Modul Matematika SMA Bab Suku Banyak (Polinom)
Modul Matematika SMA Bab Suku Banyak (Polinom)
(POLINOM)
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah Matematika II
Sulastri (06121008019)
1. Fungsi kuadrat.
2. Persamaan kuadrat.
3. Operasi bilangan.
dengan
an, an-1, an-2,…, a1 disebut koefisien-koefisien suku banyak;
n adalah derajat suku banyak, n adalah anggota bilangan cacah;
a0 disebut suku tetap yang merupakan konstanta real;
an≠ 0.
Contoh:
Jika 𝑓(𝑥) = −3𝑥 3 − 𝑥 2 + 2𝑥 dan 𝑔(𝑥) = 𝑥 8 + 2𝑥 5 − 15𝑥 2 + 4 tentukan
hasil pengurangan suku banyak tersebut!
Penyelesaian:
3. Perkalian
𝑓(𝑥)𝑔(𝑥) adalah suku banyak berderajat tepat sama dengan (m+n).
Misalkan:
𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 𝑚 + 𝑐 dan 𝑔(𝑥) = 𝑐𝑥 𝑛 + 𝑑𝑥 + 𝑐
Maka:
𝑓(𝑥) x 𝑔(𝑥) = (𝑎𝑥 𝑚 + 𝑐) (𝑐𝑥 𝑛 + 𝑑𝑥 + 𝑐)
=(𝑎𝑐)𝑥 (𝑚+𝑛) + (𝑎𝑑)𝑥 (𝑚+1) + 𝑎𝑐𝑥 𝑚 + 𝑐𝑥 𝑛 + 𝑐𝑑𝑥 + 𝑐
Contoh:
Jika 𝑓(𝑥) = 2𝑥 3 + 2 dan 𝑔(𝑥) = 15𝑥 2 + 3𝑥 + 4 tentukan hasil perkalian
suku banyak tersebut!
Penyelesaian:
𝑓(𝑥) x 𝑔(𝑥) = (2𝑥 3 + 2) (15𝑥 2 + 3𝑥 + 4)
= 30𝑥 5 + 6𝑥 4 + 8𝑥 3 + 30𝑥 2 + 6𝑥 + 8
4. Pembagian
Amatilah perkalian berikut!
(𝑥 + 2)(𝑥 + 3)(2𝑥 + 1) = 2𝑥 3 + 11𝑥 2 + 17𝑥 + 6.
Dari perkalian tersebut, dihasilkan suku banyak 2𝑥 3 + 11𝑥 2 + 17𝑥 + 6.
Dengan kata lain, jika diketahui suatu suku banyak, maka suku banyak
tersebut dapat difaktorkan dan dapat lebih mudah melakukan pembagian
suatu suku banyak.
Contoh:
Suku banyak 𝑃(𝑥) = 2𝑥 3 + 4𝑥 2 − 18 dibagi oleh (𝑥 − 3) dengan cara
pembagian biasa sebagai berikut:
2𝑥 2 + 10𝑥 − 30
𝑥−3 2𝑥 3 + 4𝑥 2 − 18
2𝑥 3 − 6𝑥 2
10𝑥 2 + 0𝑥 − 18
10𝑥 2 + 30𝑥
−30𝑥 − 18
−30𝑥 + 90
−108
𝑃(3) = (3 − 3)𝐻(𝑥) + 𝑆
= 0 . 𝐻(𝑥) + 𝑆
=𝑆
1 b
𝑃(𝑥) ∶ (𝑎𝑥 + 𝑏) = (𝑎𝑥 + 𝑏). 𝐻(𝑥) + 𝑃 (− )
𝑎 𝑎
𝐻(𝑥) b
𝑃(𝑥) ∶ (𝑎𝑥 + 𝑏) = (𝑎𝑥 + b). + 𝑃 (− 𝑎)
𝑎
Jika suatu suku banyak 𝑃(𝑥) dibagi oleh (𝑎𝑥 + 𝑏), maka
𝐻(𝑥) b
𝑃(𝑥) ∶ (𝑎𝑥 + 𝑏) = (𝑎𝑥 + b). + 𝑆, 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑆 = 𝑃 (− )
𝑎 𝑎
2. Pembagian Suku Banyak oleh Bentuk Kuadrat (𝒂𝒙𝟐 + 𝒃𝒙 + 𝒄), 𝒂 ≠ 𝟎
Pembagian suku banyak dengan 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 di mana 𝑎 ≠ 0 dapat
dilakukan dengan cara biasa apabila 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 tidak dapat difaktorkan.
Sedangkan, jika (𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐) dapat difaktorkan bisa dilakukan dengan
cara Horner.
Suatu suku banyak 𝑃(𝑥) yang dibagi oleh 𝑓(𝑥) = (𝑥 − 𝑎)(𝑥 − 𝑏)
(artinya 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 dapat difaktorkan)
𝑃(𝑥) = (𝑥 − 𝑎)(𝑥 − 𝑏). 𝐻(𝑥) + 𝑆 ... (1), berlaku untuk setiap x bilangan
real.
𝑓(𝑥) = (𝑥 − 𝑎)(𝑥 − 𝑏) berderajat 2. Sehingga, sisa pembagian 𝑃(𝑥) oleh
𝑓(𝑥) berderajat maksimum 1.
Sehingga 𝑆 = 𝐴1𝑋 + 𝐴0
Dengan demikian, persamaan (1) dapat dituliskan sebagai berikut.
𝑃(𝑥) = (𝑥 − 𝑎)(𝑥 − 𝑏). 𝐻(𝑥) + 𝐴1𝑋 + 𝐴0
Misal 𝐴1 = p dan 𝐴0 = q, akibatnya
Teorema Sisa 3
Contoh
Jika 𝑓(𝑥) = 𝑥 3 − 2𝑥 2 + 3𝑥 − 1dibagi 𝑥 2 + 𝑥 − 2, tentukanlah sisa
pembagiannya!
Penyelesaian
𝑥 2 + 𝑥 − 2 = (𝑥 + 2)(𝑥 − 1) = (𝑥 − (−2))(𝑥 − 1)
Maka nilai a = –2 dan b = 1
𝑓(𝑎) = 𝑝𝑎 + 𝑞
𝑓(−2) = −2𝑝 + 𝑞
(−2)3 − 2(−2)2 + 3(−2) − 1 = −2𝑝 + 𝑞
−8 − 8 − 6 − 1 = −2𝑝 + 𝑞
−23 = −2𝑝 + 𝑞 ...... (1)
𝑓(𝑏) = 𝑝𝑏 + 𝑞
𝑓(1) = 𝑝 + 𝑞
3 2
1 − 2(1) + 3(1) − 1 = 𝑝 + 𝑞
1−2+3−1= 𝑝+𝑞
1 = 𝑝 + 𝑞 ...... (2)
Nilai p dapat dicari dengan mengeliminasi q dari persamaan (1) dan (2).
−2𝑝 + 𝑞 = −23
𝑝+𝑞 =1
−3𝑝 = −24
𝑝=8
𝑝+𝑞 =1
8+𝑞 = 1
𝑞 = −7
Contoh:
Hitunglah nilai suku banyak 𝑃(𝑥) = −2𝑥 3 + 3𝑥 2 − 18 untuk 𝑥 = 3 !
Penyelesaian:
𝑃(𝑥) = −2𝑥 3 + 3𝑥 2 − 18
𝑃(3) = −54 + 27 − 18
𝑃(3) = −45
2. Cara Skema
Misalnya diketahui 𝑃(𝑥) = 4𝑥 4 + 3𝑥 2 − 6𝑥 + 7
𝑃(𝑥) dapat pula disusun sebagai berikut.
𝑃(𝑥) = 4𝑥 4 + 3𝑥 2 − 6𝑥 + 7
= 4𝑥 4 + 0𝑥 3 + 3𝑥 2 − 6𝑥 + 7
= (4𝑥 3 + 0𝑥 2 + 3𝑥 − 6)𝑥 + 7
= [(4𝑥 2 + 0𝑥 + 3)𝑥 − 6]𝑥 + 7
= [[(4𝑥 + 0)𝑥 + 3]𝑥 − 6]𝑥 + 7…(1)
Jika nilai 𝑥 = 2 disubtitusikan pada persamaan (1) maka 𝑃(2) secara
bertahap diperoleh sebagai berikut.
𝑃(𝑥) = [[(4𝑥 + 0)𝑥 + 3]𝑥 − 6]𝑥 + 7
𝑃(2) = [[(4.2 + 0)2 + 3]2 − 6]2 + 7
𝑃(2) = [(8.2 + 3)2 − 6]2 + 7
𝑃(2) = (19.2 − 6)2 + 7
𝑃(2) = 32.2 + 7
𝑃(2) = 64 + 7
𝑃(2) = 71
Analisis proses pada perhitungan tersebut, yakni
1. Menghitung 4.2 + 0 = 8
2. Menghitung 8.2 + 3 = 19
3. Menghitung 19.2 − 6 = 32
4. Menghitung 32.2 + 7 = 71
Analisis tersebut membuat kita mempunyai gambaran perhitungan tentang
menentukan nilai suku banyak 𝑃(2) berderajat 4 yang disajikan dalam skema
Horner berikut ini.
𝑥=2 4 0 3 -6 7
8 16 38 64
4 8 19 32 71
𝐴𝑛 = 𝑎𝑛
𝐴𝑛−1 = 𝐴𝑛 (𝑘) + 𝑎𝑛−1
𝐴𝑛−2 = 𝐴𝑛−1 (𝑘) + 𝑎𝑛−2
. .
. .
. .
𝐴2 = 𝐴3 (𝑘) + 𝑎2
𝐴1 = 𝐴2 (𝑘) + 𝑎1
𝐴0 = 𝐴1 (𝑘) + 𝑎0
4. Teorema Faktor
Sebelumnya, telah dibahas tentang Teorema Sisa. Teorema Sisa dapat
digunakan untuk menentukan sisa pembagian suku banyak 𝑃(𝑥) oleh 𝑥 − 𝑘,
𝑎𝑥 + 𝑏, dan 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐. Bagaimana dengan Teorema Faktor?
Begitu juga untuk suku banyak 𝑃(𝑥) yang dibagi oleh (𝑎𝑥 + 𝑏).
Persamaannya yakni
𝑏
𝑃(𝑥) = (𝑎𝑥 + 𝑏). 𝐻(𝑥) + 𝑃(− )
𝑎
Sehingga, untuk membuktikan apakah (𝑎𝑥 + 𝑏) merupakan faktor dari 𝑃(𝑥)
𝑏
kita cukup menunjukkan bahwa 𝑃 (− 𝑎) = 0 .
5. Persamaan Suku Banyak (Polinomial)
Bentuk umum persamaan suku banyak yakni.
Dalam hal ini, kita akan mengetahui fungsi dari Teorema Faktor, yakni
menentukan akar-akar rasional persamaan suku banyak.
1. Menentukan Akar-akar Rasional Persamaan Suku Banyak
Untuk menentukan akar-akar rasional persamaan suku banyak, maka kita
dapat mencarinya dengan melihat koefisien pangkat tertinggi dan
konstanta. Jika suku banyak 𝑃(𝑥) berderajat n atau pangkat tertingginya
n, maka 𝑃(𝑥) = 0 maksimum mempunyai n buah akar. Untuk konstanta,
kita harus menentukan pembagi bulat konstanta tersebut terlebih dahulu.
Contoh
Tentukan akar-akar rasional persamaan suku banyak
𝑃(𝑥) = 𝑥 2 − 2𝑥 − 3 = 0 !
Penyelesaian
Koefisien pangkat tertinggi persamaan suku banyak tersebut adalah 2.
Sehingga persamaan tersebut maksimum mempunyai 2 akar rasional.
Akar bulat untuk 𝑥 2 − 2𝑥 + 3 adalah pembagi bulat dari −3, yaitu 𝑘 =
{±1, ±3}. Untuk menentukan apakah 𝑘 merupakan akar rasional 𝑃(𝑥) =
𝑥 2 − 2𝑥 − 3 = 0, kita cukup menunjukkan bahwa jika nilai 𝑘 dimasukkan
dalam persamaan, maka persamaan tersebut bernilai benar, yakni 𝑃(𝑘) =
0.
3𝑎 = 6
𝑎=2
Substitusi nilai 𝑎 = 2 ke (2), diperoleh 𝑏 = 10
Jika ketemu soal seperti ini langsung saja lihat konstantanya saja!
𝑃(𝑥) = 𝑥 3 + 2𝑥 2 − 13𝑥 + 10
∴(𝑥 − 2)(𝑥 − 1)(𝑥 + 5)
Maka nilai 𝑥1 = 2, 𝑥2 = 1, 𝑥3 = −5
Nilai 𝑥1 − 𝑥2 − 𝑥3 =2-1-(-5) = 6