Anda di halaman 1dari 8

pemuaian zat padat

ACARA IV
PEMUAIAN ZAT PADAT

ABSTRAK
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu.
Praktikum mengenai pemuaian zat ini bertujuan agar praktikum dapat mengetahui bahwa
pemuaian zat padat akan terjadi jika suhu dinaikkan dan agar praktikum dapat menentukan besar
pemuaian zat padat pada logam yang jenis bahannya berbeda namun memiliki ukuran yang sama
jika suhunya dinaikkan. Pada praktikum ini digunakan logam tembaga dan besi untuk dicari
besar koefisien pemuaiannya. Tetapan nilai koefisien muai tembaga adalah 1,7x10-5/0C-1 dan
1,2x10-5/0C-1 untuk tetapan nilai koefisien muai besi. Namun berdasarkan hasil praktikum yang
kami lakukan didapatkan nilai koefisien muai panjang tembaga sebesar 2,680x10-4/0C-1 dan nilai
koefisien muai panjang besi sebesar 2,632x10-4/0C-1. Dan diperoleh % error tembaga sebesar 86
% dan % error besi sebesar 73 %. Dapat dikatakan bahwa nilai koefisien muai panjang tembaga
lebih besar dibandingkan dengan besi. Nilai koefisien muai panjang tembaga dan besi
berdasarkan hasil percobaan berbeda nilainya dengan koefisien muai panjang tembaga dan besi
menurut tetapan. Hal ini disebabkan karena kekurang telitian dan kesalahan dalam mengamati
perubahan suhu dan panjang yang terjadi.

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tujuan Praktikum :

a. Mengetahui bahwa pemuaian zat padat yang terjadi apabila suhu dinaikkan.

b. Menentukkan besar pemuaian zat padat pada logam yang jenis bahannya berbeda namun
memiliki ukuran bentuk yang sama jika suhu dinaikkan.

2. Hari / Tanggal :

a. Sabtu, 24 Mei 2014

3. Tempat :

Laboratorium Fisika, Lantai II, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Mataram.
B. ALAT DAN BAHAN

1. Alat-alat Praktikum

a. Obeng

b. Tang

c. Katel uap dengan pipa karet penyambung

d. Termokapel

e. Penjepit logam

f. Skala penunjuk perubahan panjang static

g. Kompor pemanas

2. Bahan-bahan Praktikum

a. Logam tembaga

b. Logam besi

c. Air

C. TINJAUAN PUSTAKA

Pemuaian zat padat adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan
suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian pada zat padat
ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang, pemuaian luas, pemuaian volume. Pemuaian panjang adalah
bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor, pada pemuain panjang nilai
lebar dan tebal sangat kecil jika dibandingkan dengan muai panjang benda tersebut, sehingga
lebar dan tebal dianggap tidak ada. Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang
awal benda tersebut, koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai panjang
sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan. Nilai koefisien muai panjang besi dan
tembaga menurut standar internasional adalah sebesar 1.2x10-5/0C-1 dan 1,7x10-5/0C-1 .
(Anonim,2011)
Jika tempratur benda padat dinaikkan maka benda padat tersebut akan memuai. Dapat
diamati dari sebuah batang logam yang memiliki panjang dan suhu tertentu. Jika tempratur atau
suhunya berubah maka perubahan panjang akan sebanding dengan perubahan suhu dan panjang
mula-mula.
Dapat dirumuskan sebagai :
ΔL= Lo ΔT
Keterangan :
ΔL = Perubahan panjang
= Koefisien muai linier
Lo = Panjang mula-mula
ΔT = Perubahan suhu
(Tipler,1998:369)
Koefisien muai panjang biasanya dihituing berdasarkan persamaan empiris antara rapat
massa dan suhu pada tekanan konstan. Jika metode ini tidak memungkinkan digunakan metode
optic yang melibatkan factor intenferensi cahaya koefisien muai panjang tidak bebas pengaruh
perubahan dari tekanan. (Zears,1999:387)

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Disiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan untuk praktikum.

2. Diambil batang logam besi kemudian dipasang pada alat penjepit logam.

3. Diatur skala penunjuk perubahan panjang sehingga jarumnya benda tepat diangka nol.

4. Dismbungkan pipa-pipa karet pada ketel uap dan batang logam yang memiliki rongga.

5. Dipanaskan ketel uap yang telah diisi air.

6. Diamati perubahan suhu dan jarum skala penunjuk perubahan panjang untuk setiap perubahan
panjangnya.

7. Diulangi langkah-langkah diatas untuk jenis batang logam tembaga.

E. HASIL PENGAMATAN

1. Logam Tembaga

Lo = 600 mm
To = 30,5 0C
No L (mm) T (0C) ΔL (mm) ΔT (0C) (0C)
1 600,1 30,7 0,1 0,2 8,33 x10-4
2 600,2 30,8 0,2 0,3 0,111 x10-4
3 600,3 30,9 0,3 0,4 0,125 x10-4
4 600,4 31,1 0,4 0,6 0,111 x10-4
5 600,5 32,3 0,5 1,8 4,63 x10-4
6 600,6 33,7 0,6 3,2 3,125 x10-4
7 600,7 35,6 0,7 5,1 2,29 x10-4
∑ 5,3075 x10-4

2. Logam Besi

Lo = 600 mm
To = 30,3 0C

No L (mm) T (0C) ΔL (mm) ΔT (0C) (0C)


1 600,1 30,6 0,1 0,3 5,556 x10-4
2 600,2 30,6 0,2 0,3 0,111 x10-4
3 600,3 31,4 0,3 0,1 4,545 x10-4
4 600,4 33,9 0,4 3,6 1,851 x10-4
5 600,5 37,9 0,5 7,6 1,096 x10-4
∑ 13,159 x10-4

F. ANALISIS DATA
1. Tembaga
Diketahui : L0 = 600 mm
T0 = 30,5 oC
No L(mm) T ( oC) ∆L (mm) ∆T (oC) α (/oC-1)
1 600,1 30,7 0,1 0,2 8,33×10-4

2 600,2 30,8 0,2 0,3 0,111×10-4

3 600,3 30,9 0,3 0,4 0,125×10-4

4 600,4 31,1 0,4 0,6 0,111×10-4

5 600,5 32,3 0,5 1,8 4,63×10-4

6 600,6 33,7 0,6 3,2 3,125×10-4


7 600,7 35,6 0,7 5,1 2,29×10-4

∆T1 = T1 – T0
= 30,7 – 30,5
= 0,2 0C
∆L1 = L1 - L0
= 600,1 - 600
= 0,01 mm
α1 =

= 8,33 × 10-4 /oC-1


∑α = α1 + α2 + α3 + α4 + α5 + α6 + α7
= (8,33 + 0,111 + 0,125 + 0,111 + 4,63 +3,125 +2,29) x 10-4
= 18,722 x 10-4 /oC-1
ᾱ =
=
= 2,680 x 10-4 /oC-1
∆α =
=
= | -5,65 |
=
= | 2,569 |
=
= | 2,555 |
=
= | 2,569 |
=
= | -1,95 |
=
= | -0,445 |
=
= | 0,39 |
∆α =
=
=
= 2,304 /oC-1
Nilai Penambahan
NP = ᾱ ± ∆α
NPmax = ᾱ + ∆α
= 2,68 x + 2,304 x
NPmin = ᾱ - ∆α
= 2,68 x – 2,304 x
% Error = x 100%
= x 100%
= 0,86 x 100%
= 86%

2. Besi
Diketahui : L0 = 600 mm
T0 = 30,3 0C
No L(mm) T ( 0C) ∆L (mm) ∆T (oC) α (/oC-1)

1 600,1 30,6 0,1 0,3 5,56 × 10-4

2 600,2 30,6 0,2 0,3 0,11 × 10-4

3 600,3 31,4 0,3 1,1 4,54 × 10-4

4 600,4 33,9 0,4 3,6 1,85 × 10-4

5 600,5 37,9 0,5 7,6 1,096 × 10-4

∆T1 = T1 – T0
= 30,6 – 30,3
= 0,3 oC
∆L1 = L1 - L0
= 600,1-600
= 0,01 mm
α1 =

= 5,556 × 10-4 /oC-1


∑α = α1 + α2 + α3 + α4 + α5
= (5,556 + 0,111 + 4,545 + 1,851 + 1,096) x 10-4
= 13.159 x 10-4 /oC-1
ᾱ =
=
= 2,632 x 10-4 /oC-1
∆α =
=
= | -2,924 |
=
= | 2,521 |
=
= | -1,913 |
=
= | 0,781 |
=
= | -1,536 |
∆α =
=
=
= 1,935 /oC-1
Nilai Penambahan
NP = ᾱ ± ∆α
NPmax = ᾱ + ∆α
= 2,632 x + 1,935 x
NPmin = ᾱ - ∆α
= 2,632 x – 1,935x
% Error = x 100%
= x 100%
= 0,73 x 100%
= 73%

G. PEMBAHASAN
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu
atau karenamenerima kalor. Pemuaian zat padat adalah proses pertambahan panjang, lebar, dan
volume benda padat karena menerima kalor. Praktikum tentang pemuaian zar padat ini bertujuan
untuk mengetahui bahwa pemuaian zat padat akan terjadi jika suhu dinaikkan dan untuk
menentukan besar pemuaian zat padat pada logam yang jenis bahannya berbeda namun memiliki
ukuran yang sama jika suhunya dinaikkan. Pada praktikum ini jenis logam yang digunakan
adalah logam tembaga dan logam besi.
Pada percobaan yang pertama, yaitu menggunakan logam tembaga yang panjang
awalnya 600 mm dengan suhu awal 30,5oC kemudian setelah dialiri uap panas panjangnya
bertambah menjadi 600,7 mm dan suhunya menjadi 35,6oC. sehingga didapatkan besar koefisien
muai panjang tembaga sebesar 2,68 x 10-4 /oC-1. Sedangkan pada percobaan kedua yang
menggunakan logam besi dengan panjang awal 600 mm dan suhu mula-mula 30,3 oC kemudian
setelah dialiri uap panas panjangnya menjadi 600,5 mm dan suhunya meningkat menjadi 37,9 oC.
Sehingga diperoleh nilai koefisien muai panjang pada besi sebesar 2,632 x 10-4 /oC-1.
Berdasarkan praktikum ini dapat dikatakan bahwa pertambahan panjang tembaga lebih besar dari
pada besi, dengan pertambahan panjang tembaga sebesar 0,7 mm dan pertambahan panjang besi
sebesar 0,5 mm. Hal ini disebabkan karena logam tembaga memiliki titik lebur yang lebih rendah
dibandingkan dengan logam besi. Pada percobaan ini didapatkan % error untuk logam tembaga
sebesar 86% dan 73% untuk % error pada logam besi. Nilai tetapan koefisien muai panjang
untuk logam tembaga adalah 1,7 x 10-5 /oC-1dan 1,2 x 10-5 /oC-1 untuk logam besi. Nilai tetapan
ini berbeda dengan nilai koefisien muai panjang berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan.
Hal ini disebabkan karena kesalahan dan kekurang telitian saat mengamati perubahan panjang
dan perubahan suhu pada saat praktikum.

H. PENUTUP
1. Kesimpulan
 Apabila zat padat dipanaskan maka akan terjadi pemuaian. Sebuah logam dapat memuai karena
adanya pengaruh perubahan suhu yang meningkat atau karena menerima kalor. Pemuaian
ditandai dengan bertambahnya panjang suatu suatu zat padat tersebut.

 Koefisisen muai panjang tembaga adalah 2,68 x 10-4 /oC-1 dan koefisien muai panjang besi sebesar
2,632 x 10-4 /oC-1. Koefisien muai panjang tembaga lebih besar dari pada nilai koefisien muai
panjang besi. Hal ini disebabkan karena tembaga memiliki titik lebur yang lebih rendah bila
dibandingkan dengan besi. Dan pertambahan panjang tembaga juga lebih besar dari pada besi
dengan nilai 0,7 mm untuk tembaga dan 0,5 mm untuk besi.

2 Saran
Disarankan untuk praktikum selanjutnya agar lebih teliti dalam mengamati dan membca
perubahan panjang dan suhu agar tidak terjadi kesalah dalam menghitung nilai koefisien muai
panjang. Bimbingan asisten sangat dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai