Anda di halaman 1dari 3

Asalamu’alaikum Wr. Wb.

Bismillah Alhamdulillah Lahaula Wala Kuata Illa Billa Ama Ba’du

Yang terhormat Dewan Juri

Yang saya hormati Guru Pendamping

Tak lupa Peserta Lomba yang berbahagia

Marilah kita memanjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga pada kesempatan kali ini kita dapat berkumpul dalam
acara Lomba POSPEDA Jawa Tengah.

Tak lupa sholawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW yang selalu kita nanti-nantikan syafaatnya di zaman akhir nanti. Aamiin

Dewan Juri, Guru Pendamping, dan Peserta Lomba yang Berbahagia …

Perkenankanlah saya pada kesempatan kali ini menyampaikan uraian pidato yang
bertema “Pengamatan dan Pengembangan Budaya Islam dalam kehidupan Modern.”

Dewan Juri, Guru Pendamping, dan Peserta Lomba yang Berbahagia …

Modernisasi. Apa yang akan muncul dalam benak kita ketika mendengar kata modernisasi? Negara
barat? Masa kini? Atau kemajuan teknologi? Apapun yang ada muncul dalam benak kita, yang pasti
mau tidak mau, suka tidak suka kita sudah berada era modern.

Modernitas dianggap sebagai puncak perkembangan masyarakat manapun yang lantas dijadikan
sebagai pedoman untuk bergaya hidup serba lebih “wah” dan baru agar tidak dikatakan ketinggalan
zaman.

Hal seperti ini tentu saja banyak manfaatnya. Tetapi di luar manfaat pasti juga ada mudlaratnya.
Berbagai contoh budaya luar yang bertentangan dengan ajaran Islam bisa kita lihat, misalnya melalui
televisi, majalah, maupun internet. Hal yang tampaknya baru inilah yang akan menarik bagi
masyarakat, terutama para remaja.

Remaja semakin kebingungan mencari trenseter. Bingung memilih mana dan siapa yang patut
dijadikan panutan dalam bermode dan bergaul tanpa peduli bahwa apa yang diikuti itu pantas atau
tidak. Di jalur agama atau tidak. Mereka lupa, bahwa kita hidup di Indonesia yang punya kebudayaan
sendiri. Kebudayaan yang sesuai dengan jiwa keindonesiaan yang santun, yaitu kebudayaan yang
dilandasi dengan agama.

Dewan Juri, Guru Pendamping, dan Peserta Lomba yang Berbahagia …

Membicarakan modernisasi tidak akan terlepas dari sifat-sifat yang melekat padanya. Sifat-sifat yang
melekat pada era modern adalah adanya proses sosialisasi (societalization), individuasi,
(individuation), internasionalisasi (internasionalization), dan humanisasi (humanization). Sistem nilai
itu kemudian menghegemoni pada dunia Islam. Celakanya hegemonisasi budaya modernitas itu sering
dirasakan sebagai sesuatu yang tidak perlu dipersoalkan bahkan dianggap sebagai keharusan sejarah.

Fenomena hilangnya rasionalitas moral, khususnya yang berdimensi ketuhanan, pada masyarakat
modern itu bukan saja terjadi pada masyarakat Barat, tetapi terjadi juga pada masyarakat Islam.
Proses sekularisasi, reifikasi-obyektivikasi, urbanisasi, alienasi dan anomi telah, sedang dan bahkan
akan berlangsung dalam masyarakat Islam modern.

Kondisi kehidupan masyarakat secara kultural juga mengalami kemunduran, seperti yang kita lihat
bagaimana masyarakat Indonesia yang kita lihat sekarang ini kebanyakan menjadi konsumen dunia
Barat, banyak juga yang sampai saat ini melupakan kultur yang ada di negeri ini. Dari segi etika, bahasa,
gaya hidup, berpakaian dan lain sebagainya. Dan sedikit sekali masyarakat Indonesia khusunya muslim
Indonesia yang mengkontribusikan pemikiranya di era modern ini. Hal ini memang sangat
menghawatirkan bagi masyarakat indenesia. Disini kedudukan agama sering kali mengalah, yakni
menyesuaikan dengan kondisi masyarakat yang ada agar tetap diterima ditengah-tengah kehidupan
masyarakat Indoensia. Era modern ini, masyarakat muslim Indonesia juga terbawa-bawa oleh
hidup ala Barat. Dan sering kali tidak mempertimbangkan tentang ajaran agama. Menurut penulis
boleh saja kita mengambil pelajaran dari apa yang telah dikontribusikan oleh dunia Barat asal itu tidak
keluar dari koridor syariat Islam.

Dewan Juri, Guru Pendamping, dan Peserta Lomba yang Berbahagia …

Di tengah-tengah hingar-bingarnya modernitas, kita sebagai remaja muslim wajib mempertahankan


bahkan mengembangkan budaya Islami. Budaya islami yang bisa dijadikan tameng dalam memfilter
budaya-budaya asing yang dirasa negatif dan kurang cocok dianut. Karena pada dasarnya telah
disebutkan dalam Qur’an surat Ar-Ra’du: 11

Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum mereka mengubah pada
dirinya.

Saat ini, alhamdulillah kita bisa melihat perkembangan lagu-lagu islami pada aliran pop maupun rock.
Seperti yang dibawakan oleh Sabyan Gambus. Perkembangan kesenian islami yang menggembirakan
ini diikuti pula dengan perkembangan mode baju muslim yang semakin variatif. Sehingga umat Islam
yang menutup auratnya kini tidak lagi malu hanya karena memakai baju panjang dan berkerudung
yang dulu terkesan “ndesa”. Hal seperti ini justru menggali potensi dan membuka lapangan kerja bagi
masyarakat untuk selalu berinovasi dan berkarya.

Dewan Juri, Guru Pendamping, dan Peserta Lomba yang Berbahagia …

Semakin banyak orang yang pandai, semakin banyak yang mengembangkan ajaran Islam dengan
perantara budaya yang islami pula. Dengan budaya Islam, berarti dakwah Islam bisa berjalan, yakni
menitikberatkan pada gerakan moral, intelektual, dan ilmu pengetahuan, serta pembinaan kesadaran
beragama yang merupakan landasan etika sekaligus hidup bermasyarakat. Hal ini juga pernah
dilakukan oleh Rosulullah beserta para sahabatnya yang mampu merubah sisi negatif perkembangan
masyarakat pada masa itu menjadi lebih modern yang islami. Sebagaimana disebutkan dalam surat
Al-Ahzab : 21

Artinya : Sesungguhnya di dalam diri Rosulullah itu terdapat teladan yang baik bagimu

Dengan menjalankan kehidupan modern tetapi tidak meninggalkan nilai-nilai islam, yakni
mengembangkan kebudayaan ataupun kebiasaan yang berciri Islam, insyaallah kita sebagai remaja
muslim, akan bisa menyelamatkan adik-adik kita di masa mendatang dari setan-setan kemodernan.
Jika dalam melakukan segala sesuatu kita berpijak pada agama, kita yakin negara Indonesia di masa
mendatang terselamatkan dari generasi yang tak berpendirian.

Dewan Juri, Guru Pendamping, dan Peserta Lomba yang Berbahagia …

Demikianlah uraian pidato yang dapat saya sampaikan. Semoga memberikan manfaat. Kurang
lebihnya saya memohon maaf.

Salam Penutup

Bilahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai