Anda di halaman 1dari 42

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang

Pengetahuan yang bersifat praktis menjadi sesuatu hal penting dan

bermanfaat bagi seorang mahasiswa, terutama pada saat terjun kedalam dunia

kerja yang sesungguhnya. Berbeda dengan pengetahuan teoritis yang dapat

diperoleh mahasiswa melalui bangku kuliah, pengetahuan yang bersifat praktek

serta sesuai dengan perkembangan zaman tentunya hanya dapat diperoleh dari

luar lingkungan kampus, yaitu melalui suatu kegiatan kerja praktek lapangan

pada suatu instansi atau perusahaan. Dengan harapan mahasiswa dapat

mengetahui kondisi lapangan sesungguhnya dan mengetahui perkembangan ilmu

pengetahuan sehingga tidak hanya berbekal pengetahuan yang bersumber dari

buku pegangan dalam kegiatan perkuliahan semata.

Kerja praktek merupakan tugas akademik yang dilakukan oleh mahasiswa

Program Studi S1 Teknik Elekro, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Universitas Tadulako yang mewajibkan mahasiswa untuk melakukan kerja

praktek dilingkungan dan mengaplikasikan ilmu dan teknologi kelistrikan

dengan bidang lainnya. Untuk Mahasiswa Program Studi S1 Teknik Elektro,

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako dalam bentuk

implementasi secara sistematis yang menyesuaikan antara kemampuan, keahlian

serta keterampilan yang telah diperoleh mahasiswa dalam proses pembelajaran

serta perkuliahan, terhadap kondisi kebutuhan dunia kerja nyata yang hasilnya

kemudian dilaporkan dalam bentuk laporan kerja praktek yang tertulis.


2

Diharapkan dengan adanya kerja praktek ini, mahasiswa tidak hanya mengetahui

teorinya saja tetapi harus tahu juga prakteknya secara langsung.

Di era yang modern ini kebutuhan akan tenaga listrik sudah menjadi

kebutuhan primer baik dikota-kota besar maupun kota-kota kecil, hampir seluruh

peralatan penunjang kehidupan sehari-hari kita memerlukan energi listrik. Oleh

karena itu kita harus menyadari setidaknya secara umum bagaimana listrik itu

bekerja, di bangkitkan dan penyampaian sistem tenaga listrik dari hulu ke hilir.

Sebagai mahasiswa fakultas Teknik Elektro arus kuat saya tertarik untuk kerja

praktek di Proyek PLTA PT. Poso Energy Satu Pamona untuk mempelajari

bagaimana Proses pekerjaan pembuatan PLTA.

Sebelumnya, telah ada PLTA dari PT. Poso Energy Dua Pamona yang saat

ini sudah beroperasi untuk melayani daerah sulawesi tengah dan sulawesi

selatan dengan daya output 3 x 65 MW. Dan kini membuat lagi PT. Poso

Energy Satu Pamona yang masih dalam pembangunan. Proyek PLTA PT. Poso

Energy Satu Pamona ini berjumlah 4 unit. Dan untuk mempercepat proses

pelaksanaan proyek maka, unit 3 dan 4 yang terlebih dahulu di kerjakan untuk

dapat beroperasi terlebih dahulu. Kemudian, proyek PLTA PT. Poso Energy

Satu Pamona ini nantinya menghasilkan daya output 4 x 35 MW dengan tujuan

Sulawesi Utara.

Proses rekonstruksi dari proyek PLTA itu sendiri yaitu di mulai dari Dam

dan Intake sebagai pengendali volume air yang akan di gunakan, kemudian

menuju Headrace sebagai saluran pembawa air sungai Poso, lalu Sampai ke

Surge Tank. Di sini, volume air akan ditampung dan kemudian salurkan ke tiap
3

pipa penstock untuk dapat menggerakan turbin yang berada di Power house.

Dari power house, energi potensial dari air, akan di ubah menjadi energi kinetik

di turbin yang memutar rotor generator sehingga menghasilkan energi listrik dan

kemudian di salurkan ke gardu induk dan distransmisikan. Dalam proses

konstruksi PLTA, perlu di ketahui bahwa volume dan debit air merupakan

faktor utama yang perlu di perhatikan dalam proses bekerjanya PLTA

menghasilkan listrik.

Untuk sebuah gedung dalam hal ini ,khususnya power house yang

berfungsi untuk melindungi komponen pembangkit,mulai dari turbin,generator,

dan panel control, dari berbagai gangguan baik gangguan secara

mekanik,maupun gangguan alam, salah satunya gangguan alam yang serimg

terjadi adalah sambaran petir. Mengingat letak geografis Indonesia yang di lalui

garis katuistiwa menyebabkan Indonesia briklim tropis, akibatnya Indonesia

memiliki hari guruh rata-rata pertahun yang sangat tinggi. Dengan demikian

bangunan-banguan di Indonesia memiliki resiko lebih besar mengalami

kerusakan akibat sambaran petir, kurusakan yang di timbulkan dapat

membahayakan pralatan serta manusia dan bangunan itu sendiri, untuk

melindungi dan mengurangi dampak kerusakan akibat sambaran petir maka di

pasang sistem pengamanan pada banguan tersebut,sistem pengaman tersebut

salah satunya berupa sistem penangkal petir beserta pentahananya.


4

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengangkat judul kerja

praktek: ‘PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI PADA KUMPARAN STATOR

DI PROYEK PLTA PT. POSO ENERGY SATU PAMONA’. Mengingat

pengujian tahanan isolasi sangatlah penting untuk mengetahui adanya kelemahan

tahanan isolasi yang dapat mengakibatkan adanya kebocoran arus yang melalui

tahanan isolasi.

1.2 Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek

1.2.1. Tujuan Kerja Praktek

a. Untuk mengaplikasikan teori/ilmu yang diperoleh di bangku kuliah

dengan praktek lapangan.

b. Sebagai sala satu syarat dan tugas untuk menyelesaikan mata kuliah

Kerja Praktek.

c. Untuk melakukan studi lapangan dan terlibat langsung pada kegiatan

perusahaan.

1.2.2. Manfaat Kerja Praktek

 Bagi Mahasiswa .

a. Memperoleh pengalaman, bagaimana suasana dalam bekerja,

bagaimana berkomunikasi dan bersosialisasi dalam lingkungan kerja.

b. Memperoleh suatu bekal untuk terjun kelapangan usaha dimasa yang

akan datang sehingga menjadi lulusan yang siap pakai setelah

menyelesaikan studinya.
5

c. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman kerja.

d. Sebagai latihan kerja sebelum memasuki dunia kerja.

e. Mengetahui kondisi nyata di lapangan terutama

 Bagi perguruan tinggi

a. Menjalin kerja sama yang baik dalam bidang pengembangan SDM dan

teknologi antara pihak perusahaan dalam hal ini PLTA PT. Poso

Energy Satu Pamona dengan pihak perguruan tinggi dalam hal ini

Universitas Tadulako.

b. Dapat memperoleh gambaran nyata tentang perusahaan sebagai bahan

informasi untuk pengembangan kurikulum yang ada.

c. Sebagai bahan evaluasi bagi proses pembelajaran di kampus.

 Bagi Perusahaan

a. Memperkenalkan perusahaan pada masyarakat umum melalui

kerjasama antara pihak perusahaan dengan perguruan-perguruan

tinggi.

b. Memperoleh SDM yang potensial untuk perusahaan.

c. Merupakan perwujudan nyata peran perusahaan dalam

mengembangkan bidang pendidikan.


6

1.3 . Rumusan Masalah

Tahap-tahap pengujian tahanan isolasi, proses pengujian tahanan isolasi dan

nilai standar resistansi yang digunakan untuk pengujian tahanan isolasi pada

PT. POSO ENERGI SATU PAMONA.

1.4 . Batasan Masalah

Dalam penulisan laporan kerja praktek ini penulis membahas mengenai:

a. Tahap pengujian tahanan isolasi pada kumparan stator di PLTA PT.

Poso Energy Satu Pamona.

b. Tidak mencakup pembahasan pada rotor dan lain sebagainya.

c. Proses pengujian tahanan isolasi pada kumparan stator sebelum

dioperasikan.

d. Tidak mencakup pembahasan mengenai maintenance pengujian

lainnya.

1.5 . Sistematika Penulisan

Laporan kerja praktek ini dibuat dalam bentuk tulisan melalui komposisi Bab

dan Sub Bab sebagai berikut :

Bab I. Pendahuluan

Meliputi latar belakang, tujuan dan manfaat, rumusan masalah, batasan

masalah, serta sistematika penulisan.


7

Bab II. Gambaran Umum Perusahaan

Meliputi penjelasan mengenai gambaran umum perusahaan, sejarah

perusahaan, struktur organisasi perusahaan secara umum dan khusus,

tugas, wewenang serta tanggung jawab setiap jabatan.

Bab III. Metodologi dan Landasan Teori

Meliputi tahapan kerja praktek, waktu dan tempat pelaksanaan kerja

praktek, alat dan bahan yang digunakan, teknik pengumpulan data dan

teori-teori penunjang pada laporan kerja praktek.

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

Menjelaskan tentang hasil dan pembahasan dari apa yang penulis

dapatkan selama pelaksanaan kerja praktek kususnya dengan judul

laporan Kerja Praktek.

Bab V. Kesimpulan dan Saran

Meliputi tentang kesimpulan yang dapat penulis ambil selama kerja

praktek dan saran yang penulis berikan berdasar kan materi-materi

yang terdapat pada bab-bab sebelumnya.

DaftarPustaka

Meliputi panduan-panduan yang digunakan penulis pada penyusunan

laporan kerja praktek.

Lampiran

Meliputi dokumentasi, daftar hadir dan laporan harian penulis selama

kerja praktek.
8

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Visi Dan Misi prusahaan

A. Visi

Menjadi perusahaan nasional kelas dunia pelopor yang unggul dibidang

pengadaan listrik tenaga air

B. Misi

PT poso energy selalu berusaha untuk menjadi perusahaan pengadaan

listrik tenaga air yang terandalkan, membina hubungan baik dengan

seluruh elemen perusahaan, berkelanjutan memperbaiki menejemen

perusahaan dan pengembangan karyawan sebagai sumber daya manusia

yang sangat berharga.

2.2. Data Umum Proyek

a. Lokasi PLTA

Poso-1 (4x35 Mw Net) berada di Sungai Poso, di administratif Kecamatan

Pamona Utara, Kabupaten Poso. Propinsi Sulawesi Tengah. Secara

keseluruhan, daerah studi berada pada posisi 120° 39 '07,6 -120° 39' 35,8 ''

Bujur Timur dan 01° 39 '49,5 "-10° 40' 23,1" lintang Selatan.
9

Pencapaian lokasi proyek berawal dari Kota Poso dengan terlihat pada Tabel

2.1.

Tabel 2.1 Rute Menuju Lokasi PLTA PT. Poso Energy Satu Pamona

Rute jalan Jarak Waku tempuh Mode trasportasi

Palu- poso 220 km 5 jam Mobil

Poso-lokasi 46 km 56 menit Mobil

proyek

Gambar 2.1 lokasi proyek.PLTA Poso Energi Satu Pamona (Sumber : PLTA PT.

Poso Energy Satu Pamona,2016)


10

b. Deskripsi Proyek

Nama proyek : PLTA POSO (3× 35 MW)

Nama Bendungan : Bendungan Poso 1

Pemilik Bendungan : PT. Poso Energy Satu pamona

Konsultan Desain Bendungan : Power China Chengdu Engineering

Corp. Ltd

KonsultanDesain PLTA : PT. Bukaka Teknik Utama

Konsultan Studi Kelayakan : PT Bukaka Teknik Utama dan

PT Piesta Dinamika Consult.

Lokasi Pekerjaan : Desa Sulewana, Kec. Pamona Utara

Kab.Poso, Provinsi Sulawesi Tengah

Nilai Kontrak : Rp 3.477.401 720.000,-

Tanggal Kontrak : 01 Desember 2015

Sumber Dana : Swadaya dan pinjaman Bank BRI

Masa Pelaksanaan :720 (Tujuh Ratus Dua puluh) hari

kalender, mulai tanggal 01 Desember

2015 sampai dengan 01 Desember 2017.


11

a. Bagian-bagian Proyek

1. Dam dan Intake

Dam atau bendungan adalah Konstruksi yang di bangun untuk

menahan laju air dari aliran sungai. Berfungsi untuk membendung aliran

sungai dengan gate(gerbang) yang di buat sehingga menciptakan elevasi

ketinggian air yang besar yang akan di manfaatkan untuk proses

pembangkit PLTA dan berfungsi untuk pengendalian banjir. Intake

berfungsi untuk mengatur banyaknya air yang masuk menuju Headrace (

saluran pembawa) yang nantinya dengan gate yang bekerja untuk

membuka dan menutup aliran air yang masuk.

Gambar 2.2 Gambar bendungan dalam proses pengerjaan

(Sumber : PLTA PT. Poso Energy Satu Pamona, 2018).

2. Headrace

Headrace atau saluran pembawa adalah bagian dari komonen PLTA yang

berfungsi untuk sebagai jalur atau saluran air yang akan menuju surge tank

nantinya dan untuk menjaga dari elevasi air, dari air yang akan di salurkan
12

nantinya. Kecepatan air minimum pada saluran pembawa adalah 0,2 ms.

Saluran pembawa ini di buat membentuk pipa dari pelat baja.

Gambar 2.3 Gambar Headrace atau saluran pembawa

(Sumber : PLTA PT. Poso Energy Satu Pamona, 2018).

3. Surge tank

Surge tank atau tangki pengaman adalah komponen PLTA dari

jalur headrace yang akan menampung air untuk ke penstock nantinya. Pada

suatu instalasi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) haruslah memperhitungkan

kemungkinan bahaya yang timbul pada saluran pipa pada instalasi tersebut

misalnya water hammer akibat penutupan katup secara cepat.Water hammer ini

dapat menimbulkan peningkatan tekanan pada saluran pipa sehingga dapat

menyebabkan pecahnya pipa apabila tekanan yang terjadi melebihi kekuatan

maksimum dari pipa tersebut terutama untuk saluran yang relatif panjang di bagi

dengan tinggi terjun yang ada. Untuk itulah perlu di pasang Surge tank

fungsinya terutama untuk mengurangi tambahan tekanan akibat water hammer,

memenuhi tambahan debit, dan menampung air saat beban turun. Sebelum
13

masuk ke penstock terlebih dahulu melalui surge tank untuk fungsi pengatur air

dari perubahan tekanan karena perubahan elevasi air di dam, perubahan tekanan

karena gelombang, perubahan tekanan akibat water hammer, dan lain

sebagainya.

(a) (b)

Gambar 2.4 Gambar pengerjaan Surge tank. Tampak samping (a)

pengerjaan Surge tank tampak atas (b)

(Sumber : PLTA PT. Poso Energy Satu Pamona, 2018).

4. Penstock

Penstock atau Pipa pesat adalah saluran pipa yang di gunakan untuk

mengalirkan aliran air dari tangki pengaman menuju rumah pembangkit atau

Power house. Pipa pesat berfungsi untuk mengalirkan dan mengarahkan air ke

turbin, untuk mendapatkan tekanan hidrostatik sebesar mungkin. Secara


14

mekanis, pipa pesat berfungsi sebagai sarana pengubah energi kinetis dari

hisrostatik pada resevoir (penampung) menjadi energi potensial.

Gambar 2.5 Gambar pengerjaan pipa penstock.

(Sumber : PLTA PT. Poso Energy Satu Pamona, 2018).

5. Powerhouse

Powerhouse atau rumah pembangkit adalah bangunan di mana semua

mesin dan peralatan pembangkit tenaga listrik berada di dalamnya, baik itu

turbin, generator, transformator, panel proteksi, kubikel dan lain sebagainya.

Semua aktivitas pembangkitan tenaga listrik terjadi di power house. Dan di

sini juga merupakan proses pembuangan atau tailrace yang mana air untuk

menggerakan turbin kan di buang ke saluran pembuangan dan akan di

teruskan kembali ke sungai.


15

Gambar 2.6 pengerjaan Powerhouse tampak dari luar

(Sumber : PLTA PT. Poso Energy Satu Pamona,2018)

Di dalam Powerhouse terdapat komponen pembangkit tenaga listrik antara

lain:

1) Turbin

Turbin berfungsi mengubah energi potensial menjadi energi mekanik.

Gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar,

yang telah di hubungkan dengan rotor dari generator.


16

Gambar 2.7 Turbine shaft dan runner

(Sumber : PLTA PT. Poso Energy Satu Pamona,2018)

2) Generator

Generator berfungsi mengubah energi mekanik dari putaran turbin menjadi

energi listrik arus bolak-balik yang mana, rotor yang berputar pada medan

stator akan menghasilkan GGL induksi yang akan menimbulkan energi

listrik.
17

Gambar 2.7 Gambar Skema turbin dan generator

(Sumber: porgas.wordpress.com,skema-dan-cara-kerja-pembangkit-listrik-tenaga-

air-plta/, 2018).

3) Transformator

Transformator atau trafo berfungsi menaikan tegangan yang di hasilkan

generator dengan prinsip induksi elektromagnetik dan di salurkan ke gardu

induk untuk di transmisikan.


18

6. Gardu induk

Gardu induk atau substation adalah salah satu komponen yang penting

dalam menunjang kebutuhan listrik konsumen maupun sebagai pengatur

pelayanan tenaga listrik yang di dapatkan dari pusat pembangkit untuk di

salurkan ke pusat-pusat beban. Energi listrik dari transformator di alirkan ke

gardu induk. Pada gardu induk di laksanakan hubungan interkoneksi antara

pembangkit-pembangkit tersebut melalui saluran transmisi di salurkan dan di

distribusikan kepada konsumen. Fungsi dari gardu induk adalah:

 Untuk mengatur aliran tenaga listrik dari saluran transmisi ke saluran

transmisi yang lain, serta mendistribusikannya ke konsumen.

 Sebagai tempat untuk mengubah tegangan (menurunkan/menaikkan)

guna keperluan penyaluran distribusi atau untuk transmisi.

 Tempat pengaturan beban dan kontrol pengaman penyaluran transmisi.

Dari fungsi-fungsi tersebut terlihat bahwa peralatan di dalam gardu induk

harus memiliki keandalan yang tinggi sehingga kontinuitasdan kualitas

tenaga listrik yang sampai ke konsumen dapat secara optimal dan konsumen

tidak merasa dirugikan. Kontinuitas pelayanan yang baik dan keandalan yang

tinggi dari peralatan ditetapkan dengan memperhatikan segi ekonomis dan

standar yang berlaku, sehingga keandalan dari peralatan tersebut dapat secara

optimal, sedangkan untuk penempatan peralatan di rencanakan sedemikian

rupa sehingga dalam pengoperasian dan perawatan dapat di lakukan dengan

mudah,aman dan efektif.


19

Gambar 2.8 Gambar gardu induk sulewana dari PLTA PT. Poso Energy Satu

Pamona dalam proses kosntruksi.

(Sumber : PLTA PT. Poso Energy Satu Pamona, 2018).

d. Struktur Organisasi Proyek dan Uraian Tugas struktur

Struktur Organisasi proyek pembangunan PLTA PT. Poso Energy Satu Pamona,

Kabupaten Poso adalah:


20

1. struktur organisasi

KEPALA PROYEK

PERALATAN LOGISTIK KEPALA BAG KEUANGAN


TEKNIK

REPAIR PENDANAAN ACCOUTING


DEVISI
ELEKTRIK
PEMELIHAR GUDANG KASIR
AAN
ELEKTRIK
OPERASI HANDLING JARINGAN HRD
DAN
KONSTRUKSI
SECURUTY

Bagan 2.1 Struktur Proyek PLTA PT. Poso Energy Satu Pamona

(Sumber ; PLTA PT. Poso Energy Satu Pamona,2018)

Uraian tugas dari organisasi proyek

1. Kepala proyek

Tugas kepala proyek

a. Mengkordinir bagian-bagian di bawahnya dan menjamin pelaksanaan

pekerjaan sesuai spesifikasi yang di tentukan oleh pihak pengguna jasa

serta mengkoreksi bila ada review design

b. Mengkordinir pelaksaan penyelesaian keluhan pelanggan dan bertanggung

jawab terhadap pelaksanaa peyelesaian produk yang tidak sesuai

c. Mendata perubahan-perubahan pelaksanaan terhadap kontrak


21

d. Melakukan tindakan koreksi dan pencegahan yang telah di rekomendasi

pengendalian sistem mutu,

e. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi standar mutu

yang telah di tetapkan

f. Membuat laporan-laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan laporan-

lapoan lain yang berhubungan dengan bidang tugas nya,

g. Berkodirnasi dengan pihak konsultan supervise, aparat setempat utamanya

pihak direksi PU serta meyelesaikan masalah masalah teknis lapangan

dengan pegawas Proyek.

h. Membantu bidang administrasi kontrak untuk memeriksa dan meyetujui

tagihan upah amndor, sub kontraktor, dan sewa alat yang berhubungan

dengan prestasi fisik lapangan serta mengajukan request ke direksi proyek

sebelum pekerjaan di mualai termasuk koordinasi dengan supervise.

Tanggu jawab :

a. Menetapkan sasaran mutu

b. Memimpin setiap pertemuan

c. Melakukan komunikasi dengan pihak pihak terkait dengan proyek

d. Memberikan persetujuan atas permintaan kebutuhan proyek ke kantor

pusat dan cabang.


22

2. Peralatan

Tugas peralatan adalah :

a. Mengelolah pealatan proyek serta kendaraan dan alat berat sehingga

dapat tersedia alat dalam jumlah yang cukup pada saat di butuhkan

untuk melaksanakan sesuatau item pekerjaan.

b. Melakukan perawatan, pengecekan dan pemeliharaan alat-alat proyek

sesuai jadwal yang sudah di tetapkan sehinggah alat dapat berfungsi

dengan baik saat digunakan serta pengurangan resiko, kecelakaan

akibat alat dalam kondisi tidak baik

c. Mengoperasikan dan memobilisasi alat sesuai dengan keperluan

pelaksaan pekerjaan

d. Membuat berita acara mengenai penerimaan atau penolakan peralatan

setelah melewati pengontrolan, kualitas,

e. Membuat dan mengisi buku harian operasional alat, serta membuat

laporan harian, mingguan, bulanan, penggunaan alat yang digunakan,

f. Melakukan pengamanan, perbaikan dan meyimpan peralatan, di

proyek serta membuat data inventaris peralatan yang ada di proyek.

g. Melakukan pencegahan atau kaliberasi pada alat ukur secara berkala

sesuai prosedur sehingga alat ukur yang di gunakan benar benar akurat

dan dapat di pertanggung jawabkan.

h. Member informasi mengenai alternative penggunaan alat untuk

mendpatkan harga termurah serta menunjang keberhasilan pelaksaan

pembangunan proyek
23

3. Repair

Repair bertugass melalukan perbaikan dan maintenance terhadap alat alat

yang rusak agar dapat di gunakan kembali.

4. Pemeliharan

Tugas dan kewajiban pemeliharaan adalah

a. Menerapkan dan meningkatkatkan pemeliharaan pencagahan terhadaap

alat alat yang rusak

b. Meningkatkan kemampuan atau kecepatan perbaikan seefisien

mungkin agar alat yang rusak dapat di fungsikan kembali.

5. Logistic

Tugas bagian logistic :

a. Melakukan pembelian barang langsung/alat. Sesuai dengan tingkatan

proyek dengan mengambil pemasok yang sudah termassuk daftar

pemasok terseleksi dan atas persetujuan direktur prusahaan

b. Meyediakan tempat yang layak dan memelihara dengan baik barang

langsung maupun barang/alat yang di pasok pelanggan termasuk

member label keterangan setiap barang

c. Bertanggung jawab terhadap cara penyiapan barang dan mencatat

keluar masuknya barang-barang yang tersedia di peyimpanan gudang

6. Gudang

Tugas dan kewajiban gudang secara umum bertugas merencanakan,

mengkordinasi, mengkontrol dan mengevaluasi semua kegiatan


24

penerimaan peyimpanan dan persediaaan stock barang yang telah di

distribusikan.

7. Kepala bagian teknik

Tugas kepala bagian teknik adalah :

a. Membantu pelaksaan kegiatan dalam mengendalikan proyek sejak

awal kegiatan sampai pelaksaan kegiatan.

b. Membantu mengevaluasi pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan

sehingga sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan.

c. Member saran saran teknis kepada pelaksana kegiatan.

d. Mengabil keputusan yang berhubungan dengan proyek atas

persetujuan pelaksana kegiatan.

e. Mengumpulkan, meneliti dam mengelolah data yang berhubungan

dengan pelasaaan proyek.

8. Devisi elektrik

devisi elektrik mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab atas semua yang berkaitan dengan elektrik dalam

proyek.

b. Melaksanakan pengawasan,meniliti, dan memberi pengarahan-

pengarahan teknis dalam ranggka melaksanakan tugas.

c. Memberikan petunjuk, bimbingan kepada tim pelaksana teknis

lapangan.
25

d. Memastikan keadaan jaringan aman dan stabil, untuk menghindari

terjadinya kerugian dalam melaksaanakan pekerjaan di proyek

e. Memberikan saran saran teknik mengenai kelistrikan.

f. Melakukan pengawasan secara berkala terhadap semua jaringan yang

berada dalam area pemasangan.

9. Keuangan

Tugas keuangan adalah :

a. Mengambil keputusan yang berkitan dengan pembelanjan.

b. Merencanakan,mengatur, .

c. Merencanakan,mengatur, dan mengontrol arus kas proyek.

d. Merencanakan,mengatur, dan mengontrol anggaran proyek.

10. HRD

HRD adalah seingkatan dari human resourse depertement dalam

nahsa Indonesia disebut suber daya manusia secara umum, HRD adalah

depertemen dalam prusahaan yang bertanggung jawab menangani

penegelolaan SDM atau karyawan dalam suatu prusahaan, HRD

bertanggung jawab untuk memastikan perusahaan mendapatkan karyawan-

karyawan terbaik, oleh karna itu dalam hal penerimaan karyawan HRD

adalah pihak yang di nilai paling bertanggung jawab untuk mengeloloah

proses seleksi.

Tugas dan kewajiban HRD, antara lain:


26

a. Merekrut karyawan untuk posisi yang di butuhkan prusahaan.

b. Memberi pelatihan dan pengembangan karyawan.

c. Melakukan pengawasan kinerja dari setiap karyawan.

d. Memberkan rekomendasi pengangkatan jabatan dan kompensasi.

e. Distribusi pengajian karyawan.

f. Melakukan survey karyawan yang grading.

g. Mengawasi perlengkapan kesehatan dan keselamatan bagi karyawan.

h. Melakukan pembentukan tim untuk proyek-proyek prusahaan.

i. Menjaga solidaritas semua karyawan.

11. Accounting

Merupakan jabatan yang bertanggung jawab atas laporan aktifitas keungan

secara tertulis, selain itu pada jabatan ini dituntut untuk mengerti masalah

perpajakan yang berlaku di Indonesia karena laopran perpajakan prusahaan

di buat aoleh accounting.


27

BAB III

LANDASAN TEORI DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Landasan Teori

Hipot atau uji over-potensial umumnya dilakukan untuk memastikan bahwa

isolasi belitan memiliki tingkat kekuatan listrik minimum untuk bertahan dari

tekanan listrik dalam layanan normal. Tes hy-pot dapat dilakukan dengan

tegangan DC dan AC. Uji ketahanan tinggi (hy-pot), menunjukkan apakah isolasi

belitan stator dalam generator sesuai untuk kelayakan, adalah uji penerimaan

standar pabrik untuk mesin baru. Pengujian ketahanan tinggi adalah alat yang

pemilik pembangkit hidro dapat gunakan untuk memastikan isolasi tegangan

tinggi pada gulungan stator memenuhi standar. Sselama tes hy-pot dilakukan,

generator dalam keadaan off line, tegangan 100 hingga 200 persen lebih tinggi

dari tegangan operasi normal. Jika isolasi lilitan tidak gagal selama pengujian, ini

menunjukkan gulungan stator kemungkinan tidak akan gagal ketika dioprasikan

selama beberapa tahun. Tegangan uji yang cukup tinggi dipilih untuk memastikan

belitan akan tetap bias digunakan selama tiga hingga lima tahun.

Meskipun semua generator harus lulus tes hy-pot sebelum diterima secra

komersial dari pabrikan, banyak pemilik pabrik tidak menggunakan hy-pot setelah

lilitan dalam layanan. Secara kusus pemilik khawatir bahwa pengetesan ini dapat

menyebabkan kerusakan isolasi. Selain itu, pemilik proyek tidak tahu tegangan uji

yang tepat untuk digunakan yang akan memungkinkan mereka untuk menemukan

masalah isolasi yang penting tetapi tidak menyebabkan gangguan gangguan. Tes
28

hy-pot adalah uji nondestruktif yang menentukan kecukupan isolasi listrik untuk

transien tegangan berlebih yang biasa terjadi. Ini adalah uji tegangan tinggi yang

biasa diterapkan kesemua perangkat listik untuk waktu tertentu untuk memastikan

bahwa isolai dalam keadaan aman. Tes hy-pot sangat membantu untuk

menemukan isolasi yang dijepit atau dihancurkan untaian kawat liar atau

pelindung, korosif disekitar konduktor, masalah jarak terminal, dan kesalahan

toleransi pada konduktor. Durasi pengujian harus sesuai dengan standar yang

digunakan. Waktu uji untuk sebagian besar standar adalah satu menit.

Salah satu jenis pemeliharaan yang dilakukan dalam kegiatan Combustion

Inspection ( CI ) yaitu pemeliharaan periodik yang dilakukan setiap 8.000 jam

generator beroperasi adalah pemeriksaan stator generator, kegitan yang dilakukan

dapat berupa pengujian tahanan isolasi ( Insulation Resistance Test ) dan

Polarization Index Test. Nilai Insulation Resistance ( IR ) stator diukur pada suhu

ruangan 30,.5°C, pengukuran dilakukan dengan cara melepas hubungan way ( Y )

generator terhadap ground terlebih dahulu. Pengukuran dilakukan pada tiap phasa

yaitu phasa R, S, dan T masing-masing di ukur langsung terhadap ground.

Sehingga megger yang digunakan yaitu megger phasa terhadap ground. Jenis

Megger yang digunakan adalah Megger jenis analog dengan tegangan 5000 Volt,

pemilihan megger dengan tegangan 5000 Volt sesuai dengan besarnya tegangan

kerja Generator dan berdasarkan standar Institute of Electircal and Electronic

Enginer (IEEE) dan International Elektrotecnical Comission (IEC).

Pengujian isolasi secara rutin dapat dilakukan dengan menggunakan

Megger yang pembacaannya langsung dalam mega ohm. Tahanan isolasi adalah
29

ukuran kebocoran arus yang melalui isolasi. Tahanan berubah-ubah karena

pengaruh temperatur dan lamanya tegangan yang diterapkan pada lilitan tersebut,

oleh karena itu faktor-faktor tersebut harus dicatat pada waktu pengujian. Nilai

tegangan minimum pengujian adalah satu kilovolt sebanding dengan satu (1)

megaohm nilai resistansi pada lilitan stator generator, nilai tahanan yang rendah

dapat menunjukkan lilitan dalam keadaan kotor atau basah. Moisture dapat juga

terdapat pada permukaan isolasi, atau pada lilitan atau pada keduanya. Oleh sebab

itu, pengujian dengan megger sebelum dan sesudah mesin dibersihkan harus

dilakukan. Jika nilai tahanan tetap rendah dan lilitan relatif bersih, ada

kemungkinan adanya moisture pada lilitan, dan lilitan harus dikeringkan

sekurang-kurangnya sampai diperoleh tahanan minimum yang dianjurkan.

1. Keuntungan dan Kerugian menggunakan Tegangan AC untuk Tes Hy-

pot

Salah satu keuntungan untuk pengujian hy-pot dengan tegangan AC adalah

bahwa ia dapat memeriksa kedua polaritas tegangan, sedangkan tes DC mengisi

isolasi hanya dalam satu polaritas. Kerugian dari AC hy-pot tester adalah bahwa

jika rangkaian yang diuji memiliki nilai yang besar, tester AC bisa menunjukkan

kegagalan.

2. Keuntungan dan Kerugian penggunaan Tegangan DC untuk Tes Hy-pot

Salah satu keuntungan menggunakan tegangan uji DC adalah bahwa

perjalanan arus bocor dapat diatur ke nilai yang jauh lebih rendah daripada
30

tegangan AC. Dengan memantau aliran arus saat tegangan meningkat, operator

dapat mendeteksi kerusakan isolasi sebelum terjadi. Kerugian kecil dari DC hy-

pot tester adalah bahwa karena tegangan uji DC lebih sulit untuk menghasilkan,

dan biaya untuk uji DC mungkin sedikit lebih tinggi dari tester AC.

3. Alat Ukur Megger

a. Pengertian Megger

Meger adalah alat untuk mengukur besarnya nilai tahanan isolasi. Megger

digunakan untuk mengukur tahanan isolasi instalasi tegangan menengah

maupun tegangan rendah. Untuk instalasi tegangan menengah digunakan

Megger dengan batas ukur Mega sampai Giga Ohm dan tegangan alat ukur

antara 5.000 sampai dengan 10.000 Volt arus searah. Untuk instalasi tegangan

rendah digunakan Megger dengan batas ukur sampai Mega Ohm dan tegangan

alat ukur antara 500 sampai 1.000 Volt arus searah. Ketelitian hasil ukur dari

Megger ditentukan oleh cukup tidaknya tegangan generator / baterai yang

dipasang pada alat ukur tersebut. Megger dipergunakan untuk mengukur

tahanan isolasi dari alat-alat listrik maupun instalasi-instalasi, output dari alat

ukur ini umumnya adalah tegangan tinggi arus searah yang diputar oleh tangan.

b. Prinsip Kerja Megger

Megger menghasilksn tegangan DC, dan saat dihubungkan dengan

kumparan atau materi yang diuji akan menghasilkan arus yang mengalir pada

isolasi. Selanjutnya Insulation Tester kemudian menghitung dan menampilkan


31

nilai tahanan isolasi dalam ohm atau mega ohm dengan menggunakan hukum

ohm. Nilai resistansi yang diperoleh secara otomatis bersal dari perbandingan

antara tegangan alat ukur yang disuplai dengan arus yang mengalir pada saat

terhubung dengan materi yang diuji.

3.2. Metodologi Penelitian

1. Tahapan kerja Praktek

Sebelum kelokasi kerja praktek di Proyek PT. POSO ENERGY SATU

PAMONA, ada beberapa tahapan yang harus di ikuti oleh peserta kerja praktek

yaitu:

a. Pesarta kerja praktek mencari informasi mengenai lokasi tempat pelaksanaan

kerja praktek dalam hal ini ke Proyek PT. POSO ENERGY SATU

PAMONA.

b. Peserta kerja praktek menyelesaikan semua administrasi di Jurusan Teknik

Elektro, Fakultas Teknik, dan Universitas Tadulako.

c. Peserta kerja praktek mengantar surat permohonan kerja praktek ke lokasi

tempat pelaksanaan kerja praktek dalam hal ini ke Proyek PT. POSO

ENERGY SATU PAMONA.

d. Setelah peserta kerja praktek sudah selesai mengantar surat permohonan

kerja praktek ke lokasi tempat pelaksanaan kerja praktek,maka pihak Proyek

PT. POSO ENERGY SATU PAMONA akan membalas surat permohonan

kerja praktek dan dilakukan penempatan sesuai dengan keilmuan teknik

elektro dari Mahasiswa Kerja Praktek/Praktek Kerja Lapangan (PKL),


32

sehingga pada tanggal 20 Agustus 2018 Penulis mulai masuk kerja praktek

di Proyek PT. POSO ENERGY SATU PAMONA. Uraian mengenai

kegiatan pekerjaan yang dilakukan selama pelaksanaan kerja praktek dapat

dilihat pada lampiran laporan harian kerja praktek.

e. Mengikuti penyuluhan safety Oleh coordinator Proyek PT. POSO ENERGY

1 PAMONA. Di sini perserta kerja praktek di jelaskan mengenai

keselamatan kerja dan tata tertib masuk di pembangkit PLTA.

2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek

Waktu pelaksanaan kerja praktek dimulai dari tangga 20 Agustus

2018 sampai dengan 20 September 2018, yang berlokasi di PT. POSO

ENERGY 1 PAMONA, Jln. Trans Sulawesi,Desa Sulewana, Kecamatan

Pamona Utara, Kabupaten Poso – Sulawesi Tengah, Indonesia.

3. Bahan dan Alat Kerja Praktek

a. Bahan

1. Pulpen

2. Buku Tulis

3. Gambar prencanaan

4. Leptop
33

b. Alat

1. Helem Pelindung

2. Sepatu

3. Kamera

4. Stik grounding

5. Alat ukur (megger, voltmeter)

6. Trafo step up

7. Kawat

4. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mendapatkan data dan informasi ialah

sebagai berikut:

a. Observasi

Dalam hal ini penulismelakukan observasi terhadap setiap proses kerja

yang berjalan di Proyek PT. POSO ENERGY 1 PAMONA serta melakukan

tanya jawab dengan supervisor, teknisi, maupun pembimbing praktek

menanyakan mengenai berbagai penanganan masalah berupa konstruksi dan

prencanaan pemasangan sistem penagkal petir yang akan dipasang. Dalam proses

observasi penulis juga melakukan wawancara secara langsung dengan

pembimbing lapangan dan karyawan yang ada dikantor maupun di lapangan

kerja mengenai hal-hal yang berkaitan dengan objek yang ditinjau.


34

b. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan mencari referensi tentang landasan teori, data

sheet komponen dan semua hal yang berkaitan materi sistem pengujian tahanan

isolasi pada kumparan stator, referensi diperoleh dari vendor masing-masing alat

dan perusahaan serta informasi yang diperoleh dari internet.

c. Wawancara

Menanyakan kepada tim pelaksana lapangan tentang berbagai hal yang

berkaitan dengan sistem proteksi petir dan masalah yang sering terjadi serta cara

penenganannya.
35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tujuan Pengujian Tahanan Isolasi

Pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi adanya kelemahan tahanan

isolasi. Pengujian tahanan isolasi sangat penting untuk mendeteksi adanya

kebocoran arus pada isolasi peralatan listrik.

4.2. Tahap-tahap Pengujian Tahanan Isolasi

Sebelum melakukan pengujian tahanan isolasi, ada beberapa tahapan yang

harus dilakukan terlebih dahulu.

1. Melakukan pengetesan tahanan isolasi terhadap isolasi yang akan diuji.

2. Jika nilai tahan yang diperoleh tidak sesuai dengan hasil yang diinginkan,

maka bagian isolasi tersebut harus diperbaiki kembali.

3. Setelah isolasi diperbaiki, maka pengukuran tahanan kembali dilakukan

untuk memastikan apakah tahanan isolasi tersebut suda sesuai dengan

keinginan atau standar yang digunakan.

4. Setelah nilai tahanan isolasi yang diperoleh suda sesuai dengan standar yang

digunakan, maka pengujian isolasi boleh dilakukan.

5. Setelah melakukan pengujian tahanan isolasi, maka bagian yang diuji harus

diukur kembali untuk memastikan apakah tidak ada kerusakan pada isolai.

6. Setelah pengujian dilakukan, hasil pengujian tersebut dilaporkan ke konsultan

study kelayakan untuk memutuskan layak tidaknya operasi.


36

4.2. Proses Pengujian Tahanan Isolasi

Pengujian tahanan isolasi dilakukan dengan menyuplai tegangan AC 3 kali

lebih besar dari tegangan kapasitas generator dan dinaikkan secara perlahan, atau

sesuai dengan standar yang digunakan di PLTA PT. Poso Energi Satu Pamona.

Pengujian dilakukan untuk masing-masing coil untuk memastikan bahwa semua

coil suda memiliki isolasi yang sesuai dengan standar kelayakan operasi.

High Potensial Test atau Hi-Pot Test paling umum diterapkan pada lilitan

stator generator untuk mencari kerusakan pada lilitan. Pengujian ini merupakan

pengujian yang dimaksudkan untuk memperkirakan kekuatan dielektrik isolasi dari

lilitan stator generator. Prinsip kerja pengujian ini adalah jika ada kerusakan

isolasi yang cukup besar, tegangan yang cukup besar diterapkan pada lilitan maka akan

mengakibatkan breakdown pada isolasi tersebut, pengujian ini jarang dilakukan

karena sifatnya merusak sehinggaperlu melilit ulang rotor atau stator jika terjadi

breakdown. Selama pengujian masing – masing fasa terpisah, salah satu fasa dites

sedangkan dua fasa lainya digroundkan.

High Potensial Test dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori :

a. AC High Potensial Test /AC Hi-Pot Test

AC High Potensial Test /AC Hi-Pot Test atau pengujian tegangan 50/60 hertz adalah

pengujian dengan menggunakan tegangan pengujian normal 50/60 hertz. Tegangan yang

diterapkan dalampengujian AC Hi-Pot Test adalah sebesarsatu setengah kali dari

tegangan line-to-line RMS generator (1,5E) untuk keserasian dengan peralatan


37

dan setelahpenggantian kumparan atau bar dipasang,sedangkan pada saat sebelum

penggantiankumparan dipasang adalah sebesar 1,5 E +2000.

b. Very-Low-Frequency Test Voltageatau VLF Test Voltage

Very-Low-Frequency Test Voltageatau VLF Test Voltageadalah

pengujiandengan menggunakan tegangan frekuensi 0.1 hertz. Tegangan pada

pengujian 0,1 hertz harus 15% lebih besar daripada nilai RMS tegangan pada

pengujian AC Hi-Pot Test.

c. DC High Potensial Test Pada Hi-Pot Test

DC High Potensial Test Pada Hi-Pot Test selain dengan menggunakan tegangan AC juga

dapatdengan menggunakan tegangan DC atau biasa disebut dengan DC Hi-Pot

Test. Besarnya tegangan pengujian DC seharusnya 70 % lebih besar dari

padategangan RMS pengujian AC Hi-Pot Test.

4.3. Insulation Resistance Test/Megger Test

Insulation Resistance Test/Megger Test merupakan pengujian yang paling

mudah dansederhana untuk menentukan kemampuanisolasi. M g g e r T e s t ini

dilakukan pad rotordan stator generator, selain itu juga dapat diterapkan pada

semua mesin atau lilitan. Peralatan yang digunakan untuk pengujian inidisebut

Mega Ohm Meter atau Megger Tester atau Megger saja. Indeks yang biasa

digunakan dalam menunjukkan pembacaan megger dikenalsebagai dielectric absorbtion

yang diperolehdengan pembacaan yang berkelanjutan untuk periode waktu yang


38

lebih lama. Jika pengujian berkelanjutan untuk periode selama 10 menit,megger akan

mempunyai kemampuan untuk mempolarisasikan atau mencharge kapasitansi

tinggi ke isolasi stator, dan pembacaan resistansi akan meningkat jika isolasi bersih dan

kering. Rasio pembacaan 10 menit dibandingkan pembacaan 1 menit dikenal

sebagai Polarization Index atau Indeks Polarisasi (IP). Nilai Indeks polarisasi

adalah2,5 atau lebih tinggi pada stator dan 1,25 atau lebih tinggi pada

rotor/medan. Hasilnya mengindikasikan apakah ada atau tidak bagian lilitan yang

terhubung singkat pada atau disekitar sistem isolasi. Jika IP terlalu rendah ini

mengindikasikan bahwa lilitan mungkin terkontaminasi oli, kotoran, serangga, atau terbasahi

oleh air. Besarnya Polarization Index (IP) dapatdirumuskan sebagai berikut :

PI=DAR 10 MNT/ DAR 1 MNT.

Pembacaan megger yang sangat rendahdan juga indeks polarisasi yang

kecil biasanya mengindikasikan adanya kelembaban dan pengeringan harus segera

dilakukan. Secara garis besar megger pada generator dibagi menjadi dua yaitu megger

stator dan megger rotor. yang membedakan adalah tegangan yang diterapkan.

Berdasarkan standar IEEE no 43-2000besarnya tegangan yang diterapkan

untuk pengujian berdasarkan tegangan kerja pada lilitan generator .

Alat yang digunakan dalam megger adalah Metriso 5000A dengan tegangan yang

diterapkan untuk megger stator sebesar 5000 Volt DC sedangkan dalam megger

rotor tegangan yang diterapkan adalah 500 Volt DC karena melihat kemampuan rotor untuk

menahan tegangan.
39

Megger Stator

Secara garis besar megger stator sendiri dibagi menjadi dua yaitu megger fasa ke fasa dan

fasa ke ground. Dalam pengukuran megger stator tidak hanya dilakukan sekali saja,

pengukuran megger stator tersebut dilakukan berdasarkan suatu tahapan/proses.

1. Megger awal stator

2. Megger stator sebelum penambahan resin

3. Megger stator setelah penambahan resin

4. Megger stator sebelum divarnis

5. Megger stator setelah rotor dimasukkan

6. Megger stator sebelum busbar di connect

Maksud megger stator yang berkelanjutan ini dimaksudkan untuk memastikan

bahwa kelembaban lilitan stator tetap terjaga dan tidak terjadi hubung singkat atau

kerusakan isolasi selama proses perawatan. Jika dalam proses didapatkan nilaiindeks

polarisasi (IP) yang terlalu kecil itu mengisyaratkan bahwa stator terlalu lembab

maka perlu dipanasi dengan lampu halogen.


40

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan informasi dan data yang telah penulis peroleh selama melakukan

kerja praktek pada proyek PLTA Poso Energi Satu Pamona mengenai

‘PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI PADA KUMPARAN STATOR’, maka

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengujian isolasi dilakukan untuk mendeteksi adanya kelemahan isolasi

pada kumparan stator.

2. Pengujian tahanan isolasi dilakukan dengan tegangan AC 3 kali lebih besar

dari tegangan kapasitas generator atau sesuai dengan standar.

3. Pengujian dilakukan setelah melakukan pengetesan tahanan isolasi untuk

memastikan isolasi dalam keadaan aman untuk melakukan pengujian.

4. Standar pengujian yang digunakan adalah standar Cina (GB/T8564-2003)

dengan nilai tahanan minimal 8000 mega ohm.

1.2. Saran

Selama melaksanakan kerja praktek di proyek PLTA Poso Energi Satu

Pamona, pada tanggal 20 Agustus sampai dengan 20 september 2018, Penulis

telah mengamati dan mempelajari beberapa hal, sehingga pada akhirnya Penulis

berkeinginan untuk menyampaikan saran dan tanggapan.


41

Saran yang dapat penulis berikan demi peningkatan kualitas dimasa yang akan

datang adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Perlu adanya suatu pembenahan sistem kerja dan pola kerja yang

terprogram dengan lebih baik, dengan memperhatikan lagi system kehadiran dan

keuangan, mempertahankan semangat dan kualitas kerja yang merupakan prestasi

PT. Poso Energi Satu Pamona, Membenahi barang–barang yang disimpan didalam

gudang, agar mempermudah untuk pengkontrolan dan Lebih memperhatikan

safety untuk para pekerja.

2. Bagi Universitas Tadulako

Perlu adanya sosialisasi dan bimbingan lebih lanjut kepada tiap mahasiswa

yang akan mengikuti kerja praktek, sehingga mahasiswa lebih siap dan tidak

canggung dalam menghadapi kerja praktek di lapangan, dan menambah waktu

pelaksanaan kerja praktek agar mahasiswa lebih memahami dunia kerja yang

sebenarnya sesuai dengan profesi masing-masing.

3. Bagi Para Pembaca

Semoga melalui Laporan Kerja Praktek yang dibuat oleh penulis, dapat menjadi

masukkan yang bermanfaat bagi para mahasiswa yang sedang atau akan

mengambil kerja praktek,sehingga lebih siap dalam menjalani kerja praktek.


42

DAFTAR PUSTAKA

SNI 03-7015-2004.2004. Sistem pengujian isolasi. Badan Standarisasi Nasional.

SNI 03-6652-2002.2002. Tata Cara pengujian hi-pot. Badan Standarisasi


Nasional

Anda mungkin juga menyukai