Anda di halaman 1dari 10

KONSEP, MANFAAT DAN

KARAKTERISTIK PELAJARAN
SENI BUDAYA

2 Votes

oleh : Pispian Rahman

A. Konsep Pembelajaran Seni Budaya


Memahami konsep yang mendasari pembelajaran seni budaya adalah
mutlak bagi guru seni budaya agar pencapaian tujuan pembelajaran seni
budaya sesuai yang telah diatur dalam standar isi kurikulum yang
berlaku. Pemahaman terhadap konsep yang mendasari mata pelajaran
seni budaya ini di dalam pendidikan formal tentunya, dapat kita
dasarkan pada pemenuhan kebutuhan apa yang perlu bagi peserta didik
dalam mempelajari seni budaya di sekolah. kebutuhan peserta didik ini,
jika dikaitkan konteks perkembangan pandangan hidup masyarakat,
karena bagaimana pun peserta didik pada akhirnya akan kembali hidup
dan berperan dalam lingkungan bermasyarakat. Perubahan atau
perkembangan pandangan hidup masyarakat ini sejalan dengan lahirnya
konsep baru dibidang psikologi dan filsafat.
Ditinjau dari sisi pertumbuhan atau perkembangan pendidikan seni itu
sendiri pun mengalami perubahan dalam konteks tujuan yang di
harapkan dan implementasi pembelajaran seni. sebagai ulasan ringkas
perkembangan tersebut seperti; dari perspektif sejarah pendidikan seni
yang dulunya berada di luar sekolah kemudian berlanjut atau di pelejari
di sekolah, dimana berawal dari komunitas, sanggar, magang, dengan
istilah pewarisan, kini juga di jumpai pada lembaga pendidilan formal
yang didukung pemerintah yang di maknai sebagai pendidikan akademik
untuk tujuan menunjang pendewasan anak (soehardjo, 1996). Sejak
abad 17 pendidikan seni pada lembaga formal seni adalah mata pelajaran
“menggambar” oleh seorang tokoh Pestalozzi dengan konsep
“Rasionalisme”. awalnya lebih cendrung dominan pada pikiran
(pengetahuan) dari pada perasaan, lebih banyak ilmu pengetahuan yang
dipelajari runut, logis mengikuti jenjang kesulitan/fokus pada teknik
atau keterampilan dari pada pendidikan estetik.
Pembaharuan konsep pendidikan seni di persekolahan di pengaruhi oleh
pandangan ahli psikologis Psikoanalisis Sigmund Freud dengan teori
bawah sadar (unconscious) dan terjadinya gerakan dalam dunia
pendidikan seni. pada abad ke 19 muncul pula konsep baru dalam seni
yang di kemukakan oleh Lowenfeld bahwa; seni sebagai ekspresi.
Menurut Pranjoto (1979) pembaharuan seni ini disebut gerakan
“reform” dalam konsep ini karya seni bukan lagi semata-mata hasil
tiruan alam memiliki keindahan obyektif, melainkan merupakan wadah
ungkapan pengalaman batin seniman, dengan kata lain jika kita kaitkan
dengan seni rupa (lukis) peserta didik harusnya mendapatkan
perkembangan artistik atau media ekspresif yang membantunya
menuangkan atau memvisualisasikan pengalaman batinnya.
Mencermati gambaran perkembangan konsep pembelajaran seni
haruslah bertumpu pada imajinasi dan kreatifitas yang diikuti capaian
pendidikan lainnya. Pembaharuan konsep pendidikan menurut Herbert
Read bahwa seni dapat dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan-
tujuan pendidikan. dimana untuk menunjang perkembangan anak
sebagai dampak pengalaman seni (kepribadian atau sikap). Berdasarkan
uraian singkat di atas pandangan tentang konsep pendidikan saat ini,
secara garis besar dapat di kelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Pembelajaran seni budaya memiliki aspek ekspresi artistik


(keterampilan seni) dalam menghasilkan peserta didik yang terampil
(seni dalam pendidikan).
2. Pembelajaran seni budaya memiliki aspek yang berhubungan untuk
mencapai tujuan pendidikan (seni sebagai alat/media pendidikan dalam
perspektif nilai-nilai bagian menjadi manusia seutuhnya)
Selain itu konsep pembelajaran seni budaya juga dibangun berlandaskan
pada: 1. teori belajar berkaitan dengan apa yang diajarkan. 2. bagaimana
mengajar dan 3. bagaimana merancang tujuan pembelajaran.
untuk penerapan konsep pendidikan di sekolah dalam pelaksanaannya
lebih ditekankan pada proses pembelajaran musik di sekolah tidak untuk
menjadikan peserta didik sebagai seorang penyanyi, pemusik tetapi lebih
ditekankan sebagai media untuk sarana ekspresi, imajinasi, kreativitas
dan apresiasi karya musik. pembelajaran musik secara individual
maupun kelompok akan mendorong lahirnya ;

-sikap menghargai,

-berpikir kreatif

-berpikir kritis

-prilaku yang tenang

-imajinatif

-disiplin

-produktif.
B. Manfaat Pembelajaran Seni Budaya

Beberapa sumbangan pemikiran para ahli tentang seni mendapat banyak


dukungan misalkan saja seperti yang di kemukakan; (Dewey, Read dan
Ross) bahwa : fungsi pendidikan seni dapat meningkatkan daya
kreativitas anak. Lowenfeld mengemukakan: pendidikan seni dapat
membantu pertumbuhan mental dan kreativitas anak didik, dan
menurut Ki Hadjar Dewantara; seni dapat menghaluskan perasaan.
Margaret Numberg; seni dapat digunakan sebagai sarana
terapi/kesehatan mental. Chapman; seni dapat meningkatakan
kemampuan apresiasi. seiring dengan itu Kaufman juga menyatakan hal
yang senada bahwa pendidikan seni dapat memgembangkan imajinasi,
kreativitas dan kemampuan artistik serta intelektual. berbagai pemikiran
ini pendidikan seni memiliki fungsi utama sebagai alat atau media
pendidikan disamping sebagai sarana mengembangkan kemampuan di
bidang seni itu sendiri.
Kajian fungsi seni di atas dapat di sadari bahwa pendidilan seni di
sekolah merupakan bagian yang strategis bagi peserta didik. jika di
tinjau lebih jauh dapat pula di klrifikasikan menjadi 2, antara lain; yang
pertama seni dalam artian pembenaran esensial, yang mana pendidikan
seni untuk meningkatkan atau mengembangkan kemampuan peserta
didik berkaitan dengan masalah atau bidang kajian seni itu sendiri. Yang
kedua adalah seni dalam artian pembenaran kontekstual, dalam hal ini
pendidikan seni menjadi media atau alat untuk membantu pencapaian
pertumbuhan dan perkembangan kepribadian peserta didik (non-seni).
Hakikat dari 2 fungsi seni tersebut dapat di jadikan acuan dalan
menyusun program pelaksananan pembelajaran seni di sekolah. pada
prosesnya akan menghadirkan pengalaman estetik yang menjadi dasar
berapresiasi dan berolah seni. sehingganya pendidikan seni termasuk
pendidikab estetika yang sangat bermanfaat bagi peserta didik seperti
yang dikemukakan Djelantik, 2002, yaitu :

1. Seni bermanfaat bagi peserta didik sebagai saran memperdalam


pemahaman tentang rasa indah pada umumnya dan pada kesenian itu
sendiri pada khususnya.

2. Memperluas pengetahuan dan menyempurnakan pengertian tentang


unsur objektif yang membangkitkan rasa indah pada manusia dan
faktor-faktor yang berpengaruh pada pembangkitan rasa indah.

3. Memperluas pengetahuan dan penyempurnaan pengertian tentang


unsur-unsur subyektif yang berpengaruh atas kemampuan manusia
menikmati keindahan.

4. Memperoleh rasa cinta terhadap kesenian dan kebudayaan bangsa


pada umumnya, serta mempertajam kemampuan untuk mengapresiasi
kesenian dan kebudayaan bangsa lain yang dapat mempererat hubungan
antar bangsa.

5. Memupuk kehalusan rasa dalam manusia pada umumnya.


6. Memperdalam pengertian keterkaitan wujud kesenian dengan tata
kehidupan, kebudayaan dan perekonomian masyarakat.

7. Memantapkan kemampuan penilaian karya seni dan dengan jalan itu


secara tidak langsung mengembangkan apresiasi seni dalam masyarakat.

8. Memantapkan kedewasaan atas pengaruh-pengaruh yang negatif yang


dapat merusak mutu kesenian dan berbahaya terhadap kelestarian
aspek-aspek dan nilai-nilai tertentu dari kebudayaan kita.

9. Secara tidak langsung dengan bobot yang baik yang di bawa kesenian,
dapat memperkokoh masyarakat dalam keyakinan akan kesusilaan,
moralitas, perikemanusiaan dan ketuhanan.

10. Melatih diri disiplin dalam cara berpikir dan mengatur pemikiran
secara sistematis, membangkitkan potensi untuk berfalsfah yang akan
memberi kemudahan dalam menghadapi segala permasalahan, memberi
wawasan yang luas dan bekal bagi kehidupan spiritual dan psikologi kita.
C. Karakteristik Pembelajaran Seni Budaya

Mata pelajaran seni budaya dengan sifat khas sesuai dengan ciri yang
melekat dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 ayat 1, di jelaskan bahwa
mata pelajaran Kesenian untuk SMA/MA di ganti dengn sebutan “Seni
Budaya” yang masuk kedalam kelompok mata pelajaran Estetika dan
dalam kurikulum 13 juga masih menggunakan istilah yang sama. aspek
Budaya dalam mata pelajaran Seni Budaya tidak dibahas secara
tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. sementara itu seni merupakan
salah satu dari komponen yang terdapat dalam kebudayaan itu sendiri,
karena itu, mata pelajaran seni budaya pada dasarnya merupakan
pendidikan seni yang berbasis budaya.
Sebagai kelompok mata pelajaran estetika mata pelajaran Seni Budaya
dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampun mengapresiasi keindahan dan
harmoni.
Pendidikan Seni Budaya diberikan di sekolah karena keunikan,
kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan peserta didik
yang terletak pada pemberian pengalaman Estetik dalam bentuk
kegiatan berekspresi, berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan
“belajar dengan Seni”, “belajar melalui seni”, dan “belajar tentang seni”,
peran ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain.
Menurut Kamaril (2001), Pendidikan Seni memiliki tiga sifat yaitu, (1)
sifat multidimensional tingkat berpikir, yang mana mapel seni budaya
berperan mengembangkan kompetensi meliputi; persepsi, pengetahuan,
pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi, dan produktivitas dalam
menyeimbangkan fungsi otak kanan dan otak kiri, dengan cara
memadukan secara harmonis unsur-unsur logika, kinestetis, etika, dan
estetika. (2) sifat multilingual adalah mengembangkan kemampuan
mengekspresikan diri dengan bebagai medium, atau cara, seperti;
bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran serta perpaduannya. (3) sifat
multikultural mengandung makna menumbuh kembangkan kesadaran
dan kemampuan apresiasi terhadap keberagaman budaya nusantara dan
mancanegara sebagai wujud sikap menghargai, bertoleransi demokrasi,
beradap serta mampu hidup rukun dalam masyarakat dengan budaya
yang majemuk.
Pembelajaran seni budaya perlu dikaitkan dengan kehidupan
masyarakat Indonesia yang majemuk, dengan latar belakang budaya
yang beraneka ragam, sehingga dengan memperkenalkan
keanekaragaman budaya dalam pembelajaran seni menjadi strategi
dalam mendukung pelestarian budaya tradisi.
Karakteristik bidang studi Seni Budaya yang paling menonjol adalah
bersifat rekreatif. apabila guru kreatif untuk memanfaatkan karakteristik
bidang studi ini maka akan mampu membentuk karakter peserta didik
yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, imajinatif, produktif, dan
responsif.
Ulak Karang, 29 November 2016

(Tulisan ini merupakan Resume yang bersumber dari Buku Sumber


Belajar Penunjang PLPG 2016 Mata Pelajaran Seni Budaya,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan 2016)

Anda mungkin juga menyukai