Proposal Fix
Proposal Fix
Proposal Skripsi
diajukan oleh:
Ridho Hidayat Rizal
14101049
UNIVERSITAS ABDURRAB
2018
i
Proposal Skripsi
HUBUNGAN MASA KERJA DAN SIKAP KERJA
DENGAN KEJADIAN LOW BACK PAIN PADA PEKERJA
PERCETAKAN DI KANTOR RIAU POS PEKANBARU
Pembimbing
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 2
1.3.1 Tujuan Umum.................................................................. ......... 2
1.3.2 Tujuan Khusus................................................................ ........... 2
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 2
i
3.7 Metode dan teknik pengambilan data .......................................... 25
3.7.1 mengukur masa kerja............................................ .............. 25
3.7.2 mengukur sikap kerja...................................................... .... 25
3.7.3 mengukur LBP (low back pain) .......................................... 25
3.8 Rencana Manajemen dan Analisis Data ...................................... 26
3.8.1 Rencana Manajemen .......................................................... 26
3.8.2 Analisis Data ...................................................................... 26
3.9 Jadwal Penelitian ......................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... .....
LAMPIRAN................................................................................... ....................
i
DAFTAR GAMBAR
i
DAFTAR TABEL
i
HUBUNGAN MASA KERJA DAN SIKAP KERJA DENGAN KEJADIAN
LOW BACK PAIN PADA PEKERJA KANTOR RIAU POS PEKANBARU
Oleh
Ridho Hidayat Rizal
Abstrak
Latar Belakang : Nyeri punggung bawah (low back pain) adalah keluhan rasa
nyeri, ketegangan otot, atau rasa kaku didaerah pinggang yaitu di pinggir bawah
iga sampai lipatan bawah bokong , dengan atau tanpa disertai penjalaran rasa
nyeri ke daerah tungkai. . kasus nyeri punggung disebabkan oleh kesalahan posisi
tubuh dalam bekerja . Sebagian dari negara maju pernah mengalami LBP. LBP
merupakan masalah kesehatan yang paling penting disemua Negara, biasanya
terjadi pada orang dewasa sekitar usia 35-55 tahun.
Metode : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi analitik
korelasi dengan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada tahun
2018. Sample yang digunakan yaitu pekerja percetakan di kantor Riau Pos
Pekanbaru yang berjumlah 30 orang dengan teknik pengambilan sampel secara
total sampling, pengumpulan data dilakukan dengan mengukur masa kerja dengan
menilai lamanya bekerja dari awal mulainya bekerja sampai penelitian dilakukan ,
mengukur sikap kerja dengan menggunakan checklist REBA Rapid Entire Body
Assessment. Rapid Entire Body Assessment adalah sebuah metode yang
dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat untuk
menilai posisi sikap kerja, untuk mengukur LBP dengan menggunakan metode
pengukuran Nordic Body Map. Dengan memberikan kuesioner berupa gambaran
tubuh manusia dan meminta responden memberi tanda silang di gambar sesuai
nyeri yang dirasakan oleh responden.
i
I PENDAHULUAN
Nyeri punggung bawah (low back pain) adalah keluhan rasa nyeri,
ketegangan otot, atau rasa kaku didaerah pinggang yaitu di pinggir bawah iga
sampai lipatan bawah bokong (plica glutea inferior), dengan atau tanpa disertai
penjalaran rasa nyeri ke daerah tungkai (sciatica). (Harrianto, 2009).
LBP merupakan keluhan yang spesifik dan paling banyak dikonsultasikan
pada dokter umum. Hampir 70%-80% penduduk Negara maju pernah
mengalaminya. LBP merupakan masalah kesehatan yang paling penting disemua
Negara. Pravelensi sepanjang hidup (lifetime) populasi dewasa sekitar 70% dan
pravelensi dalam 1 tahun antara 15-45%, dengan puncak pravelensi terjadi pada
usia 35-55 tahun. Kebanyakan LBP akut bersifat self limiting dan hanya 2-7%
yang menjadi kronis (Jalaluddin, 2008).
Kelompok studi nyeri (pokdi nyeri) persatuan dokter spesialis saraf
Indonesia (PERDOSSI) melakukan penelitian pada bulan mei 2002 di 14 rumah
sakit pendidikan, dengan hasil menunjukan bahwa jumlah penderita nyeri
sebanyak 4456 orang (25% dari total kunjungan). (Meliala, 2003).
Pada tahun 2003, 3,2% dari total tenaga kerja amerika serikat mengalami
kerugian waktu produktif karena low back pain (Colorado Pepartment of Public
Health and Environment Occupational Healt Indicators Report, 2012). Sedangkan
pada tahun 2012, pravelensi nyeri punggung bawah dalam satu tahun trakhir 15%
sampai 20%, sebanyak 90% kasus nyeri punggung disebabkan oleh kesalahan
posisi tubuh dalam bekerja, misalnya sikap kerja dalam kegiatan menjahit. (Indri
Santiasih, 2013)
Hasil penelitian yang di lakukan Ronica (2014) mengenai hubungan antara
usia, masa kerja dan durasi kerja pekerjaan karyawan borong dengan kejadian low
back pain pada buruh pabrik rokok di PT. Djarum Kudus, menjelaskan bahwa
sebanyak 167 dari 193 (86,5%) pekerja buruh dengan masa kerja lebih 15 tahun
menderita LBP. Sedangakan 63 dari 79 (79,9%) pekerja buruh dengan masa kerja
kurang dari 15 tahun menderita LBP
i
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan Putri AS (2014) mengenai
hubungan masa erja dan posisi kerja dengan low back pain pada pekerja
pembersih kulit bawang di unit dagang bawang lanang kelurahan lringmulyo kota
metro menjelaskan dari 64 pekerja yang di teliti, di peroleh data tingkat kejadian
LBP sebesar 83,3%
i
pain pada pekerja percetakan Kantor Riau Pos Pekanbaru sehingga faktor-faktor
pencetus low back pain dapat diketahui lebih lanjut.
i
1.5 Orisinalitas Penelitian
i
terdapat hubungan
antara masa kerja
dengan kejadian LBP (p
= 0,0001) dan tidak
terdapat hubungan
antara sikap kerja
dengan kejadian LBP (p
= 0,557) pada penenun
di kampoeng BNI kab.
Wajo.
Masa kerja, Eko Arma Dari 51 responden Perbedaan pada
sikap kerja dan Rohmawa mengalami keluhan LBP penelitian ini di
keluhan low n, Widodo sebesar 35 responden lakukan pada PT
back pain(LBP) Hariyono( (68,6%). Analisis SURYA BESINDO
pada pekerja 2017) bivariate masa kerja nila SAKTI SERANG
bagian produksi pvalue (0,005)< alfa sedangkan
PT SURYA (0,05).nilai RP (2,004). penelitian sekarang
BESINDO CI (1,315-3,466). pada pekerja
SAKTI percetakan Kantor
SERANG Riau Pos Pekanbaru
i
II TINJAUAN PUSTAKA
i
2.1.1.3 Etiologi LBP
Penyebab LBP dapat dibagi menjadi:
a. Sprains dan Strains
Peregangan berlebihan dan robeknya ligamen di punggung bawah dapat
terjadi karena mengangkat beban yang berlebihan, memutar badan secara
berulang dan terus menerus.
b. Penyakit sistemik
Penyakit sistemik seperti spondilitis inflamasi, infeksi, keganasan tulang, dan
penyakit tulang di punggung bawah yang bisa menyebabkan nyeri diarea
lumbosacral.
c. Sciatica
Nyeri yang menjalar dari bokong ketungkai kemudian kekaki, sering disertai
parastesia dengan distribusi yang sama kekaki. Gejala ini timbul akibat
penekanan nervus iskiadikus, biasanya akibat penonjolan diskus
intervertebralis kelateral (National Institute of Neurological Disorders and
Stroke, 2014)
d. Ketegangan otot
Ketegangan otot dapat timbul disebabkan oleh sikap tegang yang konstan
atau berulang-ulang pada posisi yang sama sehingga akan memendekkan
otot-otot yang akhirnya menimbulkan nyeri. Nyeri juga timbul karena
regangan yang berlebihan pada perlekatan otot terhadap tulang (Hanung,
2008)
e. Spasme otot
Spasme atau kejang otot disebabkan oleh gerakan yang tiba-tiba dimana
jaringan otot sebelumnya dalam kondisi yang tegang atau kaku. Spasme otot
memberikan gejala kontraksi otot disertai dengan rasa nyeri yang hebat
(Hanung, 2008)
i
2.1.1.4 Faktor Risiko LBP
1. Faktor individu
a. Usia
Sejalan dengan meningkatnya usia akan terjadi degenerasi tulang dan
keadaan ini mulai terjadi saat seseorang berusia 30 tahun. pada usia 30 tahun
terjadi degenerasi yang berupa kerusakan jaringan, penggantian jaringan
menjadi jaringan parut, pengurangan cairan. Hal tersebut menyebabkan
stabilitas pada tulang dan otot menjadi berkurang. Pada usia 50-60 tahun
kekuatan otot menurun sekitar 25%, kemampuan sensoris motoris menurun
sebanyak 60%, selanjutnya kemampuan kerja fisik seseorang berumur >60
tahun tinggal mencapai 50% dari orang yang berumur 25 tahun (Tarwaka,
2013)
b. Jenis kelamin
Jenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat resiko keluhan otot, hal ini
terjadi karena secara fisiologis, kemampuan otot wanita lebih rendah dari pria
(Tarwaka, 2013).
c. Indeks Masa Tubuh (IMT)
Berdasarkan hasil penelitian purnamasari (2010) seseorang yang overweight
lebih beresiko 5 kali menderita LBP dibandingkan dengan orang yang
memiliki berat badan ideal. Semakin berat badan bertambah , tulang belakang
akan tertekan dalam menerima beban sehingga menyebabkan mudahnya
terjadi kerusakan pada struktur tulang belakang. Salah satu daerah pada
tulang belekang yang paling beresiko akibat efek dari obesitas adalah
vertebre lumbal (purnamasari, 2010)
d. Merokok
Hubungan antara kebiasaan merokok dengan keluhan otot pinggang adalah
karna nikotin pada rokok dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah ke
jantung. Selain itu, merokok juga dapat menyebabkan berkurangnya
kandungan mineral pada tulang sehingga menyebabkan nyeri akibat
terjadinya keretakan atau kerusakan pada tulang (kantana, 2010)
i
2. Faktor Pekerjaan
a. Beban kerja
Beban kerja merupakan sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh
individu atau kelompok, selama periode waktu tertentu dalam keadaan
normal. Pekerjaan atau gerakan yang menggunakan tenaga besar akan
memberikan beban mekanik yang besar terhadap otot, tendon, ligament, dan
sendi. Beben yang berat akan menyebabkan iritasi, inflamasi, kelelahan otot,
kerusakan otot, tendon, dan jaringan lainnya ( Harrianto, 2007)
b. Posisi kerja
Bekerja dengan posisi janggal dapat meningkatkan jumlah energi yang
dibutuhkan dalam bekerja. Posisi janggal adalah posisi tubuh tubuh yang
tidak sesuai pada saat melakukan pekerjaan sehingga dapat menyebabkan
kondisi dimana transfer tenaga dari otot ke jaringan rangka tidak efisiensi
sehingga mudah menimbulkan kelelahan. Yang termasuk dalam posisi
janggal yakni pengulangan atau waktu lama dalam posisi menggapai,
berputar, memiringkan badan, berlutu, jongkok, memegang dalam posisi
statis, dan menjepit dengan tangan. Posisi ini melibatkan beberapa area tubuh
seperti bahu, punggung, dan lutut karena daerah inilah yang paling sering
mengalami cedera (Andini, 2008)
c. Durasi (lama berkerja)
Durasi terdiri dari durasi singkat jika <1 jam per hari, sedang yaitu 1-2 jam
per hari, dan durasi lama > 2 jam per hari. Selama berkontraksi otot
memerlukan oksigen, jika gerakan berulang-ulang dari otot menjadi terlalu
cepat sehingga oksigen belum mencapai jaringan maka akan terjadi kelelahan
otot (Streaker, 2000)
d. Repitis
Repitisi merupakan pengulangan gerakan kerja dengan pola yang sama.
Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban terus
menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi (Fauci et al, 2008)
Faktor Lingkungan
i
a. Getaran (vibrasi)
Getaran merupakan faktor resiko yang signifikan untuk terjadinya LBP.
Selain itu, getaran dapat menyebabkan kontraksi otot meningkat dan
menyebabkan peredaran darah tidak lancar, penimbunan asam laktat meningkat
dan akhirnya timbul rasa nyeri (Nurahman, 2016)
i
e) Infeksi saluran kemih, demam, menggigil
f) Nyeri punggung tidak mebaik dengan istirahat
B. Fraktur vertebra
a) Riwayat trauma yang bermakna
b) Penggunaan steroid jangka lama
c) Usia > 70 tahun
C. Sindroma kauda ekuina atau deficit neurologis berat
a. Retensi urin akut, atau overflow incontinence
b. Sadle anasthesia
c. Paraparesis progresif atau paraplegia
Yellow flags adalah faktor psikologis yang memberi petunjuk bahwa nyeri
pada penderita low back pain cenderung untuk berkembang menjadi kronis
(Linton, 2002)
A. Keluhan utama
a) Nyeri tulang belakang, tergantung pada kelainannya
b) Ischialgia: nyeri merambat dari bokong kebawah lutut
c) Keganasan columna vertebralis: nyeri hebat malam hari tidak berkurng
dengan istirahat atau mengubah posisi tubuh.
d) Ankilosing spondilitis
a. Muncul perlahan-lahan pada umur sebelum 40 tahun
b. Lumbago bertambah berat waktu istirahat dan membaik bila aktifitas.
e) Kolik renalis: terjadi akut dan mengambil posisi membungkuk.
f) Stenosis spinalis:
a. Umur 60 tahun
b. Rasa kurang enak (biasanya bilateral): bokong, ekstrimitas bawah,
waktu berdiri lama.
c. Gejala klasik, keluhan berkurang pada: waktu istirahat, fleksi
vertebra lumbal, lebih mudah mendaki dari pada penurunan.
B. Tanda penting
a) Umumnya kausanya tidak spesifik
b) Gerakan tulang belakang terbatas karena nyeri
i
C. Awitan
Penyebab mekanis dari low back pain yang timbul bertahap sehubungan
dengan pekerjaan mungkin terdapat robekan otot, peregangan fasia, atau iritasi
permukaan sendi, sedangkan penyebabnya akibat medis keluhannya timbul
bertahap
D. Durasi dan frekuensi
LBP akibat mekanis umumnya berlangsung beberapa hari sampai bulan.
Kebanyakan peregangan otot menyembuh dalam seminggu, herniasi diskus
memerlukan 8 minggu untuk resolusi. Kelainan yang disebabkan medis sifatnya
peresisten dibanding episodik, sedangkan nyeri psikogenik menetap dan tidak
berubah intensitasnya.
i
b. Palpasi dan perkusi
1) Pada palpasi, terlebih dahulu diraba daerah yang sekitarnya paling ringan rasa
nyerinya, kemudian menuju ke arah daerah yang terasa paliag nyeri.
c. Pemeriksaan Neurologik
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah kasus nyeri
pinggang bawah adalah benar karena adanya gangguan saraf atau karena
sebab yang lain.
1) Pemeriksaan sensorik
Bila nyeri pinggang bawah disebabkan oleh gangguan pada salah satu
saraf tertentu maka biasanya dapat ditentukan adanya gangguan sensorik dengan
menentukan batas-batasnya, dengan demikian segmen yang terganggu dapat
diketahui. Pemeriksaan sensorik ini meliputi pemeriksaan rasa rabaan, rasa sakit,
rasa suhu, rasa dalam dan rasa getar (vibrasi). Bila ada kelainan maka tentukanlah
batasnya sehingga dapat dipastikan dermatom mana yang terganggu.
2) Pemeriksaan motorik
Dengan mengetahui segmen otot mana yang lemah maka segmen mana
yang terganggu akan diketahui, misalnya lesi yang mengenai segmen L4 maka m.
tibialis anterior akan menurun kekuatannya. Pemeriksaan yang dilakukan :
a) Kekuatan
Fleksi dan ekstensi tungkai atas, tungkai bawah, kaki, ibu jari, dan
jari lainnya dengan menyuruh penderita melakukan gerakan fleksi dan
ekstensi, sementara pemeriksaan menahan gerakan tadi.
b) Perhatikan atrofi otot
c) Perlu perhatikan adanya fasikulasi ( kontraksi involunter yang bersifat
halus) pada otot – otot tertentu.
3) Pemeriksaan reflek
Reflek tendon akan menurun pada atau menghilang pada lesi motor
neuron bawah dan meningkat pada lesi motor atas. Pada nyeri punggung bawah
yang disebabkan HNP maka reflek tendon dari segmen yang terkena akan
menurun atau menghilang
i
a) Refleks lutut/patela
Lutut dalam posisi fleksi ( penderita dapat berbaring atau duduk dengan
tungkai menjuntai),tendo patela dipukul dengan palu refleks. Apabila ada
reaksi ekstensi tungkai bawah, maka refleks patela postitif. Pada HNP lateral
di L4-L5, refleksi ini negatif.
b) Refleks tumit/achiles : penderita dalam posisi berbaring, lutut dalam posisi
fleksi, tumit diletakkan di atas tungkai yang satunya, dan ujung kaki ditahan
dalam posisi dorsofleksi ringan, kemudian tendo achiles dipukul. Apabila
terjadi gerakan plantar fleksi maka refleks achiles positif. Pada HNP lateral
L5-S1, refleksi ini negatif.
Beberapa pemeriksaan dan tes provokasi yang dapat membantu menegakkan
diagnosa LBP antara lain (Todingan, 2015) :
i
2. Tes Bragard
Modifikasi yang lebih sensitif dari tes laseque. Caranya sama seperti tes
laseque dengan ditambah dorsofleksi kaki. Bila nyeri punggung dikarenakan
iritasi pada saraf ini maka nyeri akan dirasakan pada sepanjang perjalanan saraf
ini, mulai dari pantat sampai ujung kaki.
3. Tes Sicard
Sama seperti tes laseque namun ditambah dorsofleksi dari ibu jari kaki.
Bila nyeri punggung dikarenakan iritasi pada saraf ini maka nyeri akan dirasakan
pada sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari pantat sampai ujung kaki.
4. Tes Patrick
Pada tes ini pasien berbaring, tumit dari salah satu kaki diletakkan pada
sendi lutut tungkai yang lain. Setelah ini dilakukan penekanan pada sendi lutut
hingga terjadi rotasi keluar. Bila timbul rasa nyeri, maka hal ini berarti ada suatu
sebab yang non neurologik misalnya coxitis. Tes ini dilakukan pada kedua kaki.
i
Gambar 2.4 Tes Patrick (Todingan, 2015)
Tes kontra patrick dilakukan saat pasien tidur terlentang, sama halnya
dengan melakukan tes patrick akan tetapi kaki dirotasi kedalam (internal). Tangan
pemeriksa memegang pergelangan kaki dan bagian lateral dari lutut. Setelah itu
lakukan penekanan pada sendi lutut ke rotasi dalam. Apabila nyeri timbul (+)
menunjukkan sumber nyeri di sacroiliaka.
3.Pemeriksaan Penunjang
a. Foto polos Vertebralumbosacral.
Pada penilaian foto polos LBP yang dinilai yaitu ABCs yaitu
Alignment,Bony chabges, Cartilagonous change, soft tisue changes.
b. CT Scan
Kelainan patologis pada tulang dapat diketahui dengan CT Scan tetapi
isi kanalis spinalis sulit dinilai. CT Scan dapat menilai lesi litik pada
multiple myeloma, lokasi tumor vertebra lumbosakral, serta perluasan
diluar tulang, dan ekspansi tumor kejaringan lunak.
c. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Dengan pemeriksaan MRI dapat diperhatikan anatomi spinal
berdasarkan bukti neurofisiologik. Visualisasi terhadap jaringan lunak lebih
i
baik daripada terhadap tulang terutama untuk melihat efek intra atau
ekstradural (Corwin, 2001)
Masa kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja
bekerja di suatu tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif
maupun negative(Riski,2013)
i
2.1.2.2 Sikap bekerja
Sikap kerja adalah tindakan yang akan di ambil pekerja dan segala
sesuatu yang harus dilakukan pekerja tersebut yang hasilnya sebanding dengan
usaha yang dilakukan.(perwanto,2011).
i
2.2 Kerangka Teori
Masa kerja
Masa kerja baru
Masa kerja sedang
Masa kerja lama
LBP
i
III METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilakukan di Kantor Riau Pos Pekanbaru pada bulan
april 2018
Variabel independen pada penelitian ini adalah masa kerja dan sikap kerja
variabel dependen pada penelitian ini adalah kejadian LBP pada pekerja
percetakan Kantor Riau Pos Pekanbaru
i
nomor 7, 8
& 9)
2 Masa kerja Lamanya pekerja Kuisioner 1. Masa Ordinal
bekerja dari awal kerja baru
masuk berkerja <6 tahun
sampai penelitian 2. Masa
dilakukan. kerja sedang
6-10 tahun
3. Masa
kerja lama
>10 tahun
3 Sikap kerja Gambaran posisi 1.kamera 1. Nilai 1: Ordinal
badan saat melakukan 2.REBA resiko di
pekerjaan.. checklist abaikan
2. Nilai 2-
3:resiko
rendah
3. Nilai 4-
7:resiko
sedang
4. Nilai 8-
10:
Resiko
tinggi
5. Nilai 11-
15 resiko
sangat
tinggi
i
3.5. Bahan dan Alat
a. Kuisioner atau lembar isian data, yaitu daftar pertanyaan yang digunakan
untuk mengukur kejadian low back pain
b. Ceklis REBA Rapid Entire Body Assessment untuk mengukur sikap kerja
c. Kamera untuk mendokumentasi kegiatan penelitian
3.6.1 Populasi
3.6.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Syarat syarat penelitian menurut Arikunto (2010) pengambilan sampel
harus berasarkan karakteristik tertentu, subyek yang diambil merupakan subyek
yang paling banyak, penentuan karakteristik
Tabel 3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Sampel Penelitian Hubungan masa kerja
dan sikap kerja dengan Kejadian Low Back Pain
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
Seluruh pekerja percetakan kantor pekerja yang tidak hadir pada saat
Riau Pos Pekanbaru penelitian
Bekerja di kantor Riau Pos Tidak bekerja di Riau Pos Pekanbaru
Pekanbaru
Bersedia menjadi responden Tidak bersedia menjadi responden
i
3.6.3 Besar Sampel
Sesuai dengan rumus mencari besar sampel yang telah diketahui proporsi,
dan populasi dapat menggunakan rumus slovin:
N
n=
1 + N (d2)
Keterangan :
n = Sampel awal
N= Jumlah populasi
d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginan (0,05)
i
manusia dan meminta responden memberi tanda silang di gambar sesuai nyeri
yang dirasakan oleh responden.
a. Editting (pemeriksaan)
Proses untuk memeriksa kelengkapan jawaban yang telah diisi
responden pada kuisioner.
b. Coding (pengkodean)
Proses memberikan kode kuesioner yang telah diisi berdasarkan
nama inisial untuk menjaga kerahasian identitas responden.
d. Tabulating (tabulasi)
Memasukan angka-angka hasil penelitian kedalam tabel.
i
3.7.2.2 Analisis Bivariat
Pada hakikatnya, nilai r dapat berkisar dari -1 melalui 0 hingga +1 (-1≤ r ≤ + 1).
i
3.9 Jadwal Penelitian
1 Pengajuan judul
2 Menyusun proposal
3 Perbaikan
4 Seminar proposal
5 Perbaikan proposal
6 Pengumpulan data
7 Menyusun skripsi
8 Seminar hasil
9 Perbaikan hasil
1 Pengajuan judul
2 Menyusun proposal
3 Perbaikan
4 Seminar proposal
5 Perbaikan proposal
6 Pengumpulan data
7 Menyusun skripsi
8 Seminar hasil
9 Perbaikan hasil
i
No Kegiatan Maret April 2018 Mei
2018 2018
1 Pengajuan judul
2 Menyusun proposal
3 Perbaikan
4 Seminar proposal
5 Perbaikan proposal
6 Pengumpulan data
7 Menyusun skripsi
8 Seminar hasil
9 Perbaikan hasil
i
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, C. P. 2013. Hubungan masa kerja dan sikap kerja dengan kejadian
sidrom
Andini f. 2015, risk factors of low back pain Iin workers. J.Majority. universitas
lampung.
Cohen, Alexander L. et al, 1997. Element of Ergonomics Programs. A Prmer
Based on Workplace Evaluation of Musculoskeletal Disorder. Amerika:
U.S Departemen of Healt Human Service. NIOSH
Corwin, J.E, 2001. Buku saku Patofisiologi. Cv EGC Jakarta.
Elyssa. et al, 2015 Lag Time In Reporting Injuries, Receiving Medical Care, and
Missing Work Disability In Occupational Back Injuries diterbitkan JOEM
Vol 58, No 1, Januari 2016
Etra. et al, 2014. Hubungan Menggunakan BACKPACK dengan kejadian Low
Back Pain pada Mahasiswa Universitas Riau.Universitas Riau diterbitan
JOM Vol 1 No 2, Oktober 2014
Fauci AS, kasper DL, longo DL. 2008. Back and neck pain. Dalam: harrison’s
principles of internal medicane .
Hamida, fajar. 2011. Hubungan lama kerja dengan kinerja bidan dalam pelayanan
antenatal care canter. Universitas Negri Surakarta.
Hanung Priyambono, 2008. Penatalksanaan Fisioterapi pada Kondisi Low Back
Pain Miogenik di RSUD Boyolali.
Harrianto R. 2009. Buku ajar kesehatan kerja. Jakarta: buku kedokteran EGC
Herry Koesyanto, 2013 Masa kerja dan sikap kerja duduk terhadap nyeri
punggung (herry koesyanto). Available at:
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas diakses 14 September 2014
Indri santiasig, 2013, kajian manual material handling terhadap kejadian low back
pain pada pekerja tekstil, program studi teknik keselamatan dan kesehatan
kerja politeknik perkapalan Surabaya.
Jalaluddin J.2008 keefektifan Hipnoterapi Pada Proses Persalinan Dengan
Penderita low back pain. Universitas Sebelas Maret. Pendidikan Dokter
Spesialis Kesehatan Jiwa.
Melaila S. 2003, Assesmet NBP, dalam: nyeri penggung bawah, perdossi
Purnamasari H, Gunarso U, Rujito L. 2010. Overweight Sebagai Faktor low back
pain pada pasien poli saraf Prof. Dr. margono soekarjo purwekerto.
Mandala of health . purwokerto : fakultas kedokteran jendral sudirman.
i
Putri AS dkk.2013. Hubungan Masa Kerja Dan Posisi Kerja Dengan Kejadian
Low Back Pain (LBP) Pada Pekerja Pembersih Kulit Bawang Diunit
Dagang (UD) Bawang Lanang Kelurahan Iringmulyo Kota Metro.
Ratini M. 2015 Understending the symptoms of back pain
Riski, R. 2013. Hubungan antara masa kerja dan pemakaian masker sekali pakai
dengan kapasitas vital paru pada pekerja bagian composting di PT ZETA
AGRO COORPORATION Brebes. Universitas sam ratulangi.
Ronica, 2014 hubungan antara usia, masa kerja dan durasi kerja pekerjaan
karyawan borong dengan kejadian low back pain pada buruh pabrik rokok
di PT. djarum kudus
suma’mur.2014 Higiene persuhaan dan kesehatan kerja edisi 2, Jakarta: CV
Sagung Seto
Streaker LM. 2000. An overview of manual handling injury statistic in wastren
Australia. International journal of industrial ergonomic. Perth: curtin
University of technology
Tarwaka, 2013. Ergonomi Industri, Surakarta: CV Harapan Press
Tresnaningsih, 2004 Tresnaningsih, E. 1991. Kesehatan kerja laboraturium
kesehatan. Dalam http://www.depkes.go.id
terowongan karpal pada pembatik CV. Pusaka beruang lasem. Universitas negri
semarang
Tjokorda,2009. Diagnosis dan tatalaksana kegawat daruratan tulang belakang.
Jakarta:CV Sagung Seto
Yanra, E. P. 2013. Gambaran penderita LBP di poliklinik bedah RSUD raden
matther jambi. Universitas jambi.
Yeni. 2011. Hubungan sikap kerja terhadap keluhan kesehatan pada pekerja
bagian produksi lateks. Universitas Sumatra utara
i
LAMPIRAN 1
Kepada Yth:
Saudara/i responden
Di tempat
Dengan hormat,
Hasil jawaban saudara/i sangat membantu kelancaran peneliti ini dan dapat
bermanfaat untuk kepentingan bersama. Jawaban saudara/i tidak akan diterbitkan
dan hanya sebagai pendukung dalam penelitian ini. Berikan jawaban sesuai
pendapat saudra/i, jawaban atau identitas responden akan dirahasiakan.
Demikian kami mengucapkan terimakasih atas partisipasi yang diberikan oleh
saudara/i
i
LAMPIRAN 2
KUESIONER
Hubungan masa kerja dan sikap kerja dengan kejadian low back pain pada
pekerja percetakan kantor Riau Pos Pekanbaru
Petunjuk Pengisian
a. Isilah data saudara/i dengan lengkap sesuai keadaan yang sebenarnya
sebelum menjawab.
b. Mohon perhatikan dengan cermat semua gambar sebelum menjawab.
c. Berikan tanda (X) pada gambar yang saudara/i dianggap paling tepat dan
sesuai dengan yang dirasakan saat ini.
d. Apabila saudara/i ingin memperbaiki atau mengganti jawaban semula,
cukup dengan mencoret jawaban semula (/) dan memberi silang pada
jawaban yang baru.
Identitas Responden
1. Nama
2. Umur/Tgl Lahir
3. Pendidikan terakhir
4. Masa kerja
i
Kuisioner
Hubungan masa kerja dan sikap kerja dengan kejadian low back pain pada
pekerja percetakan kantor Riau Pos Pekanbaru
Kuisioner menggunankan kuisioner Nordic Body Map
Petunjuk Pengisian:
i
Checklist REBA