Bismillahirrahmanirrahim
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA
NOMOR : /SK/DIR/RSI-N/II/2018
TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN
MEMUTUSKAN
Menetapkan
PERTAMA : Membentuk Komite Keperawatan Rumah Sakit Islam Namira dengan
susunan sebagaimana tercantum pada Lampiran Surat Keputusan ini
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Lombok Timur
Tanggal : 7 September 2018 M
22 Rabiul Akhir 1439 H
LAMPIRAN SK DIREKTUR
NOMOR : /SK/DIR/RSI-N/II/2018
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal
sebagai wadah perwujudan kesejahteraan umum seperti termaktub dalam
Pembukaan UUD 1945, adalah meliputi kesehatan badan, rohani, sosial dan bukan
hanya keadaaan bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Usaha peningkatan
derajat kesehatan mencakup peningkatan (promotif), pencegahan (preventif),
penyembuhan (curatif), dan pemulihan (rehabilitatif). Usaha peningkatan derajat
kesehatan tersebut membutuhkan kerjasama seluruh komponen dirumah sakit
termasuk komite keperawatan. Komite keperawatan sebagai wadah organisasi
perawat dan bidan di instansi rumah sakit mempunyai peran strategis untuk
suksesnya upaya pemerintah dalam peningkatan derajat kesehatan manusia
indonesia. Komite keperawatan bertanggung jawab dalam hal pengembangan mutu,
kredensialing dan pembinaan etik profesi bagi perawat dan bidan sebagai pemberi
asuhan kepada pasien. Oleh karenanya perlu adanya pengorganisasian yang baik
agar pelayanan yang diberikan perawat dan bidan merupakan pelayanan standar dan
berkualitas serta dapat dipertanggung jawabkan.
Asuhan yang berkualitas mempunyai beberapa elemen :
1. Meningkatkan kesehatan dalam waktu sesingkat mungkin.
2. Meningkatkan pada pencegahan, menemuan dini, dan treatmen.
3. Diberikan pada waktu yang tidak tertunda.
4. Dengan landasanpemahaman terjadi kerjasama dan partisipasi klien dalam
membuat keputusan tentang proses asuhan.
5. Berdasarkan prinsip-prinsipilmiah dan cakap dalampenggunaan teknologi dan
sumber-sumber keprofesian.
6. Menunjukan kesadaran akan stress dan kecemasan klien dan keluarga dengan
concern akan kesejahteraan klien secara menyeluruh.
7. Memanfaatkan dengan efisien teknologi yang tepat dan sumber-sumber asuhan
kesehatan lain.
8. Secara memadai didokumentasikan untuk memungkinkan kontinuitas asuhan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi komite keperawatan dalam menyelenggarakan kegiatan
untuk meningkatkan profesionalisme perawat.
2. Tujuan Khusus
a. Terbentuknya persamaan pemahaman, persepsi dan cara pandang serta
paradigma dalam penyelenggaraan komite keperawatan di Rumah Sakit Islam
Namira.
b. Terselenggaranya komite keperawatan di Rumah Sakit Islam Namira yang
memiliki makna terhadap tata kelola klinis (clinical governance) keperawatan
sesuai evidence based.
c. Terbentuknya iklim professional keperawatan/kebidanan dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Islam
Namira sehingga berdampak pada kepuasan terutama pada pelanggan
Rumah Sakit.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
A. Deskripsi Rumah Sakit
Rumah Sakit Islam Namira merupakan Rumah Sakit tipe D sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.03/I/0347/2013
dengan izin operasional nomor 2049/503/PM.II.50.A8/04/2018, berlokasi di Jl. KH.
Ahmad Dahlan No. 17 Selong Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat (NTB)
Telp. 0376 (21004), fax 0376 (22693), dengan alamat email :
namira_klinik@yahoo.com.
Rumah Sakit Islam Namira merupakan rumah sakit swasta yang memberikan
pelayanan kesehatan gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, dan pelayanan penunjang
lainnya, baik dari pelayanan yang bersifat umum maupun spesialistik
Pelayanan Rumah Sakit Islam Namira terdiri dari pelayanan IGD 24 jam,
pelayanan penunjang (farmasi, laboratorium, radiologi), pelayanan spesialistik rawat
poliklinik jalan (poliklinik penyakit dalam, anak, bedah, bedah vascular, kandungan,
mata, THT, saraf, jiwa, jantung, gigi serta kulit dan kelamin), instalasi rawat inap, unit
hemodialisa, IBS (Instalasi Bedah Sentral), unit ruang bersalin, ICU (belum buka) serta
fisioterapi.
A. Visi
Visi Rumah Sakit Islam Namira adalah Menjadi Rumah Sakit Syariah Pilihan Utama
Masyarakat Lombok Timur Dan Sekitarnya
B. Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan perorangan yang paripurna, bermutu, terjangkau
dan berorientasi pada keselamatan pasien serta kepuasan pelanggan
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan Islami sesuai standar Rumah Sakit
Syariah
3. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Insani yang memiliki integritas,
profesional dan berakhlakul karimah.
4. Menciptakan suasana kerja yang kondusif, nyaman dan produktif.
C. Motto
1. Respect
Pelayanan kepada masyarakat diberikan dengan ikhlas tanpa membedakan status
sosial, yang merupakan tindakan terpuji, sehingga masyarakat merasa dipedulikan
dan akan menumbuhkan rasa cinta dan senang kepada rumah sakit.
2. Safety
Pelayanan menyertakan nilai-nilai Islami.
3. Islami
Pelayanan harus menjamin keselamatan bagi pasien dan keluarganya serta
petugas dan masyarakat, agar terhindar dari bahaya dan ancaman yang bisa
menyebabkan cidera, tertular penyakit, maupun kejadian yang tidak diinginkan
4. Nyaman
Pelayanan yang memberikan rasa nyaman kepada pasien yang dirawat, keluarga
pasien maupun pengunjung
D. Tujuan
Rumah Sakit mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan berkualitas dengan standar tinggi (sesuai
standar kualitas yang berlaku)
2. Menerapkan pelayanan kesehatan yang bernilai Syar’i dalam setiap aktivitasnya
dengan berdasar kepada regulasi tentang standar RS Syariah yang diakui
pemerintah.
3. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Insani yang memiliki integritas,
profesional dan berakhlaq baik
4. Menciptakan iklim kerja yang nyaman, kondusif dan produktif serta menjamin
terpeliharanya kesejahteraan karyawan
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
Struktur organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Islam Namira ditetapkan sebagai berikut ;
A. Yayasan
Yayasan Rumah Sakit Islam Namira Selong bertanggung jawab terhadap
kelangsungan hidup, perkembangan dan kemajuan RSI Namira sesuai dengan yang
diharapkan oleh masyarakat.
C. Direktur
Direktur mempunyai tugas memimpin, menetapkan kebijakan, membina,
mengkoordinasikan dan mengawasi serta melakukan pengendalian terhadap
pelaksanaan tugas Rumah Sakit.
A. VISI
Mewujudkan budaya penerapan disiplin ilmu keperawatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan (Application Health Oriented Nursing)
B. MISI
1. Terciptanya dokumentasi keperawatan yang sesuai standar.
2. Terciptanya standarisasi tindakan keperawatan
3. Terciptanya Standar Prosedur Operasional (SPO) dan Standar Asuhan
Keperawatan (SAK) yang aplikatif
4. Terciptanya tenaga keperawatan/kebidanan yang mampu dan kompeten
dibidangnya masing-masing
5. Terciptanya komite keperawatan yang tertib program, tertib dokumen dan tertib
pelaporan.
C. FALSAFAH TUJUAN
1. Terlaksananya asuhan keperawatan
2. Mewujudkan profesionalisme dalam pelayanan keperawatan.
3. Memberikan masukan kepada pimpinan rumah sakit berkaitan dengan
profesionalisme perawat dan bidan dalam memberikan pelayanan
keperawatan.
4. Menyelesaikan masalah-masalah terkait dengan penerapan disiplin dan kode
etik keperawatan.
5. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
6. Mengembangkan pendidikan dan pelatihan
7. Menciptakan sistem penghargaan
8. Menciptakan kerja yang kondusif
9. Terwujudnya semua kegiatan secara efektif dan efisien.
BAB VI
A. PENGERTIAN
KETUA KOMITE
KEPERAWATAN
URAIAN JABATAN
A. KETUA
1. Memberikan motivasi, dukungan, bimbingan dan arahan kepada sub komite
2. Memberikan masukan kepada bidang keperawatan dan direktur rumah sakit
terhadap ketenagaan, sistem dan standar pelayanan keperawatan
3. Bersama pengurus lain dan anggotanya menyususn rencana program komite
keperawatan
4. Mengesahkan rencana program komite ke direktur rumah sakit dan
mensosialisasikan dengan bidang keperawatan dan anggota komite keperawatan
5. Terlibat langsung dalam pembuatan, pengembangan dan evaluasi standar praktek
keperawatan
6. Memfasilitasi dalam penyusunan, pelaksanaan pengembangan profesi
keperawatan
7. Terlibat langsung dalam penyusunan standar etik, evaluasi penerapan kode etik
profesi dan proses pembinaan
8. Memberikan rekomendasi terhadap pemecahan masalah keperawatan
9. Berkoordinasi dengan bidang keperawatan dalam pelaksanaan, evaluasi standar
praktek keperawatan, penerapan etik profesi dan peningkatan profesionalisme
tenaga keperawatan
10. Melakukan kajian berbagai isu yang berkembang dan merujuk ke sub komite yang
sesuai
11. Memberikan pertimbangan tentang penempatan tenaga keperawatan di rumah
sakit
12. Memantau kegiatan/ program kerja dari sub komite
13. Menjalin hubungan dengan organisasi profesi nasional seperti PPNI
B. SUBKOMITE KREDENSIAL
Proses Kredensial menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam
memberikan pelayanankeperawatan dan kebidanan kepada pasien sesuai dengan
standar profesi. Proses Kredensial mencakup tahapan review, verifikasi dan evaluasi
terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kinerja tenaga keperawatan.
Berdasarkan hasil proses Kredensial, Komite Keperawatan merekomendasikan
kepada Direktur Rumah Sakit untuk menetapkan Penugasan Klinis yang akan
diberikan kepada tenaga keperawatan berupa Surat Penugasan Kerja Klinis (SPKK).
Penugasan Klinis tersebut berupa daftar Kewenangan Klinis yang diberikan oleh
direktur Rumah Sakit kepada tenaga keperawatan untuk melakukan asuhan
keperawatan atau asuhan kebidanan dalam lingkungan Rumah Sakit untuk suatu
periode tertentu.
1. Tujuan
a. Memberi kejelasan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan
b. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga
keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan memiliki kompetensi
dan Kewenangan Klinis yang jelas
c. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan yang berada di
semua level pelayanan.
2. Tugas
Tugas sub komite Kredensial adalah:
a. Menyusun daftar rincian Kewenangan KlinisI
b. Menyusun buku putih (white paper ) yang merupakan dokumen persyaratan
terkait kompetensi yang dibutuhkan melakukan setiap jenis pelayanan
keperawatan sesuai dengan standar kompetensinya.
c. Menerima hasil Verifikasi persyaratan Kredensial dari bagian SDM meliputi:
1) Ijazah
2) Surat Tanda Registrasi (STR)
3) Sertifikat kompetensiI
4) Logbook yang berisi uraian capaian kinerja
5) Surat penyataan telah menyelesaikan program orientasi Rumah Sakit atau
orientasi di unit tertentu bagi tenaga keperawatan baru
6) Surat hasil pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan.
d. Merekomendasikan tahapan proses Kredensial:
1) Perawat dan bidan mengajukan permohonan untuk memperoleh
Kewenangan Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan
2) Ketua Komite Keperawatan menugaskan Sub komite Kredensial untuk
melakukan proses Kredensial (dapat dilakukan secara individu atau
kelompok)
3) Sub komite membentuk panitia untuk melakukan review, verifikasi dan
evaluasi dengan berbagai metode: porto folio, asesmen kompetensi
4) Sub komite memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rapat
menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
e. Merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga
keperawatan.
f. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan.
g. Sub komite membuat laporan seluruh proses Kredensial kepada Ketua
Komite Keperawatan untuk diteruskan ke direktur Rumah Sakit.
3. Kewenangan
Sub komite Kredensial mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi
rincian Kewenangan Klinis untuk memperoleh SPKK (clinical appointment).
4. Mekanisme Kerja
Untuk melaksanakan tugas sub komite Kredensial, maka ditetapkan mekanisme
sebagai berikut:
a. Mempersiapkan Kewenangan Klinis mencakup kompetensi sesuai area
praktik yang ditetapkan oleh rumah sakit.
b. Menyusun Kewenangan Klinis dengan kriteria sesuai dengan persyaratan
Kredensial dimaksud
c. Melakukan assesmen Kewenangan Klinis dengan berbagai metode yang
disepakati
d. Memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rekomendasi
memperolehPenugasan Klinis dari direktur Rumah Sakit.
e. Memberikan rekomendasi Kewenangan Klinis untuk memperoleh
PenugasanKlinis dari direktur Rumah Sakit dengan cara:
1) Tenaga keperawatan mengajukan permohonan untuk memperoleh
Kewenangan Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan
2) Ketua Komite Keperawatan menugaskan sub komite Kredensial untuk
melakukan proses Kredensial (dapat dilakukan secara individu atau
kelompok)
3) Sub komite melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai
metode: porto folio, asesmen kompetensi.
4) Sub komite memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rapat
menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
f. Melakukan pembinaan dan pemulihan Kewenangan Klinis secara berkala
g. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang di tetapkan.
3. Kewenangan
Subkomite mutu profesi mempunyai kewenangan memberikan
rekomendasitindak lanjut audit keperawatan, pendidikan keperawatan
berkelanjutan serta pendampingan.
4. Mekanisme kerja
Untuk melaksanakan tugas subkomite mutu profesi, maka ditetapkan
mekanismesebagai berikut :
a. Koordinasi dengan bidang keperawatan untuk memperoleh data
dasar tentang profil tenaga keperawatan di RS sesuai area praktiknya
berdasarkan jenjang karir.
b. Mengidentifikasi kesenjangan kompetensi yang berasal dari data subkomite
Kredensial sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dan perubahan standar profesi. Hal tersebut menjadi dasar
perencanaan pengembangan professional berkelanjutan (continuiting
professional Deelopment/CPD) .
c. Merekomendasikan perencanaan CPD kepada unit yang berwenang.
d. Koordinasi dengan praktisi tenaga keperawatan dalam
melakukan pendampingan sesuai kebutuhan.
e. Melakukan audit keperawatan dengan cara :
1) Pemilihan topik yang akan dilakukan audit
2) Penetapan standar dan criteria
3) Penetapan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit
4) Membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan pelayanan
5) Melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dan Kriteria
6) Menerapkan perbaikan
7) Rencana reaudit.
f. Menyusun laporan kegiatan subkomite untuk disampaikan kepada Ketua
Komite Keperawatan.
SIM RS
BAB IX
Kualifikasi
No Nama Jabatan Sertifikasi/Pelatih Pengalaman Kerja
Formal
an Kualifikasi
KEGIATAN ORIENTASI
2. Tanggung jawab
a. Direktur Rumah Sakit Islam Namira bertanggung jawab untuk menyediakan
sarana prasarana bagi program orientasi.
b. Ketua Komite Keperawatan bertanggung jawab untuk membuat usulan tentang,
materi, waktu pelaksanaan, metode dan biaya yang berhubungan dengan program
orientasi.
3. Tujuan
a. Agar calon tenaga keperawatan di rumah sakit mengetahui, memahami falsafah
dan tujuan serta penyelenggaraan Komite Keperawatan
b. Mengetahui Struktur organisasi dan tata Kerja di Komite Keperawatan
c. Mengetahui dan memahami Prosedur Kerja di Komite Keperawatan
4. Metode
a. Ceramah dan tanya jawab
b. Melihat langsung pelaksanaan kegiatan Komite Keperawatan
5. Waktu
Waktu kegiatan orientasi disesuaikan dengan jadwal orientasi bagi pegawai baru
dirumah sakit.
6. Alokasi biaya
Biaya disesuaikan dan dibebankan pada anggaran Rumah Sakit Islam Namira dan
direncanakan dalam RAPB Rumah Sakit Islam Namira
BAB XI
PERTEMUAN/RAPAT
A. Pengertian
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki
kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan suatu
masalah tertentu
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Membantu terselenggaranya program kerja Komite Keperawatan yang ada di
Rumah Sakit Islam Namira.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat menggali segala permasalahan terkait dengan program kerja komite
keperawatan.
b. Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan masalah yang terkait
dengan program kerja komite keperawatan guna peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit.
C. Kegiatan Rapat
1. Rapat rutin komite keperawatan
a. Rapat rutin diselenggarakan terjadwal paling sedikit satu kali dalam
sebulan dengan interval yang tetap pada waktu dan tempat yang
ditetapkan oleh Komite Keperawatan.
b. Rapat rutin merupakan rapat koordinasi untuk mendiskusikan, melakukan
klarifikasi, mencari alternatif solusi berbagai masalah pelayanan
keperawatan dan membuat usulan tentang kebijakan pelayanan
keperawatan.
c. Hasilrapat rutin akan disampaikan pada setiap rapat rutin berikutnya.
2. Rapat rutin subkomite
Diselenggarakan pada saat prnyusunanprogram kerja subkomite dan pada
saat akan dilaksanakan program kerja serta evaluasi hasil dari kegiatan
program kerja yang telah diselenggarakan.
BAB XII
PELAPORAN
A. Monitoring
Monitoring kegiatan komite keperawatan dilakukan oleh Ketua Komite.
B. Evaluasi
3. Evaluasi program kerja komite keperawatan dilakukan oleh Ketua Komite
dengan frekuensi minimal setiap bulan
4. Analisa evaluasi program kerja komite keperawatan oleh Komite Keperawatan
setiap 3 bulan.
C. Laporan
Prinsip pelaporan mutu pelayanan keperawatan:
1. Laporan kegiatan komite keperawatan dilaporkan oleh komite keperawatan
2. Laporan dibuat sistematik, singkat, tepat waktu dan informatif
3. Laporan dibuat dalam bentuk grafik atau table (bila perlu).
4. Laporan dibuat bulanan, triwulan, dan tahunan.
5. Laporan disertai analisis masalah dan rekomendasi penyelesaian.
6. Laporan dipresentasikan dalam bentuk rapat koordinasi dengan pimpinan.
BAB XIII
PENUTUP
Demikian Pedoman Pengorganisasian Komite Keperawatan Rumah Sakit Islam
Namira ini dibuat dalam rangka upaya memenuhi segala peraturan undang -undang yang
berlaku di Rumah Sakit Islam Namira sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang
dimilikinya.