Oleh:
KELOMPOK 2
FAKULTAS KEDOKTERAN
KENDARI
2018
2
3
KATA PENGANTAR
Penyusun
4
DAFTAR ISI
5
DAFTAR TABEL
6
Tabel 8 POA (Plan Of Action) 32
7
DAFTAR GAMBAR
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak mendasar yang dimiliki oleh setiap
warga negara yang berada di Indonesia dan setiap lapisan masyarakat
memiliki hak yang sama dalam menerima pelayanan kesehatan dari
instansi yang memberikan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan
merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang penyediaannya
wajib diselenggarakan pemerintah. Upaya pelayanan kesehatan yang
dilakukan pemerintah kepada masyarakat tidak lepas dari peran
puskesmas. Di Indonesia puskesmas merupakan tulang punggung
pelayanan kesehatan tingkat pertama. (Sanah, 2017).
Tujuan Puskesmas berdasarkan undang-undang Kesehatan
Nasional seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Kesehatan RI
No 23 Tahun 1992, yaitu tercapainya derajat kesehatan secara optimal
bagi seluruh penduduk.Pembangunan kesehatan merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional, karena
kesehatan menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia. Oleh
karena itu membangun suatu masyarakat atau manusia harus
dipandang secara holistik sebagai manusia yang utuh untuk memenuhi
berbagai aspek kebutuhannya agar tetap hidup secara seimbang lahir
dan bathin. Tanpa ada keseimbangan maka akan berpengaruh
terhadap interaksi hidupnya yang daat mengakibatkan jatuh sakit.
Pelayanan.
Pelayaan kesehatan tradisional sebagai sejarah budaya
Indonesia. Bersama pelayanan kesehatan konvesional diarahkan
untuk menciptakan masyarakat yang sehat, mandiri, dan
berkedaulatan melalui pemanfaatan tenaga dan keterampilan.
Berdasrkan data tahun 2013 proporsi rumah tangga yang
memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional sebesar 30,4%
keterampilan sebanyak 17,8% dan ramuan sebesar 49%. Sedangkan
9
aneka ragam spesies tanaman terdapat lebih dari 1600 jenis tanaman
obat yang berpotensi sebagai produk ramuan kesehatan tradisional
secara turun temurun, dan kondisi ini menggambarkan bahwa
pelayanan kesehatan tradisional banyak diminati untuk upaya
penyembuhan.
Pelayanan kesehtaan tradisonal menggunakan cara dan jenis
yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun
secara empiris dan dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan
norma agama dan budaya masyarakat. Sedangkan kompetensi
penyehat tradisional (Hattra) dikembangankan melalui upaya
saintifikasi produk da prakteknya agar dapat diterima dan diakui
manfaat,mutu serta keamannya bagi masyarkat luas. Dalam
pengembangan pelayanan kesehatan tradisonal empiris oleh
pelayanan kesehatan tradisonal komplementer harus dibina dan
diawasi oleh pemerintah, sehingga diperlukan landasan kepastian dan
perlindungan hukum.
B. Tujuan Laporan
1 Untuk mengetahui prioritas masalah pelayanan kesehatan
tradisionaldan komplementer di Puskesmas Poasia
2 Untuk mengetahui penyebab masalah dari prioritas masalah
pelayanan kesehatan tradisional dan komplementer di Puskesmas
Poasia
3 Untuk mengetahui proses pemecahan masalah dari prioritas
masalah Puskesmas Puuwatu
C. Manfaat Laporan
a. Untuk mahasiswa
Sebagai tambahan ilmu dan literatur dalam mengidentifikasi
masalah pelayanan kesehatan tradisional dan komplementer di
Puskesmas tertentu dan cara pemecahan masalah tersebut.
b. Untuk perangkat Puskesmas Poasia
10
Sebagai literatur mengenai masalah pelayanan kesehatan
tradisional dan komplementer yang ada pada wilayah kerja
Puskesmas Poasia.
c. Untuk masyarakat
Sebagai tambahan pengetahuan mengenai masalah yang ada
pada wilayah kerja Puskesmas Poasia.
11
BAB II
ANALISIS SITUASI PELAYANAN
1. Visi
Menjadikan Puskesmas Poasia sebagai puskesmas “IDAMAN”
bagi masyarakat Kecamatan Poasia pada khususnya dan
masyarakat Kota Kendari pada umumnya menuju “Kota Kendari
Sehat Tahun 2020”.
2. Misi
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna, bermutu,
manusiawi, serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
b. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan.
c. Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan sehingga masyarakat bisa mandiri.
d. Menjalin kemitraan dengan semua pihak yang terkait dalam
pelayanan kesehatan masyarakat.
Motto
Puskesmas Poasia mempunyai motto dan janji serta etika Pegawai
Puskesmas poasia yaitu:
SENYUM :Kepada setiap pengguna jasa pelayanan
kesehatan di Puskesmas Poasia.
SALAM :Kepada setiap pasien yang berkunjung ke
Puskesmas.
SAPA :Kepada setiap pengunjung yang
membutuhkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Poasia.
12
SANTUN :Kepada setiap orang yang berkunjung di
Puskesmas.
SABAR :Melayani setiap pasien dalam keadaan
apapun.
13
Anduonohu dan Kelurahan Rahandouna) merupakan daerah dataran
yang ideal untuk pemukinan sehingga sebagian besar penduduk
bermukin di kedua kelurahan tersebut. Pada bagian timur merupakan
daerah perbukitan, yang semua daerah tersebut dapat dilihat pada
penjelasan dibawah ini:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Abeli
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kambu.
e. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kambu.
Luas wilayah kerja Puskesmas Poasia sekitar 4.175 Ha atau
44.75KM 2 atau 15,12 % dari luas daratan Kota Kendari terdiri dari 4
Kelurahandefinitif, Yaitu Anduonohu luas 1.200 Ha, Rahandouna
luas 1.275 Ha, Anggoeya luas 1.400 Ha dan Matabubu luas 300 Ha.
dengan 82 RW/RK dengan jumlah penduduk 25.474 jiwa serta
tingkat kepadatan penduduk 49 orang/m 2 atau 490 orang/KM 2 ,
dengan tingkat kepadatan hunian rumah rata-rata 5 orang/rumah.
14
2. Kondisi Demografis
Penduduk adalah orang atau sejumlah orang yang menempati
suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Data tentang
kependudukan sangat penting artinya di dalam menghitung sebaran
jumlah penduduk, usia penduduk, pekerjaan, pendapatan dan
pendidikan. Data ini bisa diperoleh dari laporan penduduk, sensus
penduduk dan survei penduduk.Jumlah penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Poasia pada tahun 2017sebanyak 32.528 jiwa yang
tersebar di 4 wilayah kelurahan.
15
terkecil terdapat di Kelurahan Matabubu sebanyak 731 orang
(4,61%).
Luas Jumlah
Jumlah
No. Kelurahan wilayah rumah
penduduk
(Ha) tangga
3. Sarana Sosial
Sebagian besar penduduk wilayah Kecamatan Poasia adalah
suku Muna, dengan penganut agama Islam sebesar 59,7%, agama
Kristen protestan 24%, Kristen katolik 5% dan agama Hindu 1%.
Sarana ibadah berupa Mesjid 19 unit, dan gereja 2 unit. Bahasa
pengantar sehari-hari yang dipergunakan masyarakat Kecamatan
Poasia adalah Bahasa Indonesia.
16
Seluruh kelurahan dalam wilayah kerja Puskesmas Poasia
dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat, kecuali pada
beberapa dusun yang agak terpencil yang hanya bisa dijangkau
dengan kendaraan roda dua. Wilayah Kerja Puskesmas Poasia
merupakan daerah pengembangan yang ditandai dengan pesatnya
pertambahan pemukiman ataupun perumahan. Perkembangan ini
diikuti dengan pertambahan sarana prasarana sosial
kemasyarakatan.
Rumah Sakit 0 1 0 0 1
Puskesmas 0 1 0 0 1
Pustu 0 1 1 0 2
Polindes 1 0 0 1 2
Klinik/R. Bersalin 1 0 0 0 0
Praktek Dokter 3 1 0 0 4
Praktek Bidan 2 1 0 0 3
Apotek 6 3 0 0 9
Toko Obat 3 0 0 0 3
TK 4 3 2 0 9
17
SD 3 3 4 1 11
SLTP 1 0 0 0 1
SLTA 0 1 0 0 1
Sekolah Kejuruan 0 1 0 0 1
Perguruan Tinggi 0 0 0 0 0
Panti 1 1 0 0 2
Pasar 1 0 0 0 1
Hotel 2 3 0 0 5
Panginapan 1 1 0 0 2
Discotik/Cafe 1 1 0 0 2
Lokalisasi Prostitusi 0 0 0 0 0
18
2. Pondok bidan Kelurahan sebanyak4 buah, terdapat di
Kelurahan:
a) Kelurahan Anduonohu
b) Kelurahan Matabubu
3. Kendaraan roda 5 sebanyak 2 unit
4. Kendaraan roda dua sebanyak 14 unit
5. Posyandu aktif sebanyak 16 unit
6. Posyandu usia lanjut sebanyak 4 unit
7. Dukun terlatih sebanyak 4 orang
8. Kader posyandu sebanyak 75 orang
9. Toko obat berizin sebanyak 4 buah
10. Apotek sebanyak 1 apotek
Puskesmas Poasia merupakan Puskesmas Perawatan
dengan kapasitas tempat tidur 17 buah, yang terdiri dari
perawatan persalinan dengan kapasitas tempar tidur 2buah dan
perawatan umum dengan kapasitas tempat tidur 15 buah.
Jumlah seluruh ruangan Puskesmas sebanyak 34 ruangan
dengan luas sangat bervariasi, dari seluruh ruangan tersebut
difungsikan sebagai Ruang Kartu, Ruang Kepala Puskesmas,
Ruang Tata Usaha, Poliklinik KIA dan KB, Ruang Apotik, Ruang
Anak (Poli MTBS), Poliklinik Gigi dan Mulut, Poliklinik Umum,
Ruang Imunisasi/P2M/PKM, Gudang Obat dan 1 Kamar
Mandi/WC. Fungsi, ukuran dan keadaan ruangan Puskesmas
yaitu :
Tabel 4. Jumlah dan Keadaan Ruangan Puskesmas Tahun 2017
2 Ruang Resepsionis
19
Ruangan Ka.
3 5 m2 Baik Lengkap
Puskesmas
8 Klinik MTBS
Ruangan imunisasi/
9 9 m2 Baik Lengkap
TB/Kusta/Laboratorium
20
21 Gudang Obat 9 m2 Baik Tidak Lengkap
R.Perawatan (Bangsal
22 15 m2 Baik Tidak Lengkap
dan Kelas)
R. Promkes dan
29 9 m2 Baik Lengkap
Survailans
Ruang Pasca
34 15 m2 Baik Tidak Lengkap
Persalinan
21
b. Struktur organisasi puskesmas
Rasio
Tenaga Jumlah Presentase (%)
Penduduk
Kesehatan
13 0,01 1: 1,943
masyarakat
22
Perawat Gigi 1 0,02 1: 3,887
23
b) Deteksi Dini Tumbuh Kembang Bayi, Balita, dan Apras
c) Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah
d) Sweeping/kunjungan rumah Bayi dan Balita Resti untuk
tindak lanjut
3. Upaya Pendampingan Bumil
a) Kelas Ibu Hamil
b) Kunjungan Rumah untuk pendampingan
c) Peningkatan Kinerja Tenaga Penolong Persalinan
d) Audit Maternal Perinatal
e) Supervisi dan pembinaan bidan desa oleh Bikor
4. Keluarga Berencana
a) Penyuluhan KB untuk pembinaan Akseptor Lama dan
Penjaringan Akseptor Baru
b) Kunjungan rumah untuk PUS yang tidak berKB atau drop out
c) Program KIA dapat dinilai dengan menggunakan beberapa
parameter/indikator, yaitu: K1, K4, Persalinan oleh Nakes
dan KN (output), kemudian ditambah dengan anemia gizi
dan BBLR serta AKI dan AKB.
5. Perbaikan Gizi Masyarakat
Program Perbaikan Gzi Masyarakat di puskesmas Poasia
dilaksanakan oleh tim puskesmas yang terdiri dari Koordinator
dan petugas penanggungjawab kelurahan. Tiap kelurahan
dipegang oleh satu orang petugas gizi kompeten dibidangnya.
Visi dari program perbaikan gizi di puskesmas Poasia
adalah “ KECAMATAN POASIA BEBAS DARI GIZI BURUK
DAN GIZI KURANG PADA TAHUN 2017”. Adapun misinya
yaitu melakukan berbagai upaya perbaikan gizi masyarakat
khususnya untuk Bayi dan Balita serta Ibu hamil dan
menyusui. Adapun kegiatan kegiatan yang dilaksanakan
adalah sebagai berikut :
a) Penjaringan kasus gizi kurang dan gizi buruk
24
(1) Penimbangan dan Pemantauan Pertumbuhan Balita di
Posyandu
(2) Kunjungan rumah untuk sweeping balita
b) Pemberian Makanan Tambahan
(1) PMT lokal dan PMT Pemulihan
(2) Penanggulangan KEP, anemia gizi Fe, dan GAKY
(3) Pemberian vitamin A
(4) Sweeping vitmin A
(5) Sweeping tablet Fe Bumil
(6) Pemantauan penggunaan garam beryodium rumah
tangga
(7) Pendampingan kasus gizi kurang dan gizi buruk
(8) Pendampingan bumil KEK
c) Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga
sadar gizi
(1) Penyuluhan tentang gizi seimbang
(2) Penyuluhan ASI eksklusif
(3) Lomba balita sehat
(4) Pembinaan taman gizi masyarakat
Dari berbagai proses kegiatan yang dilakukan dihasilkan
sejumlah out put yang merupakan indikator-indikator dalam
upaya perbaikan gizi masyarakat.
25
a) Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup
sehat
(1) Pembuatan spanduk DBD dan spanduk immunisasi
(2) Pembuatan leaflet (Bahan KIE)
(3) Penyebaran leaflet ke masyarakat
b) Penyuluhan masyarakat tentang pola hidup sehat
(1) Survei, pemetaan, dan pembinaan PHBS Rumah
Tangga
(2) Survei, pemetaan, dan pembinaan PHBS Institusi
Pemerintah
(3) Penyuluhan kelompok didalam dan diluar gedung
(4) Penyuluhan keliling
(5) PROLANIS
c) Upaya peningkatan pola hidup sehat di institusi pendidikan
(1) Pembinaan UKS / UKGS
(2) Penyuluhan NAPZA, HIV, dan IMS
(3) Pelatihan dokter kecil
(4) Lomba sekolah sehat (NR)
(5) Lomba cerdas cermat kesehatan antar sekolah
(6) Kontes senyum indah gigi sehat
(7) Lomba penyuluhan kesehatan berbasis religi
(8) Pesantren kilat ramadhan sehat
d) Upaya peningkatan kapasitas UKBM
(1) Pembinaan Posyandu
(2) Refreshing kader pesyandu
(3) Pembinaan POSKESTREN
(4) Pembinaan desa siaga
(5) Pembinaan Poskesdes
e) Peningkatan desa siaga
(1) Peningkatan Desa Siaga
(2) Pembinaan Forum Masyarakat Desa
26
(3) Penyuluhan Kesehatan masyarakat (PKM)
f) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Indikator PHBS
(1) Pertolongan persalinan oleh Nakes
(2) Berikan hanya Asi saja pada bayi sampai usia 6 bulan.
(3) Periksakan kesehatan balita ke Posyandu setiap 6 bulan.
(4) Tidak merokok
(5) Lakukan asktifitas fisik secara teraur
(6) Makanlah makanan dengan gizi seimbang
(7) Gunakan garam beriodium
(8) Tersedia air bersih
(9) Tersedia jamban keluarga
8. Upaya Penyehatanlingkungan
Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan
27
BAB III
ANALISIS MASALAH PELAYANAN
A. Identifikasi Masalah Pelayanan
1. Identifikasi Masalah Kesehatan
2) Kelemahan (Weakness)
28
Kurangnya tenaga ahli dokter yang dapat melakukan
pengobatan
Program tidak dianggarkan khusus dan tidak di klaim
oleh BPJS
Bahan berupa simplisia tidak tersedia di puskesmas
sehingga harus dikirim dari tempat lain
3) Peluang (Opportunity)
Puskesmas Poasia merupakan puksemas satu
satunya di wilayah Poasia
Lokasi Puskesmas Poasia mudah dijangkau
masyarkat
Kepala Puskesmas sangat mendukung program
saintifikasi jamu
4) Tantangan (Threat)
Masih ada beberapa warga yang belum mengetahui
manfaat dari saintifikasi jamu
b. Akupresure
1) Kekuatan (Strenght)
Tersedianya fasilitas yang mendukung program
acupressure
Sosialisasi kepada masyarakat rutin diadakan oleh
petugas puskesmas
2) Kelemahan (Weakness)
Kurangnya tenaga ahli yang dapat melakukan
pengobatan
Program tidak dianggarkan khusus dan tidak di klaim
oleh BPJS
3) Peluang (Opurtunity)
Puskesmas Poasia merupakan puksemas satu
satunya di wilayah Poasia
29
Lokasi Puskesmas Poasia mudah dijangkau
masyarkat
4) Tantangan (Threat)
Layanan acupressure hanya menerima pasien
rujukan dari bagian interna
Masyarakat belum mengetahui manfaat dari
acupressure
c. Self Care dan TOGA
1) Kekuatan (Strenght)
Sumber daya manusia untuk melakukan kegiatan
tersedia
Bahan tersedia lengkap di puskesmas
Adanya program puskesmas untuk mengadakan
TOGA minimal 1 setiap keluarga
2) Kelemahan (Weakness)
Program tidak dianggarkan khusus dan tidak di klaim
oleh BPJS
3) Peluang (Opurtunity)
TOGA yang diperkenalkan masyarakat mudah
didapat dilingkungan sekitar masyarakat
Puskesmas Poasia mempunyai halaman yang cukup
luas untuk menanam berbagai TOGA
4) Tantangan (Threat)
Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai fungsi
dari beberapa TOGA
Kurangnya pemahaman masyarkat mengenai
pengolahan TOGA yang baik dan benar untuk
pengobatan
30
3. Merumuskan Masalah Kesehatan
a) Masih kurangnya sumber daya manusia yang dapat
melakukan pelayanan kesehatan tradisional dan
komplemnter di Puskesmas Poasia, pada tahun 2018
b) Kegiatan Program KesTrad Komplementer tidak
dianggarkan khusus dan tidak di klaim oleh BPJS
sehingga kegiatan KesTrad Komplemeter sangat terbatas
pada Puskesmas Poasia, pada tahun 2018
c) Beberapa masyarakat belum memahami manfaat dari
program KesTrad Komplementer di wilayah Puskesmas
Poasia, tahun 2018
d) Bahan untuk program kegiatan Saintifikasi Jamu belum
tersedia di Puskesmas Poasia, tahun 2018
KOMPONEN
ALTERNATIF PENYEBAB MASALAH
ANALISIS
INPUT
31
dengan baik manfaat dari berbagai program
PROSES
OUTPUT
32
Jamu langsung serta
ditambah dengan
media yang menarik
dipuskesmas
diharapkandapat
menambah
pengetahuan
masyarakat mengenai
saintifikasi jamu dan
pentingnya untuk
kesehatan.
33
Manusia akupreasure Puskesma
untuk s Poasia
pelayanan
Akupreasure
34
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
35
Setiap individu sebaiknya dapat memahami self care dan
TOGA sehingga dapat digunakan sebagai tindakan preventif
sendiri oleh masyarakat.
36
DAFTAR PUSTAKA
.
1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Manajemen Kesehatan.
2. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat.
3. Departmen Kesehatan. 2009. Sistem Kesehatan. Jakarta.
4. Effendy, N. 1995. Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
5. Profil Puskesmas Poasia.Periode 2017.
37
LAMPIRAN
38
Gambar 3. Penjelasan Simplisia Jamu dan Tanaman Herbal
39