bahkan sebagian ahli menganjurkan merebus


handuk, seprai maupun baju penderita skabies, kemudian
menjemurnya hingga kering. Menghilangkan faktor predisposisi,
antara lain dengan penyluhan mengenai higiene perorangan dan
lingkungan.

2. Menghindari pemakaian baju, handuk, seprai secara bersama-


sama.

3. Mengobati seluruh anggota keluarga, atau masyarakat yang


terinfeksi untuk memutuskan rantai penularan.

Pemantauan

Dianjurkan kontrol 1 minggu kemudian, bila ada lesi baru obat


topikal dapat

diulang kembali.

6. Unit terkait Poli Umum, Poli Anank, Pustu, Rawat Inap

7. Rekaman
Tanggal Mulai
historis No Yang Diuah Isi Perubahan
Diberlakukan.

Anda mungkin juga menyukai