korpusluteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium
ovarium.(Smelzer and Bare. 2002: 1556)
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang
membentuk seperti kantong.Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan
dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005: 273)
Kista ovari adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan di dalam rongga
ovarium.Kista tersebut disebut juga kista fungsional karana terbentuk setelah telur dilepaskan
setelah ovulasi. Kista fungsional akan mengkerut dan menyusut seteleh beberapa waktu
(setelah 1-3 bulan), hingga biasanya dokter juga mencurigai terbentuk kista menganjurkan
penderita melekukan control kembali 3 bulan kemudian. Selama waktu menunggu tersebut,
kadang-kadang dokter menganjurkan penderita agar minum pil KB agar tidak terjadi
ovulasi.Demikian pula yang terjadi bila seorang perempuan sudah menopause, kista
adalah :
Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang di dalam
korteks
1) Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel yang tidak
matang direabsorbsi cairan folikuler di antara siklus menstruasi. Banyak terjadi pada wanita
2) Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesterone setelah ovulasi.
3) Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola
hidatidosa.
hiperstimuli ovarium.
2) Kista neoplasma
a.
Kistoma ovarii simplek, kista ini bertangkai dan dapat menyebabkan torsi ( putaran
tangkai ). Diduga kista ini adalah sejenis kistadenoma serosum yang kehilangan kelenjarnya
karena tekanan cairan dalam kista. Tindakanya adalah pengangkatan kista dengan reseksi
ovarium.
b.
Asal kista ini belum pasti, mungkin berasal dari suatu teratoma yang pertumbuhanya I
c.
d.
Belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya dengan endometroid
e.
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya akan
menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler merupakan
tipe kista yang paling banyak ditemukan.Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan
Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Pada
keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus menstruasi untuk
melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga
Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari
perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium.Pada beberapa kasus, kista dapat
pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi.Kista jenis ini disebut dengan
Kista Dermoid.
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegagalan
pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak
akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormone hipofisa dalam
jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel
yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium.Folikel tersebut gagal mengalami
pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari
2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum,
yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak
terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara
progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian
secara gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi
Kista dapat berupa kista folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-
lutein.Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.Kista
fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap
gonadotropin yang berlebih.Kista folikel dan luteal, kelainan yang tidak berbahaya ini berasal
dari folikel graaf yang tidak pecah atau folikel yang sudah pecah dan segera menutup
kembali. Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah lapisan
serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm dan berisi cairan
serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai
diameter 4-5 cm, sehingga teraba massa dan menimbulkan sakit pada daerah pelvis.
Letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dan sangat berbahaya dapat
menjadi besar tanpa disadari oleh penderita.Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan
gejala, atau hanya sedikit nyeri yang tidak berbahaya.Tetapi adapula kista yang berkembang
menjadi besar dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari
gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis,
radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap atau perubahan ditubuh Anda
untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut mungkin muncul :
a. Perasaan sebah
d. Sering kembung
e. Nyeri sanggama
h. Gangguan miksi karena adanya tekanan pada kandung kemih dan juga tekanan pada dubur
i. Gangguan menstruasi.Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali
tumor itu sendiri mengeluarakan hormon seperti pada tumor sel granulosa yang dapat
menyebabkan hipermenorrea.
j. Akibat Pertumbuhan adalah dengan adanya tumor didalam perut bisa menyebabkan
pembengkakan perut..Tekanan pada alat atau organ sekitar disebabkan oleh besarnya tumor
atau posisinya dalam perut.Misalnya sebuah kista yang tidak seberapa besar tetapi posisinya
terletak didepan uterus sehingga dapat menekan kandung kencing dan menyebabkan
gangguan miksi dan sedang kista besar yang terletak didalam rongga perut kadang-kadang
hanya menimbulkan rasa berta pada perut.Selain gangguan miksi obstipasi dan oedema pada
menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik yang minimal.
Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak akan terjadi distensi yang
b. Torsio. Putaran tangkai dapat terjadi pada ksta yang berukuran diameter 5 cm atau lebih.
Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini jarang bersifat
total.
c. Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut dan dapat
d. Massa kista ovarium berkembang setelah masa menopouse sehingga besar kemungkinan
untuk berubah menjadi kanker (maligna). Faktor inilah yang menyebabkan pemeriksaan
endometrium
a. Radiologi
1) USG
Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi dari pada kemampuan
pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama sekali . Suara
yang dapat didengar manusia mempunyai frekuensi antara 20-20.000 Cpd (cicles per detik =
Hz). Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedence acustic tertentu. dalam jaringan
yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam echo, disebut anechoic atau echofree
atau bebas echo. Suatu rongga berisi cairan bersifat anechoic, misalnya kista, asites,
pembuluh darah besar, perikardial, atau pleural efusion. . Pada USG kista ovarium akan
terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval) dan terlihat sangat echolucent
dengan dinding dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi belakang kista nampak bayangan
echo yang lebih putih dari dinding depannya. Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak
halus-halus (internal echoes) di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen darah di dalam
kista.
2) Transabdominal Sonogram
mengevaluasi besarnya massa serta struktur intra abdominal lainnya, seperti ginjal, hati, dan
urinaria terisi/penuh.
3) Endovaginal Sonogram
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara endovaginal. Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan
4) Kista Dermoid
Gambaran USG kista dermiod di bawah ini menunjukkan d di bawah ini menunjukkan
5) Kista Endometriosis
Menunjukkan karakteristik yang difuse, low level echoes pada endometrium, yang
6) Polikistik Ovarium
Menunjukkan jumlah folikel perifer dan hiperechoid stroma.
b. MRI
Gambaran MRI lebih jelas memperlihatkan jaringan halus dibandingkan dengan CT-scan,
serta ketelitian dalam mengidentifikasi lemak dan produk darah. CT-Scan dapat pemberian
petunjuk tentang organ asal dari massa yang ada. MRI tidak terlalu dibutuhkan dalam
beberapa/banyak kasus.USG dan MRI jauh lebih baik dalam mengidentifikasi kista ovarium
c. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium
d. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista
e. Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan bahwa tindakan
tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk
f. Diagnosis Banding
Diagnosis pasti tidak dapat dilihat dari gejala-gejala saja. Karena banyak penyakit dengan
2) Endometriosis
Pada pemeriksaan endovaginal sonogram tampak karakteristik yang difus, echo yang rendah
Pada pemeriksaan endovaginal sonogram memperlihatkan ring sign pada tuba, dengan
dinding yang tebal disertai cairan yang bebas disekitarnya. Tidak ada pembuahan
intrauterine.
4) Kanker ovarium
a. Operasi untuk mengambil tumor: Dapat menjadi besar dan kemungkinan degenerasi ganas.
b. Saat operasi dapat didahului dengan frozen section untuk kepastian ganas dan tindakan
c. Hasil operasi harus dilakukan pemeriksaan PA sehingga kepastian klasifikasi tumor dapat
d. Operasi tumor ganas diharapkan debulking yaitu dengan pengambilan jaringan tumor
sebanyak mungkinjaringan tumor sampai dalam batas aman diameter sekitar 2 cm. Setelah
mendapatkan radiasi dan kemoterapi atau dilakukan terapi kedua untk mengambil sebanyak
mungkin jaringan tumor. Kistoma ovarii diatas umur 45 thn sebaiknya dilakukan terapi
profilaksis.
e. Untuk penanganan tumor nonneoblastik diambil sikap wait and see. Jika wanita yang masih
ingin hamil berovulais teratur tanpa gejala dan hasil USG menunjukkan kista yang berisis
cairan maka dilakukan pemeriksaan tindakan menunggu dan melihat dan kista ini akn
memnghilang 2-3 bulan kemudian . Penggunaanv pil kontrasepsi dapat digunakan untuk terpi
kista fungsional
f. Pembedahan dilakukan jika kista besar dan padat ,tumbuh atau tetap selama 2-3 bulan
siklus haid maka dapat dihilangkan dengan pembedahan.Jika tumor besar atau ada
komplikasi maka dilakukan pengangkatan ovarium disertai saluran tuba ( salpingo
histerektomi.
1) Pengumpulan data
- nama
- usia
- jenis kelamin
- suku/bangsa
- agama
- pendidikan
- pekerjaan
- alamat.
b. Identitas penanggung jawab, meliputi:
- nama
- usia
- jenis kelamin
- suku/bangsa
- agama
- pendidikan
- pekerjaan
- alamat
- hubunan dengan pasien
3) Pemeriksaan lainnya:
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala : kelemahan dan/ keletihan, perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur
pada malam hari, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur, misal : nyeri, ansietas,
berkeringat malam
b. Sirkulasi
c. Integritas Ego
Gejala : faktor sterss (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress
religius/spritual), menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu,
d. Eliminasi
Gejala : perubahan pada pola defekasi. Misal, nyeri pada defekasi, darah pada feses
Perubahan pada eliminasi urinarius. Miasal, nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih,
e. Makanan/cairan
Gejala : kebiasaan diet buruk, ( misal; rendah serat tinggi lemak, aditif/bahan pengawet )
f. Neurosensori
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi, misal, ketidaknyamanan ringan sampai nyeri
h. Pernapasan
Gejala : merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok), pemajanan
abses
i. Keamanan
j. Seksualitas
Gejala : masalah seksual, misal : dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan,
nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun, multigravida, pasangan seks multupel, aktivitas
k. Interaksi sosial:
kepuasan dirumah, dukungan atau bantuan), masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran.
l. Penyuluhan/pembelajaran
Pertimbangan rencana pemulangan : DRG menunjukkan rerata lama dirawat; 5,4 hari serta
4. Pemeriksaan fisik
KU : Pasien tampak lelah
TTV : TD normal RR: meningkat N: Meningkat S: meningkat
Kepala: simetris
Rambut :
Mata : Simetris, konjungtifa, sklera.
Hidung : kebersihan, sekret, napas cuping hidung.
Mulut : kebersihan, bau, karies.
Telinga : simetris, kebersihan, pendengaran, kelainan.
Dada :
Paru : simetris, vasikuler, sonor, taktil fremitus.
Jantung : ictus cordis, pekak, bunyi normal
Abdomen : simetris, terdapat lesi (post op)
Ekstermitas : edema pada tungkai
Pengkajian post operasi.
a. Kaji tingkat kesadaran
b. Ukur tanda – tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, Respiration Rate.
c. Auskultasi bunyi nafas
d. Kaji turgor kulit
e. Pengkajian Abdomen
- Inspeksi ukuran dan kontur abdomen
- Auskultasi bising usus
- Palpasi terhadap nyeri tekan dan massa
- Tanyakan tentang perubahan pola defekasi
- Kaji status balutan
f. Kaji terhadap nyeri atau mual
g. Periksa laporan operasi terhadap tipe anestesi yang diberikan dan menanyakan
lamanya dibawah anestesi.
Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium:
Hb rendah, Leukisit dan trombosit menurun
b. Pemeriksaan radiologi:
1) Laparoskopi
2) USG
3) Foto Rontgen
4) Parasintesis
5) Scanning Ultra Sound Abdomen
6) ekografi
Data Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium pemeriksaan darah lengkap (Hemoglobin, hematokrit,
lekosit)
b. Terapi : terapi yang diberikan post operasi baik injeksi maupun peroral sesuai
program dari dokter.
a. Nyeri akut berhubungan dengan pencedera fisik (prosedur operasi). (SDKI, hal 172)
c. Defisit perawatan diri (mandi) berhubungan dengan kelemahan dibuktikan dengan tidak
d. Resiko aspirasi dibuktikan dengan penurunan tingkat kesadaran. (SDKI, hal. 28)
Tujuan: Setelah diberi tindakan keperawatan ,nyeri berkurang sampai hilang sama sekali
Kriteria hasil : mengatakan bahwa rasa sakit telah terkontrol/terarasi, tampak santai
Intervensi :
3) Pantau TTV
R : respon autonomik meliputi perubahan pada TD, Nadi, dan pernapasan yang berhubungan
4) Kaji insisi bedah, perhatikan edema, perhatikan kontur luka/inflamasi/mengeringya tepi luka
R : perdarahan pada jaringan, bengkak, inflamasi lokal atau terjadinya infeksi dapat
Intervensi :
Rasional :
2.Skala kekuatan otot dan skala kemampuan beraktifitas menunjukan respon px terhadap
aktifitas
3.Latihan mobilisasi secara bertahap akan mengurangi keluhan pusing akibat mobilisasi
yang tiba-tiba
4.Nutrisi yang adekuat merupakan asupan energi untuk kebutuhan aktifitas
3. Defisit perawatan diri (mandi) berhubungan dengan kelemahan dibuktikan dengan tidak
Intervensi :
Rasional :
4. Resiko aspirasi dibuktikan dengan penurunan tingkat kesadaran. (SDKI, hal. 28)
Intervensi :
Rasional :
1. mengetahui tingkat kesadaran pernafasan klien
distensi gaster.
Intervensi :
2. Ukur TTV
4. Anjurkan px untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori tinggi protein dan tinggi
vitamin.
Rasional :
produksi limfosit
5. Kolaborasi:
Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP