Disusun Oleh :
Rosita Dewi Anggraeni, S. KM
Dahulu pondok pesantren merupakan media bagi para orang tua untuk
sekedar menitipkan anaknya (orang tua) supaya anak mereka mendapatkan
pendidikan yang bersifat duniawi namun juga rohani, pondok pesanten kini
digabungkan juga dengan pendidikan yang bersifat duniawi yaitu contohnya MTs
yang mensinergikan antara lingkungan islam dengan dunia pendidikan.
Pemukiman yang mereka gunakan sangat padat karena mereka menggunakan
system tempat tinggal diasrama yang disedikan institusi tersebut sebagai tradisi
bahwa hidup dipondok seperti itu. Penghuni yang padat membuat para santri acap
kali mengbaikan tentang pentingnya pola hidup sehat.
Permasalahan yang sama dihadapi santri-santri tidak beda dengan
permasalahan yang dihadapi anak sekolah umum bahkan bagi santri yang mondok
akan bertambah lagi dengan masalah kesehatan lingkungan yang ada di pondok
yang mereka dialami saat ini. Sesuai dengan keyataan yang didapatkan
dilapangan, peran masyarakat sangat dibutuhkan untuk merangsang perilaku pola
hidup bersih dan sehat dalam lingkungan pondok pesantren. Tidak hanya
masyarakat namun juga peran pemerintah sebagai promotor penyuluhan melalui
petugas kesehatan yang melakukan work shop ke pondok-pondok sebagai langkah
perubahan persepsi bahwa anak pondok selalu hidup dengan pola tidak sehat.
Penyakit yang sering ditemukan pada pondok pesantren karena anak
pesantren gemar sekali bertukar/pinjam-meminjam pakaian, handuk,sarung
bahkan bantal, guling dan kasurnya kepada sesamanya, sehingga disinilah kunci
akrabnya penyakit ini dengan dunia pesantren adalah Scabies. Scabies merupakan
penyakit zoonosis yang menyerang kulit,mudah menular dari manusia ke
manusia, dari hewan ke manusia atau sebaliknya, dapat mengenai semua ras dan
golongan di seluruh dunia yang disebabkan oleh tungau .
Kondisi seperti ini sangat memungkinkan terjadinya penularan penyakit
scabies kepada orang lain apabila para santri dan pengelolanya tidak sadar akan
pentingnya menjaga kebersihan baik kebersihan lingkungan maupun personal
hygiene. Sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi penyebaran penyakit
scabies salah satunya adalah dengan cara memberikan pendidikan kesehatan
tentang penyakit ini.
Pada wilayah Puskesmas Tamberu Barat sendiri terdapat banyak pondok
pesantren namun hanya 1 pondok pesantren yang sudah dibentuk poskestren yaitu
At-Taubah Darul Hijrah, yang dalam pelaksanaannya masih terdapat banyak
kendala sehingga belum berjalan secara optimal.
BAB III
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Berdasarkan hasil kuesioner mawas diri yang telah disebar pada tanggal 25
Februari 2014 didapatkan hasil ,dari total 48 responden yang berasal dari santri
Ponpes Nurul Hidayah sebagian besar para santri dalam 1 bulan terakhir
menderita penyakit kulit seperti gatal, gudik maupun panu, disusul oleh penyakit
ISPA, seperti batuk dan flu. Air yang dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari- hari
berasal dari sungai sehingga kualitas air diragukan dari segi kesehatan. Untuk
kebersihan pribadi masing – masing santri terlihat masih kurang, hal ini tercermin
dari perilaku merokok yang masih banyak di kalangan santri pria, perilaku
mencuci tangan yang belum sesuai dengan prinsip kesehatan, serta kebiasaan
tidak memakai alas kaki yang sering terlupa oleh para santri. Masalah kesehatan
lingkungan juga masih perlu ditingkatkan, hal ini terlihat pada bak mandi yang
tidak selalu dikuras tiap minggunya dan masalah pengolahan sampah yang masih
belum tertata dengan baik, seperti kurangnya tempat sampah di setiap ruangan.
Pemenuhan gizi para santri juga masih kurang, hal ini terlihat pada menu makanan
yang dihidangkan para santri yang tidak beragam dan tidak memenuhi prinsip 4
sehat 5 sempurna.
Berdasarkan hasil kuesioner di atas maka diambil langkah intervensi berupa
penyuluhan tentang PHBS yang akan diikuti oleh para santri dan didampingi oleh
para pengajar. Dalam kegiatan ini ada beberapa hal yang disampaikan, antara lain
yaitu :
1. Makan sayur dan buah
2. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun
3. Olahraga yang teratur dan terukur
4. Tidak merokok
5. Scabies
Intervensi ini dilakukan karena lebih menghemat waktu dan biaya serta
diharapkan para santri dapat lebih memahami dan mampu melaksanakan materi-
materi penyuluhan yang telah diberikan dengan baik.
BAB IV
PELAKSANAAN