Disusun oleh:
Pembimbing:
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil‘alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa
ta’ala karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan referat yang
berjudul:
“VARISEL TUNGKAI BAWAH”
Penulisan referat ini sebagai salah satu syarat kelulusan dalam stase ilmu bedah di RS TK II
Moh. Ridwan Meuraksa. Bahwasanya referat ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dr. H. M. Sabaroellah, Sp.B, FINACS selaku pembimbing referat yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk membimbing serta memberikan masukan dalam
penyusunan referat ini agar menjadi lebih baik dan selesai tepat waktu.
2. Dr. Firmansyah, Sp.B, MARS selaku Ketua SMF Bedah RS TK II Moh. Ridwan
Meuraksa dan juga sebagai konsulen yang banyak mengajari saya di stase bedah ini.
3. Dr. Abidin, Sp.OT; dr. Nur Febry, Sp.BP; dr. A. Marcelino, Sp.U; dr. Karina S,
Sp.U; dr. Ichsan fahmi, Sp.OT; dr. Vetty Uli Rhoida Silaban, Sp.B selaku konsulen
pembimbing kepaniteraan klinik bedah yang telah banyak memberikan waktu untuk
memberikan ilmu.
4. Dosen-dosen Fakultas Universitas Yarsi yang telah memberikan saya bekal ilmu
untuk meraih gelar dokter.
5. Keluarga tercinta, alm. ayahanda H. Sudirman, Ibunda Hj. Sijus, Kakak Lena,
Abang Rico Saputra, yang telah memberikan bimbingan, do’a, dan dukungan dalam
penyelesaian referat ini.
6. Kepada teman-teman kelompok stase bedah; Deni, Hanny, Iga, Vinta,
Khairunnisa, Ovie, Nabilla, Amanda, Mutia, Nia, Sekar, Nadila yang telah
memberikan semangat.
7. Seluruh perawat dan staf RS TK II Moh. Ridwan Meuraksa.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan referat yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
2
Penulis menyadari bahwa referat ini tidak terlepas dari kekurangan serta membutuhkan
penyempurnaan. Segala bentuk kritik dan saran yang membangun akan diterima dengan
senang hati agar referat ini dapat memberikan kontribusi yang lebih baik lagi bagi
perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga referat ini dapat memberikan manfaat dan
dipergunakan sebaik-baiknya oleh seluruh pihak. Akhir kata dengan mengucapkan
Alhamdulillah, semoga Allah meridhoi kita semua, Aamiin.
Penulis
Fitri Rahmadani
3
BAB I
PENDAHULUAN
manifestasi yang dari sindrom insufisiensi vena dimana pada sindrom ini
aliran darah dalam vena mengalami arah aliran retrograde atau aliran balik
pada tungkai, yaitu vena tepi, vena dalam dan vena penghubung
sedikit perhatian dari profesi kedokteran, dengan alasan bahwa kelainan ini
20% dari total orang dewasa, terjadi 2-3 kali lebih sering pada perempuan
mungkin lebih rendah dari penduduk Asia, namun angka statistik yang
4
dan penampilan yang tidak menarik dari tungkai penderita, selain itu juga adanya
keluhan nyeri, kemerahan, rasa terbakar, gatal, kram, kejang otot betis serta
pembengkakan ringan pada kaki. Pada kasus berat dapat terjadi edem tungkai
Penyebab dari varises vena tungkai ini multifaktorial. Baik itu faktor
usia, pola hidup (faktor berdiri terlalu lama atau duduk lama),
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
2.1.2 Epidemiologi
Varises vena tungkai lebih sering terjadi pada wanita dari pada pria,
hal ini sering dikaitkan dengan kehamilan dan faktor hormonal. Prevalensi
varises vena tungkai di Inggris pada usia 18 – 64 tahun adalah 40% pada
pria dan 32% pada wanita. Prevalensi di Amerika Serikat adalah 15%
usia, serta aktivitas merupakan faktor risiko untuk varises, tidak ada bukti
kuat bahwa sejarah keluarga atau pekerjaan adalah faktor. Obesitas tidak
6
muncul untuk membawa risiko kelebihan.10-12 Data prevalensi akurat
membantu debat rasional jika permintaan lebih besar dari sumber daya
yang tersedia. Di Indonesia sendiri belum ada angka yang pasti mengenai
terdiri dari vena safena magna dan vena safena parva. Keduanya memiliki
dari kaki sampai ke fossa ovalis dan mengalirkan darah dari bagian medial
kaki serta kulit sisi medial tungkai. Vena ini merupakan vena yang paling
sering menderita varises vena tungkai. Vena safena magna keluar dari
ujung medial jaringan vena dorsalis pedis. Vena ini berjalan di sebelah
patela pada lutut dan kemudian berjalan ke depan dan menaiki bagian
7
magna biasanya mendapat percabangan superfisialis dari genitalia
eksterna dan dinding bawah abdomen. Dalam pembedahan, hal ini bisa
hiatus safenus.13,14
darah dari vena superfisial ke vena profunda. Bila katup ini tidak berfungsi
vena superfisial makin tinggi dan varises dengan mudah akan terbentuk.
area gaiter, di regio pertengahan betis, di bawah lutut, dan satu hubungan
dari mana kemudian darah dipompa keatas dibantu oleh kontraksi otot
betis. Akibatnya sistem profunda memiliki tekanan yang lebih tinggi dari
8
diteruskan ke sistem superfisialis sehingga terjadi varises pada sistem
13,14
ini.
lateralis. Vena safena parva keluar dari ujung lateral jaringan v.dorsalis
pedis. Vena ini melewati bagian belakang maleolus lateralis dan di atas
vena poplitea dan vena femoralis. Vena profunda ini membentuk jaringan
olahraga.13,14
9
Gambar 2. Diagram skematis pompa otot betis17
2.1.4 Etiologi
penyakit vena. Penyebab terbanyak dari varises vena adalah oleh karena
pembentukan varises vena ini sudah terjadi saat lahir dimana sudah terjadi
jawab terhadap terjadi varises masih belum diketahui. Pada penderita yang
10
Safena Magna bergabung dengan v. femoralis kommunis) akan memiliki
risiko dua kali lipat. Pada penderita kembar monozigot, sekitar 75 % kasus
akan terjadi perpindahan tekanan tinggi dalam vena dalam ke sistem vena
waktu singkat.1,18
tungkai, hal ini dikarenakan pada wanita secara periodik terjadi distensi
kehamilan terjadi penekanan vena cava inferior akibat dari uterus yang
11
berdasarkan mekanisme tersebut varises vena pada kehamilan mungkin
terjadi atropi pada lamina elastis dari pembuluh darah vena dan terjadi
aliran darah vena ke sirkulasi sentral, maka dalam keadaan vena yang
2.1.5 Patofisiologi
mengalirkan darah vena naik keatas dan masuk kedalam. Pertama darah
pembuluh vena yang lebih besar, akhirnya melewati katup vena ke vena
terletak di dalam fasia dan otot. Vena perforata mengijinkan adanya aliran
12
Di dalam kompartemen otot, vena profunda akan mengalirkan
darah naik keatas melawan gravitasi dibantu oleh adanya kontraksi otot
sebesar 5 atm tidak akan menimbulkan distensi pada vena profunda dan
selain itu karena vena profunda terletak di dalam fasia yang mencegah
vena yang inkompeten baik terjadi pada vena profunda maupun pada vena
penekanan dari luar pembuluh darah. Pada pasien dengan varises oleh
katup vena yaitu adanya trauma langsung pada vena adanya kelainan katup
13
tekanan tinggi dalam pembuluh darah , pembuluh vena ini akan
dan katupnya menjadi lebih lunak dan lentur, namun bila terbentuk varises
mestinya, sehingga akan terjadi refluks kearah bawah dan terjadi dilatasi
14
terjadi akibat sistem v.profunda mengalami thrombosis / tromboflebitis,
a. Varises trunkal
b. Varises retikuler
c. Varises kapiler
halus dari pembuluh darah, diameter 0,1 – 1 mm, warna merah, atau
sianotik (jarang).
15
3. Derajat 2 : Varises Vena
sembuh
16
Gambar 5.Klasifikasi CEAP derajat 2, varises vena15
1) Stadium I
Keluhan samar (tidak khas) rasa berat, mudah lelah pada tungkai
2) Stadium II
3) Stadium III
4) Stadium IV
Terjadi kelainan kulit dan atau ulkus karena sindrom insufisiensi vena
menahun
17
2.1.7 Gambaran Histopatologis
dalam jaringan ikat dan gangguan dari jaringan elastis sekitar bundel
2.1.8 Diagnosis
2.1.8.1 Anamnesis
18
2) Faktor predisposisi (keturunan, trauma pada tungkai, pekerjaan yang
raga)
pembedahan, kompresi)
7) Riwayat keluarga
1) Inspeksi
19
varises vena prominent, jaringan parut karena luka operasi, atau
seseorang yang mempunyai kulit yang tipis vena akan terlihat lebih
jelas.
gejala seperti perubahan struktur kulit. Ulkus dapat terjadi dan sulit
untuk sembuh, bila ulkus berlokasi pada sisi media tungkai maka hal
trauma akan menunjukkan gejala berupa ulkus yang berloksi pada sisi
14,20,28
lateral.
2) Palpasi
20
Palpasi diawali dari sisi permukaan anteromedial untuk menilai
lateral diraba apakah ada varises dari vena nonsafena yang merupakan
3) Perkusi
4) Manuver Perthes
suatu jalur bypass karena adanya obstruksi vena profunda. Hal ini
penting karena apabila aliran darah pada vena profunda tidak lancar,
21
aliran bypass ini penting untuk menjaga volume aliran darah balik
maupun skeroterapi.
menjadi aktif. Pada keadaan normal aktifitas pompa otot ini akan
ukuran semula.14,28
5) Tes Trendelenburg
22
berdiri dengan ikatan tetap tidak dilepaskan. Interpretasinya adalah
apabila varises yang tadinya telah kolaps tetap kolaps atau melebar
cepat adannya inkopensi pada katup vena yang lebih tinggi atau
mengetahui arah aliran darah vena yang mengalmi varises, baik itu
aliran retrograde, antegrade, atau aliran dari mana atau ke mana. Probe
akut. Normalnya bila katup berfungsi normal tidak akan ada aliran
2.1.9 Penatalaksanaan
23
Kaus kaki kompresi membantu memperbaiki gejala dan keadaan
menggunakan kaos kaki ini adalah dari segi harga yang relatif mahal,
dan gejala varises pada wanita hamil namun tidak ada perbedaan
2. Skleroterapi
untuk terapi varises vena safena paling umum digunakan saat ini
24
menimbulkan kerusakan jaringan apabila terjadi ekstravasasi ke
jaringan.
25
energy yang diberikan dimonitor melalui sensor termal yang
jaringan lokal.
26
2.1.9.3 Terapi Pembedahan
yang dibuat untuk tujuan ini, prosedur ini dapat digunakan untuk
sphenectomy.24
tidak dapat ditarik apat dilakukan insuisi di tempat lain dan proses
2. Saphectomy
VSM, sebuah insisi dibuat 2-3 cm sebelah medial lipatan paha untuk
melihat SFJ.1,18
27
Sebelum melakukan stripping pada VSM, semua percabangan
dipasangkan pada lipatan paha dan dikunci pada ujung proksimal vena.
2.2 Pencegahan
28
varises, berapa tindakan dapat diambil untuk mengurangi keparahan
jika
Angkat kaki and
a
memungkinkan
2.2.1 Komplikasi
Jika kasus ringan, atrofi dan pigmentasi kulit di temukan pada atau
akibat dari trauma kecil atau bukan trauma. Ulser kadang menyebar ke
dalam variks dan tidak hilang apabila tungkai dinaikkan dan tekanan lokal
29
merupakan suatu prerulcer bisa ditemukan pada varises lanjut atau
dengan lokasi tukak vena. Bila gangguan hemodinamik vena tepi terus
dasarnya rata dan ditutupi keropeng. Sekitar luka kulit berwarna lebih
Tungkai Bawah
A. Riwayat keluarga
B. Usia
Dinding vena menjadi lemah karena lamina elastis menjadi tipis dan
30
C. Overweight/obesitas
(Body Mass Index) yang tinggi dibanding seseorang dengan usia yang
penyangga vena.5,7,22
D. Multiparitas kehamilan
E. Faktor hormonal
ini dapat dilihat pada penderita yang mendapat terapi hormonal atau
31
F. Faktor berdiri lama
H. Elevasi tungkai
terjadinya VVTB.14
I. Merokok
terjadinya VVTB.34,37
J. Konsumsi alkohol
32
tungkai bawah. Alkohol menyebabkan vasodilatasi segera dan
tekanan darah.34
33
DAFTAR PUSTAKA
2. Puruhito, Paul Tahalele, Murnizal Dahlan, Tarmizi Hakim DJ. Jantung, Pembuluh Darah,
dan Limfe. In: idayat dan Wim De Jong. EGC, ed. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC;
2004:486-491.
5. Naoum JJ HG. Pathogenesis of varicose veins and implications for clinical management.
vascular. In: ; 2007:15(5):242-249.
6. Koupidis SA PK. The impact of lower extremity venous ulcer due to chronic venous
insufficiency on quality of life. Open Cardiovasc Med J. In: ; 2008:2:105-109.
7. LEE A. J., EVANS C. J., ALLAN P. L., RUCKLEY C. V. & FFGR. Lifestyle factors and
the risk of varicose veins: Edinburgh Vein Study. Journal of Clinical Epidemiology. 2003:56
(2). p 171-179.
8. Evans CJ, Fowkes FG, Ruckley C V., Lee AJ. Prevalence of varicose veins and chronic
venous insufficiency in men and women in the general population: Edinburgh Vein Study.
Journal of Epidemiology & Community Health. 1999;53(3):149-153.
doi:10.1136/jech.53.3.149.
34
9. Nogaro M-C, Pournaras DJ, Prasannan C, Chaudhuri A. Varicose veins. BMJ (Clinical
research ed). 2012;344(feb09_3):e667. doi:10.1136/bmj.e667. Accessed February 3, 2015.
10. Fan CM. Epidemiology and pathophysiology of varicose veins. Techniques Vasc Intervent
Radiol. 2003;6:108 110Accessed February 3, 2015.
11. Svestkova S PA. Risk factors of chronic venous disease inception. In: Scripta Medica
(BRNO).; 2008:81 (2): 117-128.
12. Gourgou S, Dedieu F S-GH. limb venous insufficiency and tobacco smoking: a
casecontrol study. American Journal of Epidemiology. 2002:155:11.
13. Adriana C. Faktor – faktor yang berhubungan dengan terjadinya varises vena tungkai
bawah pada wanita usia produktif. Semarang. 2012.
14. Ariani F L. Hubungan lama berdiri dengan kejadian varises pada perawat diruang OK
instalasi bedah sentral RSUD Arifin Achmad. Pekanbaru. 2012
35