Anda di halaman 1dari 21

Reposisi TMJ

Alat dan Bahan


1. Handscoon dan Masker
2. Diagnostic kit
3. Kasa
4. Barthon Bandage
Prosedur
1. Pasang handscoon dan masker
2. Posisikan pasien pd posisi tegak, oklusal setinggi siku operator
3. Pasang kasa pada ibu jari
4. Instruksikan pasien untuk rileks dan tarik nafas panjang
5. Masukkan ibu jari pada oklusal gigi posterior, jari lain fiksasi pada bawah rahang
6. Tekan ke bawah sekaligus menarik mandibula sedikit kedepan dan dorong kebelakang
7. Pasang barthon bandage
8. Berikan Resep Muscle Relaxan, Analgesik, dan Ruboronsia
9. Instruksi Pasien: Jangan membuka mulut terlalu lebar, Istirahat, Diet Lunak.
10. Aplikasi Fiksasi selama 1-2minggu.

Pemeriksaan TMJ
Inspeksi
1. Lihat apakah ada asimetri wajah
2. Cek deviasi mandibula ketika membuka/menutup mulut
3. Cek oklusi
4. Cek pembukaan mulut sampai 3 jari atau tidak
Palpasi
1. Pakai Masker dan Handscoon
2. Gunakan 2 jari; telunjuk di meatus acusticus externus, jempol di depan.
3. Instruksikan buka tutup perlahan
4. Apakah ada perubahan, penonjolan, nyeri tekan.
5. Palpasi otot masetter dan temporalis
Auskultasi
1. Cek clicking
2. Pasien diinstruksikan buka tutup mulut dan cek pada depan tragus dengan
menggunakan stethoscope
3. Cek krepitasi
Terapi
1. Instruksi tidak membuka mulut terlalu lebar
2. Menghentikan kebiasaan buruk jika ada
3. Instruksi diet lunak
4. Pemberian resep analgesik dan muscle relaxant
5. Rujukan ke Sp.Prosto; Foto Radiologi
*Diagnostic Kit pada Bedah Mulut: Kaca Mulut 2 buah, Sonde Half Moon, Pinset Dental
Prostodonsia
Mencetak RA/RB
Alat dan Bahan
1. Masker dan Handscoon
2. Penutup dada
3. Gelas Kumur
4. Diagnostic Kit*
5. Alginat
6. Mangkok karet dan spatula
7. Sendok cetak perforated
8. Saliva ejector
9. Povidone Iodone 10%
Prosedur
1. Penderita didudukkan dengan posisi yang benar
2. RA – Garis chamfer (trachus-Ala Nasi) sejajar lantai
3. RB – Garis oklusi sejajar lantai
4. Posisi kepala penderita setinggi siku operator
5. Pasang penutup dada
6. Jelaskan proses pencetakan, instruksi bernafas melalui hidung, kadang ada respons
muntah
7. Lepas protesa gigi bila ada
8. Perintah berkumur sebelum prosedur mencetak
9. Pemilihan sendok cetak yang tepat dengan besar, bentuk , dan kedalaman palatum.
Cobakan pada penderita
10. Apabila sendok cetak kurang panjang, tambahkan lempeng malam.
11. Campurkan bahan cetak alginat seusai aturan pabrik
12. Aduk adonan di mangkok karet dengan spatula.
13. Pengadukan dengan metode memutar dan menekan adonan pada dinding bowl.
14. Tuangkan adonan pada sendok cetak setinggi tepian sendok.
15. Basahi handscoon dan haluskan permukaan, buang kelebihan bahan.
16. RA – Posisi operator dari depan untuk memasukkan tray dengan retraksi regio pipi
kanan menggunakan tray, lalu operator kebelakang. Tekan tray dari belakang ke
depan.
17. RB – Posisi operator di samping penderita, retraksi pipi. Tekan tray dari belakang ke
depan. Instruksikan pasien untuk mengangkat lidah dan dijulurkan kedepan.
18. Pastikan posisi sendok cetak sesuai dengan garis median.
19. Tunggu sampai alginat setting.
20. Lepas sendok cetak dengan menekan bagian posterior ke arah oklusal.
21. Cuci dan lakukan disinfeksi pada cetakan

Pulpotomi
Alat dan Bahan
1. Masker dan Handscoon
2. Diagnostic Kit*
3. High Speed dengan mata bur Round end/Safe end Bur
4. Temphofor
5. ZnPO4 , glass slab tebal, spatula semen
6. Formokresol
7. Antispetik
8. Anastetikum (citoject+Lidocaine 2%/Mepivacain 2%)
9. Anastesi Topikal Xylonor
10. Irigasi Aquadest Steril dan Syringe Irigasi
11. Cotton Pellet, Cotton Roll
Prosedur
1. Gunakan Masker dan Glove
2. Keringkan mukosa, lakukan asepsis dengan povidone iodine, aplikasian anastesi
topikal
3. Anastesi dengan citoject pada mucosa sekitar
4. Preparasi dengan round bur untuk membuang jaringan karies, setelah menembus
kamar pulpa, ganti bur dengan safe end bur untuk membersihkan atap pulpa
5. Cek kebersihan atap pulpa dengan sonde, apabila masih ada yang tersangkut, berarti
atap pulpa masih tersisa
6. Lakukan irigasi
7. Lakukan Amputasi kamar pulpa dengan ekskavator. Hentikan pendarahan dengan
cotton pellet, lakukan irigasi.
8. Aplikasi formokresol pada ruang pulpa dengan cotton pellet selama 5 menit sampai
cotton pellet berubah warna kecoklatan/kemerahan.
9. Isi daerah pulpa dengan Temphofor dan isi dengan basis ZnPO4
10. Instruksi kontrol 1 minggu kemudian untuk pemasangan Stainless Steel Crown.
Pulpotomi diatas adalah pulpotomi vital, apabila gigi telah non vital, tidak perlu melakukan
tahap ke 8 dan 9, apabila pulpotomi devital, aplikasikan devitech sebelum dilakukan
preparasi,

Pit and Fissure Sealant


Alat dan Bahan
1. Masker dan Handscoon
2. Diagnostic Kit
3. Pumis dan Brush
4. Etsa, dan Flowable Komposit / GIC tipe IV/VII, Glass slab, Spatula GIC, Paper Pad,
Dentin Conditioner
5. Microbrush
6. Light Cure
7. Articulating Paper
8. Cotton Roll
Prosedur
1. Pasang handscoon dan masker
2. Pulas gigi yang akan disealant dengan pumis dan brush menggunakan low speed
3. Gigi diisolasi dengan cotton roll
4. Keringkan dengan semprotan udara
5. Aplikasikan etsa dengan microbrush, tunggu 20 detik, cuci dan keringkan. Aplikasi
etsa berhasil apabila nampak white spot appereance
6. Apabila menggunakan GIC, aplikasikan dentin conditioner, manipulasi GIC pada
paperpad diatas glass slab dengan rasio sesuai aturan pabrik; Aplikasi; Tunggu hingga
kering; Lompati tahap nomor 7
7. Aplikasikan sealant pada pit dan fissure, sinari selama 20 detik.
8. Cek oklusi dengan articulating paper.

Pengukuran Level Of Attachment/Resesi/Periodontal Pocket/Furcation Involvement


Prosedur Level of Attachment
1. Pasang masker dan handscoon
2. Ukur kedalaman pocket dengan menggunakan probe
3. Catat kedalaman pocket
4. Keringkan mukosa, aplikasikan povidone iodine 10% pada sekitar attached gingiva,
tarik bibir untuk mengetahui batas mucogingival junction.
5. Tinggi mucogingival junction adalah margin gingiva sampai batas yang terlihat
setelah aplikasi povidone iodine (batas attached gingiva)
6. Level of Attachment = (Batas attached gingiva) – (Kedalaman Pocket)
Prosedur Pengukuran Resesi
Grade Resesi
1. Resesi Marginal belum mencapai mucogingival junction
2. Resesi mencapai mucogingival junction
3. Resesi mencapai mucogingival junction dan ada sedikit resorbsi pada tulang alveolar,
lebih dari 1 gigi
4. Resesi mencapai mucogingival junction dan bone loss parah, lebih dari 1 gigi
Prosedur
1. Gunakan probe yang dikalibrasi/warna
2. Pengukuran resesi diukur dari CEJ sampai margin gingiva
Prosedur Pengukuran Pocket
1. Gunakan probe yang dikalibrasi
2. Probe dimasukkan ke sulkus gingiva pararel terhadap sumbu gigi sampai junctional
epithelium
3. Probing dilakukan dengan metode walking stroke dari mesial ke distal di tiap
lingual/buccal
4. Probing pada daerah proximal, probe harus berkontak dengan permukaan proximal
Furcation Involvement
Grade Furcation Involvement
1. Meningkatnya kedalaman pocket. Klinis (-), Radio (-)
2. Cul-de-Sac, pocket sudah terasa dengan Nabor’s Probe namun tidak tembus, Resorbsi
horizontal. Klinis (-), Radio (-)
3. Furkasi sudah tembus, namun secara klinis tidak tampak. Radio (+)
4. Furkasi sudah tembus, secara klinis nampak, radiologi nampak.

Kuretase
Alat dan Bahan
1. Masker dan Handscoon
2. Diagnostic Kit
3. Tampon
4. Syringe dan Lidocaine 2%
5. Pocket Probe
6. Kuret Gracey
7. Syringe Irigasi & Pz
8. Glass slab
9. Semen spatula
10. Pack periodontal
11. Povidone Iodine 10%
Prosedur
1. Gunakan masker dan handscoon
2. Asepsis dg Povidone iodine
3. Anastesi
4. Kuretase dengan kuret gracey dengan ujung tajam menghadap sementum sampai
terasa halus sambil fiksasi dengan tampon
5. Kuretase dengan kuret gracey dengan ujung tajam menghadap jaringan lunak sampai
jaringan nekrotik hilang sambil fiksasi dengan tampon
6. Irigasi dengan Pz
7. Keringkan dan isolasi
8. Aduk pack di glass slab dgn semen spatula dengan gerakan meluas, ratio base:catalyst
sesuai dengan aturan pabrik
9. Basahi handscoon dengan air, pasang pack pada daerah yang dikuretase
10. Lakukan muscle trimming
11. Buang bagian yang mengenai oklusal dan mukosa bergerak
12. Instruksi: Jaga pack agar tidak lepas;jangan disikat;jangan dipakai makan; bila lepas
sebelum 3 hari maka dilakukan repack; jangan makan dan minum pedas/panas;
Instruksi makan makanan lunak; jangan merokok. Kontrol 7 hari
13. Pemberian analgesik bila perlu

Gingivektomi
Alat dan Bahan
1. Masker dan Handscoon
2. Diagnostic Kit
3. Povidone Iodine 10%; Cotton pellet
4. Syringe & Lidocaine 10%
5. Probe periodontal
6. Pocket Marking Forceps
7. Pisau Kirkland
8. Pisau Orban
9. Kuret Gracey
10. Sickle
11. Scalpel dan Blade no.15
12. Syringe Irigasi & Pz
13. Glass slab
14. Semen Spatula
15. Pack Periodontal
16. Tampon
Prosedur
1. Pakai masker dan handscoon
2. Asepsis
3. Anastesi
4. Ukur kedalaman pocket dg pocket marking forceps dan lihat bleeding point sebagai
proyeksi dasar pocket
5. Eksisi pada bleeding point 45 derajat kearah koronal secara berkelanjutan dengan
menggunakan blade&scalpel
6. Lakukan kuretase
7. Irigasi
8. Gingiva dibentuk dan dihaluskan seperti kontur normal menggunakan kirkland*
9. Kontur interdental dibentuk dengan pisau orban
10. Irigasi dengan Pz, keringkan dengan tampon; isolasi
11. Aduk pack di glass slab dgn semen spatula dengan gerakan meluas, ratio base:catalyst
sesuai dengan aturan pabrik
12. Basahi handscoon dengan air, pasang pack pada daerah yang dikuretase
13. Lakukan muscle trimming
14. Buang bagian yang mengenai oklusal dan mukosa bergerak
15. Instruksi: Jaga pack agar tidak lepas;jangan disikat;jangan dipakai makan; bila lepas
sebelum 3 hari maka dilakukan repack; jangan makan dan minum pedas/panas;
Instruksi makan makanan lunak; jangan merokok. Kontrol 7 hari
16. Pemberian resep analgesik bila perlu
Langkah dari nomor 8 adalah langkah Gingivoplasty*
*Diagnostic Kit pada Periodonsia: Kaca Mulut 2 buah, Pinset dental, Sonde half-moon
Orthodonsia
Angka Normal
 Jarak Gigit / Over bite: 2mm
 Tumpang Gigit / Over Jet : 2mm
 SNA : 82
 SNB : 80
 ANB :2
 IMP : 90
 ISN : 104-110
 Lee way Space : 0.9 & 1.8
 Free way Space : 2mm

Titik Cephalometri
 Sella : Titik pusat dari Fossa pituitary
 Nasion: Titik paling anterior dari sutura frontonasalis
 Porion:Titik teratas dari meatus acusticus
 Orbita: Titik terbawah dari orbita
 Subspinal: Titik terdalam dari kurvatura maxilla
 Anterior Spina Nasalis : Titik anterior maxilla
 Posterior Spina Nasalis : Titik posterior maxilla
 Supramental : Titik terdalam mandibula
 Pogonion : Titik anterior mandibula
 Gnation : Titik pada dagu perpotongan pogonion dan menton
 Menton : Titik terbawah mandibula
 Gonion : Titik paling inferior mandibula

Analisis Kecembungan Muka


 Metode Down’s : Nasal – A – Pogonion
 Metode Grabber: Glabella – A – Pogonion
Tipe Wajah
Lebar/Panjangx100%
Panjang : Dolikosefalik
Sedang : Mesosefalik
Pendek : Brakisefalik

OBTURASI GIGI 11

Syarat Obturasi :
- preparasi saluran akar sudah selesai
- saluran akar steril
- tidak ada kelainan
- saluran akar tidak berbau
- tidak ada dinding sklerotik pada sal.akar

Alat dan bahan :


- diagnostic set
- lentulo
- spreader
- plugger
- glass lab
- plastis instrument / agate spatula
- stainless steel spatula
- endometer / endoblock
- high speed remover
- spiritus
- paper point
- gutta percha
- endometason
- eugenol
- cotton pellet
- cottion roll
- ZnPO4 semen
- Kaviton
- Irigasi H2O2 3%
- NaOCl

Tahap pekerjaan :
- Senyum, salam, sapa dan perkenalan
- Pasang masker dan handscoen
- Posisikan pasien (30 derjat terhadap lantai) dan operator (posisi jam
11-12)
- Isolasi daerah kerja dengan cotton roll pada bagian labial, dengan
tidak menghimpit frenulum
- Buka tambalan sementara, menggunakan ekskavator atau round
bur
- Pilih guttap sesuai dengan nomor MAF pada gigi X
- Kemudian potong guttap sesuai panjang kerja, yang diukur dengan
menggunakan endoblock
- Aduk endometason : eugenol dengan perbandingan 1 : 2,
menggunakan stainless spatula diatas glass lab sampai homogen.
Dengan gerakan memutar (rotary).
- Pasang stopper pada lentulo sesuai panjang kerja
- Oleskan sealer yang sudah diaduk pada lentulo, kemudian
dimasukkan dalam saluran akar. (hand dan instrument—diputar
searah jarum jam sambil ditarik keluar dari saluran akar)
- Kemudian oleskan sealer pada guttap MAC dan masukkan ke dalam
saluran akar sesuai dengan panjang kerja dengan menggunakan
pinset.
- Masukkan spreader diantara guttap dan dinding saluran akar,
kemudian ditekan ke apical 1-2 mm sebelum ujung apeks gigi.
Sehingga guttap terkondensasi kelateral.
- Ruang kosong yang terdapat pada saluran akar, diisi dengan
menggunakan guttap tambahan yang ukurannya lebih kecil, sesuai
dengan nomor spreader yang kita gunakan.
- Lakukan hingga saluran akar terisi penuh.
- Kelebihan guttap dipotong 2 mm dibaawah orifis, menggunakan
plugger yang dipanaskan diatas spritus
- Manipulasi ZnPO4 :
o Ambil bubuk semen dengan sendok yang terisi penuh sesai
takaran (scoop), ratakan dan tempatkan pada glass lab
o Bagi bubuk ke dalam 5-8 porsi dengan bantuan spatula semen
o Ambil cairan semen sesai takaran (tetes), dengan cara
meletakkan botol pada posisi horizontal, dan pastikan cairan
mengalir kearah ujung tempat keluar cairan
o Ubah posisi botol dalam arah vertical (jarak ujung botol 1 cm
terhadap glass lab) dan teteskan cairan pada glasslab,
berdekatan dengan bubuk
o Aduk bubuk yang sudah dibagi kearah cairan dengan gerakan
memutar (rotary) menggunakan semen spatula. Masing2 porsi
bubuk diaduk dalam waktu 15-20 detik sampai seluruh bubuk
tercampur dan konsistensi semen seperti dempul (dapat
diangkat dan tidak lengket)
o Satukan adukan dan tempatkan pada salah satu sisi glass lab
- Aplikasi ZnPo4
o Ambil porsi kecil adukan semen ZnPO4 menggunakan stopper
semen bersih dan kering, lalu aplikasikan pada kavitas
o Ratakan pada seluruh dasar kavitas selapis tipis (1-2 mm)
menggunakan stopper semen. Pastikan semen hanya
menutupi dasar kavitas, tidak pada dinding kavitas.
o Buang kelebihan semen menggunakan excavator dan
bersihkan sisa semen dari kavitas.
- Aplikasi Cavit
o Ambil bahan tambalan sementara secukupya dan tempatkan
pada glass lab kering dan bersih
o Bagi ke dalam porsi porsi kecil (5 porsi) dengan menggunakan
semen spatula
o Masukkan bahan ke dalam kavitas dengan cara lapis per lapis
o Bentuk sesuai anatomi gigi
o Buang kelebihan bahan dengan ekskavator dan bersihkan gigi
- Rontgen untuk melihat hasil obturasi, jika sudah hermetis lakukan
penambalan permanen.

1. Teknik Crown Down

Teknik Preparasi Crown Down dengan Protaper


1. Buka akses masuk yang lurus
2. Eksplorasi kanal dengan #10 diikuti dengan #15
3. Bentuk flare coronal dengan S1 (diikuti dengan SX atau bur Gates Glidden jika diperlukan) sampai
kedalaman dari #15 telah dicapai
4. Ukur dan periksa panjang kerja dengan #15
5. Gunakan S1 sampai kedalaman panjang kerja (jarum S1 untuk preparasi 1/3 koronal)
6. Gunakan S2 sampai kedalaman panjang kerja (jarum S2 untuk preparasi 2/3 koronal)
7. Gunakan F1 sampai kedalaman panjang kerja diikuti dengan apical gauging
8. Untuk kanal yang lebih besar, gunakan F2 sampai kedalaman panjang kerja dan F3, F4 dan F5 jika
sesuai kebutuhan. Penentuan jarum F berhenti hingga didapatykan dentin yang bersih, mengkilap, dan
halus. Disesuaikan dengan MAF. F1= #20, F2= #25, F3= # 30, F4 = #40, F5= #50.
Gerakan
1. Putar file dengan tekanan ringan searah jarum jam
2. Tarik file dengan gerakan memutar berlawanan arah jarum jam 45-90 derajat
3. Kikis permukaan dentin dengan memutar file searah jarum jam diikuti gerakan menarik
4. Ulangi gerakan sampai file mencapai kedalaman panjang kerja

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


1. Pemilihan kasus yang tepat (berhati-hati terhadap kurvatur apikal yang tajam)
2. Bentuk akses masuk yang lurus
3. Periksa patensi kanal
4. Instrumentasi dilakukan setelah irigasi dan lubrikasi kanal
5. Lakukan instrumentasi dengan gerakan yang direkomendasikan
6. Protaper merupakan jarum yang progresif sehingga penggunaannya harus hati-hati, tidak boleh
menggunakan tenaga; dengan gerakan seperti menyerut pensil.

Gambar: Instrumen Protaper

• Tahap perawatan PSA vital gigi 16 dengan teknik crown


down
1. Lakukan anestesi infiltrasi pada bagian bukal dan palatal gigi 16
1. Pada gigi karies atau yang telah memiliki restorasi sebelumnya, jaringan
karies dan restorasi lama harus dibersihkan terlebih dahulu untuk
meminimalisasi resiko kontaminasi bakteri ke ruang pulpa atau saluran
akar, mendapatkan akses yang lurus ke orifice dan mencegah bagian
restorasi terjebak dalam saluran akar.
2. Preparasi dimulai dari bagian tengah pit mesial dengan bur diarahkan ke
saluran akar terbesar yakni palatal. Jika sudah mencapai kamar pulpa,
pada umumnya akan terasa jeblos, tetapi tetap perhatikan kedalaman
kavitas (dapat diukur dengan pocket probe) dengan mengacu kepada
letak dasar kamar pulpa pada foto dental gigi. Apabila kamar pulpa
terkalsifikasi, penetrasi dilanjutkan sampai bur masuk dengan kedalaman
9 mm yang umumnya merupakan posisi dasar kamar pulpa. Haluskan
dinding kavitas dengan diamendo.
3. Setelah atap pulpa terangkat, orifis dilokasikan dengan endodontic
explorer. Pada gigi 16 ini ditemukan 3 orifice yaitu mesiobukal,
distobukal dan palatal. Ragangan kavitas berbentuk segitiga dengan basis
di bukal dan puncak di palatal sesuai letak orifisnya, dimana orifis dari
keseluruhan kanal biasanya terletak pada dua per tiga mesial mahkota.
4. Setelah orifis teridentifikasi, dentin bulges dan konstriksi kanal korona
diambil. Dentin bulges adalah dentin yang overhang ke arah orifis yang
menghambat akses ke saluran akar dan menandakan adanya saluran
yang berbentuk kurva. Bulge dapat diambil dengan diamendo. Kanal
yang menyempit dapat diperbesar dengan gates glidden drill.
5. Irigasi dengan NaOCl 2,5%.
6. Penjajakan untuk memastikan glide path dengan file nomor 10. Irigasi
dengan NaOCl 2,5%.
7. Gunakan protaper SX sampai 2/3 panjang kerja. Irigasi dan rekapitulasi.
8. Penentuan panjang kerja estimasi. Panjang kerja ditentukan dari foto
radiograf. Panjang gigi diukur dari titik acuan yang stabil sampai ujung
apeks. Untuk keamanan dan bias ruang untuk distorsi, panjang kerja
estimasi dikurangi 2-3 mm dari panjang mahkota-apeks. Masukkan file
no. 20 sepanjang kerja estimasi kemudian dilakukan foto radiograf.
Setelah foto, panjang kerja tetap ditetapkan dari panjang gigi dikurangi
0,5 mm.
9. Preparasi 2/3 koronal. Preparasi setiap saluran akar dengan S1 sampai 2/3
panjang kerja. Irigasi dan rekapitulasi dengan file nomor 10. Preparasi
dilanjutkan dengan S2 sampai 2/3 panjang kerja. Irigasi dan rekapitulasi
dengan file nomor 15.
10. Jajaki saluran akar sepanjang kerja sampai file nomor 15. Tentukan file
awal melalui foto radiograf.
11. Preparasi 1/3 apikal. Preparasi setiap saluran akar dengan S1 sampai
sepanjang kerja. Irigasi dan rekapitulasi dengan file nomor 10. Preparasi
dilanjutkan dengan S2 sampai sepanjang kerja. Irigasi dan rekapitulasi
dengan file nomor 15.
12. Preparasi setiap saluran akar dengan F1 sepanjang kerja. Irigasi dan
rekapitulasi dengan file nomor 20. Jika terasa snug maka saluran akar
siap diobturasi. Jika masih terasa longgar, lanjutkan preparasi setiap
saluran akar dengan F2 sepanjang kerja.
Irigasi dan rekapitulasi dengan file nomor 25. Begitu seterusnya.
13. Irigasi NaOCl 2,5% setiap pergantian alat dan oleskan setiap file dengan
EDTA gel. NaOCl berfungsi sebagai proteolytic dan antibakteri. EDTA
berfungsi untuk menghilangkan komponen anorganic dan sebagai
pelumas. EDTA dan NaOCl dapat menghilangkan smear layer yang
mengganggu adhesi sealer dan memiliki efek antimikroba.
14. Cobakan guttap ProTaper yang sesuai dengan nomor file F terakhir
sepanjang kerja, periksa dan rasakan adanya tugback. Lakukan Foto X-ray
dengan cone guttap utama.
15. Saluran akar yang diberi medikamen Ca(OH)2, lalu kemudian ditumpat
sementara dengan cavit. Dilakukan observasi selama 1 minggu,
kemudian apabila tidak ada keluhan subjektif maka pengisian dapat
dilakukan pada pertemuan selanjutnya.
16. Pengisian saluran akar dapat dilakukan jika perkusi dan palpasi negatif
serta tidak ada keluhan subjektif. Buka restorasi sementara. Irigasi NaOCl
2,5%. Lakukan rekapitulasi dengan file yang diolesi EDTA dan irigasi
kembali. Keringkan dengan paper point. Oleskan KGU dengan sealer
Endomethasone dan masukkan ke saluran akar sambil digeserkan ke
seluruh dinding. Oleskan kembali KGU dengan semen sealer, masukkan
sampai sepanjang kerja. Potong guttapercha pada orifis dengan semen
stopper yang dipanaskan sampai di bawah orifis lalu padatkan dengan
plugger menggunakan tekanan ringan. Lakukan evaluasi dengan foto
radiograf. Bila hasil sudah baik, lapisi dasar kamar pulpa dengan basis
Zinc Fosfat setebal 1 mm. Tumpat sementara.
17. Kontrol minimal satu minggu setelah pengisian

OBTURASI

1. Salam, Perkenalan
2. KIE, Inform consent
3. APD
4. Buka tumpatan sementara dengan round bur / ekscavator  irigasi saluran akar
dengan salin menggunakan spuit irigasi untuk membuang bahan dressing
5. Keringkan dengan papper point steril sesuai PK
6. Isolasi dengan catton roll  try in guttap sesuai PK
7. Aduk bahan siler ( endometason dan eugenol ) pada glass plate dengan semen spatel
sampai homogen dan konsistensi pasta
8. Aplikasi siler dengan lentulo & low speed dengan gerakan searah jarum jam
9. Masukan guttap sesuai PK ( sesuai MAC )  mampatkan dengan spreader 
dimampatkan ke sisi lateral saluran akar  isi sela – sela saluran akar yang kosong
dengan guttap asesoris ( guttap dengan ukuran yang lebih kecil ) sampai penuh 
ditandai dengan tidak ada ruang untuk spreader masuk
10. Potong guttap di free gingival crest / CEJ / 1-2 mm dibawah orifice
11. Padatkan dengan kondensor ke apikal / dengan pluger
12. Aplikasi bahan barier dengan GIC tipe 3 / luting lining kemudian bisa langsung di
tumpat tetap dengan Resin komposit

SURVEYING

1) Model yang akan disurvei diletakkan dan diklem pada meja model.

2) Posisi permulaan diambil bidang oklusal letaknya horizontal. Pada posisi ini umumnya
hanya sediki ditemukan sangkutan (interface) pada bagian proksimal daerah tak bergigi.

3) Apabila pada posisi horizontal ini diperoleh di daerah gerong yang cukup untuk meletakkan
cangkolan pada gigi sandaran, maka posisi ini lebih diambil untuk melakukan surveying
selanjutnya.

4) Pada posisi ini pemasangan tegak lurus terhadap bidang oklusal. Arah pemasangan searah
dengan tongkat vertical (vertical spindle), selanjutnya masih pada posisi tersebut dilakukan
pembuatan garis-garis survey pada semua permukaan gigi sandaran dan pada bagian-bagian yang
perlu penutupan (block-out).

5) Caranya dengan memasangkan batang pensil dan disinggungkan pada daerah yang
disurvei.
6) Bila pada posisi horizontal tersebut ternyata terlalu banyak sangkutan dan tidak ditemukan
daerah gerong yang cukup pada gigi sandaran, maka perlu dilakukan perubahan posisi model
(tilting).

7) Perubahan posisi model dapat dilakukan ke anterior, posterior, dan lateral. Disinilah arah
pemasangan sudah ditentukan (tidak tegak lurus dengan bidang oklusal). Masih tetap pada posisi
ini dibuat garis survey, pada bagian-bagian yang diperlukan.

8) Sebelum dilepas dari meja model, terlebih dahulu dilakukan tripoding, yaitu membuat 3
tanda titik pada model (basis) dengan ketinggian yang sama.

9) Titik ini dipakai untuk menentukan kembali posisi model yang sudah dilepas.

10) Selain itu, pada bagian basis dapat pula digoreskan garis yang sejajar dengan tongkat
vertical. Garis ini yang disebut “Guide Marker” dan berguna untuk memberikan gambaran arah
pemasangan pada model tertentu.

SURVEYOR

Tugas : Jelaskan tahapan surveying, fungsi surveying, dan faktor-faktor yang


mempengaruhinya.
Jawab :
1. Tahapan surveying:
 Basis model sudah ditrim sehingga tidak terlalu besar.
 Siapkan surveyor dan letakkan di meja dengan surveying table sejajar lantai
(zero tilting).
 Letakkan model pada surveying table dan kunci agar model tidak bergerak.
 Lakukan analisis undercut dengan menggunakan analyzing rod untuk
mengetahui arah pemasangan gigi tiruan yang paling menguntungkan, yaitu
arah pemasangan yang mudah dan tidak harus mengasah gigi terlalu banyak.
 Setelah itu, ganti analyzing rod dengan carbon marker untuk mendapatkan
garis survey.
 Garis survey sudah didapatkan, ganti carbon marker dengan undercut gauge
(ukurannya disesuaikan dengan bahan kerangka logam yang akan dipakai)
untuk menentukan letak lengan retentif cengkram pada gigi penjangkarannya.
 Setelah itu, lakukan tripoding dengan masih menggunakan undercut gauge.
Tandai di 3 titik (biasanya posterior kanan dan kiri sama anterior).
 Lepaskan model dari surveying table, block out undercut dengan
menggunakan wax atau gypsum tipe II.
 Letakkan kembali di surveying table sesuaikan dengan tripoding marks yang
sudah ada, ganti undercut gauge dengan wax knife dan buang kelebihan wax.
 Abis itu tempel wax cengkram dan latticeworknya.
2. Tujuan surveying (Sumber: McCracken edisi 11):
 Untuk menentukan arah pemasangan gigi tiruan yang paling menguntungkan,
yang paling sedikit interferensinya.
 Untuk menentukan bagian proksimal gigi yang sejajar atau yang harus dibuat
sejajar agar dapat digunakan untuk guiding plane.
 Untuk menentukan dan mengukur bagian gigi yang dapat digunakan untuk
retensi.
 Untuk menentukan undercut yang tidak menguntungkan dan harus dibuang.
 Untuk menentukan arah pemasangan agar lokasi retainer dan gigi tiruannya
dapat dibuat seestetis mungkin.
 Untuk menentukan bagian gigi yang harus diasah.
 Untuk menentukan tinggi kontur agar dapat block out undesirable undercuts.
 Untuk record posisi cast dengan adanya tripoding marks.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi path of insertion (McCracken edisi 11):
 Guiding planes. Bagian proksimal gigi harus berfungsi sebagai guiding planes.
Guiding planes juga berfungsi sebagai retensi dan stabilisasi.
 Retentive areas. Harus ada dan lengan retentive cengkram harus ada di daerah
ini. Path of insertion harus diperhatikan agar menjadi retentive dan tidak
sesuai dengan arah masuk.
 Interferences. Gigi tiruan dapat dipasang dan dilepas tanpa mengganggu
jaringan lunak dan gigi.
 Estetis. Lengan cengram dan basis GT sesedikit mungkin terlihat.

Preventive Resin Restoration (PRR) dan Restotasi Preventif GIC


Indikasi :Untuk gigi permanen muda yang membutuhkan preparasi minimal untuk
pembuangan karies yang hanya terbatas pada pit dan fisur
Preventive Resin Restoration (PRR) RestotasiPreventif GIC
PemilihanAlat : PemilihanAlat :
- AlatDasar - AlatDasar
- Mikromotordan Contra angle - Mikromotordan Contra angle
- Bur intanbulatkecil - Bur intanbulatkecil
- Gel etsa - Dentin Conditioner
- Bonding - GIC
- Light-Curing - Finishing Bur
- Syringe Resin - Polishing kit
- Finishing Bur - Articulating paper
- Polishing kit - Cotton Rol
- Articulating paper - Cotton Pellet
- Cotton Rol - Plastic Filling / Ball pointed
- Cotton Pellet - Semen Spatula GIC
- Plastic Filling / Ball pointed
Tahap Preparasi Gigi :
1. Karies di deteksi melalui pemeriksaan pada gigi yang sudah dikeringkan menggunakan
alat bantu sonde, kaca mulut, dan lampu.
1. Menggunakan articulating paper untuk mengidentifikasi dimana letak kontak oklusal
2. Preparasi menggunakan bur untuk mengangkat seluruh karies, namun preparasi
seharusnya tidak melebar hingga ke tanda konta koklusal.
3. Kavitas dibersihkan dengan semprotan air lalu keringkan dengan semprotan udara
TahapEtsaAsam : 5. Aplikasikan Dentin Conditioner
5. Kavitas di etsa menggunakan padakavitas selama 20 detik
37% 5. Bilas dan keringkan dengan cotton
phosphoric acid selama 20 detik pellet
6. Bilaskavitas 30-40 detik dan keringkan (agak lembab)
Tahap Bonding : 7. Tuang 1 sendok GIC dan 1 tetes liquid
7. Isolasi daerah kerja menggunakan GIC ke paper pad, manipulasi dengan
cotton gerakan melipa tsampai konsistensi
dempul
rol
7. Aplikasikan bonding ke kavitas lalu
tipiskan dengan semprotan udara
ringan, sinari 10 detik
TahapPenumpatan : TahapPenumpatan
9. Aplikasikan Komposit light cured 8. Isolasi daerah kerja menggunakan
menggunakan plastic filling atau cotton
ballpointed pada kavitas membentuk rol
pit dan fisur normal, lalu sinari sesuai
petunjuk pabrik (20 Detik) 8. Masukan GIC dengan ballpointed /
plastic filling. Buat sesuai kontur pit
dan fisur, tunggu setting ± 5 menit
setelah pengadukan (cek apakah sudah
setting pada sisa GIC di papper pad)

Tahap Penyesuaian danPemolesan :


10. Isolasi dilepas, lalu cek kontak oklusal menggunakan articulating paper
10. Jika ada kelebihan atau mengganjal dapat diambil menggunakan finishing bur. (Untuk GIC
tidak boleh menggunakan semprotan air karena belum di varnish ada water in)

Tahap Pemolesan Aplikasi Varnish


12. Lakukan Pemolesan dengan bur poles 12. Aplikasikan Varnish pada tambalan GIC
komposit

Instruksi Setelah Penambalan :


13. Bila ada gigitan premature contact dan tambalan pecah maka segera kembali kedokter
gigi
13. Lakukan pemeriksaan rutin berkala 6 bulansekali

FISSURE SEALANT SIK

1. Salam, Perkenalan, Senyum


2. Mempersiapkan alat dan bahan
Alat :
a. Kaca mulut
b. Sonde
c. Pinset dental
d. Ekskavator
e. Nierbieken
f. Brush
g. Low Speed
h. Agate spatula
i. Glass Plate
j. Plastis instrumen
k. Burniser

Bahan :
a. Disclosing agent
b. Pumis
c. Cotton roll
d. Cotton pelet
e. Dentin Condisioner
f. SIK tipe IV fuji 7
g. Papper pad
h. Articulating papper
i. Bur poles ( Alpin )
j. Varnish ( Cocoa batter )
3. APD ( Alat Pelindung Diri )  memakai masker dan hand scoon
4. Disclosing agent  tergantung kondisi ada apa nggak di ruangan
5. Pasien berkumur
6. Pembersihan pit dan fissure dengan pumice murni diencerkan dengan air menggunakan
brush
7. Kemudian dibilas dengan air atau pasien diminta untuk berkumur hingga bersih
8. Dilakukan cek pada pit dan fissure menggunakan sonde, apakah sudah benar – benar
bersih dari pumice
9. Isolasi gigi dengan cotton roll atau rubber dam
10. Keringkan gigi 20 – 30 detik dengan air way syring
11. Aplikasikan dentin condisioner 10 – 20 detik dengan cotton pelet
12. Bilas 20 detik sampai bersih
13. Keringkan dengan udara 20 – 30 detik dan ganti cotton roll
14. Manipulasi SIK tipe IV fuji 7 aduk dengan agate spatula pada papper pad diatas glass
plate konsistensi pasta
15. Aplikasi pada pit dan fissure dengan plastis instrument diratakan dengan burniser tunggu
setting 3 – 7 menit ( jangan sampai ada gelembung )
16. Cek oklusi dengan articulating papper lalu dihaluskan dengan alpin
17. Aplikasi varnish ( cocoa batter ) menggunakan cotton pellet untuk melindungi SIK dari
kontaminasi saliva
18. Instruksi tidak makan dan minum ± 1 jam
19. Kontrol
20. Salam dan terima kasih
FISSURE SEALANT RESIN KOMPOSIT

1. Salam, Perkenalan, Senyum


2. Mempersiapkan alat dan bahan
Alat :
a. Kaca mulut
b. Sonde
c. Pinset dental
d. Ekskavator
e. Nierbieken
f. Brush
g. Low Speed
h. Light curing

Bahan :
a. Disclosing agent
b. Pumis
c. Cotton roll
d. Cotton pelet
e. Etsa
f. Bahan sealant
g. Mikro brush
h. Articulating papper
i. Bur poles
3. APD ( Alat Pelindung Diri )  memakai masker dan hand scoon
4. Disclosing agent  tergantung kondisi ada apa nggak di ruangan
5. Pasien berkumur
6. Pembersihan pit dan fissure dengan pumice murni diencerkan dengan air menggunakan
brush
7. Kemudian dibilas dengan air atau pasien diminta untuk berkumur hingga bersih
8. Dilakukan cek pada pit dan fissure menggunakan sonde, apakah sudah benar – benar
bersih dari pumice
9. Isolasi gigi dengan cotton roll atau rubber dam
10. Keringkan gigi 20 – 30 detik dengan air way syring
11. Lakukan pengetsaan menggunakan menggunakan mikro brush pada pit dan fissure
selama 20 detik kemudian cuci dan keringkan hingga frozen ice atau frosty white,
sebelumnya cotton roll diganti
12. Aplikasikan bahan sealant dengan syring sepanjang pit dan fissure jangan lupa daerah
bukal
13. Ratakan dengan sonde ( jangan sampai ada gelembung )
14. Kemudian sinar menggunakan Light curing selama 20 detik
15. Cotton roll dilepas, kemudian dicek dengan sonde, cek traumatik oklusi dengan
artikulating papper
16. Apabila masih ada yang mengganjal haluskan menggunakan bur poles
17. Instruksi pasien jangan makan dan minum ± 1 jam
18. Kontrol
19. Salam dan terima kasih

Nomor 10. UNPAD


Pasien perempuan usia 7 tahun, karies pada seluuh gigi depan dan belakang RA serta
inerupsi 46 sampai sepertiga mahkota. Orang tua pasien tidak ingin gigi tetap karies seperti
gigi sulung
Pertanyaan:
1. Sebutkan rencana perawatan gigi 46
Pit fissure sealant
2. Pilih alat dan bahan yang diperlukan untuk perawatan gigi 46
- 1 set alat diagnostik (2 kaca mulut, sonde halfmoon, pinset, escavator)
- Handpiece lowspeed
- Brush
- Disclosing solution
- Bubuk GIC tipe III fuji VII
- varnish
- Semen spatula plastik
- Paper pad
- Plastis filing instrumen plastik
- Articulating paper
3. Jelaskan kepada penguji prosedur perawatan gigi 46
- Menyiapkan unit, alat bahan yang diperlukan
- Menyiapkan pasien untuk perawatan (instruksi pasien untuk duduk di
dental unit, lepas alas kaki dan pasang alas dada, posisi pasien)
- Persiapan operator, operator menggunakan masker dan sarung tangan
- Aplikasikan disclosing solution
- Sikat gigi yang akan diberi penutupan ceruk dan fisura tanpa
menggunakan pasta gigi
- Isolasi daerah kerja
- Ambil 1 sendok rata bubuk GIC tipe 3 fuji VII dan 1 tetes cairan GIC
dengan posisi botol vertikal. Bagi bubuk menjadi 2 bagian, bagian
pertama diaduk dengan cairannya dengan menggunakan semen spatula
plasik diatas paper pad dengan gerakan memutar, setelah homogen ambil
sisa bubuk lalu aduk kembali sampai homogen sehingga didapatkan
konsistensi cair atau flow.
- Aplikasi kan bahan yang telah diaduk dengan menggunakan plastis filling
instrumen berbahan plastis pada salah satu sisi fisura biarkan mengalir
- Tunggu sampai setting (+ 4menit) dilakukan pengecekan dengan
menggunakan sonde halfmoon pada seluruh tepi tumpatan, jika masih
ada yang belum tertutup maka bahan diaplikasikan kembali.
- Cek oklusi dan artikulasi dengan menggunakan articulating paper
- Aplikasikan varnish agar kedap air
4. Jelaskan kepada penguji instruksi setelah perawatan 46
- Instruksi kepada pasien dan orang tua tentang pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut, sikat gigi 2x sehari yaitu 30menit setelah makan
pagi san sebelum tidur malam
- Setelah penumpatan pasien tidak dianjurkan untuk makan selama 30
menit pasca penumpatan
- Pasien boleh makan dengan menggunakan regio 3
- Kurangi cemilan dan makanan manis diantara makan berat
- Gigi sulung yang karies harus dilakukan perawatan untuk mencegah
infeksi atau terjadinya premature loss yang dapat menyebabkan maloklusi

Anda mungkin juga menyukai

  • Impp Lansia
    Impp Lansia
    Dokumen2 halaman
    Impp Lansia
    Bagus Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Impp Keswa
    Impp Keswa
    Dokumen2 halaman
    Impp Keswa
    Bagus Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Januari 2023
    Januari 2023
    Dokumen28 halaman
    Januari 2023
    Bagus Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • To Osce Unissula 2017
    To Osce Unissula 2017
    Dokumen2 halaman
    To Osce Unissula 2017
    Bagus Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Bukhukhu
    Bukhukhu
    Dokumen23 halaman
    Bukhukhu
    Bagus Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Sitologi
    Sitologi
    Dokumen4 halaman
    Sitologi
    Bagus Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Materi OSCE
    Materi OSCE
    Dokumen32 halaman
    Materi OSCE
    Bagus Kurniawan
    Belum ada peringkat