B. Pengertian
Recovery Room (RR) adalah suatu ruang Pemulihan pasien pasca operasi,
yang terletak di dekat kamar bedah, dekat dengan perawat bedah, ahli anesthesia
dan ahli bedah sendiri, sehingga apabila timbul keadaan gawat pasca bedah, klien
dapat segera diberi pertolongan.
i
BAB II
RUANG LINGKUP
Hipotensi arteri yang serius dapat terjadi ketika pasien digerakkan dari
satu posisi ke posisi lainnya. Seperti posisi litotomi ke posisi horizontal atau
dari posisi lateral ke posisi terlentang. Bahkan memindahkan pasien yang telah
dianastesi ke brankard dapat menimbulkan masalah gangguan vaskuler juga.
Untuk itu pasien harus dipindahkan secara perlahan dan cermat. Segera setelah
pasien dipindahkan ke brankard atau tempat tidur, gaun pasen yang basah
(karena darah atau cairan lainnnya) harus segera diganti dengan gaun yang
kering untuk menghindari kontaminasi. Selama perjalanan transportasi
tersebut pasien diselimuti dan diberikan pengikatan diatas lutut dan siku serta
side rail harus dipasang untuk mencegah terjadi resiko injury.
ii
mengalami komplikasi operasi dan memenuhi syarat untuk dipindahkan ke
ruang perawatan (bangsal perawatan).
Selain alat-alat tersebut diatas, pasien post operasi juga aman serta
memudahkan akses bagi pasien, seperti pemindahan darurat dan dilengkapi
dengan kelengkapan yang digunakan untuk mempermudah perawatan, seperti
tiang infus, side rail, tempat tidur beroda, dan rak penyimpanan catatan medis
dan perawatan. Pasien tetap berada dalam RR sampai pulih sepenuhnya dari
pegaruh anastesi, yaitu tekanan darah stabil, fungsi pernafasan adekuat,
saturasi oksigen minimal 95% dan tingkat kesadaran yang baik. Kriteria
penilaian yang digunakan untuk menentukan kesiapan pasien untuk
dikeluarkan dari RR adalah :
iii
g. Nyeri minimal
a. Perencanaan
Bukan sembarang orang yang bisa melakukan prosedur ini. Orang yang
boleh melakukan proses transfer pasien adalah orang yang bisa menangani
keadaan kegawatdaruratan yang mungkin terjadi sselama transportasi.
Perhatikan juga perbandingan ukuran tubuh pasien dan perawat. Harus
seimbang.
c. Equipment (peralatan)
d. Prosedur
Untuk beberapa pasien setelah operasi harus ke bagian radiologi dulu dan
sebagainya. Sehingga hendaknya sekali jalan saja. Prosedur-prosedur
pemindahan pasien dan posisioning pasien harus benar-benar diperhatikan
demi keamanan dan kenyamanan pasien.
iv
Hendaknya memilih jalan yang aman, nyaman dan yang paling singkat.
Ekstra waspada terhadap kejadian lift yang macet dan sebagainya.
A. Syok
Syok yang terjadi pada pasien bedah biasanya berupa syok hipovolemik,
syok nerogenik jarang terjadi. Tanda-tanda syok secara klasik adalah
sebagai berikut :
a. Pucat
c. Pernafasan cepat
g. Urine pekat
B. Perdarahan
v
Trombosis vena profunda adalah trombosis yang terjadi pada
pembuluh darah vena bagian dalam. Komplikasi serius yang bisa
ditimbulkan adalah embolisme pulmonari dan sindrom pasca flebitis.
2. Retensi urin
4. Sepsis
5. Embolisme Pulmonal
6. Komplikasi Gastrointestinal
vi
BAB III
1. Menciptakan hubungan yang baik dengan pasien atau tim RR yang lain.
Ruang
Meja operasi Ruang RR timbang
terima
vii
a. Brankard yang di gunakan harus memenuhi standar keamanan pasien
2. Ventilasi
Udara yang masuk di RR disaring bebas debu dan kuman, filter harus
sering diganti sesuai dengan petunjuk dan harus sering diperiksa. Suhu dan
kelembaban udara harus diatur, suhu antara 200 -250 C, kelembaban antara 50-
55.
3. Keluarga
5. Perlengkapan petugas:
1) Baju RR
2) Penutup kepala
3) Masker
4) Alas kaki
viii
Sarana pada lalu lintas petugas harus
ditentukan adanya:
b. Perlengkapan-
perlengkapan khusus
1) Petugas buka alas kaki, masuk ruang bedah lewat pintu khusus,
menuju ruang ganti pakaian (daerah bersih)
5) Bila sudah selesai bekerja petugas keluar melalui jalur yang sama
waktu masuk dengan meletakkan kembali perlengkapan-
perlengkapan yang sudah dipakai di tempat yang sudah ditentukan.
ix
2. Mencegah dan mengatasi timbulnya komplikasi akibat tindakan
pembedahan / pembiusan.
a) Perdarahan
b) Hypoxia
c) Atelectasis
d) Respiratori distress
e) Cardiac arrest
x
BAB IV
DOKUMENTASI
xi
xii
xiii