Anda di halaman 1dari 34

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, banyak diciptakan
peralatan–peralatan yang inovatif serta tepat guna. Dalam bidang teknik mesin terutama
pada konsentrasi konversi energi diperlukan pengetahuan tentang bagaimana
menghasilkan suatu sumber energi yang nantinya akan berguna untuk masyarakat luas.
Diantaranya adalah pemanfaatan aliran air yang dapat digunakan untuk menghasilkan
tenaga listrik. Dan alat tersebut dapat berupa instalasi turbin khususnya turbin air.
Turbin air memanfaatkan aliran air untuk menggerakkan poros yang biasanya
dihubungkan dengan generator sehingga dapat menghasilkan energi listrik.
Turbin air francis merupakan jenis turbin yang paling sering digunakan karena
turbin air francis dapat beroperasi pada elevasidan debit aliran sedang serta
perkembangannya dalam dekade terakhir telah memberikan dampak yang besar dalam
pengembangan aplikasi-aplikasi baru.Dengan dilaksanakannya praktikum turbin air
Francis ini diharapkan mahasiswa akan memiliki pengetahuan tentang mesin konversi
energi yang dalam hal ini adalah turbin air.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa mampumemahami hubungan antara daya yang dapat dibangkitkan
turbin dankecepatan putar turbin pada head konstan.
2. Mahasiswa mampumemahamihubungan antara efisiensi dankecepatan putaran
turbin pada head konstan.
3. Mahasiswa mampumemahami hubungan antara efisiensi dan kecepatan putaran
turbin pada bukaan guide vane berbeda.
4. Mahasiswa mampu menganalisis hasil pengujian.

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 1


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

BAB II
Tinjauan Pustaka

2.1 Dasar Teori Turbin Air


2.1.1 Pengertian Turbin Air
Turbin air adalah suatu mesin konversi energi yang berfungsi mengkonversikan
atau mengubah bentuk energi potensial (head elevasi) atau head tekanan yang dimiliki
air ke bentuk energi mekanik pada poros turbin. Energi potensial yang tersimpan pada
fluida yang diam pada ketinggian tertentu berubah menjadi energi tekanan sebelum
fluida masuk ke guide vane (GV), kemudiansebagian atau seluruh energi tekanan
diubah menjadi energikinetik pada waktu fluida melewati guide vane (GV). Selanjutnya
energi tersebut akan menggerakkan sudu gerak dan menghasilkan energi mekanik pada
poros turbin. Energi mekanik tersebut nantinya digunakan untuk memutar generator
yang dihubungkan ke poros turbin, dimana generator ini berfungsi untuk merubah
energy mekanik menjadi energy listrik. Gambar 1.1 menunjukkan instalasi turbin air.

Gambar 2.1 : Instalasi turbin air


Sumber : Dietzel (1996:17)

Energi fluida persatuan berat/head terdiri dari head elevasi, head tekanan dan
head kinetik. Pada titik TPA hanya terdapat head elevasi, sedangkan head tekanan dan
head kinetiknya sama dengan nol. Pada titik 1 dan 2 head elevasi lebih rendah
dibanding pada titik TPA, karena sebagian head elevasi dikonversi menjadi head
tekanan dan kecepatan (head kinetik).Ketika melewati turbin, sebagian energi fluida
dirubah menjadi kerja pada poros turbin, sehingga total energi pada TPB lebih kecil dari
pada head fluida pada titik TPA.

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 2


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

2.1.2 Klasifikasi dan Prinsip Kerja Turbin Air


1. Turbin impuls
Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah energi potensial
(headelevasi) yang dimiliki air menjadi energi mekanik yang memutar poros turbin.
Pada saat fluida akan memasuki sudu pengarah head elevasi dirubah menjadi head
tekanan. Pada turbin impuls,hampir seluruh head tekanan dirubah menjadi energy
kinetik pada sudu pengarah (guide vane/nozzle).Sehingga air yang keluar dari nozzle
memiliki kecepatan tinggi untuk membentur sudu turbindan tekanan pada air tidak
berubah saat melalui ataupun keluar dari sudu gerak (runner). Setelah membentur
runner kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan momentum (impulse).
Akibatnya poros turbin akan berputar. Salah satu contoh turbin impuls adalah turbin
Pelton.
Turbin Peltonmemiliki 2 bagian utama yaitu sudu gerak (runner)dan sudu
pengarah (nozzle). Runner terdiri dari poros turbin, piringan dan beberapa mangkuk
turbin pelton yang digunakan untuk memanfaatkan energi potensial yang dimiliki air
dengan aliran kecil.

Gambar 2.2 : Turbin pelton


Sumber : Dixson (2010:310)

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 3


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

2. Turbin Reaksi
Turbin reaksi adalah turbin yang cara kerjanya merubah energi potensial
(headelevasi) yang dimiliki air menjadi energi mekanik yang memutar poros turbin.
Energi potensial berubah menjadi energi tekanan saat akan memasuki sudu
pengarah/guide vane/nozzle. Pada turbin reaksi perubahan energi tekanan menjadi
energi kinetik terjadi pada sudu pengarah (nozzle) dan sudu gerak (runner).Energi
kinetik menggerakkan sudu gerak dan memutar poros turbin sehingga menjadi energi
mekanik pada poros turbin.

Gambar 2.3 : Turbin Reaksi


Sumber : Dietzel (1996:45)

Macam–macam turbin reaksi:


a. Turbin Francis
Turbin francis yaitu turbin yang memiliki 3 bagian utama yaitu rumah
turbin (casing), sudu gerak (runner) dan sudu pengarah (nozzle) yang
mengelilingi runner dimana semua komponen tersebut terbenam ke dalam air.
Turbin air francis merupakan turbin air yang paling banyak digunakan karena
turbin ini dapat bekerja secara efisien pada berbagai kondisi operasi. Head air
dan kapasitas aliran air merupakan parameter masukan yang vital yang
mempengaruhi performa/kinerja dari turbin air. Turbin air francis mampu
memberikan efisiensi tinggi bahkan jika ada variasi yang banyak dalam
parameter aliran air yang masuk. (Head : 45 – 400 m dan Kapasitas : 10 – 700
m3/s)

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 4


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

Bagian terpenting dari turbin air francis adalah sudu geraknya (runner).
Runner dilengkapi dengan kumpulan bilah pisau yang bentuknya
kompleks.Dalam sudu gerak (runner), air masuk dengan arah radial lalu keluar
dengan arah aksial.Ketika air mengalir melewati blade runner, energi kinetic dan
energy tekan akan turun karena dikonversikan menjadi energi mekanik.Runner
terhubung dengan generator melalui poros untuk menghasilkan energy listrik.

Gambar 1.4 : Turbin francis


Sumber : Dietzel (1996:47)

b. Turbin Kaplan (Turbin baling-baling)


Turbin Kaplan merupakan mesin konversi energi yang tepat digunakan
ketika energi air yang tersedia memiliki head rendah dan kapasitas aliran air
yang sangat besar. (Head berkisar 2 s/d 25 m dan Kapasitas Aliran 70-800
m3/s).Turbin Kaplan tepat digunakan untuk pengoperasian dalam reservoir atau
bendungan yang besar dan memiliki ketinggian/elevasi yang relatif rendah.
Karena penggunaannya dalam kapasitas aliran air yang sangat besar, tentunya
ukuran turbin Kaplan juga sangat besar bahkan memiliki ukuran terbesar
diantara semua jenis turbin air.
Pada turbin Kaplan aliran air masuk ke dalam ruang berbentuk spiral.
Luasan area dari ruang spiral yang berkurang menghasilkan aliran air yang
masuk ke sudu pengarah (guide vane) memiliki kecepatan yang sama. Aliran air

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 5


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

yang melintasi sudu pengarah lalu melewati sudu gerak (runner). Lalu aliran air
keluar melalui draft tube.
Kebutuhan daya (listrik) dapat berfluktuasi dari waktu ke waktu.
Mengontrol kapasitas alir air yang masuk merupakan cara yang paling efisien
untuk memenuhi kebutuhan listrik. Ketika kebutuhan listrik listrik sedang tinggi
maka sudu pengarah (guide vane) akan terbuka lebar sebaliknya jika kebutuhan
listrik rendah maka sudu pengarah akan tertutup.

Gambar 1.5 : Turbin kaplan


Sumber : Dixson (2010:326)

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 6


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

3. Perbedaan turbin impuls dan turbin reaksi

Gambar 1.6 : Grafik hubungan P-v pada turbin impuls dan reaksi
Sumber : Arismunandar(1998)

Pada turbin impuls perubahan energi tekanan menjadi energi kinetik hampir
seluruhnya terjadi pada sudu pengarah (guide vane), sedangkan pada sudu gerak
takanan dan kecepatan relatif fluida tidak berubah. Pada gambar 2.6 kecepatan yang
terlihat pada grafik adalah kecepatan absolut fluida. Pada sudu gerak kecepatan
absolut fluida berkurang karena digunakan untuk memutar poros turbin (berubah
menjadi energi mekanik). Sedangkan pada turbin reaksi perubahan energi tekanan
menjadi energi kinetik terjadi pada sudu pengarah dan sudu gerak. Pada turbin impuls
ketika air melewati sudu pengarah (nozzle) kecepatan akan meningkat serta
tekanannya akan turun. Ketika air melewati sudu gerak (runner) tekanan dan
kecepatan relatifnya tidak berubah. Sebaliknya pada turbin reaksi,ketika air melewati
sudu pengarah (nozzle) tekanannya akan turun dan kecepatannya akan
meningkat,demikian juga ketika air melewatisudu gerak (runner) tekanannya juga
turun dan kecepatan relatif fluida meningkat, bagaimanapun juga kecepatan absolut
fluida menurun karena ada perubahan dari energi kinetik menjadi energi mekanik pada
poros turbin.

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 7


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

2.2 Turbin Air Francis dan Prinsip Kerjanya


2.2.1 Bagian-bagian Turbin Air Francis
Turbin francismerupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara
sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian keluar.
Turbin ini mempunyai 3 bagian utama yaitu runner, guide vane (sudu pengarah), dan
rumah turbin (casing).

a. Runner
Merupakan bagian turbin Francis yang dapat berputar, terdiri dari poros
dan sudu gerak turbin yang berfungsi mengubah energi kinetik menjadi energi
mekanik.

Gambar 1.7 : Runner


Sumber:Laboratorium Mesin-Mesin Fluida Teknik Mesin Universitas Brawijay
b. Casing
Merupakan saluran yang menyerupai rumah siput dengan bentuk
penampang melintang lingkaran. Berfungsi untuk menampung fluida sebelum
melewati guide vane dan runner.

Gambar 1.8 : Casing


Sumber : Laboratorium Mesin-Mesin Fluida Teknik Mesin Universitas Brawijaya

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 8


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

c. Guide vane
Berfungsi sebagai pengarah aliran air dari katup pengatur kapasitas dari
casing ke runner dan berfungsi menaikkan kecepatan aliran air sebelum menuju
runner.

Gambar 1.9 : Guide vane


Sumber : Laboratorium Mesin-Mesin Fluida Teknik Mesin Universitas Brawijaya

d. Pipa Inlet
Merupakan bagian yang berfungsi untuk meneruskan air yang akan
masuk ke casing.

Gambar 1.10 : Pipa inlet


Sumber : Laboratorium Mesin-Mesin Fluida Teknik Mesin Universitas Brawijaya

e. Draft Tube
Merupakan bagian yang berfungsi untuk meneruskan air dari turbin ke
saluran pembuangan dengan menggunakan tinggi jatuh air.Pengaplikasian draft
tube juga dapat mengurangi dampak kavitasi yaitu mengubahhead kecepatan
menjadi head statis.

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 9


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

Gambar 1.11 : Draft Tube


Sumber : Laboratorium Mesin-Mesin Fluida Teknik Mesin Universitas Brawijaya

2.2.2 Prinsip Kerja Turbin air Francis


Turbin francis bekerja dengan memakai prinsip kerja turbin reaksi.Air masuk ke
guide vane memiliki tekanan tinggi, kemudian dirubah menjadi energi kinetik.
Perubahan dari energi tekanan menjadi energi kinetik secara keseluruhan terjadi pada
sudu pengarah.Dari sudu pengarah air melewati sudu gerak. Pada sudu gerak (runner)
tidak terjadi perubahan tekanan dan kecepatan relatif fluida. Tetapi kecepatan absolut
fluida berkurang ketika melewati runner, karena fluida menumbuk dan menggerakkan
sudu gerak yang selanjutnya memutar poros turbin, yang juga merupakan poros sudu
gerak. Disini terjadi perubahan energi kinetik menjadi energi mekanik. Turbin francis
merubah energi fluida menjadi kerja yang berupa putaran pada poros turbin.
Perubahan atau energi fluida sebelum masuk turbin dan sesudah keluar dari
turbin disebut sebagai head drop. Head fluida adalah total energi yang dimiliki oleh
fluida tiap satu satuan berat, terdiri dari energi potensial, energi tekanan dan energi
kinetik. Perubahan energi pada turbin air Francis secara garis besar adalah dari energi
potensial menjadi energi tekanan sebelum masuk guide vane, kemudian menjadi energi
kinetik setelah keluar dari guide vane dan selanjutnya menjadi energi mekanik pada
poros turbin yang dikelilingi oleh sudu gerak.

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 10


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

Energi potensial (Ep) adalah energi yang tersimpan pada benda karena
kedudukannya/ketinggiannya.Sebagai contoh, energi potensial air adalah energi yang
dimiliki air karena ketinggiannya dari permukaan referensi.
Ep = m.g.h
Energi kinetik (Ek) adalah energi suatu benda karena bergerak dengan
kecepatan V, contohnya air yang bergerak.
1
Ek = 2 𝑚𝑣 2

Energi mekanik (Em) adalah penjumlahan darienergi kinetik dengan


energi potensial.
Em = Ek + Ep

2.3 Teori dan Persamaan yang Mendukung Percobaan


2.3.1 Persamaan Bernoulli
Persamaan bernoulliadalah suatu persamaan energi fluida incompressible dan
tanpa gesekan dalam aliran steadypada satu garis arus (stream line). Persamaan
bernoulli menyatakan bahwa total energi fluida adalah konstan sepanjang saluran/aliran
fluida. Energi fluida terdiri dari energi tekanan, energi kinetik dan energi potensial.
Walaupun total energi fluida adalah konstan, tetapi besar masing-masing komponen
energi bisa berbeda dan berubah sepanjang aliran fluida.
Misalnya terdapat aliran air dalam pipa yang tidak terletak horisontal, terdapat
perbedaan ketinggian (h1 dan h2). Persamaan bernoulli pada aliran fluida tersebut
adalah:
Energi potensial + Energi kinetik + Energi tekanan = konstan
m.g.h + P.V + ½.m.v2 = konstan
Persamaan energi spesifik (tiap satu satuan berat):
m. g. h1 + P1 . V1 + ½. m. v12 m. g. h2 + P2 . V2 + ½. m. v22
=
𝑚. 𝑔 𝑚. 𝑔
m. g. h1 P1 . V1 ½. m. v12 m. g. h2 P2 . V2 ½. m. v22
+ + = + +
𝑚. 𝑔 𝑚. 𝑔 𝑚. 𝑔 𝑚. 𝑔 𝑚. 𝑔 𝑚. 𝑔
P1 v12 P2 v22
h1 + + = h2 + +
 2𝑔  2𝑔
Dimana : P = Tekanan (N/m2)
h = ketinggian (m)

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 11


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

g = Percepatan gravitasi (m/s2)


v = Kecepatan Aliran (m/s)
=.g (kg/(m2.s2))

Syarat berlakunya hukum bernoulli :


1. Alirannya steady
2. Fluida incompressible
3. Non viscous
4. Aliran fluida sepanjang stream line

Untuk hubungannya dengan turbin semakin tinggi (h), energi potensial yang
dihasilkan semakin besar sehingga akan berpengaruh pada energi kinetik dalam
menumbuk sudu gerak (runner). Dengan bertambahnya energi kinetik yang
menumbukrunner maka putaran yang dihasilkan akan semakin besar.

2.3.2 Persamaan Kontinuitas


Persamaan ini menyatakan jumlah netto massafluida yang
melewatipermukaansuatu kontrol volum sama dengan perubahanmassa dalam kontrol
volum tersebut. Pada aliran steady, tidak ada perubahan massa fluida dalam kontrol
volum. Sehingga massafluida masuk ke kontrol volum(titik 1) sama dengan massa
fluida yang keluar kontrol volum (titik 2).
 
m1  m 2
𝜌. 𝑣. 𝐴 = 𝐶
ρ1.v1.A1= ρ2.v2.A2
𝑘𝑔
Keterangan : 𝑚̇ = massa alir( )
𝑠
𝑚
v = kecepatan ( 𝑠 )

A= Luas penampang (m2)

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 12


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

Gambar 1.12 : Aliran Fluida Dalam Tabung


Sumber : Zakapedia ( 2013 )

2.3.3 Segitiga Kecepatan


Segitiga kecepatan adalah dasar kinematika dari aliran fluida yang menumbuk
sudu turbin. Dengan pemahaman segitiga kecepatan akan membantu dalam pemahaman
proses konversi energi pada turbin air.

Gambar 1.13 : Segitiga kecepatan pada sudu turbin reaksi


Sumber : Dietzel (1996:16)

Pada turbin reaksi, guide vane mengarahkan aliran air masuk ke sudu dengan
sudut α2, dengan kecepatan absolut V2. Pada ujung guide vane besar kecepatan
tangensial adalah u2, dengan u2=r2ω.Air masuk ke sudu gerak dengan kecepatan relatif
w2dengansudut sebesar β2. Profil sudu tersebut menyebabkan perubahan arah dan besar
kecepatan air selama mengalir pada sudu, dan pada sisi outletbesar kecepatan relatif air
adalahw1, dankecepatan tangensial fluida adalah u1=r1ω. Kecepatan tangensial sudu
pada sisi outlet lebih kecil dari sisi inletu2> u1 akibat r2> r1. Maka jika dijumlahkan

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 13


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

vektor w1 dan u1 maka akan didapatkan nilai kecepatan absolut air di sisi outlet v1 yang
lebih kecil dari sisi inlet. Artinya energi kinetik dari air diubah menjadi energi mekanik
pada saat air melewati sudu gerak (runner).

2.3.4 Rumus Perhitungan


1. Head Drop Turbin (H)
H  H 2  H1 (m)
Dimana :
H1 = Head keluar turbin
H2 = Head masuk turbin

2. Debit yang melalui turbin/Orifice Plate (Q)

m3
Q  3.521 P , ( )
jam
Dimana : P adalah perbedaan tekanan pada manometer orifice (mmHg)

3. Torsi (T)
T = F.L
Dimana:
F = Gaya pengereman (N)
L = Panjang lengan gaya (m) = 0.248 m

4. Brake Horse Power (BHP)


2𝜋. 𝑛. 𝑇
𝐵𝐻𝑃 = (𝑊𝑎𝑡𝑡)
60
Dimana:
n = Kecepatan putar turbin (rpm)

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 14


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

5. Water Horse Power (WHP)


𝛾. 𝑄. 𝐻
𝑊𝐻𝑃 = (𝑊𝑎𝑡𝑡)
3600
Keterangan:
 = water g
g = Percepatan gravitasi (m/s2)

6. Efisiensi ()
BHP
= x100%
WHP

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 15


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Variabel yang Diamati


3.1.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, yang bisa
ditentukan sesuai dengan keperluan/yang diinginkan. Dalam praktikum ini yang
variabel bebasnya adalah kecepatan putaran.

3.1.2 Variabel Terikat


Variabel terikat adalah variabel yang hasilnya dipengaruhi oleh variabel bebas.
Dalam praktikum ini yang termasuk variabel terikat adalah tekanan manometer
padaorifice plate dan gaya pengereman.

3.1.3 Variabel Terkontrol


Variabel terkontrol adalah variabel nilainya dijaga tetap pada harga tertentu agar
tidak mempengaruhi nilai variabel terikat selama proses pengambilan data. Dalam hal
ini yang termasuk variabel kontrol adalah bukaan guide vane dan head drop.

3.2 Spesifikasi Peralatan yang digunakan


a. Pompa air tipe sentrifugal dengan motor listrik AC sebagai penggerak dengan
spesifikasi sebagai berikut:
 Model : C 160 MAH
 Serial Number : BS 29821
 Output : 11 kW
 Revolution / Minute : 2900 rpm
 Voltage : 380 volt
 Arus : 234 Ampere
 Frekuensi : 50 Hz
 Rating : MCR
 Phase :3
 Inc.Cluse :F

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 16


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

b. Pipa penyalur air yang menghubungkan pompa dan turbin lengkap dengan
orifice plat beserta pengukur tekanannya dan stop valve.
c. Brake torque force spring balanceatau neraca pegas.
d. Bak penampung air dan v-notch dan pengukur tinggi permukaan
e. Pipa penyalur air yang menghubungkan bak penampung dengan pompa
f. Hand digital tachometer,digunakan untuk mengukur putaran poros turbin.

3.3 Instalasi Alat Percobaan dan Fungsi Bagian-Bagiannya


Berikut gambar instalasi alat dan bagian-bagiannya :

Gambar 1.14 : Skemainstalasi pengujian turbin francis


Sumber: Laboratorium Mesin-Mesin Fluida Universitas Brawijaya (2015)

Keterangan gambar :
1. Bak Penampung
Berfungsi untuk menampung air yang akan dialirkan menuju turbin
maupun keluar turbin.
2. Pompa Sentrifugal

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 17


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

Berfungsi untuk memindahkan atau mengalirkan air dari bak


penampung menuju turbin dan member tekanan pada air.
3. Katup
Berfungsi untuk mengatur head drop.
4. Orifice
Digunakan untuk mengetahui atau mengukur debit air yang mengalir
melewati orificeberdasarkan perbedaan tekanan fluida sebelum dan sesudah
melewati orifice.
5. Manometer
Berfungsi untuk mengukur beda tekanan fluida pada orifice.
6. Turbin Air Francis
Digunakan untuk mengubah energi fluida kerja menjadi energi
mekanik.
7. Dinamometer
Berfungsi untuk mengukur gaya pengereman.
8. Pressure Gauge Inlet
Berfungsi untuk mengukur tekanan fluida masuk turbin.
9. Pressure Gauge Outlet
Berfungsi untuk mengukur tekanan fluida keluar turbin.
10. Tachometer
Berfungsi untuk menghitung putaran turbin.

3.4 Langkah Percobaan


1. Pastikan semua instrumen pengukuran menunjukkan posisi 0 (nol), dan katup
discharge dalam keadaan tertutup penuh.
2. Atur bukaan guide vane sesuai dengan yang dikehendaki.
3. Hidupkan motor listrik penggerak pompa kemudian buka katup discharge
secara perlahan sampai pada head drop yang dikehendaki.
4. Pada head drop yang dikehendaki, catat besarnya putaran poros sebagai
putaran maksimumnya, kemudian catat data dari semua instrumen
pengukuran sebagai data pertama.
5. Kurangi putaran poros sebesar 10% dari putaran maksimumnya dengan cara
menambah beban pengereman. Ambil data-data yang diperlukan antara lain:

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 18


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

- Beda ketinggian kolom Hg pada Orificemeter


- Gaya pengereman (F)
6. Ulangi langkah no.5 sampai poros berhenti.
7. Setelah semua pengambilan data selesai dilakukan, atur kembali beban
pengereman seperti kondisi awal (beban pengereman = 0).
8. Tutup katup discharge dan matikan motor listrik penggerak pompa.
9. Percobaan selesai.

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 19


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan


(Terlampir)

4.2 Pengolahan Data


4.2.1 Contoh perhitungan
Pada Putaran 2300 rpm dan bukaan guide vane 10
1. Head drop turbin (H)
H = H2 –H1 (m)
H = 18 m
Catatan: perhitungan ini tidak mengabaikan perbedaan statik head antara
kedua buah titik pengukuran
2. Debit yang melalui orifice plate (Q) debit aliran air untuk turbin
Q = 3,521 . √∆𝑝 (m3/jam)
Q = 3,521 . √122
Q = 38,89072 m3/jam
Dimana : ∆𝑝 tinggi kolom air raksa dalam satuan mmHg
3. Torsi (T)
T=F.L
T = 16 . 0,248
T = 3,968 Nm
Dimana : F = gaya pengereman (N)
L = panjang lengan gaya (m)
= 0,248 m
4. Brake Horse Power (BHP)
2𝜋.𝑛.𝑇
BHP = (Watt)
60
2 .3,14 . 2300 . 3,968
BHP = 60

BHP = 955,22 watt


Dimana: n = kecepatan putar turbin (rpm)

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 20


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

5. Water Horse Power (WHP)


𝛾.𝑄.𝐻
WHP = [Watt]
3600
9800 . 38,89 .18
WHP = 3600

WHP = 1905,64 watt


Dimana: 𝛾 = 𝜌water.g = 1000 x 9,8 = 9800
G = percepatan gravitasi [m/s2]
6. Efisiensi (𝜂)
BHP
𝜂 = WHP x 100%
955,22
𝜂 = 1905,64 x 100%

𝜂 = 50 %

Keterangan :
n = jumlah putaran (rpm)
∆𝑃 = tekanan aliran (mmHg)
Q = debit ( m3/jam)
F = gaya (N)
T = Torsi (Nm)

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 21


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

4.2.2 Grafik dan Pembahasan


4.2.2.1 Hubungan Putaran dan Daya (BHP)

Grafik Hubungan Putaran terhadap BHP


1600
1400
1200
Daya BHP (watt)

1000
800 Daya (BHP) (watt)
600
Poly. (Daya (BHP) (watt))
400
200
0
0 500 1000 1500 2000 2500
Putaran N (rpm)

Grafik 4.1 : Hubungan Putaran Terhadap Brake Horse Power (BHP)

Brake Horse Power (BHP) adalah kemampuan untuk melakukan gaya


pengereman pada putaran poros turbin, adanya perubahan pada putaran poros turbin
akan berpengaruh pada daya yang di hasilkan. Secara sistematis BHP dapat di rumuskan
sebagai berikut :

2𝜋. 𝑛. 𝑇
𝐵𝐻𝑃 =
60

Dari rumusan di atas, variabel yang berpengaruh terhadap BHP adalah putaran
(n) dan torsi (T) dimana putaran dan torsi ini berbanding lurus dengan BHP sehingga
kenaikan putaran dan torsi akan meningkatkan BHP.
Pada Grafik Hubungan antara putaran poros turbin dan daya brake horse power
(BHP) terlihat bahwa kenaikan putaran akan menaikkan nilai BHP. Hal ini sesuai
dengan teori di atas. Akan tetapi kenaikan BHP tersebut mencapai nilai maksimum pada
putaran 1610 rpm, dengan BHP sebesar 1504,48 watt, lalu mengalami penurunan ketika
putarannya melebihi titik tersebut. Nilia BHP tertinggi tidak terjadi pada putaran 2300
rpm karena putaran tersebut terdapat kelembaman pada poros dimana poros dari
keadaan berputar dipaksa untuk diam.

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 22


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

4.2.2.2 Hubungan Putaran dan Daya (WHP)

Grafik 4.2 : Hubungan Putaran Terhadap Water Horse Power (WHP)

Water Horse Power (WHP) adalah kemampuan yan di hasilkan air unuk
memutar sudu-sudu pada turbin secara sistematis WHP di rumuskan sebagai berikut :

𝛾. 𝑄. 𝐻
𝑊𝐻𝑃 =
3600

Bisa dilihat di rumus bahwa faktor yang mempengaruhi WHP adalah berat jenis
air (𝛾), debit air (𝑄) dan head drop (H). Pada percobaab, berat jenis air besarnya tetap
selama percobaan , begitu juga dengan head drop yang di tentukan pada awal
percobaan, sehingga faktor yang mempengaruhi WHP adalah debit air.
Pada grafk dapat dilihat bahwa semakin besar putara maka WHP nya akan
menurun dan berada pada titik maksimal pada putara 460 rpm dengan daya 2396,84
watt. Setekag itu semakin besar putaran, WHP nya semakin turun. Hal ini di sebabkan
karena semakin tinggi putaran, maka debit akan menurun dikarenakan rumah keong
masih penuh sehingga terjadi tekanan balik pada orifice yang menyebabkan fluida tidak
dapat masuk kedalam rumah keong sehingga debit menurun. Debit berbanding lurus
dengan WHP, sehingga WHP akan menurun jika debit turun. .

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 23


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

4.2.2.3 Hubungan Putaran dan Efisiensi

Hubungan Putaran Terhadap Efisiensi


80

70

60
Efisiensi %

50

40
Efisiensi %
30 Poly. (Efisiensi %)

20

10

0
0 500 1000 1500 2000 2500
Putaran (RPM)

Grafik 4.3 : Hubungan Putaran Terhadap Efisiensi

Efisiensi menunjukkan kemampuan turbin untuk mengubah energi potensial air


menjadi energi mekanik pada putaran poros berdasarkan teori efisiensi bergantung dari
dari besarnya selisih antara BHP dan WHP dan semakin kecil nilai WHP efisiensinya
akan semakin besar. Hal ini sesuai dengan rumus :

2𝜋. 𝑛. 𝑇
𝐵𝐻𝑃 =
60
𝛾. 𝑄. 𝐻
𝑊𝐻𝑃 =
3600
BHP
= x100%
WHP

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 24


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

Dari rumusan di atas terihat bahwa efisiensi dipengaruhi oleh putaran (n), torsi
(T), berat jenis air (𝛾), debit air (𝑄) dan head drop (H) dan kelima variabel hanya ada
tiga variabel yang berpengaruh karena berat jenis air dan head drop dijaa tetap konstan
selama percobaab sehingga dapat disimpulkan secara teoritis bahwa putaran dan torsi
berbanding lurus dengan efisiensi, sedangkan debit air berbanding terbalik dengan
efisiensi turbin.
Pada grafik terlihat bahwa semakin besar nilai putaran maka efisiensi turbin juga
akan meningkat hingga titik maksimal pada putaran 1840 rpm dengan efisiensi sebesar
68,05%. Namun jika putaran di tambah di atas 1840 rpm, efisiensi turbin akan
mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh putaran yang sangat tinggi, gaya
pengereman akan turun dan torsi juga akan menurun yang menyebabkan tekanan balik
pada orifice, sehingga debit air akan menurun yang menyebabkan WHP nya dan BHP
menurun. Meskipun BHP dan WHP sama-sama turun, tapi penurunan BHP yang terjadi
lebih besar sehingga efisiensinya turun.

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 25


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

4.2.2.4 Hubungan Putaran dan Daya (BHP) pada bukaan GV Berbeda

Grafik Hubungan Putaran Terhadap Brake Horse Power


Pada Guide Vane Berbeda
1600
1400
Daya (BHP) (watt)

1200
GV 8
1000
GV 9
800
GV 10
600
Poly. (GV 8)
400
200 Poly. (GV 9)

0 Poly. (GV 10)


0 500 1000 1500 2000 2500
Putaran (rpm)

Grafik 4.4 : Hubungan Putaran Terhadap Brake Horse Power Pada Bukaan Guide Vane
Berbeda

Pada grafik terlihat bahwa nilai guide vane (GV) memberikan pengaruh terhadap
nilai BHP dimana grafik tertinggi adalah grafik dengan nilai GV 10 dengan nilai BHP
1505,48 watt pada putaran 1610 rpm, kemudian grafik paling rendah dengan nilai GV 9
dengan nilai daya BHP tertinggi 1204,94 watt pada putaran 1688 rpm. Semakin besar
bukaan GV akan mengakibatkan aliran yang memasuki runner semakin banyak. Hal ini
menyebabkan putaran poros (n) semakin besar, semakin besar putaran poros (n) maka
nilai BHP akan semakin besar. Hal ini sesuai rumus :
2𝜋. 𝑛. 𝑇
𝐵𝐻𝑃 =
60
Berdasarkan rumus diatas terlihat bahwa BHP berbanding lurus dengan putaran
poros (n) sehingga BHP meningkat seiring meningkatnya putaran, begitu juga
sebaliknya.
Pada grafik diatas menunjukkan adanya penyimpangan yang seharusnya pada
GV 8 memiliki BHP lebih rendah dari GV 9. Hal ini di karenakan kecepatan pada
bukaan GV 8 lebih besar dari bukaan GV 9 sehingga nilai putaran (n) semakin tinggi,
yang menyebabkan nilai BHP pada GV 8 lebih besar dari bukaan GV 9, sehingga urutan
BHP pada grafik di atas dari yang terbesar adalah bukaan GV 10, 8, 9.

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 26


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

4.2.2.5 Hubungan putaran dan Daya (WHP) pada bukaan GV berbeda

Grafik Hubungan Putaran Terhadap Water Horse Power


Pada Guide Vane Berbeda
3000

2500
Daya (WHP) (watt)

2000 GV 8
GV 9
1500
GV 10
1000 Poly. (GV 8)
Poly. (GV 9)
500
Poly. (GV 10)
0
0 500 1000 1500 2000 2500
Puataran (rpm)

Grafik 4.5 : Hubungan Putaran Terhadap Water Horse Power Pada Bukaan Guide Vane
Berbeda

Pada grafik terlihat bahwa semakin menurunnya putaran turbin, semakin


menurunnya putaran turbin, semakin besar WHP nya. Dapat dilihat bahwa perbedaan
nilai GV memberi pengaruh yang berbeda pula pada nilai WHP, dimana tertinggi pada
posisi GV 10 dengan WHP nya 2396,84 watt pada putaran 460 rpm, kemudian terendah
grafik dengan nilai GV 9 dengan WHP nya 1682,49 watt pada putaran 2110 rpm, naiknya WHP
bila putaran semakin di perlambat disebabkan nilai P yang terukur pada manometer
semakin berakibat adanya tekanan balik sehingga menyebabkan nilai debit (Q) air
semakin besar, sesuai dengan rumus :
.
𝛾. 𝑄. 𝐻
𝑊𝐻𝑃 =
3600

Q  3.521 P
Dimana :
P = beda tekanan yang terukur pada manometer
Pada grafik diatas menunjukkan adanya penyimpangan yang seharusnya pada
GV 9 memiliki nilai WHP lebih tinggi dari GV 8. Hal ini dikarenakan pada debit air (Q)
pada bukaan GV 8 lebih besar dari bukaan GV 9, yang menyebabkan nilai WHP GV 8
lebih besar dari dari GV 9. Sehingga urutan WHP pada grafik diatas dari yang terbesar
adalah bukaan GV 10, 8, 9.
PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 27
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

4.2.2.6 Hubungan Putaran dan Efisiensi pada bukaan GV berbeda

Grafik Hubungan Putaran Terhadap Efisiensi Pada Guide


Vane Berbeda
80
70
60
GV 8
Efisiensi %

50
GV 9
40
GV 10
30
Poly. (GV 8)
20
Poly. (GV 9)
10
Poly. (GV 10)
0
0 500 1000 1500 2000 2500
Putaran (rpm)

Grafik 4.6 : Hubungan Putaran Terhadap Efisiensi Pada Bukaan Guide Vane Berbeda

Pada grafik hubungan putaran dan efisiensi pada bukaan GV berbeda dapat
dilihat bahwa kurva grafik efisiensi dengan nilai efisiensi grafik dimana nilai GV 10
dengan efisiensi tertinggi daya BHP nya sebesar 68,05 % pada putaran 1840 rpm,
kemudian grafik terendah dengan nilai GV 9 memiliki efisiensi sebesar 11,43 % pada
putaran 211 rpm. Berdasarkan teori dan rumus dalam efisiensi,nilai efisiensi tergantung
pada besarnya daya BHP dan daya WHP. Semakin besar nilai daya BHP dan semakin
kecil nilai WHP maka efisiensi semakin besar sesuai dengan rumus
:
BHP
= x100%
WHP

Pada Head Drop dan kecepatan putar turbin yang sama,semakin besar bukaan
Guide Vane ,massa air yang menumbuk runner semakin besar, sehingga debit (Q)
alirannya semakin besar,semakin besar debit (Q) menyebabkan nilai WHP nya semakin
besar, sesuai rumus :
𝛾. 𝑄. 𝐻
𝑊𝐻𝑃 =
3600
Semakin besar WPH menyebabkan nilai efisiensi semakin kecil sehingga urutan
efisiensi terbesar ke terendah adalah pada bukaan 10, 9, 8..

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 28


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

4.2.2.7 Hubungan Putaran dan Daya (BHP) pada Head Drop berbeda

Grafik Hubungan Putaran Terhadap Brake


Horse Power Pada Bukaan Head Drop
Berbeda
2000.00
1800.00
1600.00
Daya (BHP) (watt)

1400.00 HD 17
1200.00 HD 18
1000.00
800.00 HD 20
600.00 Poly. (HD 17)
400.00
Poly. (HD 18)
200.00
0.00 Poly. (HD 20)
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Putaran (rpm)

Grafik 4.7 : Hubungan Putaran Terhadap Brake Horse Power Pada Head Drop Berbeda

Pada grafik terlihat bahwa nilai head drop memberikan pengaruh terhadap nilai
Brake Horse Power (BHP), dimana graik tertnggi adalah grafik dengan nilai HD 20,
kemudian grafik paling rendah dengan nilai HD 17.
Jika head drop nya semakin besar maka energi yang diberikan fluida saat
menumbuk runner juga semakin besar sehinngga putaran semakin besar,sesuai rumus :

T=FxL

2𝜋. 𝑛. 𝑇
𝐵𝐻𝑃 =
60
𝛾. 𝑄. 𝐻
𝑊𝐻𝑃 =
3600
BHP
= x100%
WHP

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 29


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

Dari rumus diatas terlihat bahwa bila head dropnya meningkat maka energi
fluida yang diberikan keporos semakin besar,sedangkan F berbanding lurus dengan torsi
dan torsi juga berbanding lurus dengan BHP juga akan meningkat.selain itu semakin
besar head drop maka nilai WHP akan besar,jika nilai WHP besar maka nilai BHP nya
juga akan besar walau dibawah nilai WHP karena tidak mungkin nilaii BHP lebih
besardari WHP bila dilihat dari rumus efisiensi. Sehingga urutan BHP terbesar ke
terkecil pada variasi head drop adalah pada head drop H20, H18, H17.

4.2.2.8 Hubungan Putaran dan Daya (WHP) pada Head Drop berbeda

Grafik Hubungan Putaran Terhadap Water Horse Power


Pada Bukaan Head Drop Berbeda
3000.00

2500.00
Daya (WHP) (watt)

2000.00 HD 17
HD 18
1500.00
HD 20
1000.00 Poly. (HD 17)
Poly. (HD 18)
500.00
Poly. (HD 20)
0.00
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Putaran (rpm)

Grafik 4.8 : Hubungan Putaran Terhadap Water Horse Power Pada Head Drop Berbeda

Pada grafik terlihat bahwa semakin menurunnya putaran turbin,semakin besar


WHP nya dapat dilihat bahwa perbedaan nilai head drop memberi pengaruh yang
berbeda pula pada nilai WHP, dimana tertingi pada posisi H 20,kemuduan terendah
pada grafik dengan nilai H 17.

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 30


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

Seharusnya semakin besar Head Drop maka nilai WHP yang dihasilkan akan
semakin besar ddengan kondisi bukaan GV yang sama sesuai dengan rumus :

𝛾. 𝑄. 𝐻
𝑊𝐻𝑃 =
3600
Q  3.521 P
Dapat diketahui bahwa (Q) berbanding lurus dengan ΔP sehingga bila terjadi
penurunan ΔP maka akan menyebabkan menurunnya nilai (Q), sehingga secara otomatis
nilai WHP juga cenderung menurun. Peningkatan putaran akan menyababkan
menurunnya nilai (Q) dikarenakan ruang masuk fluida kedalam chasing semakin kecil
sehingga nilai (Q) turun yang mengakibatkan menurunnya niali WHP. Sehingga urutan
nilai WHP terbesar ke terkecil pada variasi head drop adalah pada head drop H 20, H
18, H 17.

4.2.2.9 Hubungan Putaran dan Efisiensi pada Head Drop berbeda

Grafik Hubungan Putaran Terhadap Efisiensi Pada Bukaan


Head Drop Berbeda
80.00

70.00

60.00

50.00 HD 17
Efisiensi %

HD 18
40.00
HD 20
30.00 Poly. (HD 17)
Poly. (HD 18)
20.00
Poly. (HD 20)
10.00

0.00
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Putaran (rpm)

Grafik 4.9 : Hubungan Putaran Terhadap Efisiensi Pada Head Drop Berbeda

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 31


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

Pada grafik hubungan putaran dan efisiensi pada head drop berbeda dapat dilihat
bahwa kurva grafik efisiensi dengan nilai efisiensi tertinggi dimiliki oleh grafik dengan
nilai H 17, kemudian grafik terendah dengan nilai H 20.
Berdasarkan teori dan rumus dalam efisiensi,nilai efisiensi tergantung pada
besarnya daya BHP dan semakin kecil nilai WHP maka efisiensi semakin besar, hal ini
sesuai rumus :

BHP
= x100%
WHP
𝛾.𝑄.𝐻
𝑊𝐻𝑃 = 3600
2𝜋. 𝑛. 𝑇
𝐵𝐻𝑃 =
60

Dari rumus diatas terlihat bahwa WHP perbandingan terbalik dengan efisiensi.
Jadi bila WHP besar maka nilai  akan semakin turun karena WHP dipengaruhi oleh
besarnya head drop.
Bila head drop nya meningkat maka energi fluida yang diberikan ke poros
semakin besar, sehingga F semakin besar, sedangkan F berbanding lurus dengan torsi
dan torsi berbanding lurus dengan BHP juga akan meningkat. Sehingga urutan efisiensi
terbesar ke terkecil pada variasi head drop adalah H 17, H 18, H 20.

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 32


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan adanya kecepatan putaran (rpm) yang semakin tinggi menyebabkan
Brake Horse Power (BHP) semakin meningkat.
2. Putaran (rpm) yang semakin tinggi menyebabkan Water Horse Power (WHP)
cenderung turun dikarenakan perbedaan tekanan (ΔP) tidak sama hingga titik
tertentu kemudian mengalami penurunan.
3. Semakin tinggi putaran (rpm),efisiensi turbin semakin tinggi hingga titik
maksimum kemuduan mengalami penurunan, penurunan terjadi karena nilai
BHP yang menurun namun tidak di ikuti penurunan nilai WHP yang signifikan
4. Bukaan GV (Guide Vane) yang semakin besar mengakibatkan Brake Horse
Power (BHP) semakin tinggi, namun setelah melewati titik maksimum maka
akan mengalami penurunan.
5. Bukaan GV (Guide Vane) yang semakin besar mengakibatkan Water Horse
Power (WHP) menglami kenaikan, namun setelah melewati titik maksimum
maka akan mengalami penurunan.
6. Bukaan GV (Guide Vane) yang semakin besar mengakibatkan efisiensi yang
semakin tinggi dan Water Horse Power (WHP) juga akan semakin menurun,
oleh karena itu efisiensi turbin juga akan semakin meningkat.
7. Head drop yang berbeda mempengaruhi nilai yang semakin menurun
dikarenakan daya pengereman yang dibutuhkan untuk mengurangi putaran
turbin lebih tinggi sehingga torsi yang dihasilkan tinggi dan BHP juga turun.
8. Head drop yang berbeda mempengaruhi nilai WHP yang semakin meningkat
dikarenakan daya pengereman yang dibutuhkan untuk mengurangi putaran
turbin lebih tinggi sehingga debit yang dipaki untuk menggerakkan runner lebih
tinggi sehingga WHP juga menurun.
9. Head drop yang berbeda mempengaruhi nilai efisiensi yang semakin menurun
dikarenakan nilai BHP lebih kecil daripada nilai WHP sehingga efisiensi turun.

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 33


MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM TURBIN AIR FRANCIS

1.5.2 Saran
1. Laboratorium
- Peralatan dan mesin dalam laboratotium harus dirawat secara teratur agar terus
berfungsi dengan baik dan meminimalisir penyimpangan data yang diambil saat
praktikum.
- Penerangan di laboratorium lebih ditambah saat malam hari agar saat praktikum
dan pengambilan data kelihatan dengan jelas.
2. Praktikum
- Pembagian asisten, sebaiknya untuk 2 alat pengujian mesin fluida diberikan
tanggung jawab asistensi untuk 1 asisten saja. Agar lebih mudah untuk janjian
asistensi.
- Untuk putaran pada turbin setiap kelompok dibuat sama semua agar tidak banyak
penyimpangan data
3. Asisten
- Sebaiknya lebih menjelaskan detail dasar teori agar pada saat pembahasan mudah
dipahami

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI 34

Anda mungkin juga menyukai