Anda di halaman 1dari 7

Jln. KH. Ahmad Dahlan No.

17 Selong Lombok Timur


RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA
No. Ijin : 2049/503/PM.II.50A8/04/2018
Jln. KH. Ahmad Dahlan No. 17 Selong, Lombok Timur
Telp. (0376) 21004, Fax (0376) 22693

Bismillahirrahmanirrahim

PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA
N0MOR : 13/PER/AKR/DIR/RSI-N/VIII/2018

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GIZI


RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA

MENIMBANG : 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah


Sakit Islam Namira, maka diperlukan penyelenggaraan
pelayanan Instalasi Gizi yang bermutu tinggi;
2. Bahwa agar pelayanan Instalasi Gizi di Rumah Sakit Islam
Namira dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan
Direktur Rumah Sakit Islam Namira sebagai landasan bagi
penyelenggaraan pelayanan Instalasi Gizi di Rumah Sakit
Islam Namira;
3. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu
ditetapkan Kebijakan Pelayanan Instalasi Gizi Rumah Sakit
Islam Namira dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam
Namira.
MENGINGAT : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan
Nasional Perbaikan Gizi;
4. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan
Nasional Perbaikan Gizi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 100);
5. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 193);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5291);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 78 tahun 2013 tentang
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi;
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 23 Tahun 2014
tentang Upaya perbaikan Gizi
10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 28 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan nomor
2409/MENKES/PER/XII/2011 tentang Standar Bubuk Tabur
Gizi
11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 41 Tahun 2014
tentang Pedoman Gizi Seimbang
12. Buku Pedoman Penyelenggaraan Tim Terapi Gizi di Rumah
Sakit, Departemen Kesehatan republic Indonesia Tahun 2009
13. Buku Pedoman pelayanan Gizi Rumah Sakit Tahun 2013,
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
14. Keputusan Menteri Kesehatan RI (di tanda tangani Dirjen BUK
Akmal Taher an Menkes RI) No;HK;02;03/i/0347/2013 tanggal 19
Februari 2013 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum
Islam Namira Provinsi Nusa Tenggara Barat (sebagai Rumah
Sakit Umum Kelas D);
15. Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Lombok Timur Nomor
2049/503/PM;II;50;A8/04/2018 tanggal 12 April 2018 tentang Izin
Operasional Rumah Sakit;
16. Fatwa DSN-MUI Nomor : 107/DSN-MUI/X/2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit Berdasarkan Prinsip
Syariah
17. Keputusan Ketua Pengurus Yayasan Rumah Sakit Namira
Pancor Nomor : 005/SK/YRSNP/VIII/2015 tentang
Pemberlakuan Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Namira
18. Keputusan Ketua Pengurus Yayasan Rumah Sakit Namira
Pancor Nomor : 005/SK/YRSNP/VI/2017 tentang Pengangkatan
dr; H; Utun Supria, M;Kes, sebagai Direktur Rumah Sakit Islam
Namira terhitung mulai 1 Juli 2017 sampai dengan 30 Juni 2020.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA


TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GIZIRUMAH
SAKIT ISLAM NAMIRA;
PERTAMA : Kebijakan Pelayanan Instalasi Gizi Rumah Sakit Islam Namira
sebagaimana yang ditetapkan diatas tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini;
KEDUA : Kebijakan Pelayanan Instalasi Gizi Rumah Sakit Islam Namira
sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu harus dijadikan
acuan dalam menyelenggarakan pelayanan Gizi Rumah Sakit
Islam Namira;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya;
Ditetapkan di : Lombok Timur
Tanggal : 27 Agustus 2018 M
15 Dzul-Hijjah 1439 H

Rumah Sakit Islam Namira


Lombok Timur

dr; Utun Supria, M;Kes


Direktur
Lampiran Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Namira
Nomor : 13/PER/AKR/DIR/RSI-N/VIII/2018
Tanggal : 27 AGUSTUS 2018
Tentang : Kebijakan Pelayanan InstalasiGiziRumah Sakit Islam Namira

KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GIZI


DI RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA

A. Palayanan Instalasi Gizi


1. Pelayanan di Instalasi Gizi harus selalu berorientasi kepada mutu dan
keselamatan pasien;
2. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, etiket, menghormati hak pasien dan
mengutamakan keselamatan pasien;
3. Peralatan di Instalasi Gizi harus selalu dilakukan pemeliharaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
4. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan yang ditetapkan
oleh direktur;
5. Setiap petugas atau staf Instalasi Gizi wajib meningkatkan kompetensinya
melalui pelatihan yang sudah diprogramkan;
6. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin
bulanan minimal satu bulan sekali;
7. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), termasuk penggunaan alat pelindung
diri (APD), serta selalu mengacu pada pencegahan dan pengendalian infeksi;
8. Pelayanan pemberian diet pasien dilakukan dalam 24 jam
9. Setiap bulan wajib membuat laporan internal dan eksternal;
10. Pengontrolan alat makan bekerja sama dengan pihak ketiga yaitu laboratorium
kesehatan masyarakat Mataram;
11. Staff yang kompeten (qualified) mengembangkan criteria untuk mengidentifikasi
pasien yang memerlukan asesmen nutrisional lebih lanjut;
12. Pasien awal masuk rumah sakit di skrining untuk resiko nutrisional sebagai
bagian dari asessmen awal;
13. Semua pasien baru akan mendapat asesmen awal gizi;
14. Monitoring dan evalusi pelayanan gizi ke pasien dilakukan tiga hari setelah
masuk di ruang perawatan atau 3 hari setelah asessmen awal gizi;
15. Ahli gizi akan menulis di CPPT apabila ada perubahan diet atau perubahan
kondisi pasien dan konsultasi gizi ke pasien;
16. Makanan atau nutrisi yang sesuai untuk pasien tersedia secara regular dan
continue;
17. Sebelum member makan pasien, semua pasien rawat inap telah dipesankan
makanan dan di catat;
18. Pemberian makanan atas dasar status gizi dan kebutuhan pasien;
19. Pengkajian gizi rawat inap harus dilakukan dalam jangka waktu 1 kali dalam 24
jam;
20. Makanan yang dibawa oleh pengunjung dan keluarga pasien di simpan di loker
penyimpanan yang sudah disediakan
21. Ahli gizi akan mencatat makanan yang dibawa oleh keluarga dari luar rumah
sakit 1 kali dalam 24 jam (shif pagi)
22. Ada bermacam variasi pilihan makanan bagi pasien konsisten dengan kondisi
dan pelayananannya;
23. Makanan disiapkan dengan cara mengurangi resiko kontaminasi dan
pembusukan;
24. Makanan disimpan dengan cara mengurangi resiko kontaminasi dan
pembusukan;
25. Distribusi makanan secara tepat waktu dan memenuhi permintaan khusus;
26. Pendistribusiannmakanan yang dilakukan oleh tenaga gizi di lakukan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan, yaitu:
a. Makan pagi : 07;00-07;30
b. Makan siang : 11;00-12;30
c. Makan sore : 17;00-18;00
27. Pasien dengan resiko nutrisi mendapat terapi nutrisi;
28. Adanya proses yang menyeluruh untuk merencanakan, memberikan dan
memonitor terapi nutrisi;
29. Segala respon pasien terhadap terapi gizi dicatat dalam rekam medis pasien;
30. Seluruh pelayanan di Instalasi Gizi dilaksanakan oleh staff Instalasi Gizi;
31. Instalasi Gizi bertanggung jawab atas laporan berkala yang telah ditetapkan, baik
untuk kepentingan eksternal maupun internal;
32. Instalasi Gizi bertanggung jawab atas tersedianya informasi kegiatan pelayanan
dan indikator rumah sakit yang telah ditetapkan;
33. Seluruh pelayanan Instalasi Gizi wajib berorientasi pada kepuasan pelanggan;
34. Disediakan tempat cuci tangan yang memenuhi syarat;

B. Asuhan Gizi Terintegrasi


1. Ahli gizi Ikut visite dengan dokter dan perawat untuk mengetahui kondisi pasien;
2. Ahli gizi melihat assessment awal pasien di rekam medis;
3. Pasien yang berisiko malnutrisi dilakukan asuhan gizi terintegrasi;
4. Ahli gizi anamnesa pengukuran antropometri (BB, TB, tinggi lutut, lingkar lengan),
tentukan status gizi;
5. Ahli gizi melihat hasil pemeriuksaan penungjang (lab, radiologi), fisik/ klinis dan
riwat makanan pasien;
6. Ahli gizi menentukan diagnosa gizi dan memberikan intervensi gizi (menghitung
kebutuhan, menentukan jenis diet, bentuk makanan dan cara pemberian);
7. Ahli gizi melakukan monitoring pemberian intervensi terapi diet dan dievaluasi
pertiga hari lama rawat inap;
8. Ahli gizi menulis hasil evaluasi di CPPT;
Ditetapkan di : Lombok Timur
Tanggal : 27 Agustus 2018 M
15 Dzul-Hijjah 1439 H

Rumah Sakit Islam Namira


Lombok Timur

dr; Utun Supria, M;Kes


Direktur

Anda mungkin juga menyukai