Anda di halaman 1dari 15

SUKU BANYAK

(POLINOM)
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah Matematika II

Kelompok V : Alfellya A (06081181320037)

Norma Oktika Rini (06081181320021)

Pebri Fitri W. (06081181320025)

Teria Mei Andika (06081181320020)

Sulastri (06121008019)

Dosen Pembimbing : Dr. Budi Santoso, M.Si.

Program Studi Pendidikan Matematika


Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya
2015
Materi Prasyarat

1. Fungsi kuadrat.
2. Persamaan kuadrat.
3. Operasi bilangan.

Tips Mempelajari Materi Tentang Suku Banyak

1. Pelajari dan pahami materi prasyarat (fungsi kuadrat, persamaan kuadrat,


dan operasi bilangan).
2. Pelajari materi suku banyak dengan memahami konsep. Contoh soal dan
pembahasan hanya sebagai alat bantu.
3. Latihan menjawab soal-soal tentang suku banyak.
SUKU BANYAK
Pengantar

Adiguna diminta ibunya untuk


membuat suatu kotak yang volumenya
270 dm3, dengan ketentuan bahwa
tinggi kotak harus 1 dm lebih pendek
dari lebarnya, dan lebar kotak 3 dm
lebih pendek dari panjangnya. Berapa
ukuran kotak yang harus dibuat
Adiguna?

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, Adiguna mempunyai alur pemikiran


berikut ini.
Misal panjang kotak adalah x dm, maka lebar kotak adalah (x-3) dm, dan
tingginya adalah (x-4) dm. Artinya, volume kotak adalah x (x-3)(x-4) dm3. Karena
Adiguna harus membuat kotak dengan volume 270 dm3, maka
x (x-3) (x-4) = 270
x3 – 7x2 + 12x = 270
x3 – 7x2 + 12x - 270 = 0
Untuk menentukan ukuran kotak tersebut, Adiguna tentunya harus mencari nilai x
yang membuat persamaan tersebut bernilai benar. Tetapi Adiguna mengalami
kesulitan untuk menentukannya. Untuk membantu Adiguna, mari kita pelajari
materi tentang suku banyak.
1. Pengertian Suku Banyak
Suku banyak (polinom) adalah sebuah ungkapan aljabar yang
variabelnya berpangkat bulat non negatif. Secara umum, suku banyak dalam
peubah x berderajat n ditulis sebagai berikut:

P(x) = anxn+ an-1 xn-1 + an-2 xn-2+ … +a1 x +a0

dengan
an, an-1, an-2,…, a1 disebut koefisien-koefisien suku banyak;
n adalah derajat suku banyak, n adalah anggota bilangan cacah;
a0 disebut suku tetap yang merupakan konstanta real;
an≠ 0.

2. Operasi Suku Banyak


Misalkan 𝑓(𝑥) suku banyak berderajat 𝑚 dan 𝑔(𝑥) suku banyak berderajat 𝑛,
maka:
1. Penjumlahan
𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥)adalah suku banyak yang derajatnya maksimum 𝑚 atau 𝑛.
Misalkan:
𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 𝑚 + 𝑏𝑥 𝑛 + 𝑐 dan 𝑔(𝑥) = 𝑐𝑥 𝑛 + 𝑑𝑥 + 𝑐
maka:
𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥) = (𝑎𝑥 𝑚 + 𝑏𝑥 𝑛 + 𝑐) + ( 𝑐𝑥 𝑛 + 𝑑𝑥 + 𝑐 )
= 𝑎𝑥 𝑚 + 𝑏𝑥 𝑛 + 𝑐 + 𝑐𝑥 𝑛 + 𝑑𝑥 + 𝑐
= 𝑎𝑥 𝑚 + (𝑏 + 𝑐)𝑥 𝑛 + 𝑑𝑥 + 𝑐
Contoh:
Jika 𝑓(𝑥) = 5𝑥 3 + 6𝑥 2 − 9 dan 𝑔(𝑥) = 2𝑥 2 − 𝑥 + 3 tentukan hasil
penjumlahan suku banyak tesebut!
Penyelesaian:
𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥) = (5𝑥 3 + 6𝑥 2 − 9) + ( 2𝑥 2 − 𝑥 + 3)
= 5𝑥 3 + 6 − 9 + 2𝑥 2 − 𝑥 + 3
= 5𝑥 3 + (6 − 1)𝑥 2 + (−9 + 3)
= 5𝑥 3 + 5𝑥 2 − 6
2. Pengurangan
𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥) = 𝑓(𝑥) + (−𝑔(𝑥)) adalah suku banyak yang derajatnya
maksimum 𝑚 atau 𝑛.
Misalkan:
𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 𝑚 + 𝑏𝑥 𝑛 + 𝑐 dan 𝑔(𝑥) = 𝑐𝑥 𝑛 + 𝑑𝑥 + 𝑐
Maka:
𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥) = (𝑎𝑥 𝑚 + 𝑏𝑥 𝑛 + 𝑐) − ( 𝑐𝑥 𝑛 + 𝑑𝑥 + 𝑐 )
𝑓(𝑥) + (−𝑔(𝑥) ) = ( 𝑎𝑥 𝑚 + 𝑏𝑥 𝑛 + 𝑐) + (−𝑐𝑥 𝑛 − 𝑑𝑥 − 𝑐)
= 𝑎𝑥 𝑚 + 𝑏𝑥 𝑛 + 𝑐−𝑐𝑥 𝑛 − 𝑑𝑥 − 𝑐
= 𝑎𝑥 𝑚 + (𝑏 − 𝑐)𝑥 𝑛 − 𝑑𝑥 + 𝑐

Contoh:
Jika 𝑓(𝑥) = −3𝑥 3 − 𝑥 2 + 2𝑥 dan 𝑔(𝑥) = 𝑥 8 + 2𝑥 5 − 15𝑥 2 + 4 tentukan
hasil pengurangan suku banyak tersebut!
Penyelesaian:

𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥) = (−3𝑥 3 − 𝑥 2 + 2𝑥) − (𝑥 8 + 2𝑥 5 − 15𝑥 2 + 4)

𝑓(𝑥) + (−𝑔(𝑥) = (−3𝑥 3 − 𝑥 2 + 2𝑥) + (−𝑥 8 − 2𝑥 5 + 15𝑥 2 − 4)


= −𝑥 8 − 2𝑥 5 −3𝑥 3 + (15 − 1)𝑥 2 + 2𝑥 − 4
= −𝑥 8 − 2𝑥 5 −3𝑥 3 + 14𝑥 2 + 2𝑥 − 4

3. Perkalian
𝑓(𝑥)𝑔(𝑥) adalah suku banyak berderajat tepat sama dengan (m+n).
Misalkan:
𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 𝑚 + 𝑐 dan 𝑔(𝑥) = 𝑐𝑥 𝑛 + 𝑑𝑥 + 𝑐
Maka:
𝑓(𝑥) x 𝑔(𝑥) = (𝑎𝑥 𝑚 + 𝑐) (𝑐𝑥 𝑛 + 𝑑𝑥 + 𝑐)
=(𝑎𝑐)𝑥 (𝑚+𝑛) + (𝑎𝑑)𝑥 (𝑚+1) + 𝑎𝑐𝑥 𝑚 + 𝑐𝑥 𝑛 + 𝑐𝑑𝑥 + 𝑐
Contoh:
Jika 𝑓(𝑥) = 2𝑥 3 + 2 dan 𝑔(𝑥) = 15𝑥 2 + 3𝑥 + 4 tentukan hasil perkalian
suku banyak tersebut!
Penyelesaian:
𝑓(𝑥) x 𝑔(𝑥) = (2𝑥 3 + 2) (15𝑥 2 + 3𝑥 + 4)
= 30𝑥 5 + 6𝑥 4 + 8𝑥 3 + 30𝑥 2 + 6𝑥 + 8

4. Pembagian
Amatilah perkalian berikut!
(𝑥 + 2)(𝑥 + 3)(2𝑥 + 1) = 2𝑥 3 + 11𝑥 2 + 17𝑥 + 6.
Dari perkalian tersebut, dihasilkan suku banyak 2𝑥 3 + 11𝑥 2 + 17𝑥 + 6.
Dengan kata lain, jika diketahui suatu suku banyak, maka suku banyak
tersebut dapat difaktorkan dan dapat lebih mudah melakukan pembagian
suatu suku banyak.
Contoh:
Suku banyak 𝑃(𝑥) = 2𝑥 3 + 4𝑥 2 − 18 dibagi oleh (𝑥 − 3) dengan cara
pembagian biasa sebagai berikut:
2𝑥 2 + 10𝑥 − 30
𝑥−3 2𝑥 3 + 4𝑥 2 − 18
2𝑥 3 − 6𝑥 2

10𝑥 2 + 0𝑥 − 18
10𝑥 2 + 30𝑥

−30𝑥 − 18
−30𝑥 + 90

−108

Penyelesaian tersebut menunjukkan bahwa (𝑥 − 3) adalah pembagi dari


𝑃(𝑥), sedangkan 2𝑥 2 + 10𝑥 − 30 adalah hasil bagi (𝑯(𝒙)), dan sisa
pembagiannya ( 𝑺) adalah −108. Jadi, (2𝑥 3 + 4𝑥 2 − 18) ∶ (𝑥 − 3) =
2𝑥 2 + 10𝑥 − 30. Akibatnya, suku banyak 𝑃(𝑥) dapat ditulis:
2𝑥 3 + 4𝑥 2 − 18 = (𝑥 − 3)( 2𝑥 2 + 10𝑥 − 30) + (−108)
Atau 𝑃(𝑥) = (𝑥 − 3) 𝐻(𝑥) + 𝑆 ... (i)

Jika nilai 𝑥 = 3 disubstitusikan pada persamaan (i), diperoleh

𝑃(3) = (3 − 3)𝐻(𝑥) + 𝑆

= 0 . 𝐻(𝑥) + 𝑆

=𝑆

Jadi, sisa pembagian (𝑥 − 3) terhadap 𝑃(𝑥) adalah 𝑃(3).

Uraian tersebut merupakan pembuktian dari Teorema Sisa 1 berikut.

Sisa pembagian oleh (𝑥 − 𝑘) terhadap suku banyak 𝑃(𝑥) adalah 𝑃(𝑘)


atau 𝑃(𝑥) = (𝑥 − 𝑘). 𝐻(𝑥) + 𝑆 , dengan 𝑆 = 𝑃(𝑘)

1. Pembagian Suku Banyak oleh Bentuk Linier (𝒂𝒙 + 𝒃)


Jika sisa pembagian oleh (𝑥 − 𝑘) terhadap suku banyak P(x) adalah P(k)
atau P(x)=(x-k).H(x)+ S dengan S = P(k), maka jika suku banyak P(x)
dibagi oleh (𝑎𝑥 + 𝑏) dapat diubah bentuknya menjadi
b
𝑃(𝑥) ∶ (𝑎𝑥 + 𝑏) = (𝑎𝑥 + 𝑏). 𝐻(𝑥) + 𝑃(− )
𝑎
1 b
𝑃(𝑥) ∶ (𝑎𝑥 + 𝑏) = (𝑎𝑥 + 𝑏). 𝐻(𝑥) + 𝑃 (− ) 𝑃(𝑥) ∶
𝑎 𝑎
b b
(𝑎𝑥 + 𝑏) = (𝑥 + ) . 𝐻(𝑥) + 𝑃 (− )
𝑎 𝑎

1 b
𝑃(𝑥) ∶ (𝑎𝑥 + 𝑏) = (𝑎𝑥 + 𝑏). 𝐻(𝑥) + 𝑃 (− )
𝑎 𝑎
𝐻(𝑥) b
𝑃(𝑥) ∶ (𝑎𝑥 + 𝑏) = (𝑎𝑥 + b). + 𝑃 (− 𝑎)
𝑎

Hal ini merupakan bunyi Teorema Sisa 2, yakni

Jika suatu suku banyak 𝑃(𝑥) dibagi oleh (𝑎𝑥 + 𝑏), maka
𝐻(𝑥) b
𝑃(𝑥) ∶ (𝑎𝑥 + 𝑏) = (𝑎𝑥 + b). + 𝑆, 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑆 = 𝑃 (− )
𝑎 𝑎
2. Pembagian Suku Banyak oleh Bentuk Kuadrat (𝒂𝒙𝟐 + 𝒃𝒙 + 𝒄), 𝒂 ≠ 𝟎
Pembagian suku banyak dengan 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 di mana 𝑎 ≠ 0 dapat
dilakukan dengan cara biasa apabila 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 tidak dapat difaktorkan.
Sedangkan, jika (𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐) dapat difaktorkan bisa dilakukan dengan
cara Horner.
Suatu suku banyak 𝑃(𝑥) yang dibagi oleh 𝑓(𝑥) = (𝑥 − 𝑎)(𝑥 − 𝑏)
(artinya 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 dapat difaktorkan)
𝑃(𝑥) = (𝑥 − 𝑎)(𝑥 − 𝑏). 𝐻(𝑥) + 𝑆 ... (1), berlaku untuk setiap x bilangan
real.
𝑓(𝑥) = (𝑥 − 𝑎)(𝑥 − 𝑏) berderajat 2. Sehingga, sisa pembagian 𝑃(𝑥) oleh
𝑓(𝑥) berderajat maksimum 1.
Sehingga 𝑆 = 𝐴1𝑋 + 𝐴0
Dengan demikian, persamaan (1) dapat dituliskan sebagai berikut.
𝑃(𝑥) = (𝑥 − 𝑎)(𝑥 − 𝑏). 𝐻(𝑥) + 𝐴1𝑋 + 𝐴0
Misal 𝐴1 = p dan 𝐴0 = q, akibatnya
Teorema Sisa 3

Jika suatu suku banyak 𝑃(𝑥) dibagi 𝑓(𝑥)=(𝑥 − 𝑎)(𝑥 − 𝑏) sisanya


adalah 𝑝𝑥 + 𝑞 di mana 𝑓(𝑎) = 𝑝𝑎 + 𝑞 dan 𝑓(𝑏) = 𝑝𝑏 + 𝑞

Contoh
Jika 𝑓(𝑥) = 𝑥 3 − 2𝑥 2 + 3𝑥 − 1dibagi 𝑥 2 + 𝑥 − 2, tentukanlah sisa
pembagiannya!
Penyelesaian
𝑥 2 + 𝑥 − 2 = (𝑥 + 2)(𝑥 − 1) = (𝑥 − (−2))(𝑥 − 1)
Maka nilai a = –2 dan b = 1

𝑓(𝑎) = 𝑝𝑎 + 𝑞
𝑓(−2) = −2𝑝 + 𝑞
(−2)3 − 2(−2)2 + 3(−2) − 1 = −2𝑝 + 𝑞
−8 − 8 − 6 − 1 = −2𝑝 + 𝑞
−23 = −2𝑝 + 𝑞 ...... (1)
𝑓(𝑏) = 𝑝𝑏 + 𝑞
𝑓(1) = 𝑝 + 𝑞
3 2
1 − 2(1) + 3(1) − 1 = 𝑝 + 𝑞
1−2+3−1= 𝑝+𝑞
1 = 𝑝 + 𝑞 ...... (2)

Nilai p dapat dicari dengan mengeliminasi q dari persamaan (1) dan (2).
−2𝑝 + 𝑞 = −23
𝑝+𝑞 =1

−3𝑝 = −24
𝑝=8

Nilai 𝑝 = 8 disubtitusikan ke persamaan (2).

𝑝+𝑞 =1
8+𝑞 = 1
𝑞 = −7

Jadi, sisa pembagiannya (S) = 𝑝𝑥 + 𝑞


= 8𝑥 − 7

3. Menentukan Nilai Suku Banyak


Untuk dapat menentukan nilai suatu suku banyak, kita dapat menggunakan
dua cara, yakni dengan substitusi dan skematik.
1. Cara Substitusi
Dengan cara ini, nilai suku banyak 𝑃(𝑥) untuk 𝑥 = 𝑘, ditulis 𝑃(𝑘),
ditentukan dengan melakukan substitusi nilai 𝑘 ke dalam variabel-variabel
𝑥 pada suku banyak tersebut.
Sehingga nilai suku banyak

𝑃(𝑥) = 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + 𝑎𝑛−2 𝑥 𝑛−2 + ⋯ + 𝑎2 𝑥 2 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎0

untuk 𝑥 = 𝑘 dimana 𝑘 suatu bilangan real adalah:

𝑃(𝑘) = 𝑎𝑛 𝑘 𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑘 𝑛−1 + 𝑎𝑛−2 𝑘 𝑛−2 + ⋯ + 𝑎2 𝑘 2 + 𝑎1 𝑘 + 𝑎0

Contoh:
Hitunglah nilai suku banyak 𝑃(𝑥) = −2𝑥 3 + 3𝑥 2 − 18 untuk 𝑥 = 3 !
Penyelesaian:

𝑃(𝑥) = −2𝑥 3 + 3𝑥 2 − 18

𝑃(3) = −2(3)3 + 3(3)2 − 18

𝑃(3) = −2(27) + 3(9) − 18

𝑃(3) = −54 + 27 − 18

𝑃(3) = −45

Jadi, nilai suku banyak 𝑃(𝑥) untuk 𝑥 = 3 adalah −45

2. Cara Skema
Misalnya diketahui 𝑃(𝑥) = 4𝑥 4 + 3𝑥 2 − 6𝑥 + 7
𝑃(𝑥) dapat pula disusun sebagai berikut.
𝑃(𝑥) = 4𝑥 4 + 3𝑥 2 − 6𝑥 + 7
= 4𝑥 4 + 0𝑥 3 + 3𝑥 2 − 6𝑥 + 7
= (4𝑥 3 + 0𝑥 2 + 3𝑥 − 6)𝑥 + 7
= [(4𝑥 2 + 0𝑥 + 3)𝑥 − 6]𝑥 + 7
= [[(4𝑥 + 0)𝑥 + 3]𝑥 − 6]𝑥 + 7…(1)
Jika nilai 𝑥 = 2 disubtitusikan pada persamaan (1) maka 𝑃(2) secara
bertahap diperoleh sebagai berikut.
𝑃(𝑥) = [[(4𝑥 + 0)𝑥 + 3]𝑥 − 6]𝑥 + 7
𝑃(2) = [[(4.2 + 0)2 + 3]2 − 6]2 + 7
𝑃(2) = [(8.2 + 3)2 − 6]2 + 7
𝑃(2) = (19.2 − 6)2 + 7
𝑃(2) = 32.2 + 7
𝑃(2) = 64 + 7
𝑃(2) = 71
Analisis proses pada perhitungan tersebut, yakni
1. Menghitung 4.2 + 0 = 8
2. Menghitung 8.2 + 3 = 19
3. Menghitung 19.2 − 6 = 32
4. Menghitung 32.2 + 7 = 71
Analisis tersebut membuat kita mempunyai gambaran perhitungan tentang
menentukan nilai suku banyak 𝑃(2) berderajat 4 yang disajikan dalam skema
Horner berikut ini.

𝑥=2 4 0 3 -6 7
8 16 38 64

4 8 19 32 71

Skema tersebut menggunakan aturan-aturan berikut ini.

1. Nilai 𝑥 = 2 dituliskan pada baris pertama skema, kemudian diikuti


oleh koefisien setiap suku dari pangkat tertinggi ke terendah sampai
suku tetap.
2. Operasi yang digunakan yakni perkalian dan penjumlahan.
3. Tanda panah ( ) menyatakan “kalikan dengan 𝑥”, dalam hal ini
𝑥=2

Bagaimana bentuk umum menentukan nilai suku banyak 𝑃(𝑥) berderajat n?

Secara umum, perhitungan nilai suku banyak


𝑃(𝑥) = 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + 𝑎𝑛−2 𝑥 𝑛−2 + ⋯ + 𝑎2 𝑥 2 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎0
untuk 𝑥 = 𝑘 menggunakan cara skema, yakni

𝐴𝑛 = 𝑎𝑛
𝐴𝑛−1 = 𝐴𝑛 (𝑘) + 𝑎𝑛−1
𝐴𝑛−2 = 𝐴𝑛−1 (𝑘) + 𝑎𝑛−2
. .
. .
. .
𝐴2 = 𝐴3 (𝑘) + 𝑎2
𝐴1 = 𝐴2 (𝑘) + 𝑎1
𝐴0 = 𝐴1 (𝑘) + 𝑎0

k an an-1 an-2 ... a2 a1 a0


An(k) An-1(k) ... A3(k) A2(k) A1(k)
An An-1 An-2 ... A2 A1 A0

𝐴0 adalah nilai suku banyak terhadap 𝑃(𝑥) terhadap x yang diberikan.

4. Teorema Faktor
Sebelumnya, telah dibahas tentang Teorema Sisa. Teorema Sisa dapat
digunakan untuk menentukan sisa pembagian suku banyak 𝑃(𝑥) oleh 𝑥 − 𝑘,
𝑎𝑥 + 𝑏, dan 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐. Bagaimana dengan Teorema Faktor?

Teorema Faktor berkaitan erat dengan Teorema Sisa. BerdasarkanTeorema


Sisa, jika 𝑃(𝑥) dibagi (𝑥 − 𝑘), maka sisanya adalah 𝑃(𝑘) persamaannya
dapat dituliskan sebagai berikut:

𝑃(𝑥) = (𝑥 − 𝑘). 𝐻(𝑥) + 𝑃(𝑘)

Jika 𝑃(𝑘) = 0, maka (𝑥 − 𝑘) merupakan faktor dari 𝑃(𝑥).

Jika 𝑃(𝑥) adalah suku banyak, maka (𝑥 − 𝑘) merupakan faktor dari


𝑃(𝑥) jika dan hanya jika 𝑃(𝑘) = 0

Begitu juga untuk suku banyak 𝑃(𝑥) yang dibagi oleh (𝑎𝑥 + 𝑏).
Persamaannya yakni
𝑏
𝑃(𝑥) = (𝑎𝑥 + 𝑏). 𝐻(𝑥) + 𝑃(− )
𝑎
Sehingga, untuk membuktikan apakah (𝑎𝑥 + 𝑏) merupakan faktor dari 𝑃(𝑥)
𝑏
kita cukup menunjukkan bahwa 𝑃 (− 𝑎) = 0 .
5. Persamaan Suku Banyak (Polinomial)
Bentuk umum persamaan suku banyak yakni.

P(x) = anxn+ an-1 xn-1 + an-2 xn-2+ … +a1 x +a0 = 0

Dalam hal ini, kita akan mengetahui fungsi dari Teorema Faktor, yakni
menentukan akar-akar rasional persamaan suku banyak.
1. Menentukan Akar-akar Rasional Persamaan Suku Banyak
Untuk menentukan akar-akar rasional persamaan suku banyak, maka kita
dapat mencarinya dengan melihat koefisien pangkat tertinggi dan
konstanta. Jika suku banyak 𝑃(𝑥) berderajat n atau pangkat tertingginya
n, maka 𝑃(𝑥) = 0 maksimum mempunyai n buah akar. Untuk konstanta,
kita harus menentukan pembagi bulat konstanta tersebut terlebih dahulu.
Contoh
Tentukan akar-akar rasional persamaan suku banyak

𝑃(𝑥) = 𝑥 2 − 2𝑥 − 3 = 0 !

Penyelesaian
Koefisien pangkat tertinggi persamaan suku banyak tersebut adalah 2.
Sehingga persamaan tersebut maksimum mempunyai 2 akar rasional.
Akar bulat untuk 𝑥 2 − 2𝑥 + 3 adalah pembagi bulat dari −3, yaitu 𝑘 =
{±1, ±3}. Untuk menentukan apakah 𝑘 merupakan akar rasional 𝑃(𝑥) =
𝑥 2 − 2𝑥 − 3 = 0, kita cukup menunjukkan bahwa jika nilai 𝑘 dimasukkan
dalam persamaan, maka persamaan tersebut bernilai benar, yakni 𝑃(𝑘) =
0.

𝑃(𝑘) untuk setiap nilai 𝑘 tersebut.

Untuk 𝑘 = 1 → 𝑃(1) = (1)2 − 2(1) − 3 = −4

Untuk 𝑘 = −1 → 𝑃(−1) = (−1)2 − 2(−1) − 3 = 0

Untuk 𝑘 = 3 → 𝑃(3) = (3)2 − 2(3) − 3 =0

Untuk 𝑘 = −3 → 𝑃(−3) = (−3)2 − 2(−3) − 3 = 12

Jadi, akar-akar rasional persamaan suku banyak 𝑃(𝑥) = 𝑥 2 − 2𝑥 − 3 = 0


adalah {1,3}.
2. Jumlah dan Hasil Kali Akar-akar Persamaan Suku Banyak
Jika akar-akar persamaan suku banyak 𝑎𝑥 3 + 𝑏𝑥 2 + 𝑐𝑥 + 𝑑 = 0 adalah
𝑥1, 𝑥2 , dan 𝑥3 , maka berlaku:
𝑏
𝑥1 +𝑥2 + 𝑥3 = −
𝑎
𝑐
𝑥1 . 𝑥2 + 𝑥1. 𝑥3 + 𝑥2. 𝑥3 =
𝑎
𝑑
𝑥1 . 𝑥2 . 𝑥3 = −
𝑎

Contoh (Soal UN 2011)


Diketahui (𝑥 − 2) dan (𝑥 − 1) adalah faktor-faktor suku banyak
𝑃(𝑥) = 𝑥 3 + 𝑎𝑥 2 − 13𝑥 + 𝑏 . Jika akar-akar persamaan suku banyak
tersebut adalah 𝑥1 , 𝑥2 , dan 𝑥3 untuk 𝑥1 > 𝑥2 > 𝑥3
maka 𝑥1 − 𝑥2 − 𝑥3 = ⋯
A. 8
B. 6
C. 3
D. 2
E. -4
Pembahasan
Untuk (𝑥 − 2) berlaku:
𝑃(2) = (2)3 + 𝑎(2)2 − 13(2) + 𝑏 = 0
↔ 8 + 4𝑎 − 26 + 𝑏 =0
↔ 4𝑎 + 𝑏 = 18 … (1)
Untuk (𝑥 − 1) berlaku:
𝑃(1) = (1)3 + 𝑎(1)2 − 13(1) + 𝑏 = 0
↔ 1 + 𝑎 − 13 + 𝑏 = 0
↔ 𝑎 + 𝑏 = 12 … (2)
Eliminasi (1) dan (2) diperoleh:
4𝑎 + 𝑏 = 18
𝑎 + 𝑏 = 12

3𝑎 = 6
𝑎=2
Substitusi nilai 𝑎 = 2 ke (2), diperoleh 𝑏 = 10
Jika ketemu soal seperti ini langsung saja lihat konstantanya saja!
𝑃(𝑥) = 𝑥 3 + 2𝑥 2 − 13𝑥 + 10
∴(𝑥 − 2)(𝑥 − 1)(𝑥 + 5)
Maka nilai 𝑥1 = 2, 𝑥2 = 1, 𝑥3 = −5
Nilai 𝑥1 − 𝑥2 − 𝑥3 =2-1-(-5) = 6

Anda mungkin juga menyukai