Anda di halaman 1dari 11

METODOLOGI KEPERAWATAN

N
OLEH :
GUSMINIWATI S
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, saya diberikan kesehatan dan kesabaran sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Metodologi Keperawatan tepat waktu.

Dalam penulisan dan penyusunan tugas ini tentunya terdapat kekurangan serta
keterbatasan kemampuan, sehingga mendapatkan hasil penulisan yang masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena hal ini, saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari para pembaca, sehingga dapat menutupi kekurangan dan kelemahan saya
untuk akhirnya menjadikan sempurnanya penulisan tugas ini.

Akhirnya saya berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Dengan segala
kerendahan hati saya berharap agar pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
bagi kemajuan pengetahuan saya, karena saya sadar bahwa makalah ini masih terdapat
banyak kelemahan dan kekurangan. Akhir kata, tiada suatu hal yang sempurna, semoga
makalah ini bisa memberikan manfaat dalam menambah pengetahuan bagi saya dan
pembaca.

Jakarta, -08-2019

Penyusun

Gusminiwati Simanjuntak
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam dunia keperawatan dikenal proses keperawatan, langkah ketiga dari proses
keperawatan adalah rencana (intervensi) keperawatan. Intervensi diidentifikasi untuk
memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien. Intervensi mempunyai maksud
mengindividualkan perawatan dengan memenuhi kebutuhan spesifik pasien serta harus
menyertakan kekuatan – kekuatan pasien yang telah diidentifikasi bila memungkinkan.

Perencanaan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan secara mendalam, tahap yang
sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan
masalah (Kozier et al 1995).

Langkah – langkah dalam membuat perencanaan keperawatan meliputi : penetapan


prioritas, penetapan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan, menentukan intervensi
keperawatan yang tepat dan pengembangan rencana asuhan keperawatan. Setelah diagnosa
keperawatan dirumuskan secara spesifik, perawat menggunakan kemampuan berfikir kritis
untuk segera menetapkan prioritas diagnosa keperawatan dan intervensi yang penting sesuai
dengan kebutuhan klien (Potter & Perry, 1997).

RUMUSAN MASALAH

Adapun permasalahan yang ingin kami bahas yaitu :

a) Mengidentifikasi pengertian intervensi?


b) Mengidentifikasi tipe intervensi?
c) Mengidentifikasi syarat intervensi?
d) Mengidentifikasi langkah – langkah intervensi?
e) Mengidentifikasi faktor dalam tekhnik penulisan intervensi keperawatan?
f) Mengidentifikasi hal – hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan intervensi?

TUJUAN :

TUJUAN UMUM

Setelah mengikuti proses pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu memahami intervensi


keperawatan.

TUJUAN KHUSUS

a) Menjelaskan pengertian intervensi


b) Menjelaskan tipe intervensi
c) Menjelaskan syarat intervensi
d) Menjelaskan langkah – langkah intervensi
e) Menjelaskan faktor dalam tekhnik penulisan intervensi keperawatan
f) Menjelaskan hal – hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan intervensi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian

Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam
beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan
(Gordon, 1994). Intervensi keperawatan adalah semua tindakan asuhan yang perawat lakukan
atas nama klien. Tindakan ini termasuk intervensi yang diprakarsai oleh perawat, dokter, atau
intervensi kolaboratif (McCloskey & Bulechek, 1994).

Intervensi (perencanaan) adalah kegiatan dalam keperawatan yang meliputi;


meletakkan pusat tujuan pada klien, menetapkan hasil yang ingin dicapai, dan memilih
intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan (Potter dan Perry, 1997). Tahap perencanaan
memberi kesempatan kepada perawat, klien, keluarga dan orang terdekat klien untuk
merumuskan rencana tindakan keperawatan guna mengatasi masalah yang dialami klien.
Perencanaan ini merupakan suatu petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat rencana
tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya
berdasarkan diagnosis keperawatan.

Tahap perencanaan dapat disebut sebagai inti atau pokok dari proses keperawatan
sebab perencanaan merupakan keputusan awal yang memberi arah bagi tujuan yang ingin
dicapai, hal yang akan dilakukan, termasuk bagaimana, kapan, dan siapa yang akan
melakukan tindakan keperawatan. Karenanya, dalam menyusun rencana tindakan
keperawatan untuk klien, keluarga dan orang terdekat perlu dilibatkan secara maksimal.

Tahap perencanaan ini memiliki beberapa tujuan penting, diantaranya sebagai alat
komunikasi antara sesama perawat dan tim kesehatan lainnya; meningkatkan kesinambungan
asuhan keperawatan bagi klien; serta mendokumentasikan proses dan kriteria hasil asuhan
keperawatan yang ingin dicapai.

Unsur terpenting pada tahap perencanaan ini adalah membuat prioritas urutan diagnosis
keperawatan, merumuskan tujuan, merumuskan kriteria evaluasi dan merumuskan intervensi
keperawatan.

Tipe intervensi

Terdapat tiga kategori intervensi keperawatan yaitu intervensi yang diprakarsai oleh
perawat, dokter dan intervensi kolaboratif. Kategori pemilihan didasarkan pada kebutuhan
klien. Satu klien mungkin membutuhkan semua dari ketiga kategori, sementara klien lainnya
mungkin hanya membutuhkan intervensi yang diprakarsai oleh perawat dan dokter.
Intervensi Perawat

Intervensi perawat adalah respon perawat terhadap kebutuhan perawatan kesehatan


dan diagnnosa keperawatan klien. Tipe intervensi ini adalah “Suatu tindakan autonomi
berdasarkan rasional ilmiah yang dilakukan untuk kepentingan klien dalam cara yang
diprediksi yang berhubungan dengan diagnosa keperawatan dan tujuan klien” (Bulechek &
McCloskey, 1994).

Intervensi ini tidak membutuhkan supervisi atau arahan dari orang lain. Sebagai
contoh, intervensi untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi yang adekuat atau
aktivitas kehidupan sehari – hari yang berhubungan dengan higiene adalah tindakan
keperawatan mandiri.

Intervensi perawat tidak membutuhkan instruksi dokter atau profesi lainnya. Dokter
seringkali dalam instruksi tertulisnya mencakup intervensi keperawatan mandiri. Namun
demikian berdasarkan undang – undang praktik keperawatan di sebagian besar negara bagian,
tindakan keperawatan yang berkaitan dengan aktivitas kehidupan sehari – hari, penyuluhan
kesehatan, promosi kesehatan, dan konseling berada dalam domain praktik keperawatan.

Intervensi Dokter

Intervensi dokter didasarkan pada respon dokter terhadap dioagnosa medis, dan
perawat menyelesaikan instruksi tertulis dokter (Bulechek & McCloskey, 1994). Memberikan
medikasi, mengimplementasikan suatu prosedur invasif, mengganti balutan dan menyiapkan
klien untuk pemeriksaan diagnostik adalah contoh – contoh dari intervensi tersebut.

Intervensi ini tidak selalu berada dalam praktik legal keperawatan bagi perawat untuk
meresepkan atau menginstruksikan tindakan ini, tetapi intervensi tersebut berada dalam
praktik keperawatan bagi perawat untuk menyelesaikan instruksi tersebut dan untuk
mengkhususkan pendekatan tindakan.

Sebagai contoh, dokter menginstruksikan untuk mengganti balutan 2x sehari,


medikasi intravena setiap 6 jam, dan pemindaian tulang untuk Tn. D. Perawat memadukan
setiap instruksi ini kedalam rencana perawatan Tn. D sehingga instruksi ini diselesiakan
secara aman dan efisien.

Setiap intervensi dokter membutuhkan tanggung jawab keperawatan spesifik dan


pengetahuan keperawatan teknik spesifik. Ketika memberikan obat – obatan, perawat
bertanggung jawab untuk mengetahui kalasifikasi dari obat, kerja fisiologisnya, dosis normal,
efek samping, dan intervensi keperawatan yang berhubungan dengan kerja obat atau efek
sampingnya. Intervensi keperawatan yang berkaitan dengan pemberian medikasi bergatung
pada instruksi tertulis dokter.
Intervensi Kolaboratif

Intervensi kolaboratif adalah terapi yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan,


dan keahlian dari berbagai profesional perawatan kesehatan.

Sebagai contoh, Tn. J adalah pria yang berusia 78 tahun yang mengalami hemiplegia
akibat stroke dan juga mempunyai riwayat demensia lama. Fungsi kognitifnya terbatas, ia
beresiko mengalami masalah yang berhubungan dengan kerusakan sensasi dan mobilitas, dan
tidak mampu secara mandiri menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari – hari. Dengan tujuan
agar Tn. J mempertahankan tingkat kesehatannya saat ini, ia membutuhkan intervensi
keperawatan spesifik untuk mencegah luka dekubitus; intervensi terapi fisik untuk mencegah
perubahan muskuloskeletal akibat imobilitas; dan intervensi terapi okupasi untuk makan dan
kebutuhan higiene. Perawatan klien ini membutuhkan koordinasi intervensi kolaboratif dari
berbagai profesional perawatan kesehatan yang semuanya diarahkan pada tujuan jangka
panjang untuk mempertahankan tingkat kesehatan Tn. J saat ini.

Jadi, intervensi perawat, intervensi dokter, dan intervensi kolaboratif membutuhkan


penilaian keperawatan yang kritis dan pembuatan keputusan. Ketika menghadapi intervensi
dokter atau intervensi kolaboratif, perawat tidak secara otomatis mengimplementasikan
terapi, tetapi harus menentukan apakah intervensi yang diminta sesuai untuk klien.

Menurut Carpenito dan Moyet (2007), ada dua tipe intervensi keperaawatan :

Intervensi perawat, yaitu intervensi yang dibuat oleh perawat dan akan dilaksanakan
oleh tim perawat lain.

Intervensi medis / intervensi delegasi, yaitu intervensi yang dibuat oleh medis /
perawat senior dan akan dilaksanakan oleh tim perawat lain. Intruksi dokter bukan
merupakan intruksi untuk perawat, melainkan untuk klien yang akan dibantu oleh perawat
jika ada indikasi.

Kedua intervensi tersebut merupakan pengambilan keputusan independen perawat


secara legal. Sebenarnya kalau kita bicara profesi, ini disebutkan sebagai masalah bersama
sehingga bukan disebut instruksi.

Sedangkan menurut Potter dan Perry (1997) ada tiga tipe intervensi keperawatan :

a. Intervensi perawat adalah respons perawat terhadap kebutuhan klien terhadap perawatan
kesehatan dan diagnosis keperawatan. Tindakan memiliki otonomi yang berdasarkan pada
rasional ilmiah. Intervensi ini tidak membutuhkan intruksi dokter atau profesi.
b) Mencegah timbulnya masalah.
c) Memonitor kejadian.
Syarat intervensi

a) Berikut merupakan syarat dalam pembuatan intervensi :


b) Aman dan sesuai usia, kesehatan, dan kondisi individu.
c) Dapat dicapai dengan sumber yang tersedia.
d) Sesuai dengan nilai, kepercayaan, dan budaya klien.
e) Sesuai dengan terapi lain.

Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman keperawatan atau pengetahuan dari ilmu


pengetahuan yang relevan. Memenuhi standar asuhan baku yang ditentukan oleh hukum
negara bagian, asosiasi profesional (American Nurses Association), dan kebijakan institusi.

Langkah – langkah intervensi

Berikut langkah – langkah dalam pembuatan intervensi :

a) Beri tanggal dan tanda tangan rencana.

Tanggal penulisan rencana penting untuk evaluasi, tinjauan dan rencana yang akan
datang. Tanda tangan perawat menunjukkan tanggung gugat terhadap pasien dan terhadap
profesi keperawatan karena keefektifan tindakan keperawatan dapat dievaluasi. Gunakan
judul katogori “Intervensi Keperawatan” dan sertakan tanggal evaluasi pada tiap
tujuan.Gunakan simbol medis atau bahasa baku dan kata kunci, bukan kalimat lengkap untuk
menyampaikan ide anda. Misalnya, tulis “Ubah posisi dan perbaiki posisi q2h” bukan “Ubah
posisi dan perbaiki posisi pasien setiap 2 jam”.

b) Spesifik

Perawat kini bekerja dalam sif dengan lama waktu yang berbeda, sebagian bekerja dalam
sif 12 jam dan dalam sif 8 jam,sehingga penting untuk menyebutkan dengan spesifik waktu
intervensi diharapkan. Rujuk ke buku prosedur atau sumber informasi lain, bukan
mencantumkan semua langkah pada rencana tertulis. Misalnya “Lihat buku prosedur unit
untuk perawatan trakeostomi”. Sesuaikan rencana dengan karakteristik unit pasien dengan
memastikan bahwa pilihan pasien, seperti pilihan tentang waktu perawatan dan metode yang
digunakan, dicantumkan. Pastikan bahwa rencana keperawatan menggabungkan aspek
pencegahan dan pemeliharaan kesehatan serta aspek pemulihan. Pastikan bahwa rencana
berisi intervensi untuk pengkajian pasien yang bersinambungan (Misal, inspeksi insisi q8h).

c) Sertakan aktivitas kolaboratif dan kordinasi dalam rencana.

Misalnya, perawat dapat menulis program untuk menanyakan ahli gizi atau ahli terapi fisik
tentang aspek khusus perawatan pasien. Sertakan rencana pemulangan pasien dan kebutuhan
perawatan di rumah. Perawat perlu melakukan konsultasi dan membuat pengaturan bersama
perawatan komunitas, petugas dinas sosial, dan lembaga khusus yang menyediakan informasi
dan peralatan yang diperlukan pasien.
Faktor – faktor intervensi

Demikian juga dalam tehnik penulisan rencana intervensi keperawatan, ada beberapa
faktor yang harus diperhatikan oleh perawat antara lain:

1. Kalimat yang ditulis harus berupa kalimat instruksi, berfungsi untuk menjelaskan
tindakan yang akan dilakukan. Instruksi dibuat secara ringkas, tegas, tepat dan kalimat
mudah dimengerti.
2. Dapat dijadikan alat komunikasi antar anggota keperawatan/ tim kesehatan lain untuk
kesinambungan asuhan keperawatan yang akdiberikan kepada klien.
3. Memuat informasi yang selalu baru.
4. Didokumentasikan pada tempat / kolom yang ditentukan sebagai pertanggung-jawaban
dan pertanggunggugatan perawat terhadap asuhan keperawatan yang diberikan kepada
klien.

Hal – hal yang harus diperhatikan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan rencana intervensi keperawatan adalah:

1. Mengidentifikasi alternatif tindakan.


2. Menetapkan dan menguasai teknik serta prosedur keperawatan yang akan dilakukan.
3. Melibatkan klien dan keluarganya.
4. Melibatkan anggota tim kesehatan lainnya.
5. Mengetahui latar belakang budaya dan agama klien.
6. Mempertimbangkan lingkungan, sumber, dan fasilitas yang tersedia.
7. Memperhatikan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku. Harus dapat menjamin rasa
aman klien.
8. Mengarah pada tujuan dan kriteria hasil yang akan dicapai.
9. Bersifat realistik dan rasional.
10. Rencana tindakan disusun secara berurutan sesuai prioritas.
BAB 3

KASUS

Kasus

Pasien A datang ke RS mengatakan bahwa sudah lima hari tidak bisa BAB. Pasien tersebut
jarang minum dan makan sayur. TD 140 / 90 mmHg, suhu 38,7 °C, dan denyut nadinya 100 x
/ menit.

Tanggal No dx Tujuan Intervensi TTD / Nama

20 – 07 -17 Tujuan : a) Menganjurkan


Setelah makanan berserat.
dilakukan b) Menganjurkan
tindakan banyak minum air
keperawatan c) Kolaborasi
selama 1x24 pemberian
jam, analgetik
diharapkan d) Mengukur TTV
mampu BAB
dengan normal
BAB 4

PENUTUP

Kesimpulan

Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam
beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang
diharapkan.

Terdapat tiga kategori intervensi keperawatan yaitu, intervensi yang diprakarsai oleh
perawat, dokter, dan intervensi kolaboratif. Kategori pemilihan didasarkan pada kebutuhan
klien. Satu klien mungkin membutuhkan semua dari ketiga kategori, sementara klien lainnya
mungkin hanya membutuhkan intervensi yang diprakarsai oleh perawat dan dokter.

Saran

Untuk membuat perencanaan, anda harus belajar menentukan prioritas, merumuskan


tujuan, dan membuat intervensi. Melalui perencanaan perawatan yang berkomitmen pada
waktu, maka anda akan dapat memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah dan
memiliki kemampuan menentukan validitas keputusan yang dibuat.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC

Haryanto. 2007. Konsep Dasar Keperawatan dengan Pemetaan Konsep.

Anda mungkin juga menyukai