Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS CIKANCUNG
Jl. Raya Cikancung Desa Mandalasari Cikancung 40396 TLP.022-87790646
e-mail : pkmcikancung_bandungkab@yahoo.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS CIKANCUNG


NOMOR : 440/ 1404 /UKP/II/2019

TENTANG
PENGELOLAAN PELAYANAN KEFARMASIAN PUSKESMAS CIKANCUNG

KEPALA PUSKESMAS CIKANCUNG,

Menimbang : a. bahwa obat merupakan unsur penunjang utama


dalam pelayanan kesehatan di puskemas;
b. bahwa untuk menjamin mutu dan pertanggung
jawaban atas penyelenggaraan pelayanan obat di
Puskesmas Cikancung;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, b
perlu menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas
tentang pengelolaan pelayanan kefarmasian di
Puskesmas Cikancung;

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang


Pekerjaan Kefarmasian;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas
Klinik Pratama, tempat Praktik Dokter, dan Tempat
Praktik Dokter Gigi Mandiri;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Minimal;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 44 tahun 2016 tentang Manajemen
Puskesmas;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2016
tentang Perubahan atas PMK nomor
889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin
Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS CIKANCUNG


TENTANG PENGELOLAAN PELAYANAN
KEFARMASIAN PUSKESMAS CIKANCUNG.
KESATU : Pengelolaan pelayanan kefarmasiaan sebagai upaya
tercapainya kinerja pengelolaan obat yang berkualitas
dan optimal. Sebagaimana pengelolaan pelayanan
kefarmasian telah terlampir dan merupakan bagian
KEDUA : tidak terpisahkan dari keputusan ini.
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Cikancung,
pada tanggal 16 Maret 2019

KEPALA PUSKESMAS CIKANCUNG,

MIA PUSPITAWATI
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS CIKANCUNG
NOMOR : 440/ 1404 /UKP/II/2019
TENTANG : PENGELOLAAN PELAYANAN
KEFARMASIAN PUSKESMAS
CIKANCUNG

PENGELOLAAN PELAYANAN KEFARMASIAN PUSKESMAS CIKANCUNG

1. PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAN OBAT


Penyediaan obat untuk menjamin ketersediaan obat adalah sebagai berikut:
A. Permintaan rutin yang dilakukan setiap bulan sesuai jadwal yang telah
ditetapkan;
B. Permintaan khusus, apabila terjadi kebutuhan obat yang meningkat /
sebelumnya ada kekosongan obat / ada kejadian luar biasa (KLB / bencana);
C. Puskesmas dapat melakukan pengadaan obat sendiri dengan syarat dan
ketentuan yang berlaku;

2. PELAYANAN OBAT 24 JAM


A. Pengertian
Obat merupakan komponen yang esensial dari suatu pelayanan
kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan yang baik dan benar
serta efektif dan efisien secara berkesinambungan. Pengelolaan obat dan
perbekalan kesehatan meliputi kegiatan perencanaan dan permintaan,
penerimaan, penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan pelaporan serta
supervise dan evaluasi pengelolaan obat.
Pelayanan obat 24 jam dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
pasien pada Unit PONED / Kamar Bersalin.

B. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya pelayanan obat 24 jam di Puskesmas
Cikancung adalah agar:
1. Kebutuhan masyarakat dalam hal ini pasien PONED / Kamar Bersalin 24
jam dapat terlayani secara optimal selama 24 jam.
2. Terdapat mekanisme pelayanan yang jelas dan teratur dalam
melaksanakan pelayanan obat 24 jam.
C. Sistem Pelayanan Obat 24 Jam
Pelayanan obat 24 jam di Puskesmas Cikancung dilaksanakan oleh
bidan yang pada saat pelayanan sedang melaksanakan tugas piket jaga.
Dalam pelaksanaannya bidan piket jaga harus:
1. Menulis obat yang dikeluarkan dari kamar obat pada resep pasien.
2. Memberi etiket pada obat yang diresepkan.
3. Menuliskan perintah pemakaian obat pada etiket atau plastik resep.
4. Memberikan obat kepada pasien dengan disertai penjelasan cara
penggunaan dan efek samping obat.
5. Memastikan pasien mengerti penjelasan yang telah diberikan.
6. Ikut menjaga dan memastikan keamanan obat di kamar obat.

D. Analisis Dan Evaluasi


Analisis dan evaluasi dilakukan oleh petugas pengelola obat untuk
menentukan obat – obat yang harus disediakan pada pelayanan obat 24 jam
dan memastikan keamanan obat di kamar obat.

3. PETUGAS YANG BERHAK MEMBERI RESEP


Petugas yang berhak memberi resep di Puskesmas Cikancung adalah;
A. Dokter Umum/dokter gigi yang telah memiliki ijin praktek dokter di
Puskesmas Cikancung.
B. Perawat Umum yang telah memiliki ijin praktek keperawatan di Puskesmas
Cikancung yang telah diberi delegasi dari dokter umum.
C. Perawat gigi yang telah memiliki ijin praktek perawat gigi di Puskesmas
Cikancung yang telah diberi delegasi dari dokter gigi.
D. Bidan yang telah memiliki ijin praktek bidan di Puskesmas Cikancung yang
telah diberi delegasi dari dokter umum.

4. PETUGAS YANG BERHAK MENYEDIAKAN OBAT


Petugas yang berhak menyediakan obat di Puskesmas Cikancung
adalah:
A. Apoteker yang memiliki SIPA di Puskesmas.
B. Asisten Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian yang memiliki SIPTTK di
Puskesmas.
C. Tenaga kesehatan lain yang sesuai kompetensinya memiliki pengetahuan
dan pengalaman di bidang farmasi.
4. PELATIHAN PETUGAS YANG DIBERI KEWENANGAN DALAM PENYEDIAAN
OBAT JIKA PETUGAS YANG MEMENUHI PERSYARATAN TIDAK ADA.
Pelatihan petugas yang diberi kewenangan menyediakan obat dilakukan
secara internal dan eksternal;
A. Pelatihan Petugas Internal Puskesmas :
1. Dilaksanakan secara on the job training di Puskesmas Cikancung;
2. Dilakukan oleh Apoteker selaku penanggung jawab pelayanan farmasi di
Puskesmas Cikancung;
B. Pelatihan Petugas eksternal Puskesmas :
1. Pelatihan eksternal dilakukan sebagaimana jika ada undangan pelatihan
baik yang diadakan oleh dinas maupun swasta;
2. Pelatihan eksternal dapat diikuti atas persetujuan dari kepala puskesmas
yang memberikan ijin;

5. PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT


A. Peresepan
1. Penulisan Resep
Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis
dari dokter, dokter gigi, dan praktisi lainnya yang berijin kepada pengelola
obat di Puskesmas Cikancung untuk menyediakan atau membuatkan obat
dan menyerahkannya kepada pasien. Isi resep merupakan refleksi dari
proses pengobatan. Untuk itu, agar terapi berhasil, resep harus rasional.
Kriteria resep yang tepat, aman dan rasional yaitu:
a. Tepat obat sesuai dengan diagnosis penyakitnya.
b. Tepat indikasi penyakit.
c. Tepat pemilihan obat.
d. Tepat dosis.
e. Tepat cara pemberian obat.
f. Tepat pasien.
Bahasa dalam penulisan resep menggunakan bahasa latin yang
sudah digunakan sebagai bahasa ilmu kesehatan karena bahasa latin
tidak mengalami perubahan (statis), sehingga resep obat yang ditulis
dalam bahasa latin tidak akan terjadi salah tafsir. Penulisan resep yang
baik harus lengkap dan jelas. Dalam resep untuk pasien rawat jalan di
Puskesmas Cikancung harus tercantum:
1) Tanggal penulisan resep;
2) Nama pasien;
3) Umur pasien;
4) Alamat pasien;
5) Diagnosis penyakit;
6) Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat;
7) Nama, jumlah, dosis obat dan aturan pakai;
8) Tanda tangan dan nama jelas petugas penulis resep;
9) Tanda seru dan paraf penulis resep untuk resep yang mengandung
obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimum;
10) Kode pasien Umum atau BPJS;
11) Kondisi Alergi atau Hamil.
2. Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan
oleh dokter atau praktisi lain yang berijin harus memahami isi resep dan
memperhatikan:
a. Nama obat;
b. Jenis dan bentuk sediaan obat;
c. Nama dan umur pasien;
d. Dosis;
e. Cara pemakaian dan aturan pemberian;
f. Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas;
g. Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang
dimaksud tidak tersedia;
h. Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari
tempatnya;
i. Pemasangan etiket/label obat pada kemasan obat;
3. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan
oleh dokter atau praktisi lain yang berijin harus memperhatikan:
a. Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep;
b. Pemberian obat melalui loket;
c. Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien;
d. Pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai dan efek
samping obat kepada pasien atau keluarga pasien.
B. Pemesanan Obat
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat antara
lain:
1. Menentukan jenis permintaan obat
a. Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Bandung untuk Puskesmas Cikancung.
b. Permintaan Khusus
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
1) kebutuhan meningkat
2) terjadi kekosongan
3) ada KLB atau Bencana
c. Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan antara lain:
1) Data pemakaian obat periode sebelumnya
2) Jumlah kunjungan resep.
3) Jadwal distribusi obat dari Gudang Farmasi Dinkes Kabupaten
Bandung.
4) Sisa Stok.
d. Menghitung kebutuhan obat dengan cara:
Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama
dengan pemakaian pada periode sebelumnya.

SO = SK + SWK + SWT + SP

Sedangkan untuk menghitung permintaan obat dapat


dilakukan dengan menggunakan rumus:
Permintaan = SO – SS
Keterangan:
SO = Stok Optimum
SK = Stok Kerja (stok pada periode berjalan)
SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat
SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (Lead Time)
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok
C. Pengelolaan Obat
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal
untuk menjamin tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan,
tepat waktu pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat mutu di tiap unit
pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan meliputi
kegiatan:
1. Perencanaan dan permintaan,
2. Penerimaan,
3. Penyimpanan dan distribusi,
4. Pencatatan dan pelaporan serta
5. Monitoring dan evaluasi pengelolaan obat.

6. MENJAGA TIDAK TERJADINYA PEMBERIAAN OBAT KADALUWARSA


Agar tidak terjadinya pemberian obat kadaluarsa di Puskesmas
Cikancung petugas farmasi dalam Penyimpanan dan penggunaan obat
menggunakan sistem FEFO (First Expired First Out) untuk masing-masing obat,
artinya obat yang lebih awal kadaluarsa harus dikeluarkan lebih dahulu dari obat
yang kadaluarsa kemudian, apabila masa kadaluarsanya sama digunakan sistem
FIFO (First In First Out) yaitu obat yang ada lebih dulu di penyimpanan digunakan
lebih dulu. Secara berkala dilakukan pengecekan masa waktu kadaluarsa antara
buku kadaluarsa dengan obat-obat yang ada.

7. PERESEPAN PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA DI PUSKESMAS


CIKANCUNG
Peresepan Psikotropika dan Narkotika bagi pasien antara lain:
A. Dokter penulis resep adalah dokter yang telah memiliki ijin praktek dokter di
Puskesmas Cikancung;
B. Resep Narkotika ditulis dengan jelas dan dapat dibaca tanpa menimbulkan
kemungkinan salah tafsir;
C. Setiap R/ dilengkapi dengan: kekuatan takaran, jumlah yang harus diberikan,
dosis pemakaian, cara pemakaian dan dibubuhi tanda tangan penuh oleh
dokter penulis resep;
D. Peresepan Psikotropika dan Narkotika ini berlaku untuk semua pelayanan
pengobatan pada pasien di Puskesmas Cikancung.
8. PENGGUNAAN OBAT YANG DIBAWA SENDIRI OLEH PASIEN/KELUARGA
DI PUSKESMAS CIKANCUNG
Ketentuan tentang penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh
pasien/keluarga antara lain:
A. Bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga harus diketahui oleh
dokter pemeriksa pasien;
B. Bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga telah mendapat
persetujuan dari dokter dan petugas obat Puskesmas Cikancung;
C. Bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga tidak mempunyai
kontraindikasi dengan kondisi fisik pasien;
D. Bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga tidak mempunyai efek
bertentangan dengan obat yang dipergunakan dalam proses pengobatan
oleh dokter di Puskesmas Cikancung;
E. Bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga tidak menimbulkan
efek ganda dengan obat yang dipergunakan dalam pengobatan pasien;
F. Bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga tidak menimbulkan
interaksi obat dan berdampak negatif terhadap pengobatan pasien;

9. PERSYARATAN PENYIMPANAN OBAT


Persyaratan Penyimpanan Obat di Puskesmas Cikancung :
A. Ruang penyimpanan obat cukup luas minimal 3 X 4 M2.
B. Ruang penyimpanan kering dan tidak lembab.
C. Adanya ventilasi agar ada aliran udara dan tidak lembab/ panas, bila tidak
tersedia ventilasi ruangan sebaiknya memiliki AC.
D. Ruangan mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda.
E. Lantai dibuat dari tegel/ semen, bila perlu diberi alas papan/ atau palet untuk
menyimpan obat di atas lantai.
F. Obat disimpan pada rak.
G. Tersedia lemari pendingin untuk obat yang harus disimpan pada suhu 4-8
derajat celcius.

10. PENANGANAN OBAT KADALUARSA ATAU RUSAK DI PUSKESMAS


CIKANCUNG
Penanganan obat rusak dan kadaluarsa antara lain:
A. Obat rusak dan kadaluarsa ditempatkan secara terpisah agar tidak terjadi hal-
hal seperti salah ambil, cross contamination dan lain-lain yang dapat
merugikan pasien;
B. Semua obat rusak dan kadaluarsa dicatat dalam buku obat rusak dan
kadaluarsa, meliputi nama obat, jumlah obat dan tanggal kadaluarsa;
C. Petugas farmasi melakukan pengajuan pengembalian obat rusak dan
kadaluarsa ke Dinas Kesehatan Kabupaten;
D. Petugas farmasi melakukan pengembalian obat rusak atau kadaluarsa ke
Dinas Kesehatan Kabupaten dengan menyertakan berita acara pengembalian
yang terdiri dari nama, jumlah, dan tanggal kadaluarsa serta disahkan oleh
pejabat yang berwenang;

11. PENCATATAN DAN PEMANTAUAN EFEK SAMPING OBAT DAN KEJADIAN


TIDAK DIINGINKAN
Efek samping obat adalah suatu reaksi obat yang tidak diharapkan dan
berbahaya yang diakibatkan oleh suatu pengobatan. Efek samping obat seperti
hal nya efek obat yang diharapkan, merupakan suatu kinerja dari dosis atau
kadar obat pada organ sasaran.
Pengelolaan efek samping obat adalah suatu proses kegiatan
pencatatan, pemantauan dan pelaporan setiap respon terhadap obat yang
merugikan atau yang tidak di harapkan yang terjadi pada dosis normal.
Untuk melaksanakan pencatatan, pemantauan dan pelaporan efek
samping obat maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
A. Petugas kesehatan menerima keluhan Efek Samping Obat (ESO) dari pasien.
B. Petugas Farmasi mencacat identitas pasien dengan melihat rekam medis
terakhir kunjungan.
C. Petugas Farmasi menyampaikan hal tersebut kepada dokter/dokter gigi
penulisan resep.
D. Petugas Farmasi menanyakan kepada dokter/dokter gigi penulisan resep,
tindakan yang harus dilakukan apabila obat sudah diminum pasien sebelum
obat pengganti yang sesuai resep diberikan.
E. Petugas Medis menuliskan nama obat yang menimbulkan efek samping dan
KTD ke dalam Rekam medis.
F. Petugas Farmasi menyiapkan obat pengganti dan menjelaskan dengan kata
kepada pasien/keluarganya.
G. Petugas Farmasi memberikan penjelasan dan memantau tentang obat
pengganti apabila terjadi efek samping dan KTD kembali.
H. Petugas Farmasi menulis laporan Efek samping dan KTD di buku yang
tersedia.
I. Petugas Farmasi menyampaikan hasil laporan Efek samping dan KTD ke Tim
PMKP Puskesmas Cikancung.
0
12. MENETAPKAN PENYEDIAAN, PENYIMPANAN DAN MONITORING OBAT
EMERGENSI DAN DAFTAR OBAT-OBAT EMERGENSI DI UNIT
PELAYANAN.
A. Puskesmas menjamin tersedianya obat-obat emergensi dengan
menerapkan sistem pengelolaan obat satu pintu
B. Petugas di unit pelayanan bertanggung jawab akan ketersediaan obat-obat
emergensi tersebut, baik dalam hal pemesanan maupun keamanannya

1) Daftar Obat-Obat Emergensi Di Unit-Unit Pelayanan Puskesmas


Cikancung Kabupaten Bandung

NO NAMA OBAT LOKASI

1 Diazepam inj 5 mg/ml 2 ml FARMASI

BPU,BPG,KIA
2 Dexamethasone inj 5 mg/ml 1 ml

BPU,BPG,KIA
3 DifenhidraminHClinj 10 mg/ml 1 ml

BPU,BPG,KIA
4 Dextrose infuse 5 %

BPU,BPG,KIA
5 Epinefrin (Adrenalin) Injeksi 0,1 %

6 Magnesium Sulfatinj (IV) 20% 25 ml FARMASI

7 Methergininj FARMASI

BPU,BPG,KIA
8 NatriumKloridaInfus 0,9 %

9 Stesolid 5 mg/ml 2,5 ml suppo FARMASI

10 Syntocynoninj FARMASI
11 Ventolinnebules 2,5 mg/2,5 ml BPU

12 Flixotidenebules 0,5 mg/2 ml BPU

2) Susunan Tim Penyediaan Obat-Obat Emergensi Di Unit-Unit Pelayanan


Puskesmas Cikancung Kabupaten Bandung
NO NAMA JABATAN

1 Husni Ahmad Khusaeri, S.Si., Apt. Apoteker

Tenaga Teknis
2 Irpan Permana Sidik AMd. Farm.
Kefarmasian

Ditetapkan di Cikancung,
pada tanggal 16 Maret 2019

KEPALA PUSKESMAS CIKANCUNG,

MIA PUSPITAWATI

Anda mungkin juga menyukai