html
LARINGITIS TUBERKULOSIS
BAB I
PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman basil tahan
asam atau kuman Mikobakterium Tuberkulosis.TB secara garis besar dikelompokkan menjadi
organ yang terlibat diantaranya, kelenjar getah bening, otak, tulang temporal, rongga sinonasal,
hidung, mata, faring, kelenjar liur, dan termasuk salah satunya laring.1TB laring adalah kondisi
yang jarang terjadi dan hanya muncul 1-10% pada kasus TB paru.2,3,4,5,7,8,9,10,14
Pada pertengahan tahun 1900, TB laring memiliki prevalensi yang cukup tinggi di
dunia. Dahulu TB laring terjadi pada kelompok usia muda, namun sekarang terjadi pada usia
50-60 tahun dimana laki-laki lebih banyak daripada perempuan dengan perbandingan 2:1.1,8
Keluhan utama penderita TB laring paling sering dijumpai yaitu suara serak yang
disertai disfagia dengan atau tanpa odinofagia dan batuk.2,3,13 Diagnosis TB laring dapat
(PCR) dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan menyingkirkan beberapa
diagnosis banding.Biopsi laring tetap menjadi standar baku emas untuk diagnosis pasti dari TB
laring.1
Pada prinsipnya pengobatan TB laring dengan TB paru adalah sama. Isoniazid (H),
Rifampisin (R), Pirazinamid (Z), Streptomisin (S), dan Etambutol (E) merupakan kombinasi
obat yang digunakan untuk pengobatan TB laring.11 Dua dekade terakhir terjadi peningkatan
meningkatnya jumlah imigran dari daerah resiko tinggi TB, dan terjadinya resistensi terhadap
OAT.19
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Laring
Laring adalah bagian dari saluran pernafasan bagian atas yang merupakan suatu
rangkaian tulang rawan yang berbentuk corong dan terletak setinggi vertebra cervicalis IV –
VI, dimana pada anak-anak dan wanita letaknya relatif lebih tinggi.Laring pada umumnya
selalu terbuka, hanya kadang-kadang saja tertutup bila sedang menelan makanan. Lokasi laring
dapat ditentukan dengan inspeksi dan palpasi dimana didapatkannya kartilago tiroid yang pada
pria dewasa lebih menonjol kedepan dan disebut Prominensia Laring atau disebut juga Adam’s
Batas-batas laring berupa sebelah kranial terdapat Aditus Laringeus yang berhubungan
dengan Hipofaring, di sebelah kaudal dibentuk oleh sisi inferior kartilago krikoid dan
berhubungan dengan trakea, di sebelah posterior dipisahkan dari vertebra cervicalis oleh otot-
otot prevertebral, dinding dan cavum laringofaring serta disebelah anterior ditutupi oleh fascia,
jaringan lemak, dan kulit. Sedangkan di sebelah lateral ditutupi oleh otot-otot
sebelah atas dan kartilago krikoidea di sebelah bawahnya.Os Hyoid dihubungkan dengan laring
oleh membrana tiroidea. Tulang ini merupakan tempat melekatnya otot-otot dan ligamenta
serta akan mengalami osifikasi sempurna pada usia 2 tahun.Secara keseluruhan laring dibentuk
Sendi laring terdiri dari dua, yaitu: artikulasio krikotiroid dan krikoaritenoid. Gerakan
laring dilaksanakan oleh kelompok otot intrinsik dan ekstrinsik.Otot intrinsik menyebabkan
gerakan-gerakan di bagian laring sendiri, dan otot ekstrinsik bekerja pada laring secara
keseluruhan. Plika vokalis dan plika ventrikularis terbentuk dari lipatan mukosa pada
ligamentum vokale dan ligamentum ventrikulare. Bidang yang terbentuk antara plika vokalis
kanan dan kiri disebut rima glotis. Plika vokalis dan plika ventrikularis membagi rongga laring
dalam 3 bagian yaitu vestibulum laring (supraglotik), daerah glotik, dan daerah infraglotik
(subglotik).5
Gambar 2. Anatomi laring dari laringoskopi
Laring dipersarafi oleh cabang-cabang nervus vagus, yaitu nervus laringeus superior
dan inferior.Kedua saraf merupakan campuran motorik dan sensorik.Nervus laringeus inferior
merupakan lanjutan dari nervus rekurens yang merupakan cabang dari nervus vagus. Nervus
rekurens kanan akan menyilang arteri subklavia kanan dibawahnya sedangkan nervus rekuren
Laring terdiri dari dua pasang pembuluh darah diantaranya arteri laringeus superior dan
arteri laringeus inferior. Arteri laringeus inferior cabang arteri tiroid inferior, bersama-sama
nervus laringeus inferior ke belakang sendi krikotiroid dan memasuki laring ke pinggir bawah
B. Definisi
TB laring adalah infeksi pada laring, yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium
Tuberkulosis sebagai akibat dari TB paru. Pada pasien TB yang diberi pengobatan, biasanya
TB parunya akan sembuh tetapi TB laringnya menetap. Hal ini terjadi karena struktur mukosa
laring yang sangat lekat pada kartilago serta vaskularisasi yang tidak sebaik paru, sehingga bila
C. Epidemiologi
Prevalensi TB laring di RS. Yangdong Korea yang ditegakkan dengan gejala klinis dan
pemeriksaan videostroboskopi dari tahun 1996 sampai 2006 sebanyak 60 orang dengan kisaran
usia antara 25 sampai 78 tahun dan perbandingan antara wanita dan laki-laki adalah 1 : 1,9.
Insiden TB laring disertai TB paru aktif sebanyak 46,7%, disertai TB paru inaktif 33,3%, tanpa
kelainan paru 20%.7 Di RSUP Dr. M. Djamil Padang 3 tahun terakhir ditemukan 35 kasus TB
laring, sementara TB paru tercatat sebanyak 473 kasus diantaranya 303 kasus BTA (+), dan
D. Etiologi
dapat tumbuh subur pada pO2 140mmHg.Kuman dilepaskan ke udara ketika seseorang
berbicara, bersin, bernyanyi atau batuk. Untuk droplet partikel kuman berukuran yang
berukuran >5-10 mikrometer dapat tersebar dalam radius 1,5 meter. Apabila terhirup, kuman
akan dibersihkan oleh silia saluran pernafasan bagian atas. Pada kuman dengan ukuran
<5mikrometer akan menembus jauh ke dalam bronkiolus, sehingga dapat menimbulkan suatu
proses infeksi.19
E. Patogenesis
TB dapat menular melalui inhalasi droplet yang dihirup seseorang dan dapat menembus
sistem mukosiliar saluran pernafasan atas dan diteruskan ke organ paru.Kuman Mikobakterium
diantaranya virulensi dan jumlah kuman dalam tubuh serta daya tahan tubuh manusia itu
sendiri.Terdapat beberapa teori yang menyebabkan terjadinya kontaminasi laring oleh kuman
infeksi melalui kontak langsung dari sekret atau sputum yang kaya kuman Mikobakterium
Tuberkulosis, baik pada cabang bronkus atau pada mukosa laring. Dengan kata lain laring
mengalami gangguan seiring dengan kelainan yang terjadi di paru.2,4 Suatu penelitian
melaporkan lokasi lesi pada laring paling sering terjadi pada bagian posterior laring berupa
edema, granuloma, hiperplasia reaktif, ulserasi, dan tuberkel epiteloid.1 2) Teori hematogenik,
pada teori ini kelainan hanya terjadi di laring dan tidak memperlihatkan kelainan pada paru.
Kuman Mikobakterium Tuberkulosis menyebar melalui darah dan sistim limfatik, dan
beberapa penelitian membuktikan lesi pada laring paling sering ditemukan pada epiglotis dan
bagian anterior laring berupa edema polipoid, hiperplasia, dan ulserasi minimal.2,4
Infeksi awal pada subepitelial berupa gambaran fase inflamasi akut difus seperti
hiperemis, edema, dan infiltrasi sel-sel eksudat.1 Kemudian terbentuknya granuloma tuberkel
yang avaskuler pada jaringan submukosa dengan daerah perkijuan yang dikelilingi sel epiteloid
pada bagian tengah dan sel mononukleus pada bagian perifer. Tuberkel yang berdekatan
bersatu hingga mukosa di atasnya meregang atau pecah dan terjadi ulserasi. Ulkus yang timbul
membesar, biasanya dangkal dan ditutupi oleh perkijuan dan dirasakan nyeri oleh penderita,
dan bila ulkus semakin dalam akan mengenai kartilago laring sehingga terjadi perikondritis
atau kondritis terutama kartilago aritenoid dan epiglotis. Kerusakan tulang rawan yang terjadi
mengakibatkan terbentuknya nanah yang berbau dan selanjutnya akan terbentuk sekuester.
Pada stadium ini keadaan penderita sangat buruk dan dapat berakibat fatal.
F. Gejala Klinis
TB dapat mengenai berbagai organ tubuh, secara sistemik menimbulkan gejala demam,
keringat malam, nafsu makan berkurang, badan lemah, dan berat badan menurun.13Pada TB
laring gejala utama berupa suara serak, terjadi biasanya ringan dan dapat progresif menjadi
disfonia atau afonia.Selain suara serak, keluhan lain seperti disfagia, odinofagia, nyeri alih
otalgia, batuk, dan kadang dapat menyebabkan sesak nafas.3,15,17Odinofagia dapat menjadi
1. Stadium infiltrasi
Yang pertama mengalami pembengkakak dan hiperemis ialah mukosalaring bagian
pucat.Kemudain di daerah submukosa terbentuk turbelkel, sehingga mukosa tidak rata, tampak
bintik-bintik yang berwarna kebiruan.Tuberkel ini makin membesar, serta beberapa turbelkel
yang berdekatan bersatu, sehingga mukosa di atasnya meregang. Pada suatu saat, karena sangat
2. Stadium ulserasi
Ulkus yang timbul pada akhir stadium infiltrasi membesar, ulkus ini dangkal, dasarnya ditutupi
3. Stadium perikondritis
Ulkus makin dalam,sehingga mengenaikartilagolaring dan yang paling sering terkena ialah
kartilago arytenoid dan epiglottis. Dengandemikian terjadi kerusakan tulang rawan, sehingga
terbentuk nanah berbau, proses ini akan berlanjut dan terbentuk sekuester. Pada stadium ini
keadaanumum pasien sangat buruk dan dapat meninggal dunia. Bila pasien dapat bertahan
4. Stadium fibrotuberkulosis
Pada stadium initerbentuk fibroturberkulosis pada dinding posterior, pita suara dan subglotik.6
Chi Wang, dkk3 melaporkan persentase tertinggi untuk gejala klinis TB laring berupa
suara serak sebesar 84,6%, diikuti gejala batuk 46,2%, odinofagia 8%, dispnea 19,2%, demam
G. Diagnosis
1. Hasil kultur yang diambil dari organ ekstrapulmonal yang terinfeksi menunjukkan hasil yang
2. Hasil biopsi terlihat nekrosis menghasilkan granuloma kavernosa dengan atau tanpa basil tahan
3. Penderita menunjukkan gejala klinis TB, uji teberkulin positif dan memberikan hasil yang baik
H. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Klinis
Semua bagian dari laring dapat terkena infeksi ini.20Clery dan Batsakis mengatakan, terjadi
perubahan lokasi yang dulu lebih sering terkena pada setengah posterior laring,sekarang sering
pada setengah anterior laring, kemudian diikuti terkenanya pita suara (50-70%), pita suara
palsu (40-50%) dan epiglottis, ariepiglotis, arytenoid, komisura posterior dan/atau subglotis
(10-15%).8TB laring secara makroskopis dibagi menjadi 4 tipe: 1. TB laring dengan lesi
laring dengan lesi polipoid (22,7%), dan 4. TB laring dengan lesi massa ulserofungatif (9,1%)
2. Pemeriksaan Radiologis
Menurut Rupa seperti yang dikutip Chen Wang dkk4 melaporkan dari 26 kasus TB laring
ditemukan sebanyak 92,3% dengan kelainan di paru pada Rontgen torak, dan 7,2% dengan
gambaran paru yang normal. Gambaran radiologi berupa infiltrasi pada daerah apikal, lesi
fibrokalsifikasi, terdapat kavitas, adanya gambaran granuloma nodular, atau terdapat gambaran
3. Pemeriksaan Bakteriologis
Pemeriksaan bakteriologis merupakan pemeriksaan untuk diagnosis pasti TB, namun tidak
paru, cairan pleura, cairan serebrospinal, urin, feses, dan jaringan biopsi dapat digunakan untuk
Biakan kuman Mikobakterium Tuberkulosis pada sputum memerlukan waktu beberapa hari
untuk mendapatkan hasil pemeriksaan. Hasil positif pada biakan kuman penderita TB memiliki
5. Pemeriksaan Histopatologis
Biopsi laring menjadi standar baku pada TB laring ataupun keganasan laring, walaupun
pemeriksaan sputum dan Rontgen toraks sudah cukup membantu. Gambaran mikroskopis pada
TB memperlihatkan suatu kelompok sel epitel granuloma, sel Giant Langhans dan gambaran
Pemeriksaan uji tuberkulin kurang berarti sebagai alat bantu diagnostik. Dasar dari
terjadinya suatu proses infeksi di dalam tubuh.11 Uji tuberkulin ini kurang berarti pada orang
dewasa. Pada pasien dengan malnutrisi, infeksi HIV dan yang medapatkan imunisasi BCG
Gambar 5.Gambaran histopatologi kuman Mikobakterium Tuberkulosa (A) Sel epitel numerous dan sel Giant
Langhans multipel dengan pewarnaan HE (B) Basil tahan asam pada pewarnaan Ziehl Nielsen
7. Pemeriksaan Lain-Lain
Pada TB laring yang disertai pembesaran kelenjar getah bening, dapat dilakukan pemeriksaan
histopatologi biopsi aspirasi. Pemeriksaan serologis juga dapat dilakukan seperti pemeriksaan
I. Diagnosis Banding
TB laring sulit dibedakan dengan gambaran karsinoma laring, untuk itu perlu ketepatan
diagnosis dan pemeriksaan penunjang dalam menegakkan diagnosis secara pasti. TB laring
sering salah diagnosis dengan keganasan laring (42,9%), polip pita suara (21,4%), papiloma
laring (14,3%), epiglositis akut (14,3%), dan kista pita suara (7,2%). Beberapa diagnosis
J. Penatalaksanaan
infeksi yang terjadi, mencegah kematian, dan mencegah kekambuhan atau resistensi terhadap
pengobatan untuk TB laring.6,8,14 Pemberian terapi selama 6 bulan merupakan standar yang
dipakai untuk pengobatan TB pulmonal dan TB ekstrapulmonal secara umum. Dosis OAT
Evaluasi keteraturan berobat merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan
dalam pengobatan TB. Ketidakteraturan konsumsi obat akan menyebabkan timbulnya masalah
Tabel 1.Dosis dan efek samping dari obat anti tuberkulosis lini pertama19
Nama Obat Dosis Harian Efek Samping
Isoniazid 4-6 mg/kgBB (max. 300 Hepatitis, neuropati perifer,
mg) kulit memerah, demam,
agranulositosis,
ginekomastia
Rifampisin 8-12 mg/kgBB (max 600 Hepatitis, gangguan
mg) pencernaan, demam, kulit
memerah, trombositopenia,
nefritis interstitial, sindrom
flu
Pirazinamid 20-30 mg/kgBB Hepatitis, hiperurisemia,
muntah, nyeri sendi, kulit
memerah
Respon pengobatan pada TB laring dapat terjadi dalam 2 minggu.Suara serak yang
terjadi karena hipertrofi dapat mengalami perbaikan, namun pergerakan pita suara yang
Pemberian kortikosteroid pada kasus-kasus dengan fiksasi pita suara dapat diberikan
untuk mencegah fibrosis yang dapat menyebabkan sumbatan jalan nafas atas.18 Kortikosteroid
milier.15,18,19
K. Komplikasi
penyebaran fokus primer ke bagian tubuh lain. Komplikasi di paru dapat berupa kelainan paru
yang luas, kavitas, efusi pleura, empiema, endobronkitis, atelektasis, penyebaran milier, dan
diantaranya stenosis laring, fiksasi dari krikoaritenoid akibat fibrosis, subglotis stenosis,
gangguan otot laring dan pararalisis pita suara ketika krikoaritenoid atau nervus laringeal
KESIMPULAN
Mikobakterium Tuberkulosis yang menimbulkan efek pada pulmonal, namun juga dapat
meluas ke ekstrapulmonal salah satunya yaitu laring.TB laring terjadi karena penyebaran
kuman melalui hematogen, limfogen dan bronkogenik.Keluhan yang sering muncul pada
penderita TB laring yaitu suara serak, yang diikuti nyeri menelan dan sukar menelan, pada
beberapa kasus disertai batuk dan stridor yang disebabkan obstruksi jalan nafas akibat lesi yang
Peranan ahli THT sangat penting dalam menegakkan diagnosis pasti dari TB laring
biopsi laring yang dilakukan dalam bius umum ataupun bius lokal.
ekstrapulmonal khususnyaTB laring tidaklah berbeda, untuk itu perlu penyuluhan dan edukasi
terhadap penderita TB agar rutin dan disiplin dalam mengkonsumsi OAT dengan tujuan
DAFTAR PUSTAKA
1. Smulders YE, De Bondt BJ, Lacko M, Hodge JAL, Kross KW. Laryngeal Tuberculosis
Presenting as a Supraglottic Carcinoma: A Case Report and Review of the Literature. Journal
of Medical Case Reports. 2009; Vol.3:1-4.
2. Naidoo S, Reddy Y. Review: A Review of the Epidemiologyand an Update of Infection
Control Recommen. South African Dental Journal. 2009; vol 65:1-12.
3. Amiri A, Almasi V. A 67-Year-Old Woman with Laryngeal Tuberculosis. Zahedan Journal of
Research in Medical Sciences.
4. Miller PE, Zurflu E, Jaipaul CK. Return of the Usual Suspect. Lancet. 2011; Vol.377:2150.
5. Sofyan F.Embriologi, Anatomi dan Fisiologi Laring. Universitas Sumatra Utara. Available
from: www.respiratory.usu.ac.id
6. Soepardi EA dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher.
Edisi keenam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta: 2007.
7. Kiakojuri K, Roushan MR. Larygeal Tuberculosis without Pulmonary Involvement. Caspian J
Intern Med. 2012; Vol.3:397-399.
8. Verma SK. Laryngeal Tuberculosis Clinically Similar To Laryngeal Cancer. Lung India. 2007;
24: 87-89.
9. Mehndiratta A, Bhat P, D’costa L dkk. Primary Tuberculosis of Larynx. Ind J Tub. 1997;
Vol.44:211.
10. Hermani B, Sawitra D. Larygeal Tuberculosis: an Important Issue. Acta Med Indones. 2006;
Vol 38;1.
11. Anonim. Tuberkulosis Paru. Universitas Sumatra Utara. Available from:
www.respiratory.usu.ac.id
12. Anonim. Fudamental of Tuberculosis Handout. Available from:
www.globaltb.njms.rutgers.edu
13. Abdallah HA, Ahmed N. Clinical Manifestation of Laryngeal Tuberculosis. Sudan JMS. 2007;
Vol. 2:4.
14. Rour MR, Moharana PR. Tuberculosis of Larynx: Acase Report. Indian Journal of
Tuberculosis. 2012; 232-234.
15. Sharma SK, Mohan A. Extrapulmonary Tuberculosis. Indian J Med Res. 2004; 316-353.
16. Silva L, Damrose E, Bairao F. Infectious Granulomatous Laryngitis: a Retrospective Studyof
24 Cases. Eur Arch Otorhinolaryngology. 2007.
17. Ansari S, Amanullah MF, Ahmad K dkk. A Rare Case of Laryngeal Tuberculosis Simulating
Malignancy. Nepal Journal of Medical Sciences.2013; Vol. 2;2.
18. Park KH, Park SI. Concurrent Tuberculosis of The Larynx and The Tonsil. Yonsei Medical
Journal. 1998; Vol.29:1.
19. Triola NS. Tuberkulosis Laring. FKU Andalas. Available from: www.respiratory.unand.ac.id
20. Bhatia R, Varshney Sdkk. Tubercular Laryngitis: Case Series. Indian J Otolaryngol Head Neck
Surg. 2008; Vo. 60: 331-334.
Diposting 13th February 2016 oleh Eliot Tiven
1
Lihat komentar
1.
Mengobati kencing nanah tanpa obat mungkin sangat kecil kemungkinan yang bisa
dilakukan dengan cara ini. Karena jika anda menderita penyakit maka anda harus
melakukan pemeriksaan dan pengobatan dengan dokter yang tentunya akan diberikan
obat yang sesuai dengan penyebabnya.
Apa yang anda rasakan jika anda terkena atau terinfeksi penyakit menular seksual ini?
"Jika anda merasakan gejala atau tanda2 kencing nanah, jangan merasa malu untuk
melakukan pemeriksaan. segera lakukan pengobatan secepat mungkin untuk
membantu anda agar terhindar dari infeksi penyakit lain yang dapat di timbulkan dari
penyakit kencing nanah."
Silahkan konsultasikan keluhan yang anda rasakan pada kami. Klinik apollo
merupakan salah satu klinik sepesialis kulit dan klamin terbaik di jakata. Ditunjang
tekhnologi modern serta dokter yang sudah berpengalaman dibidangnya, kami dapat
membantu memberikan solusi untuk keluhan penyakit kelamin yang anda rasakan.
Balas
Noted
1.
Feb
14
Bila terjadi henti nafas primer, jantung dapat terus memompa darah selama
beberapa menit, dan sisa O2 yang ada di dalam paru dan darah akan terus beredar
ke otak dan organ vital lain. Penanganan dini pada korban dengan henti nafas atau
sumbatan jalan nafas dapat mencegah henti jantung.
a. Sebagian besar henti jantung terjadi pada dewasa dan angka keberhasilan
tertinggi adalah henti jantung yang terjadi pada pasien henti jantung dengan
irama VF (ventricular fibrillation) atau VT (ventricular tachycardia) tanpa
nadi. Pada pasien-pasien ini elemen awal yang paling penting dari RJP
adalah kompresi dada dan defibrilasi secepatnya dan
Seberapa dalam anda harus menekan dada telah berubah pada RJP 2010 ini.
Sebelumnya adalah 1 ½ sampai 2 inchi (4-5 cm), namun sekarang AHA
merekomendasikan untuk menekann setidaknya 2 inchi (5 cm) pada dada.
Ada perbedaan teknik dari yang tahun 2005, namun AHA mendorong RJP
seperti ini pada 2008. AHA masih menginginkan agar penolong yang tidak terlatih
melakukan Hands only CPR pada korban dewasa yang pingsan di depan mereka.
Pertanyaan besarnya adalah: apa yang harus dilakukan penolong tidak terlatih pada
korban yang tidak
http://www.alodokter.com/komunitas/topic/tbc-71
Infeksi yang terjadi dari mycobacterium tubercolosis memang sangat menular karena itulah
penyakit TBC menjadi penyakit menular yang sangat cepat. Jenis mycobacterium lain seperti
mycobacterium bovis hanya menginfeksi pada sapi, sementara mycobacterium avium banyak
terjadi pada penderita HIV/AIDS. Berikut ini beberapa hal yang bisa dikenali dari
mycobacterium tubercolosis penyebab TBC :
Mycobacterium tubercolosis adalah jenis bakteri yang berbentuk batang dengan ukuran
sekitar 2-4 micrometer. Ukuran lebar bakteri mycobacterium tubercolocis mencapai 0,2
hingga 0,5 micrometer.
Bersifat aerob obligat karena itu selalu menginfeksi pada bagian paru-paru.
Memiliki waktu generasi yang sangat lambat sekitar 15 hingga 20 jam
Bersifat parasit intraseluler fakultatif
Rantai sel bakteri memiliki tali dengan bentuk yang sangat khas
Tidak termasuk dalam gram positif maupun gram negatiF, sehingga tidak memiliki
karakteristik kimia.
Proses penyebaran gejala TBC bisa terjadi dengan cara yang sangat mudah. Seseorang yang
terkena penyakit TBC bisa menularkan penyakit secara tidak sengaja karena batuk atau
meludah. Bakteri akan menyebar dengan cepat melalui udara kemudian masuk ke lingkungan
lain seperti lewat air dan tanah. Orang yang terkena penyakit TBC aktif bisa menularkan
infeksi TB ke orang lain. Sementara itu orang yang menderita TB laten tidak bisa menularkan
penyakit ini ke orang lain.
Penyakit TBC akan menginfeksi pada bagian paru-paru. Sistem kekebalan tubuh akan
mempengaruhi penyebaran TBC di dalam tubuh. Sejumlah penyakit lainnya yang bisa terjadi
karena pengaruh sistem kekebalan tubuh yakni :
penyebab tifus
gejala lupus
flek paru-paru
Ketika ada bakteri yang masuk ke dalam alveoli atau sebuah ruangan yang dipenuhi dengan
oksigen pada bagian paru-paru maka bakteri akan berkembang dalam paru-paru. Setelah itu,
bakteri akan menyebar ke bagian tubuh lain dengan lewat kelejar limfatik dan aliran darah.
Penyebaran bakteri akan dimulai dari bagian tubuh dengan kandungan oksigen yang sangat
tinggi seperti paru-paru, sum-sum tulang belakang, ginjal, dan selaput otak dan sum-sum
tulang belakang.
Penyakit ini bisa berkembang dengan cepat jika menginfeksi pada orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang lemah.
Meskipun penyebaran TBC terjadi dengan cepat, namun kekebalan tubuh dan faktor
lingkungan menjadi salah satu penentu yang sangat pasti. Berikut ini adalah beberapa resiko
atau orang dengan lingkungan tertentu yang mudah terkena infeksi TBC :
Penyakit TBC pada awalnya hanya menyerang pada bagian paru-paru saja. Ketika kondisi ini
terus terjadi dan tidak dirawat dengan baik maka penyakit akan berkembang dengan cepat.
Penyakit ini bisa menjadi salah satu penyakit dengan komplikasi sehingga perlu diwaspadai.
Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang sering ditemukan pada penderita TBC yang
terlambat mendapatkan perawatan :
1. Komplikasi TBC yang resisten terhadap obat-obatan – Biasanya penderita TBC diobati
dengan berbagai jenis antibiotik. Namun pada tahap tertentu penyakit aktif yang sudah ada
dalam tubuh tidak mampu dan tidak mengenal obat sehingga bakteri sama sekali tidak akan
mati dengan obat. Biasanya penderita akan disarankan untuk menjalani rehabilitasi atau
perawatan dengan obat dengan jangka waktu yang lebih panjang, misalnya lebih dari satu
tahun.
2. Kerusakan paru-paru – Bakteri yang sudah berkembang dalam paru-paru akan mudah
menyebar ke berbagai organ lain dalam tubuh. Bakteri akan menyebabkan infeksi dalam
waktu yang sangat cepat dan menyebabkan kerusakan jaringan pada bagian paru-paru
biasanya ditandai dengan batuk darah.
3. Komplikasi organ dalam – Komplikasi yang menyerang pada organ tubuh seperti hati,
ginjal, selaput otak dan sum-sum tulang belakang. Kondisi TBC ini bisa menjadi penyakit
yang sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kerusakan hati yang sangat parah.
4. Kehilangan kemampuan – Bakteri bisa menyebar dan menyerang ke bagian sendi tubuh
yang ditandai dengan rasa sakit pada bagian sendi, bengkak, nanah dan kerusakan sendi
parah. Penderita mulai kehilangan kemampuan untuk melakukan berbagai aktivitas dan sulit
untuk bergerak.
5. Kerusakan mata – Komplikasi serius juga bisa menyebabkan kerusakan pada bagian mata
seperti pada organ kornea dan retina. Hal ini dapat menyebabkan retina mengalami
pembengkakan dan merusak kesehatan mata.
Penyakit TBC adalah penyakit yang sangat mudah menular dengan cepat. Resiko tertinggi
dari penyakit TBC adalah kematian yang sudah terjadi pada lebih dari 1 miliar penduduk di
dunia. Penyakit ini lebih banyak menyerang pada penduduk yang tinggal di kawasan miskin
dan kurang bersih. Tapi penyakit ini juga bisa ditemukan di negara maju dan berkembang
dalam jumlah yang kecil. Berikut ini adalah beberapa upaya untuk menghentikan penyebaran
TBC :
1- Semua orang yang belum terkena penyakit TBC sebaiknya menghindari kontak langsung
dengan penderita. Jika memang harus melakukan kontak langsung sebaiknya menggunakan
beberapa pelindung seperti masker, kaus tangan dan selalu memelihara kebersihan diri dan
lingkungan.
4- Penderita TBC aktif harus menjalani perawatan hingga benar-benar sembuh dan terus
memeriksa kondisi kesehatan secara umum.
5- Anak-anak sebaiknya diberikan vaksin BCG untuk mematikan bakteri tuberkolosis yang
bisa menyerang tubuh sewaktu-waktu. Vaksin ini hanya bekerja untuk anak-anak sehingga
orang dewasa tidak bisa mendapatkan vaksin ini.
6- Orang yang mengalami beberapa gejala TBC seperti batuk parah, demam, sulit untuk
bernafas dan berat badan yang turun drastis sebaiknya segera menjalani pemeriksaan TBC.
Hal ini untuk mengantisipasi sebelum penyakit menyerang organ tubuh selain paru-paru.
7- Orang yang sudah menderita TBC dan menjalani perawatan rutin dengan obat selama tiga
atau enam bulan sebaiknya mengkonsumsi obat dengan disiplin dan tidak menghindari obat
agar perawatan bisa dilakukan hingga tuntas.
Penyebaran infeksi TBC memang bisa berlangsung dengan cepat. Jenis mycobacterium
tuberkolosis bisa menyerang dengan cepat sehingga perlu diperhatikan. Terlebih pada
penduduk yang termasuk dalam resiko tinggi penyebab TBC. Jadi, kita bisa menjaga diri dari
bakteri penyebab TBC dengan menjaga kebersihan lingkungan dan menjaga kondisi
kesehatan.