”
Anas bin Malik z menyampaikan bahwa Rasulullah n bersabda:
ِّْن ِلا وَ ل ل له وَ رمن وَّول جل لَْ و نع ر–للت لَّا و رض ِور نَ لل لِت لهَْ وِ لَّ وَر وِ و
َ للت قلَ لت َ نلر َِ وَّول جلَِو لرِّ لت لَِّّ ور لاِّح لتللنل ر لمْ وَِ لَّا ل- َِ وَّول نلر
ا لْ ل ل ِّ لاَ لَِّّ لِر لتللا للِ جَّ لِل ل َ وَّو للح وِ جل لَْ وْ جنأل لْة وَللن للح وِ جْلي و.ِّلَرَ ر لاِّ للألجلَِو لرِّ لت لَِّّ ور لا
ِّح لتللَ و،َ ن َل را لوِّ لتلل لو لِ ل عر ويم
ِّليل وَّ لاِّ نلر َِ وَّول جلَِورلِّ لت لَِّّ ور لا
“Keluar di sore hari atau di pagi hari (untuk berjihad) di jalan Allah lebih baik daripada dunia
seisinya. Tempat anak panah salah seorang dari kalian atau tempat cambuknya dari surga
(kelak) lebih baik daripada dunia seisinya. Seandainya seorang wanita dari kalangan
penghuni surga melihat ke penduduk bumi, niscaya ia akan menyinari apa yang ada di antara
keduanya dan ia akan memenuhi bumi dengan aroma yang wangi. Kerudung yang ada di atas
kepalanya lebih baik daripada dunia berikut isinya.” (HR. al-Bukhari no. 2796)
Ibnu Umar c memberitakan dari Rasulullah n bahwa:
ِّ وَِ وَّو.َ ِ مرمَورول وِ وع وَِ للَ لتج لُّ للح وِ جل لَْ وْ للررملَوارول للَ لتج لا راو وُِله لا وو للم لاجَنح لَِّّ لَّ ووْل لاِّ ل ل لهَ َ ِل:
لاِِّرح للَ لتج رُّ ِلا نح وم لِ نجح، رو جلملر لِجَر جل و،ول
لللرل ن
ِِّ ملَرِِل ِونرِ و
تَوِ وَّوِّ م رمَورول ِو وع:
ل
رو جلملِّ ولَلجَر لَل ول رووول،ول
ور جن وََّلَِّر لَل ولملَول،ول
ور جل رو ونر لوَِّر لَل ولر لْو،ول
“Istri-istri penduduk surga sungguh akan mendendangkan nyanyian dengan suara paling
merdu. Sama sekali tidak pernah seorang pun mendengar suara sebagus itu. Di antara yang
mereka dendangkan:
‘Kami adalah wanita yang baik akhlaknya lagi cantik-cantik parasnya. Istri-istri dari kaum
yang mulia
Yang terlihat sebagai penenteram/penyejuk mata’
Termasuk yang mereka dendangkan pula:
‘Kami adalah wanita-wanita yang kekal tidak akan mati
Kami adalah wanita-wanita yang aman tidak merasa takut
Kami adalah wanita-wanita yang berdiam di tempat, tidak pernah bepergian jauh’.” (HR. ath-
Thayalisi, dinyatakan sahih dalam Shahihul Jami’ no. 1561)
Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah t dalam Nuniyah-nya yang terkenal menggambarkan
penduduk surga dengan ungkapan:
َ جلَِا وي لتجلَرِح و
ِِّل لت ليللتج للألن ِرْ نَ ونرلِّ ََِّّ رَُّ وِ لِّ ن
َ رَُّ وِِلِّ و
لتِّح لُلو ر
تج لولرلو رواج وأ لل جل ومرل ل
ِِّ
َ و َ ور واو للِ لو
ِّيج وَِل ورن ل
ُط ل لَ ومِ وَّ لا
َ جلفِ و وَّو ِل و
ِّم لِج و
َراِو لاِّ وَّو لَِّّمو وِ جل َُِ و،َّل
ِِّ
ِّلت لمنرا رَ لِلوِّ للِ مرُلِّ وحَل رهاَل لا
ِِّ
جمه لا و ا وو لت و،ِِّل رَّْ وفِ جل ر،ََّ ل
ر
ِّن وَّو رمَر ت وَ لا لوِّ ول لاط ملُ لِ رلتجلفِ ر
ِج
ن جلَُ للا و ِّي ولو للِجشر وََّ لِ جلُ و
ِّلم روألة لنَلمون ر لاِّ لتلرم وو لِ رهاَر لا
ة ِلَْل ج ل لو و
ِِّ ملِّلَلَ وي للر لِ جل و اا ا و
Mereka melihat dari kejauhan kemah-kemah yang tinggi
yang bersinar dengan cahaya dan burhan
Mereka pun menuju kemah-kemah tersebut, dan ternyata mereka merasa betah (senang)
karena di dalamnya ada rembulan-rembulan yang tidak memiliki kekurangan
Berupa wanita-wanita yang menundukkan pandangan, yang tidak menginginkan selain
orang yang dicintainya dari seluruh pemuda (suaminya)
Berkatalah suaminya tatkala menyaksikan keindahan bidadarinya
Mahasuci Dzat yang memberikan kebagusan dan kebaikan
Pandangan mata pun minum dari gelas-gelas kecantikannya
maka engkau melihatnya seperti orang yang minum hingga mabuk kepayang
Sempurna penciptaan sang bidadari dan sempurna pula keindahannya
ibarat rembulan pada malam keenam setelah lewat delapan malam4
2. Jawaban pertanyaan (yang kedua ini) diambil dari keumuman firman Allah l:
“Di dalamnya kalian memperoleh apa saja yang kalian inginkan dan beroleh pula di
dalamnya apa saja yang kalian minta. Sebagai hidangan (persembahan) bagi kalian dari Rabb
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Fushshilat: 31—32)
Dia Yang Mahatinggi juga berfirman:
“Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diinginkan oleh jiwa dan sedap dipandang
mata, kalian pun kekal di dalamnya.” (az-Zukhruf: 71)
Dengan demikian, jika seorang wanita menjadi penghuni surga padahal di dunia ia belum
menikah atau suaminya bukan ahlul jannah, di surga tentu ada pula kaum lelaki yang di dunia
belum sempat menikah. Para lelaki inilah yang akan beroleh istri-istri dari kalangan bidadari
dan juga istri-istri dari kalangan wanita penduduk dunia, jika para lelaki ini menghendaki dan
jiwa mereka berhasrat. Demikian pula yang kita katakan tentang wanita yang ketika di dunia
tidak memiliki suami atau suaminya tidak masuk surga bersamanya. Jika si wanita
menghendaki untuk menikah, pasti ia akan dapatkan apa yang dikehendakinya, berdasarkan
keumuman ayat di atas.
Adapun nash khusus terkait dengan hal ini, sekarang belum tampak bagi kami. Ilmunya ada
di sisi Allah l.
3. Jika seorang wanita memiliki dua suami ketika di dunia (pernah menikah dua kali), pada
hari kiamat di surga kelak ia akan diberi pilihan di antara kedua suaminya. Jika di dunia si
wanita belum sempat menikah, Allah l akan menikahkannya dengan seseorang yang
menyenangkan pandangan matanya di surga.
Kenikmatan di surga pun tidaklah hanya dirasakan oleh kaum pria, namun oleh semuanya,
baik pria maupun wanita. Di antara sejumlah nikmat tersebut adalah mendapat pasangan
(menikah).
Pertanyaan penanya: Allah l menyebutkan tentang hurun ‘in yang menjadi istri-istri lelaki
ahlul jannah, namun Allah l tidak menyebutkan pasangan bagi kaum wanita.
Kami jawab, Allah l hanya menyebutkan istri-istri bagi para suami karena seorang prialah
yang mencari dan menginginkan wanita (bukan wanita yang mencari pasangan hidupnya, dia
adalah pihak yang dicari). Oleh karena itu, Allah l menyebutkan istri-istri bagi para pria di
dalam surga dan tidak menyebutkan suami-suami bagi para wanita. Akan tetapi, tidaklah
berarti bahwa para wanita tidak memiliki suami di surga kelak. Mereka punya suami dari
kalangan Bani Adam (manusia). (Majmu’ Fatawa wa Rasail Fadhilatusy Syaikh Ibnu
Utsaimin, 2/51—53)
Kita memohon kepada Allah l agar memasukkan kita ke dalam negeri kenikmatan yang kekal
abadi, yang dikatakan-Nya:
“Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diinginkan oleh jiwa dan sedap dipandang
mata, kalian pun kekal di dalamnya.” (az-Zukhruf: 71)
dan dinyatakan Rasul-Nya n sebagai kenikmatan yang tidak pernah terlihat oleh mata, tak
pernah terdengar oleh telinga, dan tiada pula pernah tebersit di hati manusia.
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.
Catatan Kaki:
1 Bidadari yang bermata jeli, bagian hitam matanya sangat hitam dan bagian putihnya sangat
putih, sebagaimana keterangan al-Imam al-Bukhari t dalam Shahihnya, Kitabul Jihad was
Sair, Bab “al-Hurun ‘In wa Shifatihinna”.
2 Yang tampak, hadits ini menunjukkan bahwa wanitalah yang paling banyak menghuni
surga. Dalam hadits lain disebutkan bahwa wanita paling banyak menjadi penghuni neraka.
Menurut al-Qadhi t, ini menunjukkan bahwa mayoritas keturunan Adam itu perempuan. Ada
pula kabar yang menyatakan bahwa ada penduduk surga yang beroleh bidadari surga dalam
jumlah yang banyak (al-Minhaj, 17/170), seperti yang disebutkan dalam hadits yang
diriwayatkan oleh al-Imam at-Tirmidzi t bahwa orang yang mati syahid akan mendapatkan
tujuh puluh lebih bidadari.