Anda di halaman 1dari 11

Hubungan Kadar Albumin Dengan Kasus Dehisensi Luka Operasi Bedah

Sesar di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari


(Correlation Between Albumin Levels To The Case Of Surgical Wound
Dehiscence Cesarean Section General Hospital Of City Kendari)
1
Arhami Arman, 2Djusiana Eka Cessaria, 3Asmarani
1
Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo
2
Bagian Dokter Spesialis Obsetri dan Ginekologi
3
Bagian Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo
Correspoding Author E-mail: Arhamiar@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Dehisensi luka operasi adalah luka operasi yang terbuka kembali baik pada
daerah tubuh yang berongga maupun tidak berongga. Dehisensi dapat disebabkan oleh kombinasi
dari beberapa faktor yaitu faktor lingkungan seperti teknik aseptik dan antiseptik dan dari faktor
dari pasien sendiri seperti umur pasien, kondisi medis pasien, kadar haemoglobin, berat badan dan
obat-obatan yang dikonsumsi serta jenis insisi dinding abdomen yang dilakukan. Berdasarkan data
World Union of Wound Healing Societies tahun 2018 dehisensi luka operasi pada bedah sesar
menempati urutan ketiga dari total kasus dehisensi luka dengan insiden 1,9%-7,6%.Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar albumin serum dengan kasus dehisensi
luka operasi bedah sesar di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari. Metode Penelitian:
Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan case control.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah dehsensi luka operasi bedah sesar dan variabel
independennya adalah kadar albumin. Lokasi penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari dengan jumlah responden sebanyak 30 ibu yang telah melakukan operasi bedah sesar.
Data diperoleh melalui kadar serum albumin yang diambil langsung dan dianalis di
laboratorium. Serta karateristik pasien diperoleh melalui data rekam medik pasien. Hasil: Hasil
analisis uji statistik (nilai p value=0,136 > α OR>1 CI 95%:0,681 – 14,503) menunjukkan tidak
ada hubungan signifikan antara kadar albumin dengan dehisensi luka operasi bedah sesar di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari. Simpulan: Simpulan dari penelitian ini adalah tidak
terdapat hubungan antara Kadar Albumin dengan kasus Dehisensi Luka Operasi Bedah Sesar di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
Kata kunci: Dehisensi Luka Operasi, Kadar Albumin, Bedah Sesar, Rumah Sakit

ABSTRACT
Background: Surgical wound dehiscence is reopen surgical wound either on body areas that
perforated or noperforated, Dehiscence can be caused by a combination of several factors i.e.
environmental factors such as aseptic and antiseptic techniques and several factors from the patient
such as the patient's age, condition of the patient, haemoglobin, weight and hcsmedicines consumed
and the type of incision of abdominal wallwhich is conducted. Based on data from the World Union
of Wound Healing Societies 2018 wound dehiscence of caesarean operation is at the third position
of the total case of wound dehiscence with an incidence of 1.9% -7.6%. Purpose: The aim is to
determine the relationship of serum albumin with wound dehiscence cases of cesarean section
operation at General Hospital of City Kendari. Method: The design of this study was
observational analytic with case control approach. The dependent variable in this study is wound
dehiscence of caesarean section the independent variable is albumin levels. The research
location in the General Hospital of Kendari with thenumber of respondents as many as 30 women
who had cesarean section. Data obtained through serum albumin levels were taken directly and
analyzed in the laboratory. As well as patient characteristics obtained through medical records of
patients. Result: The Results of statistical analysis (p value=0,136> α OR=3,143> 1 95% CI:
0.681 to 14.503) showed no significant correlation between albumin with wound dehiscence of
caesarean section at General Hospital of Kendari. Conclusion: The conclusions of this study there
was no correlation between levels of albumin in the case of wound dehiscence of cesarean section
at the General Hospital of City of Kendari.
Keywords: Surgical Wound Dehiscence, Levels of albumin, cesarean section , hospital

1
PENDAHULUAN Dehisensi luka operasi adalah
Bedah sesar merupakan prosedur luka operasi yang terbuka kembali baik
pembedahan dengan tujuan melahirkan pada daerah tubuh yang berongga
janin yang sudah mampu hidup (beserta maupun tidak berongga. Dehisensi dapat
plasenta dan selaput ketuban) secara disebabkan oleh kombinasi dari
transabdominal melalui sayatan perut beberapa faktor yaitu faktor lingkungan
dan dinding rahim (Benson, 2008). seperti teknik septik dan antiseptik dan
Menurut hasil survei global World dari faktor dari pasien sendiri seperti
Health Organization (WHO) tahun umur pasien, kondisi medis pasien, kadar
2011, tindakan bedah sesar menunjukkan haemoglobin, kadar albumin, berat
tren yang semakin meningkat dari tahun badan dan obat-obatan yang dikonsumsi
ke tahun. Persalinan dengan bedah serta jenis insisi dinding abdomen yang
sesar terus bertambah jumlahnya di dilakukan (Sohimah, 2014).
berbagai negara, termasuk di Indonesia, Berdasarkan data World Union of
dengan Sectio Caesarea rate sebesar Wound Healing Societies tahun 2018
6%. dehisensi luka operasi pada bedah sesar
Semakin tingginya persalinan menempati urutan ketiga dari total kasus
yang dilakukan melalui bedah sesar dehisensi luka dengan insiden 1,9%-
maka akan semakin meningkatnya kasus 7,6%. Angka mortalitas untuk kasus
morbiditas dan mortalitas komplikasi dehisensi luka operasi abdominal sendiri
kehamilan. Berdasarkan hasil Riset sangat tinggi yaitu dapat mencapai 3%-
Kesehatan Dasar tahun 2013 bahwa 35%. Menurut WUWHS tahun 2018
diperkirakan 20% kehamilan akan kasus dehisensi luka operasi jarang
mengalami komplikasi. Dimana dilaporkan sebagai kasus dehisensi,
komplikasi pasca persalinanan bedah petugas rumah sakit biasanya
sesar salah satunya adalah dehisensi memasukkan sebagai kasus infeksi luka
luka operasi bedah sesar. operasi padahal infeksi luka operasi
Berdasarkan data rekam medis di dapat terjadi dengan atau tanpa
poli KIA Rumah Sakit Umum Daerah dehisensi.
Kota Kendari kasus ibu yang melakukan Albumin merupakan protein fase
persalinan dengan metode operasi bedah akut yang dimana konsentrasinya dapat
sesar di Rumah Sakit Umum Daerah menurun selama cedera dan sepsis.
Kota Kendari pada bulan Juni 2018 Setiap penurunan kadar albumin sebesar
sebanyak 23 kasus dan bulan Juli 2018 2,5g/dl akan meningkatkan angka
sebanyak 42 kasus. Kasus dehisensi luka mortalitas hingga 56%. Albumin serum
operasi bedah sesar yang tercatat di berhubungan dengan mortalitas pasien
Rumah Sakit Umum Daerah Kota pasca operasi jika tidak dengan baik dan
Kaendari selama bulan Agustus tidak terdeteksi secara cepat. Semakin
sebanyak 5 kasus dan selama bulan rendah kadar albumin serum maka
September 2018 sebanyak 8 kasus. semakin tinggi mortalitas (Indrajaja,
2014).

2
METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN
Desain penelitian ini adalah Penelitian ini dilakukan di Poli KIA
analitik observasional dengan Rumah Sakit Umum Daerah Kota
pendekatan case control yang Kendari dengan tujuan untuk
dilaksanakan pada bulan Januari - Mei mengetahui hubungan kadar albumin
2019 di Poli KIA Rumah Sakit Umum serum dengan kasus dehisensi luka
Derah Kota Kendari dan menggunakan operasi bedah sesar di Rumah Sakit
metode total sampling dengan jumlah Umum Daerah Kota Kendari. Pada
sampel sebanyak 30 responden yang Tabel 1. diperlihatkan Karakteristik
terdiri atas 15 kelompok kasus dan 15 Sampel Penelitian dibagi Berdasarkan
kelompok kontrol. Sumber data yang Usia, Sifat Operasi, Durasi Operasi,
akan digunakan pada penelitian ini Riwayat Operasi, Jenis Persalinan,
adalah data primer yang diperoleh Kadar Hb, Kadar Albumin.
melalui pengambilan darah vena Karakteristik sampel berdasarkan
responden dan dianalisis di laboratorium umur menunjukkan usia yang paling
dan data sekunder yang didapatkan dari banyak pada kelompok kasus dan
catatan atau dokumentasi rekam medis kontrol adalah usia 20-35 tahun yaitu
responden. Analisis data dengan sebanyak 11 orang (73,3%). Pada
menggunakan uji statistik SPSS dengan kelompok kontrol, tingkatan usia yang
uji Chi-Square dan nilai Odd Ratio. paling banyak adalah 20-35 tahun
sebanyak 12 orang (80%).

Tabel 1. Karakteristik sampel berdasarkan umur, sifat operasi, durasi operasi, riwayat
operasi, jenis persalinan, kadar Hb dan kadar albumin.
No Karakteristik Sampel Kasus Kontrol

N % N %
>35 4 26,6 3 20
1 Usia
20-35 11 73,3 12 80
Sifat Operasi Emergensi 8 53,3 4 26,7
2
Elektif 7 46,7 11 73,3
Durasi Operasi >63 Menit 2 13,3 5 33,3
3
<63 Menit 13 86,6 10 66,6
Ada Riwayat 4 26,6 6 40
4 Riwayat Operasi
Tidak Ada Riwayat 11 73,3 9 60
5 Jenis Persalinan Partus Lama 7 46,7 4 26,7
Tidak Partus Lama 8 53,3 11 73,3
Anemia 9 40 13 86,7
6 Kadar Hb
Normal 6 60 2 13,3
Hipoalbumin 11 73,3 7 46,7
7 Kadar Albumin
Normal 4 26,7 8 53,3
Sumber: Data Primer, Juni 2019

3
Data karakteristik sampel maupun kontrol. Pada kelompok kasus
berdasarkan sifat operasi menunjukkan sebanyak 11 orang (73,3%) dan pada
bahwa paling banyak pada kelompok kelompok kontrol sebanyak 9 orang
kasus adalah sifat operasi emergensi (60%).
yaitu sebanyak 8 orang (53,3%). Pada Data karakteristik sampel
kelompok kontrol, sifat operasi elektif berdasarkan kadar Hb responden yang
paling banyak didapatkan sebanyak 11 mengalami anemia (Hb <11) pada
orang (73,3%). kelompok kasus sebanyak 9 orang (60%)
Data karakteristik sampel dan dengan kadar Hb yang normal pada
berdasarkan durasi operasi menunjukkan kelompok kasus sebanyak 6 orang
durasi operasi <63 Menit yang paling (40%). Sedangkan pada kelompok
banyak pada kelompok kasus maupun kontrol yang mengalami anemia
kontrol adalah sebanyak 13 orang (Hb<11) sebanyak 13 orang (86,7%) dan
(86,6%) pada kelompok kasus, dan dengan kadar Hb yang normal sebanyak
sebanyak 10 orang (66,6%) pada 2 orang (13,3%).
Data karakteristik sampel Data karateristik sampel
berdasarkan riwayat operasi kelompok berdasarkan kadar Albumin responden
paling banyak didapatkan adalah yang mengalami Hipoalbumin pada
kelompok dengan tidak adanya riwayat kelompok kasus sebanyak 11 orang
operasi baik pada kelompok kasus (73,3%) dan dengan kadar Albumin
maupun kontrol. Pada kelompok kasus yang normal pada kelompok kasus
sebanyak 11 orang (73,3%) dan pada sebanyak 4 orang (26,7%). Sedangkan
kelompok kontrol sebanyak 9 orang pada kelompok kontrol yang mengalami
(60%). Hipoalbuminemia sebanyak 7 orang
Data karakteristik sampel (46,7%) dan dengan kadar Albumin
berdasarkan kelompok jenis persalinan yang normal sebanyak 8 orang (53,3%).
paling banyak didapatkan adalah
kelompok dengan jenis persalinan partus
lama operasi baik pada kelompok kasus

Tabel 2. Analisis Hubungan antara Kadar Albumin dengan Kejadian Dehisensi Luka
Operasi Bedah Sesar di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
Kasus Dehisensi Luka
Kadar P-Value
Ada Dehisensi Tidak Ada Dehisensi
Albumin
N % N %
Hipoalbuminemia 11 73,3 % 7 46,7 %
Normal 4 26,7 % 8 53,3 % 0,136
Total 15 100 % 15 100 %

Tabel 3. Analisis Hubungan antara Usia dengan Kejadian Dehisensi Luka Operasi
Bedah Sesar di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
Kasus Dehisensi Luka
Usia Ada Dehisensi Tidak Ada Dehisensi P-Value
N % N %
>35 tahun 2 13,3 % 3 20,0 %
20-35 tahun 13 86,7 % 12 80,0 % 0,624
Total 15 100 % 15 100 %

4
Tabel 4. Analisis Hubungan antara Sifat Operasi dengan Kejadian Dehisensi Luka
Operasi Bedah Sesar di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
Kasus Dehisensi Luka
Sifat Operasi Ada Dehisensi Tidak Ada Dehisensi P-Value
N % N %
Emergensi 8 53,3 % 4 26,7%
Elektif 7 46,7 % 11 73,3 % 0,136
Total 15 100 % 15 100 %

Tabel 5. Analisis Hubungan antara Hb dengan Kejadian Dehisensi Luka Operasi


Bedah Sesar di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
Kasus Dehisensi Luka
Hb Ada Dehisensi Tidak Ada Dehisensi P-Value
N % N %
Anemia 9 40% 13 86,7%
Normal 6 60 % 2 13,3 % 0,099
Total 15 100 % 15 100 %

Tabel 6. Analisis Hubungan antara Durasi Operasi dengan Kejadian Dehisensi Luka
Operasi Bedah Sesar di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
Kasus Dehisensi Luka
P-Value
Durasi Operasi Ada Dehisensi Tidak Ada Dehisensi
N % N %
>63 Menit 2 13,3 % 5 33,3%
<63 Menit 13 86,7 % 10 66,7 % 0,195
Total 15 100 % 15 100 %

Tabel 7. Analisis Hubungan antara Riwayat Operasi dengan Kejadian Dehisensi


Luka Operasi Bedah Sesar di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
Kasus Dehisensi Luka
P-Value
Riwayat Operasi Ada Dehisensi Tidak Ada Dehisensi
N % N %
Ada 4 26,7 % 6 40,0%
Tidak Ada 11 73,3 % 9 60,0 % 0,439
Total 15 100 % 15 100 %

Tabel 8. Analisis Hubungan antara Partus Lama dengan Kejadian Dehisensi Luka
Operasi Bedah Sesar di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
Kasus Dehisensi Luka
P-Value
Partus Lama Ada Dehisensi Tidak Ada Dehisensi
N % N %
Ada 7 46,7 % 4 26,7%
Tidak Ada 8 53,3 % 11 73,3 % 0,256
Total 15 100 % 15 100 %

Tabel 2. Hasil analisis statistik luka operasi bedah sesar di RSUD Kota
nilai p>α (0,05) p=0,136 yang berarti H0 Kendari.
diterima dimana kadar albumin tidak Tabel 3. Hasil analisis bivariat
berhubungan dengan kasus dehisensi p=0,624 yang artinya tidak ada

5
hubungan antara usia dengan dehisensi dehisensi luka operasi bedah sesar
luka operasi bedah sesar di RSUD Kota sebanyak 15 orang sebagai kontrol.
Kendari. Berdasarkan Tabel 2. Didapatkan
Tabel 4. Hasil analisis bivariat
hasil tidak ada hubungan kadar albumin
nilai p=0,136 yang artinya tidak ada
hubungan antara sifat operasi dengan dengan kasus dehisensi luka operasi
kasus dehisensi luka operasi bedah sesar bedah sesar. Hasil penelitian berbeda
di RSUD Kota Kendari. dengan hasil penelitian yang dilakukan
Tabel 5. Hasil analisis bivariat Ningrum (2017) bahwa terdapat
p=0,099 yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan anatara
hubungan antara kadar Hb dengan kasus hipoalbumin (p=0,037) dengan kejadian
dehisensi luka operasi bedah sesar di
dehisensi luka operasi. Penelitan lain
RSUD Kota Kendari.
Tabel 6. Hasil analisis bivariat oleh Akpanekpo (2016) menyatakan
dengan nilai p=0,195 yang artinya tidak malnutrisi: hipoalbumin merupakan
ada hubungan antara durasi operasi faktor predisposisi untuk terjadinya
dengan terjadinya kasus dehisensi luka dehisensi luka operasi bedah sesar,
operasi bedah sesar di RSUD Kota namun dalam penelitian ini juga
Kendari. mengungkapkan bahwa malnutrisi bukan
Tabel 7. Hasil analisis bivariat
penyebab utama terjadinya dehisensi
p=0,439 yang artinya tidak ada
hubungan antara riwayat operasi bedah luka operasi bedah sesar (Akpanekpo,
sesar dengan kasus dehisensi luka 2016). Sintesa albumin berkurang pada
operasi bedah sesar di RSUD Kota beragam penyakit, terutama penyakit
Kendari. hati. Plasma pasien dengan penyakit hati
Tabel 8. Hasil analisis bivariat sering memperlihatkan penurunan rasio
p=0,439 yang artinya tidak ada
albumin terhadap globulin (penurunan
hubungan antara partus lama dengan
kasus dehisensi luka operasi bedah sesar rasio albumin dan globulin). Albumin
di RSUD Kota Kendari. berbentuk elips yang berarti bahwa
albumin tidak meningkatkan viskositas
PEMBAHASAN plasma sebanyak peningkatan yang
Penelitian ini bertujuan untuk dilakukan oleh molekul panjang seperti
mengetahui hubungan kadar albumin fibrinogen. Karena massa molekulnya
serum dengan kasus dehisensi luka yang relatif rendah (sekitar 69 kDa) dan
operasi bedah sesar di Rumah Sakit kosentrasinya yang tingggi, albumin
Umum Daerah Kota Kendari. Responden diperkirakan menentukan sekitar 75-
penelitian ini adalah ibu yang telah 80%, tekanan osmotik plasma manusia
melakukan operasi bedah sesar di rumah (Murray, 2012).
sakit umum daerah kota kendari. Sampel Dehisensi luka sendiri
dari penelitian ini adalah Ibu yang merupakan suatu proses yang kompleks
mengalami dehisensi luka operasi bedah dimana dipengaruhi oleh berbagai faktor
sesar sebanyak 15 orang sebagai sampel yang dapat terjadi bersamaan ataupun
kasus dan ibu yang tidak mengalami tidak. Sehingga terjadinya dehisensi luka
bukan hanya disebabkan oleh satu faktor

6
saja yaitu kadar albumin. Ningrum (2013) prosedur pembedahan darurat
(2017) dalam penelitiannya menganalisis tidak berhubungan signifikan dengan
faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian dehisensi pada pasien pasca
kejadian dehisensi luka operasi, selain bedah sesar. Pelaksanaan operasi pada
faktor kadar albumin faktor lain yang pasien emergensi dan elektif
didapatkan berhubungan dari hasil uji direncanakan dengan baik sehingga
statistik adalah status nutrisi pasien, komplikasi infeksi dapat diminimalisasi
infeksi luka, operasi emergensi, anemia, (Rivai, 2013).
dan adanya penyakit penyerta (Ningrum Berdasarkan tabel 5. Karateristik
2017). responden berdasarkan kadar Hb
Berdasarkan tabel 3. data dari 30 didapatkan bahwa tidak ada hubungan
responden diketahui responden dalam antara kadar Hb dengan kasus dehisensi
penelitian ini tersebar rata memiliki luka operasi bedah sesar. Hal ini berbeda
rentang usia 20 – 35 tahun. Dari hasil dengan hasil penelitian Nuraini (2015)
penelitian ini memperlihatkan bahwa dengan jumlah sampel sebanyak 127
distribusi usia responden yang orang hasil penelitian didapatkan adanya
mengalami dehisensi luka operasi tidak hubungan antara kadar Hb dengan
ada perbedaan dengan responden yang penyembuhan luka operasi bedah sesar.
tidak mengalami dehisensi luka operasi. Jumlah sampel pada penelitian Nuraini
Hal ini didukung oleh hasil penelitian sebanyak 127 orang dengan
Sihotang dan Yulianti (2018) bahwa menggunakan desain cross sectional.
tidak ada hubungan antara usia dengan Berdasarkan Tabel 6. Karateristik
proses penyembuhan luka operasi bedah responden berdasarkan durasi operasi
sesar. Karena mayoritas penyembuhan Hasil menunjukkan bahwa lamanya
luka dapat berjalan baik pada ibu dengan durasi operasi tidak berhubungan dengan
usia tidak beresiko, tetapi bukan hanya kasus dehisensi luka operasi. Hal ini
faktor usia saja yang mempengaruhi sejalan dengan hasil penelitian Rivai
proses penyembuhan luka. Berapapun (2013) menunjukkan lama pembedahan
usianya proses penyembuhan luka masih bukan merupakan faktor risiko terhadap
bisa berjalan dengan baik, karena masih kejadian dehisensi luka operasi
ada faktor-faktor lain yang pascabedah sesar (Rivai, 2013).
mempengaruhi proses penyembuhan Berdasarkan tabel 7. Karateristik
luka seperti seperti anemia, mobilisasi responden berdasarkan riwayat operasi
dini dan nutrisi (Sihotang dan Yulianti, bedah sesar hasil meunjukkkan riwayat
2018). bedah sesar tidak berhubungan
Berdasarkan tabel 4. Karateristik signifikan dengan kasus dehisensi luka
responden berdasarkan sifat operasi operasi bedah sesar. Penelitian
didapatkan tidak ada hubungan antara sebelumnya Primasakti (2016) tentang
sifat operasi dengan kejadian kasus jumlah kasus dehisensi luka operasi
dehisensi luka operasi bedah sesar. Hal bedah sesar selam 5 tahun didapatkan
ini sejalan dengan penelitian Rivai Hal ini berbeda dengan distribusi

7
karateristik penelitian berdasarkan Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya
riwayat operasi yang dilakukan memperluas cakupan sampel dan
Primasakti (2016) dari 34 responden variabel lain yang berhubungan dengan
yang mengalami dehisensi 27 orang dehisensi luka operasi. Serta diperlukan
diantaranya memiliki riwayat operasi adanya penelitian penelitian lain untuk
bedah sesar (Primasakti, 2016). menilai faktor faktor yang berhubungan
Berdasarkan Tabel 8. Karateristik dengan dehisensi luka sehingga dapat
responden berdasarkan partus lama hasil mengantisipasi kejadian dehisensi luka
menunjukkan tidak terdapat hubungan operasi bedah sesar.
antara partus lama dengan dehisensi luka Bagi para ibu yang telah melakukan
operasi bedah sesar. Hasil penelitian operasi bedah sesar agar memperhatikan
Prosser tahun 2014 menunjukkan bahwa pola konsumsi gizi ibu sebelum operasi
salah satu penyebab dilakukan operasi dan setelah operasi serta meningkatkan
sesar adalah penyulit pada saat perawatan luka operasi dirumah untuk
persalinan seperti partus lama (macet), mencegah terjadinya dehisensi luka
penyulit intrapartum menjadi alasan ibu operasi pasca bedah sesar.
mendapat rujukan kerumah sakit dan Bagi petugas kesehatan dan
dilakukan operasi sesar darurat pembuat kebijakan Rumah Sakit
(emergency sectio caesarea). Penyulit diharapkan dapat meningkatkan
persalinan akan meningkatkan perhatian terkait nutrisi albumin pada ibu
morbiditas dan mortalitas ibu dan janin yang telah melakukan operasi bedah
jika tidak ditangani secara tepat. Hasil sesar. Serta memberi perhatian khusus
penelitian ini sesuai dengan penelitian pada pasien yang mengalami partus lama
Ayuni tahun 2011 bahwa salah satu dan operasi emergensi sebab kedua
komplikasi bedah sesar pada partus lama faktor diatas dapat meningkatkan resiko
adalah infeksi purperial sehingga hal ini terjadinya dehisensi luka operasi bedah
dapat mengganggu proses penyembuhan sesar di Rumah Sakit.
luka bedah sesar (Ayuni, 2011).
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN Akpanekpo, I.E., Akpanekpo, I.J., Nde,
Berdasarkan hasil analisis data R.T.U. 2016. Factors affecting
dan pembahasan pada masing-masing wound dehiscence after caesarean
variabel penelitian, dapat disimpulkan: section: A case study of general
Tidak terdapat hubungan antara hospitals in Akwa Ibom State,
Kadar Albumin dengan kasus Dehisensi Southern Nigeria. Evo Journal Of
Luka Operasi Bedah Sesar di Rumah Sakit Biomedicine, Clinical And Public
Umum Daerah Kota Kendari (p-value Health Research. Vol. 1, No. 1
0,136).
Ayuni, K Ns. 2011. Asuhan
SARAN Keperawatan Pada Ny.W
Dengan Post Partum Sectio

8
Caesaria Indikasi Chepalo Prosser SJ, Miller YD, Thompson R,
Pelvik Disproportion Di Redshaw M. Why’down
Ruang Mawar I RSUD Dr. under’is a cut above: a
Moewardi Surakarta. comparison of rates of and
Surakarta: Fakultas Ilmu reasons for caesarean section
Kesehatan. in England and Australia.
BMC Pregnancy Childbirth.
Benson, R.C., 2008. Buku Saku Obsetri 2014;14(1):149.
dan Ginekologi, Ed. 9. Jakarta :
EGC Rivai F., Koentjoro T., Utarini A. 2013.
Determinan Infeksi Luka
Indradjaja, A., Suparyatha IB, Hartawan
Operasi Pasca Bedah Sesar.
INB. 2014. Hubungan Antara
Jurnal Kesehatan
Kadar Albumin Dan Mortalitas
Masyarakat Nasional Vol. 8,
Pasien Di Unit Perawatan
No. 5
Intensif Anak RSUP Sanglah
Denpasar. Bagian/SMF Ilmu Robert M.K., et al. 2012. Biokimia
Kesehatan Anak Fakultas Harper.Edisi 29. EGC.
Kedokteran Universitas Udayana. Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Sihotang H. M., Yulianti H. 2018.
Kesehatan Dasar. Badan Faktor-faktor yang
Penelitian dan Pengembangan Mempengaruhi Proses
Jakarta. Penyembuhan Luka Post
Sectio Caesarea. Jurnal Care
Ningrum , T.P, Mediani, H.N., Isabella,
Vol. 6, No.2
C. 2017. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Sohimah, Johriyah. 2016. Karateristik
Wound Dehiscence pada ibu nifas yang mengalami
Pasien Post Laparatomi. dehisensi di RSUD Cilacap
Jurnal. JKP - Volume 5 Periode 2012-2014. Jurnal
Nomor 2 Agustus 2017
Kesehatan Al-Irsyad (JKA
Primasakti I., 2016. Jumlah Kasus World Health Organization.2015. WHO
Dehisensi Post Operasi Sectio Statement on Caesarean
Caesarea di RSUD Section Rates.
Karanganya Selama 5 Tahun.
Program Pendidikan Profesi World Union of Wound Healing
Dokter Fakultas Kedokteran Societies (WUWHS)
Universitas Muhammadiyah Consensus Document.
Surakarta Surgical wound dehiscence:
Improving Prevention and

9
Outcomes. 2018. Wound
International. Landon.

10
11

Anda mungkin juga menyukai