Anda di halaman 1dari 9

Dasar Teknik Lingkungan 2018

Nama anggota:
1809045011 Eldifa Auliatputri Kustiawan
1809045012 Ryaas Ma’arif
1809045013 Sherinda Octavianisa Yuniar
1809045014 Habib Setiawan Ritonga
1809045015 Aulia Miftahul Jannah
1809045016 Dilla Aulia Syafitry
1809045017 Ade Sukma Pamela
1809045018 Muhammad Ripky Adelani
1809045019 Mariyatul Kibtiah
1809045020 Dewi Risna Martiana

1. Aspek Kimia-Fisika Pencemaran Air


Sifat-sifat kimia-fisika air yang umum diuji dan dapat digunakan untuk menentukan tingkat
pencemaran air di antaranya:
a. Nilai pH, Keasamaan dan Alkalinitas
Nilai pH air yang normal sekitarnetral, yaitu antara pH = 6 sampai 8. Sedangkan pH air
yang tercemar berbeda-beda tergantung jenis limbahnya. Air yang masih segar dari
pegunungan biasanya mempunyai pH yang lebih tinggi, semakin lama pH air menurun
menuju asam. Hal ini disebabkan oleh pertambahan bahan organik yang membebaskan
CO2 ketika terurai.

Air limbah industri bahan anorganik umumnya mengandung asam mineral dalam
jumlah tinggi sehingga keasamannya juga tinggi, atau pH-nya rendah. Air limbah yang
mempunyai pH rendah sangat korosif terhadap baja, mengakibatkan pipa besi jadi
berkarat. Keasaman adalah kemampuan untuk menetralkan basa. Keasaman yang
tinggi belum tetntu memiliki pH yang rendah. Contohnya adalaha asam karbonat, asam
asetat, dan asam organik lain. Keasaman dibedakan jadi keasaman bebas dan keasaman
total, keasaman bebas disebabkan oleh asam kuat dan dapat menurunkan pH.
Keasaman total terdiri dari keasaman bebas ditambah keasaman yang disebabkan asam
lemah.

Alkalinitas berkaitan dengan kesadahan air. Air dengan tingkat kesadahan yang terlalu
tinggi dapat menimbulkan korosi pada alat-alat dari besi. Kesadahan air bersifat
sementara karena dapat dihilangkan dengan cara pemanasan, dimana terbentuk garam
kalsium karbonat yang tidak larut dan mengendap, sehingga dapat dihilangkan dengan
mudah. Kesadahan tetap disebabkan oleh adanya garam-garam klorida, sulfat dari
kalsium, dan magnesium. Kesadahan karena garam garam tersebut bersifat tetap dan
sangat sukar dihilangkan.

b. Suhu
Kenaikan suhu air di badan sungai atau sumber air akan menimbulkan akibat sebagia
berikut:
1. Menurunnya jumlah oksigen terlarut dalam air.
2. Meningkatkan kecepatan reaksi kimia
3. Mengganggu kehidupan ikan dan hewan lain.
4. Jika batas suhu mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya mungkin akan mati.
Suhu air atau limbah yang relatif tinggi ditandai dengan munculnya ikan-ikan ke
permukaan untuk mencari oksigen.

c. Oksigen Terlarut

Oksigen adalah gas tak berbau, tak berasa, dan hanya sedikit larut dalam air. Kehidupan di
air dapat bertahan jika terdapat oksigen terlarut minimal 5 ppm atau 5 mg oksigen untuk
setiap liter air. Oksigen terlarut dapat berasal dari proses fotosintesis tanaman air dimana
jumlahnya tidak tetap, tergantung jumlah tanaman, dan dari atmosfer yang masuk ke dalam
air dengan kecepatan tertentu. Semakin tinggi suhu air, maka semakin rendah tingkat
kejenuhanoksigen di dalam air.

d. Karbondioksida dalam Air

Karbondioksida dari udara selalu bertukar dengan yang di air jika air dan udara
bersentuhan. Pada air yang tenang, proses pertukaran sedikit lambat. Proses yang terjadi
adalaha difusi. Jika air bergelombang maka proses pertukaran lebih cepat. Karbondioksida
dapat juga berbentuk sebagai hasil metabolisme. Pada proses fotosintesis banyak digunakan
CO2 dan di keluarkan O2. Hal ini akan mempengaruhi konsentrasi CO2 dalam air, yang
tergantung pada kedalaman air tersebut. Respirasi hewan dan tumbuhan akan menghasilkan
CO2.

e. Warna dan Kekeruhan


Warna air dibedakan menjadi 2 macam:
1. Warna sejati yang diakibatkan oleh bahan-bahan terlarut.
2. Warna semu selain diakibatkan bahan terlarut, juga karena bahan-bahan tersuspensi,
termasuk yang bersifat koloid.
Kekeruhan membatasi masuknya cahaya kedalam air. Terjadi karena adanya bahan yang
terapung dan terurai zat tertentu, seperti bahan organik, jasad renik, lumpur tanah liat dan
benda lain. Semakin keruh air, semakin tinggi daya hantar listrik dan semakin banyak pula
padatannya.

Padatan
Padatan terdiri dari bahan organik maupun anorganik yanag larut. Padatan lambat laun
dapat menimbulkan pendangkalan pada dasar wadah penerima. Adanya padatan ini akan
tumbuh tanaman air tertentu yang dapat menjadi racun bagi makhluk hidup yang lain.
Padaran dapat dibedakan menjadi:
1. Padatan terendap (sedimen)
2. Padatan tersuspensi dan koloid
3. Padatan terlarut total
4. Minyak dan lemak
6.1.2.7 Padatan Terendap
Padatan terendap adalah padatan yang dapat langsung mengendap jika air tidak
mengganggu endapan tersebut. Sedimen biasanya terbentuk akibat dari erosi dan
merupakan padatan umum yang terdapat di dalam air permukaan. Sedimen dalam jumlah
tinggi sangat merugikan, karena dapat menyebabkan penyumbatan saluran air dan selokan,
endapan yang berada pada sungai atau danau dapat menyebabkan populasi ikan berkurang
karena telur-telur ikan dan sumber makanan mereka mungkin terendam dalam sedimen,
sedimen mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air, dan sedimen menyebabkan air
menjadi keruh.
6.1.2.8 Padatan tersuspensi dan koloid
Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan iar, tidak terlarut dan
tidak dapat langsung mengendap, terdiri dari partikel yang ukurannya lebih kecil dari
sedimen. Air limbah mengandung koloid selain padatan koloid. Jumlah padatan tersuspensi
dalam air diukur dengan alat turbidimeter. Seperti padatan terendap, padatan tersuspensi
mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air.
6.1.2.9 Padatan Terlarut
Padatan terlarut adalah padatan yang mempunyai ukuran lebih kecil dibanding padatan
tersuspensi. Terdiri dari senyawa organik dan anorganik yang larut dalam air. Misalnya air
limbah pabrik kimia sering mengandung mineral seperti Merkuri (Hg), Timbal (Pb),
Arsenik (As) dan mineral lainnya. Padatan terlarut total mencerminkan jumlah kepekatan
padatan dalam suatu sampel air, dinyatakan dalam miligram per liter atau ppm. Jika suatu
sampe air dengan padatan terlarut total, artinyadalam 1 liter air tedapat 200 mg padatan
terlarut.
6.1.2.10 Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak yang mencemari air sering termasuk dalam kelompok padatan, yaitu
padatan yang mengapung diatas permukaan air. Minyak berasal dari tempat berbeda-beda
seperti pengeboran minyak bumi, pencucian kapal di laut dan lain-lain. Minyak tidak larut
dalam air, oleh karena itu jika air tercemar oleh minyak, maka minyak tersebut akan tetap
mengapung, kecuali jika terdampar ke pantai. Molekul hidrokarbon minyak dapat merusak
biota laut, menyebabkan kematian kepada ikan akibat kekurangan oksigen.

6.1.3 Aspek biokimia pencemaran air


Organisme pengurai aerobik yang bekerja dalam air umumnya menguraikan senyawa-
senyawa organik menjadi CO2 dan air. Bakteri lain mengubah amoniak dan nitrit menjadi
nitrat. Proses ini membutuhkan oksigen.
Jika jumlah bahan organik yang akan dipecah bakteri aerob banyak maka bakteri pengurai
ini akan berlipat ganda karena kebanyakan makanan. Hal ini mengakibatkan berkurangnya
volume oksigen di perairan bahkan sampai ke titik nol yang jika itu terjadi, maka fungsi
tersebut akan diambil oleh bakteri anaerob dan terjadi pembusukan, bakteri ini yang
menghasilkan gas metana dan hidrogen sulfida yang berbau busuk. Biasanya hal ini terjadi
di perairan yang menggenang seperti waduk dan danau.
Pengujian yang berhubungan dengan kandungan oksigen dalam air dibedakan menjadi 2
yaitu :
1. Uji kebutuhan oksigen biokimia (biochemical oxygen demand, BOD)
Uji BOD menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup
untuk memecah atau mengoksidasi bahan-bahan buangan dalam air.
Kelemahan uji BOD di antaranya :
 Terhitung oksigen yang dikonsumsi oleh bahan-bahan organik atau bahan-bahan
tereduksi lain (intermediate oxygen demand)
 Membutuhkan waktu yang cukup lama (5 hari)
 Dalam waktu 5 hari belum dapat menunjukkan nilai total BOD, melainkan -+ 68%
dari total BOD.

2. Uji kebutuhan oksigen kimia (chemical oxygen demand, COD)


Uji COD lebih cepat, yaitu berdasarkan reaksi kimia dari suatu bahan oksidan. Uji COD
yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan.
Sebanyak 96% hasil uji COD yang dilakukan selama 10 menit kira-kira akan setara
dengan uji BOD selama 5 hari. Adanya senyawa klor selain mengganggu uji BOD juga
dapat mengganggu uji COD karena klor dapat bereaksi dengan kalium dikromat. Cara
pencegahannya adalah dengan menambahkan merkuri sulfat yang sehingga terbentuk
senyawa kompleks dengan klor.

6.1.4 Bahan Pencemar yang Lain

6.1.4.1 Logam berat


Logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan adalah:
1. Merkuri (Hg)
2. Timbal (Pb)
3. Arsenik (As)
4. Kadmium (Cd)
5. Kromium (Cr)
6. Nikel (Ni)
Logam-logam tersebut dapat mengumpul dalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal
dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama sebagai racun yg terakumulasi. Dua macam
logam berat yang sering mengkontaminasi air adalah Merkuri dan Timbal.
Merkuri (Hg)
merkuri (Hg) merupakan elemen alam oleh karena itu sering menecemari lingkungan.
kebanyakan merkuri yg terdapat dialam terdapat dalam bentuk senyawa dengan elemen lain
jarang dalam bentuk elemen terpisah.
sifat merkuri antara lain :
1. merupakan satusatunya logam yg berwujud cair pada suhu kamar (25°C) dan
mempunyai titik beku terendah dri semua logam yaitu -39°C
2. kisaran suhu dimana merkuri terdapat dalam bentuk cair sangat lebar yaitu 396°C
dan pada kisaran suhu ini merkuri mengembang secara merata
3. mempunyai volalitas yang tertinggi dari semua logam
4. konduktor terbaik dari semua logam
5. banyak logam yg larut dalam merkuri yang disebut amalgam
6. bersifat racun terhadap semua makhluk hidup
Merkuri dialam terdapat dalam bentuk :
1. merkuri anorganik yaitu Hg++ ,HgCl2,HgO
2. merkuri organik terdiri dari :
a. Aril merkuri,mengandung hidrokarbon aromatik
b.Alkil merkuri,mengandung hidrokarbon alifatik dan merupakan merkuri yang
paling beracun
c. Alkoksialkil merkuri (R-O-Hg)
Penggunaan merkuri didalam industri sering mengakibatkan pencemaran lingkungan
karena apabila merkuri di buang langsung ke sungai kemungkinan ikan-ikan yg di sungai
memakan merkuri tersebut setelah itu manusia mengonsumsi ikan tersebut sehingga
mengakibatkan adanya merkuri ditubuh manusia.
keracunan merkuri terutama disebabkan oleh ikan yang tercemar merkuri atau biji-bijian
yang di beri perlakuan dengan merkuri. kerusakan tubuh yang disebabkan oleh merkuri
bersifat permanen dan sampai saat ini belum ada yg dapat disembuhkan.
Metil merkuri merupakan komponen merkuri yg paling beracun dapat mencemari
lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. contoh kasus yang terjadi pada
Teluk Minamata adalah contoh kasus merkuri secara langsung dimana limbah industri vinil
kloride dibuang langsung ke Teluk Minimata.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran merkuri dilingkungan yang dibuat oleh EPA antara
lain:
1. pestisida alkil merkuri tdak boleh digunakan lagi
2. penggunaaan pestisda yang mengandung merkuri dikurangi
3. semua industri yang menggunakan merkuri harus mengolah limbah industri
terlebih dahulu
Penggunaan merkuri terbesar pertama adalah pada industri klor-alkali dimana fungsi
merkuri pada proses ini adalah sebagai katode di sel elektrolisis. penggunaan kedua adalah
pada alat-alat listrik. penggunaan ketiga adalah sebagai fungisida dimana merkuri
digunakan untuk membunuh jamur pada cat,pulp,kertas dan industri pertanian.
Fenil Merkuri Asetat merupakan komponen organomerkuri yang banyak digunakan secara
komersial untuk mencegah pembentukan lendir pada bulb, namun hal ini ditentang oleh
FDA karena dapat membahayakan makanan yang dibungkus oleh kertas tersebut.
Toksisitas Merkuri (Daya Racun Merkuri)
1. semua komponen merkuri dalam jumlah yang cukup merupakan racun bagi tubuh
2. semua komponen merkuri memiliki karakteristik yang berbeda
3. komponen merkuri dapat diubah dari bentuk ke bentuk yang lainnya
4. pengaruh merkuri pada tubuh adalah karena menganggu kerja enzim dan merusak
sel pada tubuh
Alkil merkuri yang paling berbahaga karena memiliki sifat sebagai berikut :
1. mudah melakukan penetrasi dan terakumulasi didalam otak
2. mempunyai waktu retensi yang lama pada tubuh sehingga konsentrasi di dalam
tubuh semakin lama semakin tinggi meskipun dosis yang masuk rendah
3. dapat dibentun dari merkuri anorganik dan aktivitas mikroorganisme anaerobik
tertentu
Timbal (Pb)
Pengggunaan timbal terbesar adalah dalam produksi baterai untuk mobil, dimana di
gunakan timbale metalik dan komponen-komponennya .penggunaan lain dari timbal adalah
untuk produk-produk logam seperti amunisi, pelapis kabel pipa dan solder, bahan pewarna,
dan lain – lain. Solder mengandung 50%-95% timbal, sedangkan sisanya adalah timah.
Penggunaan timbal yang bukan alloy terutama terbatas pada produk –produk tahan karat,
misal pipa timbal yg digunakan untuk mengaliri bahan kimia yang korosif.

Adapun sumber pencemar yang ditimbulkan oleh timbal sendri adalah:


1. Penggunaan pipa air dengan menggunakan bahan dasar timbal , dimana pada
beberapa tahun yang lalu mengakibatkan eropa mengalami keracunan timbal
2. Penggunaan timbale pada sistem produksi lalu melakukan pembuangan ke badan air
(sungai, danau)
Sifat timbal sendiri memiliki titik cair yang rendah, logam lunak yang mudah diubah
bentuk, memiliki sifat kimia yang dimana dapat menjadi pelapis pelindung jika kontak
dengan udara lembab, dapat membentuk alloy dengan logam lain, dan densitasnya lebih
tinggi dibanding logam lain kecuali emas dan merkuri.

Anda mungkin juga menyukai