Proposal Penelitian
Oleh:
Arhami Arman
K1A1 15 007
HALAMAN PENGESAHAN
Fakultas : Kedokteran
Mengetahui,
Koordinator Program Studi Pendidikan Dokter FK UHO,
ii
iii
DAFTAR ISI
iii
iv
DAFTAR TABEL
iv
iv
DAFTAR GAMBAR
iv
iv
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan dialami setiap wanita. Setiap persalinan mempunyai resiko baik pada ibu
maupun janin, berupa kesakitan sampai pada resiko kematian dalam kondisi
berbagai penyulit. Wanita yang tidak dapat melahirkan secara normal maka
persalinan ketika jalan lahir normal tidak bisa dilakukan (Sohimah dkk, 2014).
melahirkan janin yang sudah mampu hidup (beserta plasenta dan selaput
(WHO) tahun 2011, tindakan bedah sesar menunjukkan tren yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Dilaporkan dari 137 negara, ditemukan bahwa
sesar >15%. Pada tahun 2007 dan 2008 di sembilan negara Asia di Kamboja,
presentase persalinan bedah sesar sekitar 27,3%. Survei ini meneliti hampir
108.000 persalinan di 122 rumah sakit. Persalinan dengan bedah sesar terus
1
2
Sectio Caesarea rate sebesar 6%. Menurut WHO bedah sesar dapat mening-
2011).
adalah sebesar 9,8 persen dari total 49.603 kelahiran sepanjang tahun 2010
sampai dengan 2013, dengan proporsi tertinggi di DKI Jakarta (19,9%) dan
tingginya persalinan yang dilakukan melalui bedah sesar maka akan semakin
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 bahwa diperkirakan 20%
persalinanan bedah sesar salah satunya adalah dehisensi luka operasi bedah
persalinan 6,63 kali lebih cenderung melahirkan secara sesar dibandingkan ibu
Indonesia, 2013; Sihombing dkk, 2017). Berdasarkan data rekam medis di poli
KIA Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari kasus ibu yang melakukan
persalinan dengan metode operasi bedah sesar di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Kendari pada bulan Juni 2018 sebanyak 23 kasus dan bulan Juli 2018
sebanyak 42 kasus.
Dehisensi luka operasi adalah luka operasi yang terbuka kembali baik pada
daerah tubuh yang berongga maupun tidak berongga. Dehisensi dapat berupa
3
jaringan lain. Dehisensi dapat disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor
yaitu faktor lingkungan seperti teknik septik dan antiseptik dan dari faktor dari
pasien sendiri seperti umur pasien, kondisi medis pasien, kadar haemoglobin,
kadar albumin, berat badan dan obat-obatan yang dikonsumsi serta jenis insisi
kesehatan mental, fisik dan fungsi sosial pasien. Dehisensi luka operasi dapat
rumah sakit yang bertambah, perawatan adjuvan yang tertunda hingga dapat
dehisensi luka operasi pada bedah sesar menempati urutan ketiga dari total
kasus dehisensi luka dengan insiden 1,9%-7,6%, pada urutan kedua yaitu
sendiri sangat tinggi yaitu dapat mencapai 3%-35% (World Union of Wound
rumah sakit biasanya memasukkan sebagai kasus infeksi luka operasi padahal
infeksi luka operasi dapat terjadi dengan atau tanpa dehisensi. Penyebab lain
4
kasus dehisensi luka operasi jarang dilaporkan sebagai kasus dehisensi luka
adalah dehisensi terjadi di bagian superficial terutama pada luka kecil dan
tidak dikenali oleh pasien, dan dehisensi tidak masuk dalam studi surveilans
Kasus dehisensi luka operasi bedah sesar yang tercatat di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kaendari selama bulan Agustus sebanyak 5 kasus dan
selama bulan September 2018 sebanyak 8 kasus. Menurut Nurani dkk (2015)
terdapat dua faktor yang dapat menghambat proses penyembuhan luka pasca
operasi ada dua yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor instrinsik
dan infeksi. Tingkat serum albumin sendiri merupakan parameter yang secara
klinis dapat menilai nutrisi pasien pasca operasi. Tingkat serum albumin
2017).
menurun selama cedera dan sepsis (Sonoda, 2015). Setiap penurunan kadar
Albumin serum berhubungan dengan mortalitas pasien pasca operasi jika tidak
dengan baik dan tidak terdeteksi secara cepat. Semakin rendah kadar albumin
kadar albumin sangat penting dilakukan agar tidak terjadi perbukan terhadap
luka pasien post operasi bedah sesar kedepannya (Indrajaja dkk, 2014).
mortalitas yang terjadi akibat dehisensi luka operasi. Atas dasar latar belakang
tentang hubungan kadar albumin dengan kasus dehisensi luka operasi bedah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
dehisensi luka operasi bedah sesar di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari.
6
2. Tujuan Khusus
Kendari.
Kota Kendari.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Aplikatif
sakit, dan masyarakat khususnya ibu hamil. Bagi peneliti dapat menambah
dehisensi luka masih tinggi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
bedah sesar. Bagi ibu hamil dapat menjadi sumber informasi perbaikan
pola konsumsi gizi ibu hamil untuk mencegah terjadinya dehisensi luka
3. Manfaat Metodologis
albumin dengan kasus dehisensi luka operasi bedah sesar di RSUD Kota
mengenai hubungan faktor risiko lain dengan kejadian dehisensi luka post
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Bedah Sesar
Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari rongga perut dalam
kasus ruptur uterus atau dalam kasus kehamilan abdominal. Bedah sesar
dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi untuk mela-
hirkan janin dari dalam rahim. Namun demikian, saat ini tindakan
8
9
1) Indikasi Mutlak
dua indikasi, yang pertama adalah indikasi ibu, antara lain: panggul
yang kedua adalah indikasi janin, antara lain: kelaianan otak, gawat
2) Indikasi Relatif
3) Indikasi Sosial
sebelumnya, ibu yang ingin bedah sesar secara elektif karena takut
2. Kulit Normal
kolagen padat, dan jaringan subkutis terdiri dari jaringan ikat yang
membentuk 30% berat tubuh dan terdiri dari kolagen, retikulin dan elastin
Diantara serat terdapat sel fibroblast, sel lemak, histiosit, sel mast dan sel
3. Luka
a. Definisi Luka
Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul,
hewan. Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul: (a) Hilangnya
seluruh atau sebagian fungsi organ, (b) Respon stres simpatis; (c)
Kematian sel. Proses yang kemudian terjadi pada jaringan yang rusak
ini adalah penyembuhan luka. Pada proses penyembuhan luka ini akan
b. Jenis Luka
1) Luka Tertutup
a) Kontusio
b) Abrasi
c) Hematom
2) Luka Terbuka
a) Luka Insisi
pisau, gelas. Jenis luka ini mempunyai tepi yang tajam dan
(Djuantoro, 2014).
b) Luka Laserasi
c) Luka Tembus
kecil, satu atau dua cm, tetapi organ internal seperti usus,
a) Luka akut
2014).
b) Luka Kronis
1) Fase Inflamasi
terutama histamin dari trombosit, sel mast dan garnulosit. Hal ini
2) Fase Proliferatif
terutama dari tepi tepi luka oleh proses migrasi sel dan multipikasi
(Djuantoro, 2014).
berlangsung.
1) Intensi Primer
epitel” dengan cara penyatuan kedua tepi luka, seperti pada kasus
luka laserasi atau robek (simple laceration) dan luka insisi bedah.
yang segera ditutup oleh oleh skin graft atau skin flap. Pada
2) Intensi Sekunder
karena fase inflamasi yang memanjang. Oleh karena itu, luka yang
3) Intensi Tersier
secara bedah adalah penutupan luka secara bedah pada luka yang
penyembuhan luka dibagi menjadi dua yaitu faktor lokal dan faktor
sistemik
a) Infeksi
b) Benda Asing
2016).
c) Hipoksia/iskemia
d) Insufisiensi vena
e) Toksin lokal
(Prasetyono, 2016).
a) Malnutrisi
glucagon.
kolagen.
kolagen.
b) Diabetes Melitus
c) Kortikosteroid Sistemik
d) Alkoholisme
e) Kanker/Keganasan
f) Penyakit Kuning/Jaundice
g) Kemoterapi
h) Obesitas
4. Dehisensi Luka
operasi atau terjadi celah yang signifikan antara ujung kedua fasia
bedah yang telah ditutup dibawah kulit, dengan atau tanpa terlihat
terjadi pada satu bagian luka atau beberapa bagian luka, atau dapat
insisi gagal atau tidak cukup kuat untuk menahan tepi jaringan dan
Societies, 2018).
2) Stress Mekanis
2018).
a) Faktor Lokal
(1) Hipoksia/Ischemia
Vaskulitis
b) Faktor Sistemik
(5) Radioterapi
(7) Malnutrisi
c. Grading Dehisensi
5. Albumin
a. Definisi Albumin
g/dL) dan membentuk sekitar 60% protein plasma total. Sekitar 40%
25% dari semua sintesis protein oleh hati dan separuh jumlah protein
(Murray, 2012).
b. Fungsi Albumin
partikel atau molekul dari suatu senyawa dan bukan oleh berat
tersebut berinteraksi dengan air juga sangat penting, karena hal inilah
31
dalam makanan untuk jangka waktu yang cukup lama, maka albumin
akan dipecah menjadi asam-asam amino untuk dipakai sel sel dalam
logam berat seperti Pb dan Hg, bilirubin dan senyawa lain. Ikatan
darah dalam batas-batas yang normal. Hal ini disebabkan oleh sifat
umum protein yang juga terdapat pada albumin, yaiu sebagai senyawa
32
yang mempunyai gugus yang bersifat asam dan gugus yang bersifat
−COOH yang bersifat asam dan gugus-gugus NH-2 yang bersifat basa
(Sadikin, 2001).
c. Hipoalbuminemia
B. Kerangka Teori
Operasi
Bedah Sesar Luka Luka Sembuh
1. Fase Inflamasi
Gambar2.1. Kerangka Teori
Fase Proliferase
3. Fase Remodelling
C. Kerangka Konsep
: Variabel Dependent
D. Hipotesis Penelitian
dengan kasus dehisensi luka operasi bedah sesar di Rumah Sakit Umum
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
dengan kelompok kontrol. Dalam studi ini ingin diketahui apakah suatu faktor
1. Waktu Penelitian
36
37
2. Lokasi Penelitian
Kota Kendari.
1. Populasi Penelitian
Bedah Sesar di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari tahun 2018-
2019.
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari sampel kasus dan sampel
kontrol. Sampel kasus dalam penelitian ini adalah pasien yang mengalami
tersebut merupakan data primer yang diperoleh dari poli KIA Rumah Sakit
3. Kriteria Sampel
a) Kriteria Inklusi
1) Kasus
2) Kontrol
operasi.
b) Kriteria Eksklusi
1) Kasus
>18.000 mg/dl.
2) Kontrol
c) Alat tulis
2. Cara Kerja
kamera Canon EOS 700D Kit2 beresolusi 18MP dengan mode auto,
sampel darah dianalisis dengan menggunakan alat Cobas Integra 400 Plus
yang ada di laboratorium klinik Prodia dengan metode End Point (BCG=
a) Definisi Operasional
sayatan primer bedah yang telah ditutup dibawah kulit pada ibu
b) Kriteria Objektif
sayatan primer bedah yang telah ditutup dibawah kulit pada ibu
bedah sesar.
2. Kadar Albumin
a) Definisi Operasional
b) Kriteria Objektif
F. Analisis Data
1. Analisis Univariat
distribusi frekuensi dan narasi. Analisis ini akan dlakukan melalui proses
2. Analisis Bivariat
digunakan uji statistik Odd Ratio (OR) tabel kontigensi 2x2 dengan tingkat
𝑎𝑑
OR = 𝑏𝑐
42
Kelompok Studi
Faktor Risiko Jumlah
Kasus Kontrol
+ a b a+b
- c d c+d
Total a+c b+d a+c+b+d
Sumber : Sastroasmoro dan Ismael (2014)
Keterangan :
Interpretasi OR :
G. Alur Penelitian
Pengajuan
Proposal
Mengikuti Ujian
Kelayakan Etik
Pemeriksaan Laboratorium
H. Etika Penelitian
1. Self Determinan
penelitian.
2. Anonimity
3. Confidentially
dilakukan responden.
46
Daftar Pustaka
Benson, R.C. Buku Saku Obsetri dan Ginekologi, Ed. 9. Jakarta : EGC
Gibson, L., Bellizan, J., Lauer, J., Betran, A.P., Merialdi, M., Althabe, F. 2010.
The Global Numbers And Cost Of Additionally Needed And
Unnecessary Caesarean Section Performed Per Year: Veruse As A
Barrier To Universal Coverage. Geneve, Switzerland: World Health
Report.
Pongsibidang, F.A.K., Tiho, M., Kaligis, S.H.M. 2016. Gambaran Kadar Albumin
Serum Pada Vegetarian Lacto-Ovo. Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi Manado.
Indradjaja, A., Suparyatha IB, Hartawan INB. 2014. Hubungan Antara Kadar
Albumin Dan Mortalitas Pasien Di Unit Perawatan Intensif Anak
RSUP Sanglah Denpasar. Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana.
Jong, D.M. 2005. Buku ajar ilmu bedah. Ed. 2. EGC. Jakarta
Said S, Tasli NA, Bahar B. 2016. Hubungan IMT dan Kadar Albumin
berhubungan dengan Penyembuhan Luka. Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasannudiin. Makassar
Djuantoro D. 2014. Buku Ajar Ilmu Bedah, Jilid satu (1 ed.). Karisma Publishing
Group. Tanggerang