Anda di halaman 1dari 30

7.

DAERAH TINGKAT I BENGKULU


7. DAERAH TINGKAT I BENGKULU

I. GAMBARAN UMUM

1. Keadaan daerah

Luas daerah Bengkulu adalah sekitar 19.786,7 km2 atau


4,5% dari luas seluruh Pulau Sumatera, atau hanya 1,1% dari
luas seluruh Indonesia. Daerah Bengkulu merupakan propinsi
yang terkecil di antara propinsi-propinsi di Sumatera.

Daerah Bengkulu terdiri dari 3 bagian yaitu bagian data-


ran rendah di pantai dengan ketinggian antara 0 - 100 m dari
permukaan laut, bagian tengah ke arah timur yang merupakan
dataran yang bergelombang atau berbukit-bukit adalah lereng
Bukit Barisan dengan ketinggian antara 100 - 1.000 m dari
permukaan laut, dan bagian timur yang bergunung-gunung dengan
ketinggian antara 1.000 - 2.000 m dari permukaan laut, ialah
daerah dataran tinggi Rejang Lebong.

Keadaan alam yang demikian menyebabkan sungai-sungai yang


ada di daerah Bengkulu banyak yang mengalir dari arah timur
ke bagian barat, sehingga di bagian barat ini banyak terdapat
rawa dan hutan bakau yang luasnya sekitar 100.000 ha.
Bulan yang terkering pada musim kemarau di daerah Bengku-
lu adalah bulan Juni dengan suhu tertinggi sekitar 37,3 dera-
jat celcius, dan yang terbasah pada musim dingin adalah pada
bulan Nopember dengan suhu terendah sekitar 19,0 derajat cel-
cius. Rata-rata curah hujan tiap tahun sekitar 3.580 mm, dan
rata-rata suhu udara sekitar 20,7 derajat celsius.

197
Menurut pola penggunaan tanah di daerah Bengkulu maka
luas areal pertanian sawah, pertanian semusim dan pertanian
campuran adalah 914.510 ha atau 46,22%, dari luas seluruh wi-
layah areal pertanian tahunan 357.200 ha atau 18,05%, hutan
produksi 274.360 ha atau 13,87%, dan hutan lindung 435.600 ha
atau 21,86%.
Daerah Bengkulu sangat potensial untuk pertanian, teruta-
ma pertanian tahunan seperti perkebunan. Di samping itu ter-
dapat pula sumber alam lain, antara lain yang terdapat di
daerah pantai, yaitu bijih besi, titan, kwarsa, kaolin, semen
putih dan sarang burung layang-layang yang terdapat di gua
Skandau dan gua Batu Jong.

Di bagian tengah yang berhawa sejuk banyak terdapat per-


sawahan yang sangat potensial untuk dijadikan areal persawah-
an irigasi teknis, perkebunan kopi, cengkeh, palawija, areal
untuk peternakan, dan perikanan air tawar. Di samping perta-
nian, terdapat pula bahan tambang batu bara, dan mariner yang
sekarang sedang diteliti.

Di bagian pegunungan banyak terdapat persawahan irigasi


teknis, kolam ikan mas, peternakan sapi perah, kebun palawija
dan sayur-mayur, serta bahan tambang emas, perak, tembaga,
kapur dan belerang. Hasil hutan yang terutama adalah kayu,
termasuk sejenis kayu gaharu atau cendana.

Daerah jalur tengah dan pegunungan sangat potensial untuk


palawija 'dan hortikultura yang penting untuk memenuhi kebu-
tuhan lokal dan untuk menunjang pengembangan komoditi ekspor
non minyak. Pada jalur ini banyak terdapat sungai yang deras
arus airnya, bertebing yang curam dan berbatu cadas, sehingga
potensial untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga air,

198
untuk irigasi, dan sebagai sumber air bersih.

Daerah Bengkulu yang berhadapan langsung dengan samudera


Indonesia dengan panjang pantai sekitar 500 km, dan Pulau
Enggano pada jarak 96 mil dari pantai Bengkulu, mempunyai ke-
dudukan penting bila Pelabuhan Pulau Baai dapat diselesaikan.
Pelabuhan Pulau Baai merupakan pelabuhan samudera sebagai
pintu gerbang utama di bagian barat untuk hubungan ke luar
baik bagi Bengkulu maupun bagi daerah-daerah lain yang masuk
di bagian selatan Sumatera.

Daerah Bengkulu menurut administrasi pemerintahan terdiri


dari 4 Daerah Tingkat II, yaitu 1 kotamadya, 3 kabupaten, 22
kecamatan, dan 1.065 desa, dengan jumlah penduduk pada tahun
1980 sebanyak 768.046 jiwa. Dengan demikian kepadatan pendu-
duknya masih rendah, yaitu rata-rata sekitar 39 jiwa per
2
km . Namun demikian tingkat pertumbuhan penduduknya rata-
rata tiap tahun cukup tinggi yaitu sekitar 4,4% per tahun
yang jauh lebih tinggi dari pertumbuhan penduduk Indonesia
yang hanya sekitar 2,3% rata-rata per tahun.

Tingginya angka pertumbuhan penduduk daerah Bengkulu ter-


sebut disebabkan terutama karena banyaknya pendatang dari
luar daerah sebagai transmigran baik dalam rangka transmigra-
si umum maupun transmigrasi swakarsa.

Melihat penyebaran penduduknya, ternyata bahwa sebagian


besar penduduk, yaitu sekitar 80,0% bermukim di daerah pede-
saan, sedangkan 20,0% lagi bermukim di daerah perkotaan, ter-
utama di Kotamadya Bengkulu, sehingga penduduk kotamadya
cu-
kup padat dengan rata-rata tiap km2 sekitar 3.681 jiwa.
Penduduk di daerah lainnya pada umumnya masih jarang dan dae-
rah yang terjarang penduduknya adalah Kabupaten Bengkulu Uta-

199
ra dengan kepadatan hanya sekitar 18 jiwa per km 2 seperti
terlihat pada tabel terlampir.

Lapangan kerja penduduk di daerah Bengkulu sesuai dengan


pola pemukimannya, yaitu pada tahun 1978 sebagian besar pen-
duduk sekitar 82,0%, bekerja di sektor pertanian, 2.02 % di
sektor industri, 6,3% di sektor perdagangan, 1,8% di sektor
bangunan, 0,4% di sektor perhubungan dan telekomunikasi, dan
7,5% di sektor jasa.

Kontribusi terbesar terhadap pendapatan daerah terutama


diperoleh dari sektor pertanian dan perdagangan. Sektor per-
tanian, terutama hasil perkebunan seperti kopi, cengkeh, la-
da, karet dan kelapa sawit, cukup memegang peranan penting
demikian pula sektor perdagangan, sedangkan sektor industri
dan sektor-sektor lainnya belum berkembang. Namun demikian
tingkat pertumbuhan pendapatan regional selama Repelita III
cukup tinggi. Dilihat dari perkembangan Produk Domestik Re-
gional Bruto (PDRB) dari tahun 1975 sampai dengan tahun 1980,
atas dasar harga konstan 1975, PDRB Propinsi Bengkulu mening-
kat dengan rata-rata 16,7% per tahunnya.

2. Masalah-masalah yang dihadapi

Daerah Bengkulu, sebagai daerah potensial untuk pengemba-


ngan pertanian terutama perkebunan, dan sebagai daerah pene-
rima transmigrasi, memerlukan prasarana perhubungan yang baik
untuk membuka isolasi daerah pedesaan sebagai daerah pengha-
sil dan untuk melakukan kegiatan perdagangan hasil produksi-
nya.

Keadaan prasarana perhubungan dalam Repelita III menun-


jukkan bahwa sebagian besar jalan ke desa-desa belum dapat
200
ditempuh dengan kendaraan bermotor roda 4. Hubungan antara
daerah Bengkulu dengan Jambi dapat dikatakan belum terbuka.
Untuk hubungan antara Bengkulu dengan Sumatera Selatan mela-
lui Rejang Lebong hanya ada satu jalan yang melintasi pegu-
nungan, yang sering mengalami bencana tanah longsor, ialah
daerah antara Taba Penanjung dan Kepahyang yang mengakibatkan
hubungan lalu-lintas terputus. Hubungan darat yang menyusuri
pantai barat dari perbatasan Sumatera Barat sampai perbatasan
Lampung yang baru dibuka, masih perlu ditingkatkan sesuai de-
ngan fungsi jalan poros tersebut.

Komunikasi pemerintahan antara ibukota propinsi dengan


ibukota Kabupaten-kabupaten Bengkulu Utara dan Bengkulu Sela-
tan serta ibukota kecamatan belum dapat dilakukan melalui
telepon karena jaringan telepon belum ada.
Di samping masalah perhubungan, juga dirasakan masalah
kurangnya aparatur, baik jumlah maupun mutunya. Hal ini teru-
tama dirasakan untuk tenaga penelitian, perencanaan, pengawas-
an yang ahli dan tenaga terampil serta produktip di bidang
perguruan mulai dari tingkat pendidikan SD sampai perguruan
tinggi, di samping tenaga dokter, para medis, tenaga teknik
dan pertanian yang dirasakan sangat kurang.

Karena kurangnya tenaga peneliti maka potensi alam yang


cukup banyak belum seluruhnya dapat diteliti, sehingga infor-
masi baik mengenai jumlah maupun mutunya masih langka.

Selama Repelita III pelaksanaan pembangunan di daerah


Bengkulu telah menunjukkan hasil yang cukup tinggi, namun de-
mikian masih terdapat berbagai masalah yang dihadapi dalam
pelaksanaan tiap sektor yang bersangkutan yang perlu mendapat
penyelesaian dalam Repelita IV.

201
Pembangunan di sektor pertanian, khususnya pertanian pa-
ngan khususnya padi, telah menunjukkan peningkatan dan di-
perkirakan telah mencapai surplus sekitar 20.000 ton setahun.
Hal ini adalah sebagai hasil usaha intensifikasi, produksi
telah dapat dinaikkan dari 2 - 3 ton per ha menjadi 5 - 6 ton
per ha. Pada akhir Repelita III telah dimulai pula pelaksana-
an operasi khusus tanaman kacang kedele. Untuk menunjang pe-
ningkatan intensifikasi pertanian selanjutnya telah dibangun
beberapa proyek pengairan sedang, antara lain Bendungan Selu-
ma yang mampu mengairi areal seluas 8.000 ha, dan Bendungan
Air Lais untuk mengairi areal seluas 6.000 ha, serta Bendung-
an Air Manjuto untuk mengairi areal seluas 11.000 ha.

Usaha pembinaan perkebunan rakyat telah dilaksanakan me-


lalui program rehabilitasi peremajaan tanaman ekspor (RPTE)
sedang pengembangan tanaman perkebunan lainnya telah dilaksa-
nakan dengan pola perkebunan inti rakyat (PIR) umpamanya un-
tuk tanaman karet dan kelapa sawit.

Di bidang kehutanan terdapat masalah mendesak yang perlu


ditanggulangi dalam Repelita IV, yaitu masalah penyerobotan
dan penggarapan hutan lindung pada Daerah Aliran Sungai Musi
yang telah mencapai areal seluas kurang lebih 15.000 ha dan
pembukaan hutan lindung taman nasional secara liar yang ter-
dapat di Daerah Aliran Sungai Sebelat Selatan dan Manjuto.
Akibat tindakan tersebut menyebabkan adanya bencana banjir di
wilayah bagian daerah Sumatera Selatan, daerah Muko-muko dan
Sebelat, serta Kabupaten Bengkulu Utara.

Pembangunan di sektor perhubungan telah mencapai hasil


yang cukup besar, antara lain pembangunan jalan poros pantai
barat dari perbatasan Sumatera Barat sampai perbatasan Lam-

202
pung sepanjang 563 km sudah terlaksana dan seluruh pelayangan
sudah diganti dengan jembatan kerangka beton atau baja. Jalan
negara yang menghubungkan ibukota Propinsi Bengkulu dengan
perbatasan Sumatera Selatan, Lubuk Linggau, sepanjang 140 km
sudah ditingkatkan dengan aspal beton sehingga hubungan anta-
ra 2 daerah tersebut telah dapat ditempuh dalam waktu sekitar
3 jam. Jalan propinsi antara Bengkulu sampai ke perbatasan
Sumatera Barat sepanjang 303 km sudah diaspal. Seluruh jalan
yang menghubungkan ibukota Propinsi Bengkulu dengan ibukota
kabupaten dan kecamatan sudah beraspal. Pembangunan jembatan
untuk mengganti seluruh pelayangan dan jembatan gantung atau
jembatan tua telah dilaksanakan dengan membangun jembatan ke-
rangka beton atau baja sebanyak 33 buah sepanjang 7.206 m.
Namun demikian hubungan antar daerah dan antar desa di dalam
Propinsi Bengkulu sendiri masih belum sepenuhnya terbuka.

Pembangunan Pelabuhan Laut Pulau Baai belum selesai selu-


ruhnya, namun diharapkan pada akhir Repelita III pelabuhan
tersebut telah dapat diselesaikan.

Pelabuhan Udara Padang Kemiling sudah dapat didarati oleh


pesawat Fokker 28 tetapi masih dengan muatan yang terbatas.
Di bidang telekomunikasi untuk Kotamadya Bengkulu dan Ka-
bupaten Bengkulu Selatan serta Rejang Lebong sudah dibangun
stasiun bumi kecil sehingga daerah ini sudah dapat menerima
siaran televisi, akan tetapi belum mencakup daerah Kabupaten
Bengkulu Utara.

Kecuali itu hubungan telepon, hanya terdapat di kota


Bengkulu baik untuk hubungan telepon otomat maupun untuk
SLJJ. Hubungan telepon antar kota Bengkulu dengan ibukota ka-
bupaten dan ibukota kecamatan belum ada.

203
Di bidang pembangunan daerah transmigrasi selama Repelita
III baru dapat ditempatkan sebanyak kurang lebih 15.500 KK
melalui transmigrasi umum dan 417 KK melalui transmigrasi
swakarsa.

Di bidang pendidikan, selama Repelita III telah dibangun


cukup banyak gedung SD, dan telah dapat menampung sekitar
94,0% dari jumlah anak usia sekolah. Daya tampung SD cukup
besar, namun daya tampung SMTP terutama SMP baru mencapai
sekitar 79,1% dari jumlah lulusan SD dan daya tampung di SMTA
terutama SMA baru mencapai sekitar 78,0% dari jumlah lulusan
SMTP. Sekolah-sekolah lainnya, seperti sekolah kejuruan untuk
menciptakan tenaga terampil siap pakai, antara lain SGO, SPG,
SMEA dan lain-lainnya masih kurang.

Universitas Negeri Bengkulu yang mempunyai 5 fakultas ba-


ru mampu menampung sekitar 24,0% dari lulusan SMTA.

Di bidang olah raga dan generasi muda kegiatan yang telah


dilaksanakan antara lain adalah pembangunan stadion olah ra-
ga, kolam renang dan gedung pemuda.
Rendahnya tingkat kemampuan daya tampung sekolah-sekolah
dan perguruan tinggi disebabkan antara lain karena prasarana
dan saran fisik, fasilitas dan tenaga pengajar masih sangat
kurang. Kebutuhan tenaga teknologi menengah bangunan, indus-
tri dan pertanian belum dapat dipenuhi karena belum ada lem-
baga pendidikan yang memadai.

Di sektor kesehatan hingga sekarang masih dirasakan ter-


dapatnya kekurangan Puskesmas dan tenaga kesehatannya. Rumah
sakit di Kabupaten Muko-muko, Bintuhan dan Manna belum ada.
Rumah sakit untuk perawatan dan pengobatan penderita penyakit
jiwa masih sangat langka.

204
II. ARAH DAN KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
1. Arah pembangunan daerah dalam rangka pembangunan
nasional.

Pembangunan daerah Bengkulu diarahkan kepada terciptanya


landasan yang kuat bagi daerah untuk tumbuh dan berkembang
atas kekuatan dan kemampuan sendiri menuju kepada terciptanya
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Titik berat pembangunan daerah Bengkulu dalam jangka pan-


jang adalah pembangunan ekonomi dengan sasaran utamanya per-
tanian dan industri yang mengolah produksi pertanian. Pem-
bangunan sektor-sektor lainnya bersifat menunjang dan saling
melengkapi dengan bidang ekonomi dan dilaksanakan seirama dan
serasi dengan kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam bidang
ekonomi.

Pembangunan daerah dilaksanakan di dalam rangka mening-


katkan pendapatan regional untuk mencapai kesejahteraan rak-
yat melalui pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh
rakyat. Oleh karena itu peranserta secara aktif segenap la-
pisan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan harus semakin
merata baik dalam memikul beban pembangunan maupun dalam per-
tanggungjawaban atas pelaksanaan pembangunan ataupun dalam
menerima kembali hasil pembangunan.

Untuk menunjang pelaksanaan pembangunan daerah, semua po-


tensi daerah harus dimanfaatkan secara optimal dan bijaksana
untuk menjamin kelangsungan dan keseimbangan pembangunan.

Pelaksanaan pembangunan daerah, di samping untuk mening-


katkan produksi dan pendapatan, juga untuk mempercepat per-
tumbuhan lapangan kerja dan menghilangkan pengangguran. Untuk

205
mengisi lapangan kerja, diperlukan tenaga kerja yang memiliki
kecakapan dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pem-
bangunan. Oleh karena itu perlu adanya pembinaan sistem pen-
didikan dan latihan yang mampu menghasilkan tenaga kerja yang
produktif. Dengan tersedianya tenaga kerja yang produktif di-
harapkan daerah ini akan mampu mengolah potensi ekonomi men-
jadi kekuatan yang rill dengan dukungan dari penanaman modal,
penggunaan teknologi dan kemampuan berorganisasi serta mana-
jemen. Pemanfaatan teknologi harus diusahakan agar tetap mem-
berikan kesempatan kerja, meningkatkan produktifitas kerja,
serta menggunakan alat-alat sebanyak mungkin yang dihasilkan
dan yang dapat dipelihara sendiri.

Agar pembangunan ekonomi dapat terlaksana dengan cepat,


harus ada pengaturan pertumbuhan dan penyebaran penduduk yang
merata untuk penggalian dan pemanfaatan sumber daya alam yang
tersebar di daerah. Karena daerah Bengkulu masih kekurangan
tenaga kerja bila dibandingkan dengan jumlah potensi sumber
alam yang tersedia, maka perlu didatangkan tenaga kerja yang
produktif melalui transmigrasi umum maupun transmigrasi swa-
karsa. Namun sejalan dengan usaha peningkatan transmigrasi,
perlu dilaksanakan pengendalian tingkat pertumbuhan penduduk
yang disebabkan karena kelahiran melalui kegiatan keluarga
berencana, agar hasil pembangunan dapat memberikan nilai da-
lam peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat.

Dalam Repelita IV daerah Bengkulu diperkirakan akan ber-


kembang dengan laju pertumbuhan sebesar 7% rata-rata setahun.

2. Kebijaksanaan pembangunan daerah

Dalam rangka menjamin kesinambungan pembangunan sebagai


perwujudan dan cita-cita kemerdekaan, di samping pembangunan
206
fisik, perlu pula dilaksanakan pembangunan non fisik yang
seimbang yang diarahkan kepada pembangunan manusia seutuhnya,
khususnya generasi muda, agar siap baik mental, ideologi
maupun pengetahuan dan keterampilannya untuk mampu melanjut-
kan tugas sebagai pelaksana pembangunan.

Dalam Repelita IV kebijaksanaan pembangunan daerah Beng-


kulu, akan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
secara merata dan untuk meletakkan landasan yang kuat guna
mendorong percepatan pembangunan pada tahap selanjutnya se-
suai dengan potensi, aspirasi dan kondisi daerah.
Untuk mencapai maksud tersebut, perlu dilanjutkan usaha-
usaha pembangunan yang telah dilaksanakan dalam Repelita III,
terutama pembangunan prasarana perhubungan untuk membuka dae-
rah yang masih terpencil atau terisolasi, pembangunan perta-
nian dalam rangka pencapaian swasembada pangan, pembangunan
perkebunan komoditi ekspor, pembangunan transmigrasi untuk
memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja yang terampil dan produk-
tif, pembangunan pendidikan dan kesehatan, serta pembangunan
bidang-bidang lain sebagai pelengkap dalam rangka pembentuk-
an manusia seutuhnya.

Selanjutnya dalam rangka pengembangan wilayah, perlu di-


laksanakan kerjasama antara wilayah atau propinsi yang berde-
katan yang serasi dan sesuai dengan kondisi, potensi dan as-
pirasi masing-masing daerah yang bersangkutan. Dengan demi-
kian diharapkan bahwa pertumbuhan pendapatan daerah rata-rata
masih akan cukup tinggi.

Untuk menjamin pembangunan yang merata dan konsisten yang


berdasarkan kriteria keadaan potensi daerah, keadaan sosial
ekonomi dan geografi, maka wilayah pembangunan daerah Bengku-

207
lu dibagi menjadi 7 wilayah pembangunan yaitu Wilayah Pem-
bangunan I dengan pusat pengembangan Kota Bengkulu, Wilayah
Pembangunan II dengan pusat pengembangan Kota Curup, Wilayah
Pembangunan III dengan pusat pengembangan Kota Manna, Wilayah
Pembangunan IV dengan pusat pengembangan Kota Arga Makmur,
Wilayah Pembangunan V dengan pusat pengembangan Kota Muko-
muko, Wilayah Pembangunan VI dengan pusat pengembangan Kota
Bintuhan, dan Wilayah Pembangunan VII dengan pusat pengembang-
an Kota Muara Aman.

Pulau Enggano akan dikembangkan sebagai wilayah pengem-


bangan tersendiri untuk pengembangan usaha perkebunan, peter-
nakan, dan pariwisata.

III. KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN SELAMA REPELITA IV

Dalam rangka pencapaian swasembada pangan, kegiatan pem-


bangunan pertanian dalam Repelita IV perlu dilanjutkan dengan
usaha-usaha intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi
tanaman pangan pada lahan persawahan dan lahan kering dengan
tanaman padi-padian, palawija dan hortikultura.
Usaha ekstensifikasi pertanian tanaman pangan melalui
usaha pencetakan sawah baru akan dilaksanakan pada lahan :
irigasi sederhana, di daerah Kabupaten Bengkulu Selatan, Re-
jang Lebong dan Bengkulu Utara, irigasi sedang kecil, di dae-
rah Kabupaten Bengkulu Selatan, Rejang Lebong dan Bengkulu
Utara, irigasi PIBD di daerah Kabupaten Bengkulu Selatan dan
rawa sederhana, di daerah Kabupaten Bengkulu Selatan dan
Bengkulu Utara.

Di samping itu perlu ditingkatkan penyuluhan, pengembang-


an dan peningkatan penggunaan teknologi tepatguna.

208
Peningkatan produksi peternakan akan dilaksanakan melalui
usaha pokok intensifikasi peternakan sapi potong, sapi perah,
kambing/domba dan unggas. Di samping itu akan dikembangkan
ternak kerbau dan aneka ternak di beberapa kabupaten. Usaha
ini akan didorong melalui pengamanan ternak, pembinaan makan-
an ternak dan penyuluhan, serta pengembangan hijauan makanan
ternak di beberapa kabupaten.

Peningkatan produksi perikanan akan dilakukan melalui


pengembangan perikanan air payau dengan membangun tambak-tam-
bak udang dan ikan bandeng di daerah yang terdapat disepan-
jang pantai. Peningkatan peternakan perikanan air tawar di-
lakukan dengan sistem kolam, air deras dan kerambah. Usaha
peningkatan perikanan laut akan ditingkatkan melalui penamba-
han motorisasi perahu penangkap ikan, pembangunan dermaga,
tempat pelelangan ikan dan sarana pengawetan ikan.

Dalam rangka peningkatan produksi perkebunan, akan dilak-


sanakan melalui usaha-usaha pokok peremajaan/perluasan tana-
man karet, kelapa, kelapa sawit, coklat, lada, cengkeh, tebu,
dan cassiavera yang akan mencakup areal 45.396 ha, serta in-
tensifikasi dan rehabilitasi tanaman kelapa, kopi, lada,
cengkeh, tembakau seluas 9.525 ha. Selain usaha peningkatan
produksi, juga akan diikuti dengan usaha peningkatan mutu
serta perbaikan tata niaga dengan pengikutsertaan PNP/PTP,
perkebunan besar dan lembaga swasta lainnya dengan meningkat-
kan peranserta koperasi. Pelaksanaannya akan dilakukan dengan
pola UPP, pola PIR dan secara parsial. Di samping itu akan
diusahakan pengembangan tanaman yang potensial non tradisio-
nal seperti linum, abaca, stevia, kenaf, melindjo, jarak,
tanaman obat-obatan dan lain-lain.

209
Untuk menjaga kelestarian hutan, baik fungsi sebagai hu-
tan produksi maupun untuk hutan lindung, perlu ditingkatkan
melalui kegiatan peningkatan pengawasan pengelolaan basil hu-
tan, rehabilitasi, pengembangan budidaya tanaman rotan dan
berbagai jenis tanaman yang menghasilkan minyak seperti damar
dan lain-lain, reboisasi kawasan hutan bekas garapan liar, dan
juga memantapkan batas kawasan hutan sesuai dengan keten-
tuan tata guna hutan kesepakatan.

Untuk menunjang peningkatan intensitas tanaman dan per-


luasan lahan pertanian, dilanjutkan pembangunan jaringan iri-
gasi kecil dan sedang, antara lain Irigasi Air Seluna, Air
Lawas, Air Nipis Seginim dan irigasi lainnya, juga dilanjutkan
perbaikan dan pengamanan sungai untuk pengendalian banjir.

Dalam rangka pembangunan industri kegiatan-kegiatan akan


diarahkan kepada kegiatan mendorong pertumbuhan industri un-
tuk menunjang dan mengolah hasil pertanian dari hasil perika-
nan, mendorong pertumbuhan industri yang menghasilkan komodi-
ti ekspor dan mengembangkan teknologi tepatguna untuk mengo-
lah potensi sumber alam yang ads.

Di samping itu akan ditingkatkan pembinaan industri kecil


dan kerajinan rakyat, seperti industri rumah tangga untuk
memberikan dorongan kepada pengrajin industri kecil dan peng-
rajin rakyat yang lebih maju dan memperluas kesempatan kerja
bagi masyarakat sekelilingnya.

Pembangunan di sektor perhubungan dalam Repelita IV perlu


ditingkatkan terutama dalam mengatasi masalah yang belum ter-
atasi dalam Repelita III yaitu masih adanya daerah-daerah
yang terisolasi. Dalam rangka untuk menunjang program PIR dan
peningkatan perkebunan lainnya seperti cengkeh, usaha pening-

210
katan ruas jalan yang berkaitan dengan peningkatan perkebunan
tersebut, perlu ditingkatkan.
Dalam rangka pembangunan di bidang prasarana jalan, akan
ditingkatkan jalan-jalan antara Curup - batas Sumatera Sela-
tan, Lais - batas Sumatera Barat, Lais - Haur Gading, Bengku-
lu - Manna - batas Lampung, dan Manna - batas Sumatera Sela-
tan. Kecuali peningkatan jalan, juga akan dilaksanakan penun-
jangan jalan dan penggantian jembatan-jembatan yang sudah tua
atau rusak.

Pembangunan di bidang perhubungan darat, akan meliputi


pengembangan fasilitas dan pengawasan lalu-lintas jalan anta-
ra lain melaksanakan pengujian kendaraan bermotor, penyediaan
alat operasional, pemasangan lampu lalu-lintas, rambu jalan,
marka jalan, pembangunan terminal, pembangunan kantor, pembi-
naan LLAK dan pembangunan fasilitas komunikasi.

Dalam rangka pembangunan di bidang perhubungan laut, akan


dibangun gudang, lapangan penumpukan dan fasilitas pelabuhan
pulau Baai.

Pembangunan di bidang jasa pos dan giro serta jasa tele-


komunikasi, akan mengutamakan pengembangan melalui pembangun-
an kantor pos, pos keliling dan angkutan lokal, pembangunan
30 buah bis surat, dan pemasangan pesawat telepon sekitar
6.000 ss terutama untuk ibukota-ibukota kabupaten dan kecama-
tan.
Peningkatan fasilitas keselamatan penerbangan dan fre-
kuensi penerbangan Pelabuhan Udara Padang Kemiling akan di-
laksanakan sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Pulau Enggano sebagai pulau yang masuk daerah Bengkulu

211
dan yang mempunyai potensi yang cukup besar, perlu mempunyai
pelabuhan udara perintis untuk kelancaran pembinaan dan komu-
nikasi.

Dalam rangka peningkatan kegiatan perdagangan akan dilak-


sanakan melalui penyempurnaan sistem administrasi termasuk
penyempurnaan perundang-undangan dan peraturannya, penyeder-
hanaan sistem perizinan serta usaha-usaha penyempurnaan lem-
baga perdagangan dan pemasaran untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas penyaluran sarana produksi serta pemasaran
hasil-hasil produksi. Demikian pula akan dilanjutkan usaha-
usaha perluasan pasaran barang-barang produksi dalam negeri
melalui penyebarluasan informasi pasar, perlindungan konsu-
men serta peningkatan dan pengembangan peranan pedagang go-
longan ekonomi lemah melalui penataran, penyuluhan dan pusat-
pusat pembinaan/pelayanan pengusaha golongan ekonomi lemah.
Usaha-usaha untuk meningkatkan ekspor non migas akan terus
dilanjutkan dalam rangka pengembangan perdagangan luar negeri
melalui pengendalian mutu, penggarapan komoditi potensial,
peningkatan koordinasi yang lebih terpadu antar instansi dan
penyuluhan eksportir.

Pembangunan di bidang pertambangan, akan dilanjutkan de-


ngan kegiatan pemetaan geologi, inventarisasi dan eksplorasi
bahan galian terutama untuk mineral bahan industri. Sejalan
dengan itu akan dilaksanakan bimbingan teknik eksplorasi,
teknologi pembangunan dan keselamatan kerja bagi para peme-
gang kuasa pertambangan (KP) dan surat izin penambangan dae-
rah (SIPD) di daerah serta usaha pertambangan rakyat lainnya.

Pembangunan di bidang kelistrikan akan ditingkatkan pe-


nyediaan tenaga listrik melalui pembangunan PLTA Tes (4 x 4

212
MW) dan PLTD antara lain di Bengkulu dan Manna. Pusat listrik
mikrohidro akan dibangun di Seluma dan Curup. Di samping itu
akan dipasang jaringan transmisi 150 kv dan 70 kv berikut
gardu induknya antara PLTA Tes - Curup dan Curup - Bengkulu,
jaringan tegangan menengah, jaringan tegangan rendah serta
gardu distribusinya.

Dalam bidang perkoperasian, upaya peningkatan kemampuan


organisasi, tata laksana, dan usaha akan dilanjutkan. Upaya
peningkatan itu tetap akan diprioritaskan pada koperasi pri-
mer, khususnya koperasi unit desa (KUD) yang melaksanakan
usaha dalam bidang pertanian pangan, peternakan rakyat, peri-
kanan rakyat, perkebunan rakyat, kerajinan rakyat, industri
kecil, perkreditan/simpan pinjam, kelistrikan desa, jasa ang-
kutan pedesaan, dan berbagai jenis komoditi ekspor yang di-
produksi masyarakat pedesaan Bengkulu. Lain dari pada itu,
mutu dan intensitas pelayanan koperasi kepada anggotanya juga
akan ditingkatkan.

Untuk mendukung upaya peningkatan di atas akan diusahakan


adanya penyempurnaan dalam metoda, materi dan penyelenggara-
an pendidikan, penataran dan latihan keterampilan pengurus,
badan pemeriksa, manajer, dan karyawan koperasi serta penyem-
purnaan cara pemberian bantuan tenaga manajemen yang terdi-
dik/terlatih kepada KUD yang dianggap masih memerlukan ban-
tuan yang dimaksud. Untuk menciptakan iklim masyarakat yang
mendukung pengembangan kehidupan koperasi yang sehat, pene-
rangan dan penyuluhan perkoperasian akan dilanjutkan dan di-
tingkatkan.

Untuk membantu golongan ekonomi lemah maka usaha-usaha


yang telah dilaksanakan dalam Repelita IV, seperti bimbingan,

213
latihan keterampilan untuk meningkatkan mutu penyediaan fasi-
litas pasar dan bantuan modal (kredit candak kulak dan seba-
gainya) akan terus dilanjutkan dan ditingkatkan, sedangkan
potensi pengusaha kecil akan terus dikembangkan antara lain
melalui program KIK dan KMKP.

Di bidang tenaga kerja dilanjutkan kegiatan latihan, dan


keterampilan serta kewiraswastaan di lembaga-lembaga latihan
yang ada baik milik pemerintah, maupun lembaga latihan swasta
dan perusahaan. Kegiatan latihan disesuaikan dengan kebutuhan
pasar kerja dan kesempatan kerja daerah setempat. Selain itu
lebih ditingkatkan perencanaan tenaga kerja yang menyeluruh,
terkoordinasi dan terpadu mencakup semua sektor pembangunan
pemerintah dan swasta baik di Daerah Tingkat I, maupun di
Daerah Tingkat II. Penyebaran dan pemanfaatan tenaga kerja
muda terdidik ke daerah pedesaan sebagai tenaga kerja sukare-
la pelopor pembaharuan dan pembangunan terus dilanjutkan dan
disempurnakan.

Proyek Padat Karya Gaya Baru (PKGB) yang ditujukan untuk


mengatasi masalah kekurangan lapangan kerja dilaksanakan di
kecamatan-kecamatan padat penduduk dan miskin baik di daerah
perkotaan maupun pedesaan dengan mengutamakan wilayah-wilayah
yang sering dilanda bencana alam dan kegiatan ekonomi yang
menurun. Sejauh mungkin pelaksanaan kegiatan PKGB dipadukan
dengan pembangunan wilayah kecamatan UDKP.

Selama Repelita IV pelaksanaan transmigrasi dalam rangka


penyebaran penduduk dan pembukaan areal pertanian baru akan
dilanjutkan. Diperkirakan selama Repelita IV akan dilaksana-
kan penyiapan lahan seluas + 16.092 ha atau penempatan seki-
tar + 10.728 kepala keluarga penduduk di daerah pemukiman

214
transmigrasi yang terdiri dari transmigran umum, transmigran
swakarsa dan pemukiman kembali.

Pembangunan di bidang pendidikan, akan dilaksanakan de-


ngan pembangunan untuk tingkat sekolah dasar tambahan sekitar
5.870 ruang kelas baru, perbaikan sekitar 3.000 gedung seko-
lah, dan TK yang ada.

Pembangunan di tingkat SMTP akan dibangun 45 SMP baru,


penambahan ruang kelas baru sekitar 244 ruang, rehabilitasi
18 sekolah, dan pengembangan sejumlah SMTP kejuruan dan tek-
nologi.

Pada tingkat SMTA akan dibangun sekitar 15 SMA baru, 1


SMEA, 1 SMT pertanian, penambahan 112 ruang kelas baru untuk
SMA, pengembangan 2 SPG, rehabilitasi 5 gedung SMA, sekolah
kejuruan dan teknologi negeri, 1 buah SGO dan sekolah keju-
ruan serta teknologi swasta.

Dalam rangka melaksanakan pemantapan wajib belajar, akan


dibangun kantor pengelolaan pembinaan pendidikan dasar di 6
kecamatan.

Untuk meningkatkan mutu pelajaran pada tingkat taman ka-


nak-kanak, SD, SLB, SMTP dan SMTA, akan disediakan buku pela-
jaran pokok, buku perpustakaan, alat pelajaran, alat peraga
dan keterampilan, dan penataran bagi para guru, kepala seko-
lah dan pembina, serta pembangunan laboratorium untuk ilmu-
ilmu alam sekitar 21 buah untuk SMP, 3 ruang untuk SMA, 48
ruang keterampilan untuk SMP dan 4 ruang untuk SMA.

Universitas Bengkulu akan ditingkatkan terutama untuk bi-


dang-bidang pertanian, ilmu sosial dan sumber daya alam.

Melalui pendidikan masyarakat, akan dibelajarkan sekitar

215
67.000 orang yang berusia antara 7 - 44 tahun yang masih buta
huruf dan sekitar 24.000 orang yang berusia antara 13 - 29
tahun yang sudah dapat membaca, menulis dan berhitung. Untuk
keperluan itu akan dilatih sekitar 1.200 orang tutor/monitor
dan tenaga teknis pendidikan masyarakat dan akan ditunjang
dengan penyediaan buku Paket A sekitar 481.000 buah dengan
kelengkapannya dan renovasi sanggar belajar.

Melalui pembinaan generasi muda, akan dilatih sekitar 11


ribu pemuda, yang berusia antara 15 - 30 tahun, pembinaan ter-
hadap 880 Pramuka, 550 tenaga teknis dan pelatih/pembina ke-
pramukaan. Melalui keolahragaan, akan dibina sekitar 354.000
warga masyarakat termasuk penyandang cacat dan 225.000 pela-
jar/mahasiswa.

Di bidang kebudayaan akan terus ditingkatkan antara lain


dalam bidang kepurbakalaan, kesejarahan dan permuseuman. Di
camping itu dikembangkan kesenian meliputi kegiatan pembina-
an, pemeliharaan, penyebarluasan dan pemanfaatan kesenian
daerah termasuk kesenian daerah yang hampir punah dan fung-
sionalisasi taman budaya, sedangkan pengembangan bahasa dan
sastra akan dilaksanakan melalui kegiatan pembinaan bahasa
daerah dan pembinaan pengembangan bahasa Indonesia. Kecuali
itu akan dikembangkan perbukuan dan perpustakaan, inventari-
sasi dan dokumentasi kebudayaan daerah, penelitian bahasa dan
sastra Indonesia dan daerah, penerbitan serta penyebarluasan
basil penelitian tersebut.

Dalam rangka upaya meningkatkan pelayanan kesehatan ma-


syarakat melalui Puskesmas akan dilakukan pembangunan 14 Pus-
kesmas dan 120 Puskesmas Pembantu terutama di daerah pemukiman
bare termasuk transmigrasi dan daerah terpencil, serta pe-

216
ngadaan 3 Puskesmas rawat tinggal. Untuk meningkatkan pemera-
taan dan perluasan jangkauan pelayanan kesehatan kepada ma-
syarakat akan ditingkatkan pula penyuluhan kesehatan masyarakat
dengan menggunakan pendekatan pembangunan kesehatan ma-
syarakat desa (PKMD). Selain itu akan ditingkatkan berbagai
kegiatan yang ditujukan terutama pada kelompok ibu dan anak
serta usaha kesehatan sekolah.
Dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan rujuk-
an, akan ditingkatkan RSU Bengkulu dari RS klas C menjadi
klas C+, 3 buah RS klas D menjadi RS klas C, serta mening-
katkan RS yang telah ada dan akan dilanjutkan pembangunan RS
Jiwa. Di samping itu akan ditingkatkan pula pelayanan kese-
hatan jiwa terutama melalui pelayanan rawat jalan dan pening-
katan pelayanan laboratorium kesehatan.

Untuk menjamin tercapainya sistem pengadaan dan distribu-


si obat pada unit pelayanan kesehatan akan dibangun 2 sarana
penyimpanan obat, alat dan perbekalan kesehatan.
Peningkatan upaya kesehatan lainnya adalah pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular serta peningkatan pengendali-
an, pengadaan dan pengawasan obat, makanan, kosmetika, alat
kesehatan dan bahan berbahaya. Selain itu juga dilakukan pe-
ningkatan perbaikan gizi melalui usaha perbaikan gizi keluar-
ga (UPGK), peningkatan pencegahan dan. penanggulangan kekura-
ngan vitamin A dan anemia gizi serta pencegahan gondok ende-
mik. Di samping itu pula akan ditingkatkan usaha kesehatan
lingkungan bagi semua penduduk serta diusahakan penambahan
jumlah sarana air bersih agar masyarakat dapat memperoleh ke-
mudahan mendapatkan air bersih.

Dalam rangka meningkatkan pembangunan sarana air bersih,

217
terutama untuk penduduk pedesaan, akan dibangun 10 buah pe-
nampungan air dengan perpipaan, S buah sumur artesis, 10 buah
perlindungan mata air, 918 buah penampungan air hujan, 4.329
buah sumur pompa tangan dangkal dan dalam serta sejumlah sa-
rana air bersih jenis lainnya.

Untuk memenuhi kekurangan tenaga kesehatan, khususnya te-


naga paramedis akan dilakukan peningkatan jumlah lulusan me-
lalui klas paralel dan pendidikan cepat pekarya kesehatan.
Sejalan dengan itu akan ditingkatkan sarana sekolah kesehatan
yang ada dan akan dibangun berbagai sekolah kesehatan sesuai
keperluan.

Dalam rangka pembangunan di bidang hukum, akan dilaksana-


kan perluasan atau rehabilitasi sejumlah gedung pengadilan
negeri, pembangunan beberapa tempat sidang di kota-kota ke-
cil, pembangunan 1 lembaga pemasyarakatan, pembangunan sebuah
rumah tahanan negara (RUTAN), pembangunan sejumlah rumah pe-
nitipan benda-benda sitaan negara (RUPBASAN), perubahan bebe-
rapa lembaga pemasyarakatan menjadi RUTAN, pembangunan sebuah
balai bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak (BISPA),
pembangunan 1 Kantor imigrasi, pembangunan sebuah asrama ta-
hanan imigrasi, pembangunan sebuah balai harta peninggalan,
rehabilitasi/perluasan beberapa ,kantor kejaksaan negeri. Se-
lanjutnya dalam rangka pengembangan yurisprudensi termasuk
kasus-kasus hukum adat akan lebih ditingkatkan kerjasama de-
ngan universitas.

Sementara itu kegiatan penyuluhan hukum dalam rangka me-


ningkatkan kesadaran hukum masyarakat, akan lebih ditingkat-
kan untuk memberikan kesempatan memperoleh keadilan dan per-
lindungan hukum, penyelenggaraan bantuan hukum dan konsultasi

218
hukum akan lebih dimantapkan. Pelaksanaan operasi yustisi da-
lam rangka penegakan hukum akan lebih ditingkatkan pula.

Pembangunan di bidang agama, akan meliputi penyediaan ki-


tab suci untuk berbagai agama, pembangunan/rehabilitasi 750
tempat ibadah berbagai agama, pembangunan 10 balai nikah dan
penasehatan perkawinan, perluasan sejumlah balai sidang pe-
ngadilan agama dan kantor urusan agama tingkat kecamatan, ka-
bupaten/kotamadya dan wilayah.
Untuk meningkatkan mutu perguruan agama, akan ditingkat-
kan dan disempurnakan prasarana serta sarana pendidikan pada
madrasah ibtidaiyah negeri, madrasah tsanawiyah negeri, ma-
drasah aliyah negeri dan pendidikan guru agama negeri. Kegia-
tan-kegiatan tersebut meliputi rehabilitasi (termasuk madra-
sah ibtidaiyah swasta)/penambahan ruang kelas, penyediaan an-
tara lain alat peraga, buku pelajaran dan buku perpustakaan
serta penataran guru berbagai bidang studi.

Selanjutnya IAIN Cabang Bengkulu akan terus ditingkatkan


sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi. Sementara itu pene-
rangan dan bimbingan hidup beragama akan terus ditingkatkan
terutama bagi masyarakat-masyarakat khusus.

Di bidang kesejahteraan sosial akan dilakukan kegiatan


antara lain: memberikan pelayanan dan penyantunan kepada lan-
jut usia, para cacat, korban bencana alam dan yatim piatu;
meningkatkan pembinaan organisasi dan yayasan-yayasan yang
bergerak di bidang sosial untuk meningkatkan peranserta so-
sial masyarakat; melaksanakan pembinaan karang taruna kearah
memadukan kegiatannya dengan program pembinaan generasi muda
lainnya dan di samping itu ditingkatkan jumlah karang taruna
baru di desa yang belum memiliki karang taruna; peningkatan

219
ningkatan peranan dan fungsi wanita di berbagai kegiatan so-
sial. Untuk menjangkau sasaran pelayanan dan pembangunan bi-
dang kesejahteraan sosial di daerah pedesaan akan dikembang-
kan dan dibina tenaga-tenaga pekerja sosial masyarakat.

Kegiatan di bidang perumahan rakyat dan pemukiman, akan


meliputi pelaksanaan pembangunan rumah sederhana dan rumah
inti terutama di kota-kota Bengkulu, dan Arga Makmur. Di sam-
ping itu akan dilaksanakan pula perintisan perbaikan perumah-
an kota di kota-kota Bengkulu, Curup dan Manna. Perintisan
pembangunan perumahan desa akan dilaksanakan di sekitar 150
desa.

Penyediaan air bersih akan ditekankan pada kegiatan yang


telah dimulai dalam Repelita III serta perluasan pemanfaatan
dan peningkatan penyediaan air bersih antara lain di kota-ko-
ta Bengkulu dan Curup serta penyediaan air bersih di beberapa
IKK, penanganan drainase kota dan persampahan di kota-kota
Bengkulu, Curup dan Manna.

Untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk dan meningkat-


kan kesejahteraan keluarga, kegiatan keluarga berencana di
lanjutkan. Diharapkan dapat dicapai sejumlah kurang lebih
134.000 peserta baru dan sekitar 83.000 peserta lestari. Di
samping itu dilanjutkan pembinaan. untuk menjaga kelangsungan
peserta keluarga berencana yang sudah ada.

Di bidang penerangan akan dilanjutkan tugas-tugas pene-


rangan operasional antara lain melalui sarasehan dengan me-
manfaatkan Puspenmas sebagai pusat pelayanan informasi, pa-
meran, kegiatan sosio-drama dan pertunjukan tradisional yang
komunikatif. Untuk meningkatkan penyebaran arus informasi ke
pedesaan, kegiatan koran masuk desa (KMD) dilanjutkan dengan

220
mengikutsertakan secara aktif peranan pers daerah setempat.
Dalam pada itu akan dilaksanakan rehabilitasi/pembangunan
stasiun RRI dan peningkatan siarannya di samping pembangunan
stasiun pemancar TV.
Di bidang pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup
serta guna mempertahankan keseimbangan ekologi, terutama da-
lam rangka rehabilitasi tanah kritis, akan dilanjutkan kegi-
atan penghijauan dan reboisasi. Pelaksanaannya akan diutama-
kan pada daerah-daerah kritis terutama pada DAS Ketahun. De-
mikian pula pencegahan pencemaran lingkungan, baik di desa
maupun di perkotaan, pembinaan suaka alam dan hutan-hutan
lindung, akan dilanjutkan.
Dalam rangka mengkoordinasikan dan menyerasikan pelaksa-
naan kegiatan pembangunan yang dilakukan secara sektoral da-
lam berbagai program, baik yang dilakukan oleh pemerintah ma-
upun yang dilakukan masyarakat, penyusunan rencana tata ruang
kota dan wilayah akan dilanjutkan. Kualitas rencana kota dan
rencana wilayah akan ditingkatkan dan disempurnakan hingga
dapat dipergunakan secara efektif baik sebagai landasan pe-
laksanaan pembangunan kota dan wilayah maupun pembinaan ter-
tib, tata ruang kota dan tata ruang wilayah. Prioritas akan
diberikan kepada kota-kota pusat pengembangan dan wilayah-wi-
layah yang berkembang dengan cepat.
Untuk mengusahakan keserasian dan pemerataan pembangunan
di seluruh daerah, maka pembangunan sektoral ditunjang dengan
program-program bantuan kepada daerah. Program-program dimak
sud adalah Bantuan Pembangunan Desa, Bantuan Pembangunan Dae-
rah tingkat II, Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I, Bantuan
Pembangunan Sekolah Dasar, Bantuan Pembangunan Sarana Kese
hatan, Bantuan Pembangunan Reboisasi dan Penghijauan, Bantuan
Penunjangan Jalan Kabupaten dan Bantuan Kredit Pembangunan/
Pemugaran Pasar. 221
TABEL
LUAS WILAYAH, SATUAN PEMERINTAHAN DAN KEPADATAN PENDUDUK
DAERAH TINGKAT I BENGKULU,
TAHUN 1980

Jumlah
Luas Wilayah Jumlah Jumlah Kepadata
No. Kabupaten/Kotama
(km2) Kecamatan Desa Penduduk n
dya
(Sensus
Penduduk

1. Kodya Bengkulu 17,6 38 64.785 3.68


0 1
2. Kabupaten Bengkulu 9.690,05 10 345 178.250 18
Utara
3. Kabupaten Bengkulu 5.969,20 7 382 236.775 40
Selatan
4. Kabupaten Rejang 4.109,85 5 300 288.256 70
Lebong

DAERAH TINGKAT I : 19.786,70 22 1.065 768.064 39

222
PROPINSI BENGKULU

PUSAT WILAYAH PEMBANGUNAN

223

Anda mungkin juga menyukai