Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

ETIKA BERWIRAUSAHA

DISUSUN OLEH :

FACHRUL AZIZ A. RAZAK

1611021079

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat-nya karena atas berkat
dan karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Serta terimakasih kepada bapak dosen sehingga kami dapat menambah wawasan,
pengetahuan tentang “Etika Berwirausaha”. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi syarat dan tugas akhir dari mata kuliah kewirausahaan. Oleh karena itu
dengan segala keterbatasan mohon maaf apabila banyak kekurangan dalam makalah ini ,
kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna , saran serta kritik yang membangun
dapat menjadi pembelajaran agar makalah ini menjadi lebih baik.

Terimakasih .

Bandar Lampung, 12 Juni 2019

Penyusun

Fachrul Aziz A. Razak


1611021079
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………………..

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………...

1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wirausaha…………………………………………………………….

2.2 Etika dalam Berwirausaha………………………………………………………..

2.3 Sikap dan Perilaku dalam Berwirausaha…………………………………………

2.4 Ciri-ciri Wirausahawan Berhasil atau Tidak……………………………………..

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….

3.2 Saran………………………………………………………………………….......
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengangguran di Indonesia yang semakin meningkat per hari demi harinya, kesempatan dan
lowongan kerja yang minim, serta pendidikan yang rendah menjadi pemicu setiap orang
untuk mendirikan suatu usaha kecil dan menengah. Berwirausaha kini menjadi trend di
kalangan masyarakat Indonesia. Dengan hanya bermodalkan skill dan kemampuan dalam
mengelolanya mereka bisa mendapatkan profit yang cukup menjanjikan.

Salah satu usaha pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran ialah menciptakan
lapangan kerja yang bersifat padat karya. Namun kalangan orang yang berpendidikan
cenderung tidak tertarik dengan pekerjaan ini (berwirausaha), minat mereka bekerja di
kantoran lebih tinggi. Semakin tinggi pendidikan mereka semakin besar keinginan mereka
untuk menduduki kursi kantoran dengan jabatan yang tinggi. Mereka tidak berani mengambil
risisko besar seperti berwirausaha. Dalam hal ini berarti mereka bekerja dengan orang lain
hanya mengandalkan upah atau gaji.

Namun, apa pendapat mereka para wirausahawan sukses yang menembus pasar nasional dan
internasional? Mereka bekerja meniti kariernya sendiri dengan hasil yang menjanjikan dan
hanya bermodalkan skill dan kemampuan. Ya, mereka berani mengambil risiko dalam dunia
persaingan pasar. Bahkan mereka menggaji bukan memberi gaji jika dibandingkan dengan
mereka yang bekerja di perusahaan milik orang lain.

Semua alasan itulah yang mendorong seseorang untuk melakukan terobosan baru dengan
memilih berwirausaha. Namun pada prakteknya tidaklah mudah untuk memulai suatu usaha.
Rasa takut akan kegagalan dan kerugian pastinya selalu menghantui para wirausahawan
ketika akan memulai usahanya.

Niat dan keberanian dalam mengambil risiko adalah modal utama dalam membuka usaha
baru. Namun keberanian tanpa disertai dengan kemampuan berwirausaha seringkali
menjerumuskan kedalam situasi kegagalan yang berkepanjangan.

Wirausaha adalah salah satu proses atau cara untuk melakukan suatu usaha bertujuan untuk
mendapatkan hasil dan keuntungan yang di harapkan dengan memproduksi, menjual dan
menyewakan suatu produk barang ataupun jasa.
1.1 Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis mendapat
hasil yang dinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa perumusan masalah.

1. Apakah pengertian dari wirausaha itu?

2. Bagaimana cara beretika yang baik dalam berwirausaha?

3. Bagaimana cara menentukan sikap dan berperilaku dalam berwirausaha?

4. Apakah ciri-ciri dari wirausahawan yang berhasil?

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain.

1. Untuk dapat mengetahui pengertian dari wirausaha itu sendiri

2. Agar dapat memberikan etika yang baik dalam berwirausaha

3. Untuk dapat mengetahui sikap dan prilaku dalam berwirausaha

4. Untuk dapat mengetahui ciri-ciri dari seorang wirausahawan yang berhasil

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wirausaha

Pengertian kewirausahaan secara umum adalah kewirausahaan adalah suatu proses dalam
mengerjakan sesuatu yang baru atau kreatif dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam
memberikan nilai lebih.

Menurut Drs. Joko Untoro bahwa kewirausahaan adalah suatu keberanian untuk melakukan
upaya upaya memenuhi kebutuhan hidup yang dilakukan oleh seseorang, atas dasar
kemampuan dengan cara manfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain

Dalam buku Entrepreneurial Finance oleh J.Leach Ronald Melicher bahwa kewirausahaan
adalah sebuah proses dalam merubah ide menjadi kesempatan komersil dan menciptakan
nilai (harga) “Process of changing ideas into commercial opportunities and creating value”
Dalam buku Entrepreneurship: Determinant and Policy in European-Us Comparison bahwa
kewirausahaan adalah proses mempersepsikan, menciptakan, dan mengejar peluang ekonomi
“process of perceiving, creating, and pursuing economic opportunities“. Akan tetapi
dikatakan dalam buku tersebut, bahwa proses dari kewirausahaan itu sendiri sulit untuk
diukur.

Menurut Bapak Eddy Soeryanto Soegoto bahwa kewirausahaan atauentrepreneurship adalah


usaha kreatif yang dibangun berdasarkan inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang baru,
memiliki nilai tambah, memberi manfaat, menciptakan lapangan kerja dan hasilnya berguna
bagi orang lain.Pengertian kewirausahaan menurut Ahmad Sanusi (1994) kewirausahaan
adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga
penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis Setelah anda mengetahui tentang
pengertian kewirausahaan, maka sudah barang tentu anda tahu apa arti wirausaha itu sendiri.

Hal itu karena pengertian wirausaha sederhananya adalah orang yang menjalankan wirausaha
itu sendiri. Berikut tiga ahli yang memberikan tanggapan tentang apa pengertian wirausaha
atau entrepreneur itu.

Wirausaha atau enterpreneur adalah orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai
kesempatan kesempatan bisnis mengumpulkan sumber sumber daya yang dibutuhkan guna
mengambil keuntungan daripadanya serta mengambil tindakan yang tepat, guna memastikan
kesuksesan (Geoffrey G. Meredit et ak, 1995)

Enterpreneur atau wirausaha adalah seseorang yang mengambil risiko yang diperlukan untuk
mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis menerima imbalan jasa berupa profit
nonfinancial (Skinner, 1992).

Wirausaha atau entrepreneur adalah orang yang memiliki kemampuan untuk melakukan
koordinasi, organisasi dan pengawasan. Wirausaha memiliki pengetahuan yang luas tentang
lingkungan dan membuat keputusan keputusan tentang lingkungan usaha, mengelola
sejumlah modal dan menghadapi ketidakpastian untuk meraih keuntungan (Say, 1996). [1]

2.2 Etika Dalam Berwirausaha

Suatu kegiatan haruslah dilakukan dengan etika atau norma-norma yang berlaku di
masyarakat bisnis. Etika atau norma-norma ini digunakan agar para pengusaha tidak
melanggar aturan yang telah ditetapkan dan usaha yang telah dijalankan memperoleh simpati
dari berbagai pihak. Pada akhirnya, etika tersebut ikut membentuk pengusaha yang bersih dan
dapat memajukan serta membesarkan usaha yang dijalankan dalam waktu yang relatif lebih
lama.

Dalam etika berusaha perlu ada ketentuan yang mengaturnya. Adapun ketentuan yang diatur
dalam etika wirausaha secara umum adalah sebagai berikut:
1. Sikap dan prilaku seorang pengusaha harus mengikuti Norma yang berlaku dalam suatu
negara atau masyarakat.

2. Penampilan yang ditunjukan seseorang pengusaha harus selalu apik, sopan, terutama dalam
menghadapi situasi atau acara-acara tertentu.

3. Cara berpakain pengusaha juga harus sopan dan sesuai dengan tempat dan waktu yang
berlaku.

4. Cara berbicara seorang pengusaha juga mencerminkan usahanya, sopan, penuh tata krama,
tidak menyinggung atau mencela orang lain.

5. Gerak-gerik pengusaha juga dapat menyenangkan orang lain, hindarkan gerak-gerik yang
dapat mencurigakan.

Kemudian, etika atau Norma yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap pengusaha adalah
sebagai berikut:

1. Kejujuran

Seorang pengusaha harus selalu bersikap jujur, baik, dalam berbicara maupun bertindak.
Jujur ini perlu agar berbagai pihak percaya terhadap apa yang akan dilakukan. Tanpa
kejujuran, usaha tidak akan maju dan tidak di percaya konsumen atau mitra kerjanya.

2. Bertanggung Jawab

Pengusaha harus bertangungjawab terhadap segala kegiatan yang dilakukan dalam bidang
usahanya. Kewajiban terhadap berbagai pihak harus segera diselesaikan. Tanggung jawab
tidak hanya terbatas pada kewajiban, tetapi juga kepada seluruh karyawannya, masyarakat
dan pemerintah.

3. Menepati Janji

Pengusaha dituntut untuk selalu menepati janji, misalnya dalam hal pembayaran, pengiriman
barang atau penggantian. Sekali seorang pengusaha ingkar janji hilanglah kepercayaan pihak
lain terhadapnya. Pengusaha juga harus konsisten terhadap apa yang telah dibuat dan
disepakati sebelumnya.

4. Disiplin

Pengusaha dituntut untuk selalu disiplin dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan
usahanya, misalnya dalam hal waktu pembayaran atau pelaporan kegiatan usahanya.
5. Taat Hukum

Pengusaha harus selalu patuh dan menaati hukum yang berlaku, baik yang berkaitan dengan
masyarakat ataupun pemerintah. Pelanggaran terhadap hukum dan peraturan telah dibuatkan
berakibat fatal dikemudian hari. Bahkan, hal itu akan menjadi beban moral bagi pengusaha
apabila tidak diselesaikan segera.

6. Suka Membantu

Pengusaha secara moral harus sanggup membantu berbagai pihak yang memerlukan bantuan.
Sikap ringan tangan ini dapat ditunjukan kepada masyarakat dalam berbagai cara. Pengusaha
yang terkesan pelit akan dimusuhi oleh banyak orang.

7. Komitmen dan Menghormati

Pengusaha harus komitmen dengan apa yang mereka jalankan dan menghargai komitmen
dengan pihak-pihak lain. Pengusaha yang menjungjung komitmen terhadap apa yang telah
diucapkan atau disepakati akan dihargai oleh berbagai pihak.

8. Mengejar Prestasi

Pengusaha yang sukses harus selalu berusaha mengejar prestasi setinggi mungkin tujuannya
agar perusahaan dapat terus bertahan dari waktu ke waktu. Prestasi yang berhasil dicapai
perlu terus ditingkatkan. Disamping itu, perusaha juga harus tahan mental tidak mudah putus
asa terhadap berbagai kondisi dan situasi yang dihadapi. [2]

2.3 Sikap dan Prilaku dalam Berwirausaha

Sikap dan prilaku seorang wirausahawan dapat menentukan berjalan baik atau tidaknya
sebuah bisnis ataupun usaha yang ia kelola, ada beberapa sikap dan prilaku yang harus di
miliki seorang wirausahawan diantaranya.

A. Sikap Wirausahawan

1. Mampu berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif

2. Mampu bekerja tekun, teliti dan produktif

3. Mampu berkarya berlandaskan etika bisnis yang sehat

4. Mampu berkarya dengan semangat kemandirian

5. Mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sisitematis dan berani
mengambil resiko
B. Perilaku wirausahawan

1) Memiliki rasa percaya diri

a) Teguh pendiriannya

b) Tidak tergantung pada orang lain

c) Berkepribadian yang baik

d) Optimis terhadap pekerjaannya

2) Berorientasi pada tugas dan hasil

a) Haus akan prestasi

b) Berorientasi pada laba / hasil

c) Ketekunan dan ketabahan

d) Mempunyai dorongan kuat, motivasi tinggi dan kerja keras

3) Pengambil resiko

a) Enerjik dan berinisiatif

b) Kemampuan mengambil resiko

c) Suka pada tantangan

4) Kepemimpinan

a) Bertingkah laku sebagai pemimpin

b) Dapat menanggapi saran-saran dan kritik

c) Dapat bergaul dengan orang lain

5) Keorisinilan

a) Inovatif, kreatif dan fleksibel

b) Serba bisa dan mengetahui berbagai hal

c) Mempunyai banyak sumber kemampuan


6) Berorientasi ke masa depan

a) Memiliki pandangan ke masa depan

b) Optimis memandang masa depan

Disamping harus memiliki sikap dan perilaku tersebut diatas, seorang wirausahawan juga
dituntut memiliki ketrampilan-ketrampilan yang dapat menunjang keberhasilan.

Adapun ketrampilan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ketrampilan dasar

a. Memiliki sikap mental dan spiritual yang tinggi

b. Memiliki kepribadian yang unggul

c. Pandai berinisiatif

d. Dapat mengkoordinasikan kegiatan usaha

2. Ketrampilan khusus

1. Ketrampilan konsep (conceptual skill): ketrampilan melakukan kegiatan usaha secara


menyeluruh berdasarkan konsep yang dibuatnya

2. Ketrampilan teknis (technical skill): ketrampilan melakukan teknik tertentu dalam


mengelola usaha

3. Human skill: ketrampilan bekerja sama dengan orang lain, bawahannya, dan sesame
wirausahawan.[3]

2.4 Ciri-ciri Wirausahawan yang Berhasil dan Tidak

Ada beberapa ciri-ciri seorang wirausahan berhasil menjalankan bisnis/usahanya atau tidak
adalah sebagai berikut:

1. Keberhasilan wirausaha

Dari sisi pengusaha meliputi:

a. Jujur : Jujur terhadap diri sendiri,orang lain dan tujuan yang akan dicapai
b. Disiplin dan berani :

~ Karena bakat , pengalaman dan pengetahuan

~ Karena keyakinan dan fasilitas

c. Menguasi bidang usaha yang digeluti

d. Dapat melaksanakan prinsip management dengan baik

-Dari sisi produk

a. Memiliki keunggulan yang berarti bagi konsumen, apakah dari segi harga, kualitas produk,
prestise, manfaat dsb.

b. Didukung oleh promosi yang efektif kepada public

2. Kegagalan wirausaha :

a. Tidak ada perencanaan yang matang

b. Bakat yang tidak cocok

c. Kurang pengalaman

d. Tidak punya semangat berwirausaha

e. Kurang modal

f. Lemahnya pemasaran

g. Tidak punya etos kerja yang tinggi

h. Lokasi yang kurang strategis[4]


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh sifat dan kepribadian
seseorang. The officer of Advocacy of Small Business Administration. Bahwa kewirausahaan
yang berhasil pada umumnya memiliki sifat-sifat kepribadian.

Seperti telah diungkapkan bahwa wirausaha sebenarnya adalah seorang inovator atau
individu yang mempunyai kemampuan naluriah untuk melihat benda-benda materi
sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat.

3.2 Saran

Disarankan mahasiswa yang menkaji tentang Ilmu Ekonomi Islam mampu memiliki sifat-
sifat seperti yang dikemukakan di atas, agar mnejadi seorang Ekonom yang handal di bidang
wirausaha, seperti yang diharapkan.
STUDI KASUS

PT. Megasari Makmur

Perjalanan obat nyamuk bermula pada tahun 1996, diproduksi oleh PT Megasari Makmur
yang terletak di daerah Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat.
PT Megasari Makmur juga memproduksi banyak produk seperti tisu basah, dan berbagai
jenis pengharum ruangan.
Obat nyamuk HIT juga mengenalkan dirinya sebagai obat nyamuk yang murah dan lebih
tangguh untuk kelasnya.
Selain di Indonesia HIT juga mengekspor produknya ke luar Indonesia.

Obat anti-nyamuk HIT yang diproduksi oleh PT Megarsari Makmur dinyatakan ditarik dari
peredaran karena penggunaan zat aktif Propoxur dan Diklorvos yang dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan terhadap manusia. Departemen Pertanian, dalam hal ini Komisi
Pestisida, telah melakukan inspeksi di pabrik HIT dan menemukan penggunaan pestisida
yang menganggu kesehatan manusia seperti keracunan terhadap darah, gangguan syaraf,
gangguan pernapasan, gangguan terhadap sel pada tubuh, kanker hati dan kanker lambung.

HIT yang promosinya sebagai obat anti-nyamuk ampuh dan murah ternyata sangat berbahaya
karena bukan hanya menggunakan Propoxur tetapi juga Diklorvos (zat turunan Chlorine yang
sejak puluhan tahun dilarang penggunaannya di dunia). Obat anti-nyamuk HIT yang
dinyatakan berbahaya yaitu jenis HIT 2,1 A (jenis semprot) dan HIT 17 L (cair isi ulang).
Selain itu, Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan melaporkan PT Megarsari Makmur ke
Kepolisian Metropolitan Jakarta Raya pada tanggal 11 Juni 2006. Korbannya yaitu seorang
pembantu rumah tangga yang mengalami pusing, mual dan muntah akibat keracunan, setelah
menghirup udara yang baru saja disemprotkan obat anti-nyamuk HIT.

Analisis :

Dalam perusahaan modern, tanggung jawab atas tindakan perusahaan sering didistribusikan
kepada sejumlah pihak yang bekerja sama. Tindakan perusahaan biasanya terdiri atas
tindakan atau kelalaian orang-orang berbeda yang bekerja sama sehingga tindakan atau
kelalaian mereka bersama-sama menghasilkan tindakan perusahaan. Jadi, siapakah yang
bertanggung jawab atas tindakan yang dihasilkan bersama-sama itu?

Pandangan tradisional berpendapat bahwa mereka yang melakukan secara sadar dan bebas
apa yang diperlukan perusahaan, masing-masing secara moral bertanggung jawab.
Lain halnya pendapat para kritikus pada pandangan tradisional, yang menyatakan bahwa
ketika sebuah kelompok terorganisasi seperti perusahaan bertindak bersama-sama, tindakan
perusahaan mereka dapat dideskripsikan sebagai tindakan kelompok, dan konsekuensinya
tindakan kelompoklah, bukan tindakan individu, yang mengharuskan kelompok bertanggung
jawab atas tindakan tersebut.
Namun demikian, karyawan perusahaan besar tidak dapat dikatakan “dengan sengaja dan
dengan bebas turut dalam tindakan bersama itu” untuk menghasilkan tindakan perusahaan
atau untuk mengejar tujuan perusahaan. Seseorang yang bekerja dalam struktur birokrasi
organisasi besar tidak harus bertanggung jawab secara moral atas setiap tindakan perusahaan
yang turut dia bantu, seperti seorang sekretaris, juru tulis, atau tukang bersih-bersih di sebuah
perusahaan. Faktor ketidaktahuan dan ketidakmampuan yang meringankan dalam organisasi
perusahaan birokrasi berskala besar, sepenuhnya akan menghilangkan tanggung jawab moral
orang itu.

Kita mengetahui bahwa Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral
yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan
dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal
dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan
masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan
kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi.

Dari kasus diatas terlihat bahwa perusahaan melakukan pelanggaran etika bisnis terhadap
prinsip kejujuran perusahaan besarpun berani untuk mmengambil tindakan kecurangan untuk
menekan biaya produksi produk. Mereka hanya untuk mendapatkan laba yang besar dan
ongkos produksi yang minimal.
Mengenyampingkan aspek kesehatan konsumen dan membiarkan penggunaan zat berbahaya
dalam produknya . dalam kasus HIT sengaja menambahkan zat diklorvos untuk membunuh
serangga padahal bila dilihat dari segi kesehatan manusia, zat tersebut bila dihisap oleh
saluran pernafasan dapat menimbulkan kanker hati dan lambung.

Dan walaupun perusahaan sudah meminta maaf dan juga mengganti barang dengan
memproduksi barang baru yang tidak mengandung zat berbahaya tapi seharusnya perusahaan
jugamemikirkan efek buruk apa saja yang akan konsumen rasakan bila dalam penggunaan
jangka panjang. Sebagai produsen memberikan kualitas produk yang baik dan aman bagi
kesehatan konsumen selain memberikan harga yang murah yang dapat bersaing dengan
produk sejenis lainnya.
Tanggapan :

PT. Megarsari Makmur sudah melakukan perbuatan yang sangat merugikan dengan
memasukkan 2 zat berbahaya pada produk mereka yang berdampak buruk pada konsumen
yang menggunakan produk mereka. Salah satu sumber mengatakan bahwa meskipun
perusahaan sudah melakukan permintaan maaf dan berjanji menarik produknya, namun
permintaan maaf itu hanyalah sebuah klise dan penarikan produk tersebut seperti tidak di
lakukan secara sungguh –sungguh karena produk tersebut masih ada dipasaran.
Pelanggaran Prinsip Etika Bisnis yang dilakukan oleh PT. Megarsari Makmur yaitu Prinsip
Kejujuran dimana perusahaan tidak memberikan peringatan kepada konsumennya mengenai
kandungan yang ada pada produk mereka yang sangat berbahaya untuk kesehatan dan
perusahaan juga tidak memberi tahu penggunaan dari produk tersebut yaitu setelah suatu
ruangan disemprot oleh produk itu semestinya ditunggu 30 menit terlebih dahulu baru
kemudian dapat dimasuki /digunakan ruangan tersebut.
Melakukan apa saja untuk mendapatkan keuntungan pada dasarnya boleh dilakukan asal
tidak merugikan pihak mana pun dan tentu saja pada jalurnya. Disini perusahaan seharusnya
lebih mementingkan keselamatan konsumen yang menggunakan produknya karena dengan
meletakkan keselamatan konsumen diatas kepentingan perusahaan maka perusahaan itu
sendiri akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar karena kepercayaan / loyalitas
konsumen terhadap produk itu sendiri.
Daftar Pustaka

[1] ariannetral.com/2015/06/

pengertian-kewirausahaan-dan-wirausaha-serta-ciri-dan-tujuannya.html

[2] http://putuarisafitri.blogspot.co.id/2014/01/

etika-wirausaha.html

[3] http://anikmugirahayu.blogspot.co.id/2012/07/

sikap-dan-perilaku-wirausahawan.html

[4] https://guncitorvum.wordpress.com/2014/01/26/bab-1-mengidentifikasi-sikap-dan-
perilaku-wirausahawan/

[5] http://sintaacanthini.blogspot.com/2016/06/contoh-kasus-pelanggaran-etika-bisnis.html

Anda mungkin juga menyukai