Anda di halaman 1dari 25

RENCANA KERJA DAN SPESIFIKASI TEKNIS

PEMBANGUNAN RUMAH ADAT BETANG KAB. SINTANG

I. SPESIFIKASI UMUM

PASAL I
URAIAN PEKERJAAN

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan adalah melaksanakan pekerjaan Pembangunan Rumah
Adat Betang yang berlokasi di Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang.

2. Sarana Bekerja
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan :
a. Tenaga kerja/ tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu seperti beton molen, vibrator, pompa air, mesin las, alat-alat
pengangkut, mesin giling dan peralatan lain yang dipergunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan ini.
c. Penyediaan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap
pekerjaan yang akan dilaksanakan tepat pada waktunya.

3. Cara pelaksanaan.
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam Acuan Dokumen Lelang dan Berita Acara
Pekerjaan, ataupun Addendum dokumen lelang (jika ada), serta mengikuti
petunjuk dan keputusan Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan .

Pembangunan Rumah Adat Betang Tahap I 1


PASAL II
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana


Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan
di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahan sebagai berikut :
a. Perpres 70 Tahun 2012 dengan lampiran-lampirannya.
b. Peraturan Umum Tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau
Algemene Voorwaarden voor De Uitvoering Bij Aanneming Van Openbare
Werken (AV) 1941.
c. Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971.
d. Peraturan Umum Tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan
PLN setempat.
e. Peraturan Umum Tentang Pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Instalasi
Pembangunan dari Perusahaan Air Minim.
f. Peraturan Konstruktsi Kayu Indonesia (PKKI) 1961.
g. Peraturan Muatan Indonesia (PMI) 1970.
h. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
i. Ketentuan dan peraturan lain yang dikeluarkan oleh jawatan/Instansi
Pemerintah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 ayat (1) tersebut di atas berlaku
dan mengikat pula :
a. Gambar bestek yang dibuat oleh konsultan Perencana yang sudah
disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen termasuk juga gambar-gambar
detail pelaksanaan (Shop Drawing ) yang diselesaikan oleh Kontraktor
dan sudah disahkan/ disetujui oleh Konsultan Pengawas / Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan dan Pejabat Pembuat Komitmen.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Surat Pperintah Kerja (SPK).
e. Jadwal Pelaksanaan (Tentative time Schedulle) yang disetujui Konsultan
Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pejabat Pembuat
Komitmen.
f. Surat Penawaran beserta Lampiran-lampirannya.

Pembangunan Rumah Adat Betang Tahap I 2


PASAL III
PENJELASAN BUKU ACUAN DOKUMEN LELANG
DAN GAMBAR-GAMBAR

1. Kontraktor wajib meneliti semua Gambar dan Rencana Kerja dan Spesifikasi
termasuk tambahan dan perubahan yang dicantumkan dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwjzing).
2. Gambar tidak sesuai dengan spesifikasi, maka yang mengikat / berlaku adalah
ketentuan yang ada di dalam buku spesifikasi. Bila suatu gambar tidak cocok
dengan gambar yang lain, maka gambar yang mempunyai skala besar yang
berlaku.
3. Bila perbedaan-perbedaan tersebut menimbulkan keragu-raguan sehingga
dalam pelaksanaan menimbulkan kesalahan maka Kontraktor wajib
menanyakan kepada Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan / Pejabat Pembuat Komitmen dan Kontraktor harus mengikuti
keputusannya.

PASAL IV
JADWAL PELAKSANAAN

Sebelum memulai pekerjaan nyata di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib


membuat rencana pelaksanaan pekerjaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa
Bar-Chart dan Curva “S” dan Net Work Planning jika diperlukan.
Rencana kerja tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pejabat
Pembuat Komitmen/ Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ,
paling lambat 14 (empat belas) hari kelender setelah Surat Keputusan Penunjukan
(SPK) diterima kontraktor.
Kontraktor wajib memberikan salinan rencana kerja kepada Pejabat Pembuat
Komitmen/ Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan , satu
salinan rencana kerja ditempel pada dinding Kantor Proyek (Direksi Keet)
dilapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan dilapangan.

Pembangunan Rumah Adat Betang Tahap I 3


Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pejabat Pembuat
Komitmen akan menilai prestasi pekerjaan kontraktor berdasarkan rencana kerja
tersebut.

PASAL V
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

Di lapangan pekerjaan Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa kontraktor atau


biasa disebut Manager Lapangan yang cakap untuk Memimpin Pelaksanaan
Pekerjaan di lapangan yang mendapat kuasa Penuh dari kontraktor, berpendidikan
S2 lulusan Teknik Bangunan Sipil yang berpengalaman minimal 5 (Lima) tahun
atau Sarjana Muda Jurusan Teknik Sipil yang berpengalaman minimal 15
(Sepuluh) tahun, atau Sarjana Teknilk Sipil berpengalaman 5 (Lima) tahun.
Penunjukan penugasan tenaga ahli yang bertugas di lapangan tersebut ditujukan
kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan Direksi serta Konsultan Pengawas /
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan sebagai tembusannya.
Dengan adanya Pelaksaan Lapangan tidak berarti Kontraktor lepas tangung jawab
sebagian ataupun keseluruhan kewajibannya.
Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pejabat Pembuat
Komitmen dan Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan , nama
dan Jabatan Pelaksana Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
Bila kemudian hari pelaksana lapangan dianggap kurang mampu atau tidak cakap
memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada kontraktor secara tertulis
untuk Mengganti Pelaksana Lapangan. Dalam tempo selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari kerja setelah surat tersebut diterima oleh Kontraktor, Kontraktor sudah
harus menggantinya.

PASAL VI
PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN

1. Kontraktor wajib menjaga keamanan di lapangan terhadap barang-barang milik


proyek, Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan milik
pihak ketiga yang ada di lapangan.

Pembangunan Rumah Adat Betang Tahap I 4


2. Untuk maksud tersebut, Kontraktor harus membuat pagar pengaman dari kayu,
seng atau bahan lain yang biayanya menjadi tanggungan Kontraktor atau
sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan .
3. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah dipasang atau
belum, menjadi tanggung jawab kontraktor dan tidak diperhitungkan dalam
biaya pekerjaan tambahan.
4. Kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap
dipakai yang ditempatkan di tempat-tempat yang akan ditetapkan kemudian
oleh Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pejabat
Pembuat Komitmen.

PASAL VII
JENIS DAN MUTU BAHAN

Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan dari produksi dalam negeri
sesuai dengan keputusan bersama menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri
Perindustrian dan Menpan :

Nomor : 472/Kab/XII/1980
Nomor : 813/MENPAN/1980
Nomor : 064/MENPAN/XII/1980
Tanggal : 23 desember 1980

PASAL VIII
SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

1. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat


yang telah ditentukan.
2. Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan berwenang
menanyakan asal bahan dan Kontraktor wajib memberitahukan.

Pembangunan Rumah Adat Betang Tahap I 5


3. Kontraktor wajib memperlihatkan contoh bahan sebelum digunakan. Contoh-
contoh ini harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas / Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan dan Pihak Proyek secara tertulis.
4. Bahan bangunan yang telah didatangkan Kontraktor di lapangan pekerjaan
tetapi ditolak pemakaiannya oleh Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan , harus segera dikeluarkan dan selanjutnya dibongkar atas
biaya Kontraktor dalam waktu 2 x 24 jam, terhitung dari jam penolakan
5. Apabila Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan merasa
perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, Konsultan Pengawas / Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan berhak mengirimkan bahan tersebut kepada Balai
Penelitian (Laboratorium) yang terdekat untuk diteliti. Biaya Pengiriman dan
penelitian menjadi tanggungan Kontraktor apapun hasil penelitian bahan
tersebut.

PASAL IX
ALAT-ALAT PELAKSANAAN

1. Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh


Kontraktor, sebelum pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan
siap pakai, antara lain :
- Mesin molen.
- Alat Penumbuk Mini File.
- Theodolit dan Water Pass (ijin Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan )
- Pelengkapan penerangan untuk kerja lembur.
- Alat-alat pemadat masinal dan manual.
- Alat mengger, alat ukur listrik dan alat ukur air.
- Alat-alat bantu lainnya guna kelancaran pekerjaan.
- Alat-alat besar sesuai dengan besaran pekerjaan tanah apabila diperlukan.
- Dan alat-alat lain yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan.

Pembangunan Rumah Adat Betang Tahap I 6


PASAL X
PEMERIKSAAN PEKERJAAN

1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutannya yang apabila pekerjaan ini telah


selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh Konsultan Pengawas / Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan , Kontraktor wajib meminta persetujuan kepada
Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan , kemudian apabila
Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan telah menyesetujui
bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaan.
2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari
diterimanya surat permohonan pemeriksaan tidak dihitung hari raya/ libur) tidak
dipenuhi Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Kontraktor
dapat melanjutkan pekerjaan kecuali jika Konsultan Pengawas / Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan meminta perpanjangan waktu.
3. Bila Kontraktor melanggar ayat I pasal ini, Konsultan Pengawas / Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan
sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya pembongkaran dan
pemasangan kembali menjadi tanggung jawab Kontraktor.

PASAL XI
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/ kurang diberitahukan dengan tertulis


atau ditulis dalam buku harian oleh Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan . Setelah mendapat persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen
harus dibuatkan Berita Acara Perubahan Pekerjaan/ Pekerjaan Tambah
Kurang.
2. Pekerjaan Tambah/ Kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada
Perintah tertulis dari Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
atas Persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
3 Biaya pekerjaan tambah/ kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga
satuan pekerjaan, yang dimasukkan oleh Kontraktor sesuai AV 41 artikel 50

Pembangunan Rumah Adat Betang Tahap I 7


dan 51 yang pembayarannya diperhitungkan bersama dengan angsuran
terakhir.
4. Adanya pekerjaan tambahan tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebap
kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Konsultan Pengawas / Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan dapat mempetimbangkan Perpanjangan waktu
karena adanya pekerjaan Tambah/ Kurang tersebut.
5. Untuk pekerjaan Tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga
satuan yang ada dalam penawaran, harga satuan akan ditentukan lebih lanjut
oleh Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan bersama-
sama dengan Kontraktor dengan persetujuan Pemberian Tugas.

PASAL XII
SITUASI DAN UKURAN

1. Situasi.
a. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak dan Kontraktor juga wajib meneliti
dan memahami sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat
mempengaruhi harga penawarannya.
b. Kelalaian atau kekurang telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan
alasan untuk mengajukan tuntutan.

2. Ukuran.
a. Ukuran satuan yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam cm,
kecuali ukuran-ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam inch atau mm,
atau yang jelas-jelas tertera dalam gambar.
b. Titik duga lantai (permukaan atas lantai) ditetapkan + 0,00 yaitu diambil
sama dengan Peil lantai bangunan yang ada atau akan ditentukan
kemudian di lapangan bersama-sama dengan Konsultan Pengawas /
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan Pejabat Pembuat Komitmen.

Pembangunan Rumah Adat Betang Tahap I 8


PASAL XIII
PEKERJAAN PENDAHULUAN DAN LAPANGAN

1. Pembersihan Lokasi Pekerjaan.


Kontraktor harus membersihkan lokasi dari segala sesuatu yang dapat
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

2. Papan Nama Proyek


Kontraktor diwajibkan membuat papan Nama Proyek atas biaya Kontraktor
untuk kepentingan pelaksanaan Proyek. Bentuk dan ukuran serta isi papan
nama berdasarkan ketentuan yang berlaku dan sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan Pejabat Pembuat
Komitmen.

3. Pengadaan Listrik Sementara.


Kontraktor harus mengadakan listrik sementara atas biaya Kontraktor untuk
keperluan proyek, serta menyambungnya ketempat-tempat yang akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan .
4. Papan Reklame..
Kontraktor maupun Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
tidak diperkenankan menempatkan papan reklame dalam bentuk apapun di
dalam lingkungan kompleks kecuali atas persetujuan tertulis dari Pejabat
Pembuat Komitmen.

PASAL XIV
DEREKSI KEET DAN BANGSAL KERJA

1. Di lapangan pekerjaan Kontraktor wajib menyediakan bangsal untuk tempat


kantor Kontraktor dan Gudang penyimpanan bahan serta untuk bangsal
pekerja, atas biaya kontraktor dan menggunakan bahan-bahan sederhana
2. Bangsal untuk kantor Kontraktor dan gudang penyimpanan bahan serta untuk
pekerja ditentukan sendiri oleh kontraktor tetapi letaknya harus mendapat
persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen/ Pejabat Pembuat Komitmen.

Pembangunan Rumah Adat Betang Tahap I 9


Pembuatan bangsal ini harus sesuai dengan syarat konstruksi dan
kesehatan.
3. Di lapangan pekerjaan Kontraktor wajib menyediakan kantor untuk Konsultan
Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan Direksi lapangan yang
dibuat dari bahan-bahan sederhana. Kantor ini harus dilengkapi dengan 4
(empat) buah meja kerja, 6 (enam) buah kursi, meja rapat, lemari atau
penyimpanan yang bisa dikunci, white board ukuran 120 cm x 240 cm, 4
(empat) buah helm Proyek serta bidang-bidang dinding yang rata untuk
menempel gambar.
4. Bahan bangunan yang sudah dipasang menjadi bangsal yang tertulis dalam
ayat 1 dan 3 tidak boleh lagi diambil untuk keperluan kontruksi bahan
bangunan tersebut menjadi milik Proyek/ Pejabat Pembuat Komitmen dan
dibongkar oleh Kontraktor setelah serah terima pertama dan dibawa keluar
lapangan.

PASAL XV
JAMINAN KESELAMATAN KERJA

1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat


pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) yang selalu dalam keadaan siap
digunakan di lapangan untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi
smua petugas dan pekerja di lapangan.
2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan, kamar mandi dan WC yang layak bagi semua petugas
dan pekerja yang ada di lapanga. Membuat tempat penginapan di dalam
lapangan pekerjaan untuk menjaga keamanan.
3. segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja
wajib diberikan kontraktor sesuai dengan peraturan yang beraku.

Pembangunan Rumah Adat Betang Tahap I 10


II. PEKERJAAN BANGUNAN

PASAL XVI
PEKERJAAN CUT & FILL

Pekerjaan Cut and Fill


a. Pekerjaan Cut/Pengupasan Tanah Sebelum cut
dilaksanakanterlebih dahulu top soil harus telahdikupas.
Dalam pelaksanaan pekerjaan cut pelaksana harus
memperhatikan peil-peil tanah yang dikehendaki/sesuai dengan
pengolahan tanah.Pembentukan dan penyelesaian tanah harus
mengikuti bentuk/kemiringan yang cukup untuk aliran air. Adanya
genangan air di atas tanah tidak diperkenankan.K e l e b i h a n g a l i a n
dari yang telah ditetapkan tidak diadakan biaya
tambahan dan apabila kelebihan galian ini
membahayakan konstruksi.
b. Pekerjaan Fill (Penimbunan dan pemadatan tanah)Tanah yang
digunakan untuk pengerukan harus dari tanah yang baik dan
memenuhi syarat teknis, bebas dari akar,bahan-bahan organis,
barang bekas. Jika diizinkan dapatdi gunakan tanah bekas
galian.Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dengan
tebalmaksimum (sebelum dipadatkan) tiap lapis 15-20 cm, kemudian
dibasahi dan digilas.ditimbris sampai tercapai.
Pekerjaan Tersbut diata menggunakan alat Berat yang sesuai dengan jenis
pekerjaan.

Pembangunan Rumah Adat Betang Tahap I 11


PASAL XVII
PEKERJAAN MINI FILE

BAHAN

Beton untuk tiang pancang kecil / mini pile adalah beton prategang pracetak
dengan mutu beton (setara dengan K. 300) dan kawat baja prategang diameter 9
mm dengan mutu kawat baja fy = 1600 Mpa dan spiral diameter 5 mm dengan
mutu baja U 32 fy = 320 Mpa dan harus mengikuti syarat-syarat yang tertera
dalam pasal-pasal peraturan Standar Beton 1991.

PENGUJIAN BETON

BETON

Tiap tiang pancang harus diambil 1 test kubus beton umur 14 hari untuk pengujian
dilaboratorium dengan mutu setelah dikolerasikan mencapai kekuatan karakteristik
500 kg/cm2.

Kubus beton yang akan diujikan sebelumnya harus harus diberi kode yang jelas
serta disimpan oleh Direksi Lapangan.

Pengangkatan harus dilakukan pada tempat-tempat yang telah ditentukan dan


hati-hati guna menghindari terjadinya lenturan-lenturan maupun kejutan-kejutan
yang mungkin terjadi.

MESIN / ALAT PANCANG

Mesin pancang yang digunakan adalah jenis Diesel Hammer dengan berat
pemukul/ palu minimum 3500 kg untuk tiang dia. 400 mm.

Pemborong harus dapat menunjukkan bahwa alat yang digunakan telah tersedia
dan dapat digunakan pada waktu yang telah ditentukan.

Pada waktu pemancangan kepala tiang harus dilindungi dengan bantalan yang
cukup kuat dan tidak mudah lepas serta disetujui terlebih dahulu oleh Direksi
Lapangan.

PENETRASI TIANG PANCANG


Pada waktu pemancangan, penetrasi dari tiang pancang harus dicatat dengan baik
sesuai dengan pengarahan dari konstruktor / perencana untuk menentukan daya
dukung tiang.

Apabila tiang yang disambung terpancang masuk hanya  1.00 m dari muka
tanah, maka tiang pancang tersebut dapat dipotong pada sambungan dan dapat
digunakan untuk penyambungan akhir tiang lain dengan posisi yang tidak baik
berada dibagian atas.

Pembangunan Rumah Adat Betang Tahap I 12


Pada waktu pencatatan ini, harus dicatat penetrasi total pertama lalu pelenturan
kembali ( rebound ) untuk mendapatkan penetrasi yang permanen.

Seandainya terjadi penghentian pemancangan sebelum tercapai angka penetrasi


akan dilakukan kembali setelah penetrasi mencapai 30 cm, atau setelah minimum
90 pukulan pasa waktu melanjutkan pemancangan.

Pemancangan dapat dihentikan apabila penetrasi total 3 kali berturut-turut


menunjukkan penetrasi yang sama atau lebih kecil.

Penetrasi akhir tiang pancang K35 < 10 mm / 10 pukulan untuk tiang dia. 40.

Panjang tiang pancang 18.00 m


Penyambungan dengan las penuh 2x dengan kawat las > 3,2 mm
PEMANCANGAN TIANG

Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran lokasi daripada letak tiang


pancang dengan menggunakan alat ukur Theodoliteh.

Pemancangan harus dilakukan betul-betul vertikal tegak lurus seperti yang


disyaratkan dan pada waktu pemancangan harus dicegah terjadinya gerakan-
gerakan lateral horizontal.

Tiang-tiang yang dipancang secara tidak baik menurut garis vertikal dan dianggap
bisa membahayakan atau mengurangi kegunaan tiang pancang, maka tiang
pancang tersebut harus diperbaiki atau harus ditambah tiang pancang lain.

Tiang-tiang pancang yang rusak / dianggap rusak sehingga mengurangi


kegunaannya, maka tiang-tiang tersebut harus diganti dengan yang baik/baru atau
diperbaiki pada bagian-bagian yang rusak dimana biaya keseluruhan ditanggung
Kontraktor.

Perbaikan hanya diperkenankan apabila terdapat bagian yang rusak/retak dari


sebagian kecil dari penampang tiang, perbaikan harus sesuai dengan prosedur
dan material untuk perbaikan beton.

Tiang pancang spun dia. 40 cm dengan Panjang tiang pancang yang diperlukan
18.00 m dan mencapai lapisan tanah keras dengan qc > 250 kg/cm2.

“Cut Off Level” minimum berada pada level – 1.525 m.

Beton tiang pancang harus masuk minimum 7.5 cm dalam pilecap.

Pembangunan Rumah Adat Betang Tahap I 13


PASAL XVIII
PEKERJAAN TANAH

1. Pekerjaan Galian Tanah.


a. Pekerjaan galian tanah tidak boleh dimulai sebelum tanda tinggi dasar (peil)
+ 0,00 ditentukan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas / Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan dan Pihak Proyek.
b. Pekerjaan galian dilaksanakan untuk semua pasangan pondasi bangunan,
dan semua pasangan lain di dalam tanah yang nyata-nyata harus dilakukan
sesuai dengan gambar rencana dan hasil survey lapangan. Tanah
kelebihannya harus digunakan untuk urugan kembali atau dibuang ke luar
lokasi.
c. Semua kotoran yang terdapat di dalam atau di dekat tanah galian seperti
akar-akar dan tunas pohan, tunggul-tunggul, kayu-kayuan dan batu-batuan
harus dikeluarkan dan disingkirkan.
d. Untuk penggalian sedalam yang ditetapkan pada gambar kerja, lebar galian
harus lebih lebar 10 cm pada arah kiri dan kanan galian dan kemiringan
lereng galian harus cukup untuk mencegah kelongsoran tanah galian.
e. Untuk tanah humus harus digali dan dipisahkan dari lapisan tanah di
bawahnya, dan tidak boleh digunakan sebagai tanah urugan kecuali
ditunjukkan dan diinstruksikan oleh Konsultan Pengawas / Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan . Sisa tanah humus harus dibuang keluar
halaman. Pengangkutan pembuangan menjadi tanggung jawab Kontraktor
dan biaya yang dikeluarkan sudah termasuk dalam seluruh kontrak.
f. Galian tanah tidak boleh dibiarkan sampai lama, setelah mendapat
persetujuan Kontraktor Pengawas harus segera dilanjutkan dengan
pekerjaan berikutnya.
e. Jika Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Pihak
Proyek bahwa karena suatu alasan harus menambah atau memperdalam
galian tanah, maka untuk tambahan galian tersebut harus dibayar menurut
harga satuan dalam kontrak, demikian juga sebaliknya jika harus
mengurangi dalamnya galian. Semua perubahan akan dibuatkan di dalam
addendum kontrak.

Pembangunan Rumah Adat Betang Tahap I 14


f. Pekerjaan Mini File paada pekerjaan ini menggunakan mini file dengan
ukuran 20 x 20 cm dengan panjang 6 m serta menggunakan beton dengan
mutu K. 250. Pembobokan dan pemasangan harus mengikuti petunjuk
teknis pada pemasangan jenis mini file.

2. Urugan dan Pemadatan.


a. Pengurugan tanah untuk semua kontruksi yang akan ditimbun atau
tersembunyi tidak boleh dimulai sebelum mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan .
b. Untuk semua pekerjaan urugan kembali, tanah harus bebas dari kotoran,
puing puing, batang-batang kayu, batu-batuan dan segala macam kotoran.
c. Urugan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan yang
tidak melebihi 20 cm dimana setiap lapis harus dipadatkan dengan mesin
pemadat (compactor) atau tamping rollers. Mesin pemadat yang digunakan
minimum berkemampuan 1,5 ton, kecuali ditentukan lain.
d. Urugan pasir harus disiram dengan air dan ditumbuk hingga padat.
e. Gradasi maksimum adalah 0,35 mm tidak diperkenankan menggunakan
pasir laut.

PASAL XIX
PEKERJAAN BETON DAN ADUKAN

1. Lingkup Pekerjaan Beton


a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat bantu lainnya untuk
menyelesaikan pekerjaan beton sesuai dengan gambar rencana dengan
hasil yang baik.
b. Pekerjaan ini meliputi :
1). Pekerjaan Pondasi Lantai Kerja Beton Camp. K.100, Pondasi Tangga
Pasangan Batu, kolom, ring balok, pelat lantai, Balok Sloof, Pek.
Tribun/ tangga dan beton struktur lainnya yang ditentukan di dalam
gambar kerja. Semua pekerjaan di atas menggunakan campuran 1 pc :

Pembangunan Rumah Adat Betang Tahap I 15


2ps : 3kr dengan mutu beton menggunakan K-225. Bentuk dan ukuran
sesuai dengan gambar kerja.
2). Pekerjaan Beton Decking, Pekerjaan Besi Beton, Pekerjaan Bekisting/
acuan dan pekerjaan beton yang bukan struktur sebagaimana
ditunjukkan pada gambar kerja.

2. Tanggung Jawab Kontraktor.


a. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai
dengan ketentuan dalam pasal berikut dan sesuai dengan gambar kerja
konstruksi yang diberikan
b. Kehadiran Pejabat Pembuat Komitmen, selaku wakil Pejabat Pembuat
Komitmen atau perencana yang sejauh mungkin melihat/ mengawasi/
menegur atau memberi nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab
penuh tersebut di atas.
c. Jika Pejabat Pembuat Komitmen memberikan ketentuan-ketentuan
tambahan yang menyimpang dari ketentuan yang telah digariskan dalam
buku acuan ini dan yang telah tertera dalam gambar maka untuk ketentuan
tambahan ini harus dilakukan secara tertulis dengan berita acara.

3. Persyaratan Bahan.
a. Semen Portland
1). Semen yang dipakai harus portland semen yang telah disetujui Pejabat
Pembuat Komitmen dan memenuhi syarat S.400 menurut standar
semen Indonesia (NI-8-1972).
2). Untuk seluruh pekerjaan beton dan adukan harus menggunakan mutu
semen yang baik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan
Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pejabat Pembuat
Komitmen.
3). Semen yang telah mengeras sebagian/ seluruhnya tidak diperkenankan
untuk digunakan.

b. Pasir.
1). Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan
subsansi-subtansi yang dapat merusak beton.
2). Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.

Pembangunan Rumah Adat Betang Tahap I 16


3). Pasir harus terdiri dari partikel-partikel/ komposisi butir yang tajam dan
kasar.

c. Batu Split/ Koral Beton.


1). Agrergat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar,
keras, tidak berpori dan berbentuk kubus serta terpengaruh oleh cuaca.
Bila ada butir-butir yang pipih, jumlah beratnya tidak boleh lebih dari 20
% dari jumlah berat seluruhnya. Ukuran terbesar agregat beton adalah
2/3 cm.
2). Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% juga tidak boleh
mengandung zat yang dapat merusak beton sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang tertera dalam PBI 1971 serta harus sesuai dengan
spesifikasi agregat kasar menurut ASTM-C-33.
3). Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50%
kehilangan berat menurut tes mesin Los Angeles ASTM C-131-55.

d. Air.
1). Air yang digunakan untuk adukan dan merawat beton harus tawar,
bersih tidak mengandung minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis
/ bahan lain yang dapat merusak mutu beton maupun mempengaruhi
daya lekas semen dan harus memenuhi NI-3 Pasal 10.
2). Bila dianggap perlu, Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan / Pejabat Pembuat Komitmen dapat meminta kepada
Kontraktor untuk memeriksa mutu air di laboratarium atas biaya
Kontraktor.

e. Besi Beton.
1). Besi baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 menurut
persyaratan PBI 1971 atau Lapaneese Standar Class SR-24 ataupun
British Standard nomor 785-1938 untuk diameter yang lebih kecil sampai
dengan 12mm. Sedangkan untuk diameter yang lebih dari 12mm
digunakan besi baja tulangan dengan mutu U-32, atau baja ulir.
2). Ukuran besi beton sebagai yang tersebut di dalam gambar, bila terjadi
penggantian dengan diameter lain, hanya diperkenankan atas

Pembangunan Rumah Adat Betang Tahap I 17


persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan / Pejabat Pembuat Komitmen. Bila penggantian
disetujui maka luas penampang yang diperlukan tidak boleh berkurang
dengan yang tersebut di dalam gambar atau perhitungan dan dalam hal
ini Kontraktor harus melampirkan data perhitungan serta data
pengurangan volume berat pembesian yang dikaitkan dengan analisa
penawaran.
3). Besi beton yang digunakan harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat
serpihan/ kulit giling serta bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat
terhadap beton.
4). Kawat pengikat beton harus terbuat dari bahan baja lunak dengan
diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak
bersepuh seng tidak kaku maupun getas.
5). Pelaksanaan.
* Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam
keadaan dingin, besi beton dipotong, dan dibengkokkan sesuai
dengan gambar.
* Harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
* Selimut beton harus mempunyai ketetapan sebagai berikut :
- Beton tanpa cetakan, kontak langsung dengan tanah selimutnya
= 4 cm.
- Beton dengan cetakan, kontak langsung dengan tanah
selimutnya = 4 cm.
- Balok, kolom, tidak langsung kontak dengan tanah selimutnya =
3 cm.
- Plat, dinding tidak kontak langsung dengan tanah selimutnya =
2 cm.

4. Kelas dan Mutu Beton


a. Mutu beton yang dipakai sesuai dengan petunjuk yang ada pada gambar
kerja atau buku spesifikasi ini. Untuk memperoleh mutu beton yang
diinginkan, Kontraktor harus membuat adukan percobaan. Setelah terbukti
bahwa mutu beton sudah tercapai, maka pengecoran kontruksi barulah
diperbolehkan.

Pembangunan Rumah Adat Betang Tahap I 18


b. Pembuktian mutu beton tersebut di atas dapat dilakukan dengan
percobaan kubus atau silinder sesuai dengan PBI 1971. Pengecoran harus
menggunakan vibrator (alat penggetar) atau menurut persetujuan Konsultan
Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan . Kekentalan adukan beton
disesuaikan dengan keadaan pelaksanaan dengan memperhatikan syarat-
syarat PBI 1971.
c. Kecuali ditentukan lain pada gambar kerja. Kekuatan beton sesuai dengan
butir 1.

5. Acuan dan Bekesting


a. Cetakan harus menghasilkan kontruksi akhir yang mempunyai ukuran dan
batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjuk oleh gambar kerja maupun
petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen.
b. Bekesting yang digunakan dapat dalam bentuk beton, plat baja atau
kayu/multi plek.
c. Bila digunakan kayu atau multiplek maka untuk penyelesaian halus, harus
dibuat dari papan playwood. Tebalnya tergantung dari kualitas dan jarak
penguat cetakan tersebut.
d. Lain-lain jenis dari tersebut di atas harus dapat persetujuan dari Pejabat
Pembuat Komitmen.

6. Beton Decking
Sebelum dilaksanakan pengecoran beton, Kontraktor agar menyiapkan beton
decking secukupnya sesuai dengan kebutuhan, kualitas beton decking paling
tidak sama dengan kualitas beton yang akan dicor atau kualitas yang lebih baik.
7. Pemasangan Tulangan
a. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa ehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempatnya.
b. Tebal penutup beton harus dipasan degan penahan jarah (beton decking)
yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit saama dengan mutu
beton yang akan dicor dengan jumlah minimal 4 buah tiap m2 cetakan.

8. Bahan Campuran Tambahan

Pembangunan Rumah Adat Betang Tahap I 19


a. Pemakaian bahan tambahan (kimiawi) (concrete admixture) kecuali yang
disebut tegas dalam gambar atau persyaratan harus seijin tertulis dari
Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan , untuk nama
kontraktor harus mengajukan permohonan tertulis, Kontraktor harus
mengajukan analisa kimiawi serata bukti penggunaan selama 5 tahun di
indonesia.
b. Bahan campuran beton harus sesuai dengan iklim tropis dan memenuhi
persyaratan AS.1478 dan ASTM C 494 type D sekaligus sebagai
pengurangan air adukan dan penundaan pengerasan awal.
c. Penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk teknis dari pabrik dan
dimasukkan dalam mesin pengaduk bersamaan dengan air adukan yang
terkhir dituangkan dalam mesin pengaduk.

9. Pengadukan
a. Pencampuran adukan harus dilakukan dengan mesin pengadukan (beton
molen). Kontraktor harus menyediakan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi masing-masing bahan
pembentuk beton.
b. Lama pengadukan beton dilakukan hingga campuran beton tersebut benar-
benar homogen dan menghasilkan adukan dengan susunan kekentalan dan
warna yang merata/seragam.
c. Pengangkutan adukan beton dilakukan dengan gerobak dorong atau alat
lainnya ke tempat pengecoran harus diatur sedemikian rupa sehingga
waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat sehingga waktu
antara pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 (satu) jam dan tidak
terjadi perbedaan waktu mencolok antara beton yang sudah dicor dengan
yang akan dicor.

10. Pengecoran Beton


1. Persiapan
a. Proporsi semen, pasir dan kerikil pada syarat-syarat teknis adalah
minimal, jadi tidak akan diizinkan untuk dikurangi. Sebelum adukan
beton dicor, bekesting harus bersih dari segala kotoran dan harus
dibasahi terlebih dahulu.

Pembangunan Rumah Adat Betang Tahap I 20


b. Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakn setelah Pejabat
Pembuat Komitmen memeriksa dan menyetujui posisi bekisting,
tulangan, stek-stek, beton decking dan lain-lain dimana beton tersebut
akan diletakkan.
c. Beton harus dibentuk dari campuran semen, beton agregat dan air
dalam suatu perbandingan tepat sehingga didapat kekuatan tekan
karakteristik bk = 225 kg/cm2 untuk semua beton struktur. Jumlah
minimum semen tanpa bahan yang terbuang dalam 1 m3 beton untuk
campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr adalah 324 Kg, dan 216 Kg untuk campuran
1 pc : 3 ps : 5 kr dengan standar semen 40 kg per sak dan Water sak
dan Water Cemen Ratio adalah maksimum 0,52 dalam berat.

2. Slump (kekentalan beton)


a. Kekentalan beton untuk jenis kontruksi berdasarkan pengujian
denganASTM-C-143 adalah sebagai berikut :
Jenis Kontruksi Slump (mm) Slump (mm)
Maksimum Minimum

Kaki dan dinding pondasi 75 25


Plat, balok dan dinding 100 25
kolom 100 25
Plat diatas tanah 100 50

b. Bila tidak menggunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran tinggi


harga tersebut diatas dapat dinaikkan 50% tetapi dalam hal apapun
tidak boleh melebihi 150 mm.

3. Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan pengecoran, kontraktor harus memberitahukan
secara tertulis kepada Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan selambat-lambatnya 24 jam sebelum suatu pengecoran beton
dilakukan.
b. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada
semen dan agregat telah mencapai 1 jam dan waktu ini dapat berkurang

Pembangunan Rumah Adat Betang Tahap I 21


lagi, jika Pejabat Pembuat Komitmen menganggap perlu berdasrkan
kondisi tertentu.
c. Alat-alat bantu penuang seperti talang, pipa dan sebagainya harus
bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras.
d. Beton tidak boleh di jatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 2 (dua)
meter
e. Semua pengecoran bagian dasar kontruksi yang menyentuh tanah
harus diberi lantai kerja setebal 5 cm, agar menjadi dudukan tulangan
dengan baik dan untuk menghindari penyerapan air semen oleh tanah.

11. Pemadatan Beton


a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengangkut dan menuangkan
beton dengan kekentalan yang dapat dipertahankan agar didapat beton
yang padat tanpa menggetarkan secara berlebihan.
b. Pelaksanaan penuangan dan penggetaran beton adalah sangat penting.
Adukan harus dipadatkan dengan baik dengan menggunakan alat
penggetar (vibrator) yang berfrekuensi dalam adukan paling sedikit 6000
putaran dalam 1 menit atau meurut petunjuk Konsultan Pengawas / Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan .
c. Penggetaran tidak boleh dilakukan pada beton yang telah mengalami
“intial set” atau yang telah mengeras dalam batas dimana beton akan
menjadi plastis karena getaran.
d. Penggetaran tidak boleh dilakukan pada tulangan-tulangan terutama
tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras.
e. Pekerjaan beton yang telah selesai harus merupakan satu massa yang
bebas dari lubang-lubang agregasi dan honey combing. Sehingga
menghasilkan suatu permukaan yang halus dan mempunyai suatu
kepadatan yang sama dengan yang diperoleh pada kubus test.
f. Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti
dan terlatih.
g. Dalam hal pemilihan pemakaian alat pemadat, Kontraktor harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan .

12. Pembongkaran Cetakan dan Acuan

Pembangunan Rumah Adat Betang Tahap I 22


a. Waktu minimum dari saat selesainya pengecoran beton sampai dengan
pembongkaran cetakan dan acuan dari bagian-bagian struktur harus
ditentukan dari percobaan kubus benda uji yang memberikan kekuatan
desak minimum seperti yang tercantum pada daftar berikut :

Bagian Struktur Waktu Min. Pembongkaran Cetakan

Sisi balik dan dinding 3 Hari


Penyanggah balok 21 Hari

b. Setelah cetakan dan acuan dibuka, sisi/ sudut tajam supaya dilindungi
terhadap benturan/perusakan dengan pertolongan papan/ bambu dan
sebagainya.
c. Lajur-lajur tulangan yang belum dicor pada bagian atas harus dibungkus
dengan spesi semen supaya tidak bekarat dan meneteskan air karat.

13. Suhu
a. Suhu beton pada saat dicor tidak boleh lebih dari 32º C. Bila suhu dari yang
ditaruh berada pada 27º C dan 32º C beton harus diaduk di tempat
pekerjaan untuk langsung di cor.
b. Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu beton
melebihi 32º C kontraktor harus mengambil langkah-langkah efektif.
Misalnya mendinginkan agregat. Atupun mengecor pada malam hari.

14. Constructions Joint (Sambungan Beton)


a. Rencana pengecoran harus dipersiapkan untuk menyelesaikan satu struktur
secara menyeluruh. Dalam rencana itu, Konsultan Pengawas / Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan akan memberikan persetujuan dimana letak
construction joint tersebut. Dalam keadaan mendesak, Konsultan
Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dapat merubah letak
constructions joint.
b. Sebelum pengecoran dilanjutkan permukaan beton harus dibasahi dan
diberi lapisan grout segera sebelum beton dituang. Dimaan grout terdiri dari
1 bagian semen dan 2 bagian pasir.

Pembangunan Rumah Adat Betang Tahap I 23


c. Construction join harus diusahakan semaksimum mungkin berbentuk garis
tegak atau horizontal. Bila constructions join tegak maka tulangan harus
menonjol sedemikian rupa sehingga didapatkan suatu struktur yang menolit.

15. Benda Uji dan Cacat Beton


1. Benda Uji
a. Kontraktor harus membuat benda uji sesuai dengan ketentuan dalam
PBI 1971 pasal 4.7 dan 4.7 tanpa menggunakan penggetar.
b. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton
yang dibuat dengan disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

2. Cacat Beton
Meskipun hasil pengujian kubus-kubus memuaskan, Pejabat Pembuat
Komitmen mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang
cacat seperti berikut :
- Konstruksi beton sangat keropos
- Konstruksi beton tidak seuai dengan bentuk yang direncanakan atau
posisinya tidak seperti yang ditunjukkan oleh gambar.
- Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata sesuai dengan yang
direncanakan.
- Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.

PASAL XX
KETENTUAN TAMBAHAN DAN PENUTUP
1. segala sesuatu yang belum tertentu dalam buku acuan ini dan pada saat
penjelasan ternyata diperlukan, akan dicantumkan dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan.
2. Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan harus melengkapi dan
menyediakan peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan walaupun tidak
digambar atau disebutkan dalam buku acuan ini.

Pembangunan Rumah Adat Betang Tahap I 24


3. Kontraktor diwajibkan membuat gambar-gambar sesuai pelaksanaan di
lapangan (as built drawings) yang disetujui Konsultan Pengawas / Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan dan Pejabat Pembuat Komitmen, sesuai dengan
bunyi keputusan Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No.
295/KPTS/CK/1997 tangga 1 April 1997. BAB III B, poin 2.d.2).g. Gambar-
gambar ini sudah harus diserahkan sebanyak 4 (empat) rangkap kepada
Pejabat Pembuat Komitmen selambat-lambatnya pada saat Serah Terima
Kedua dan akan tercantum di dalam Berita Acara Serah Terima Kedua.

1. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan


penyelesaiannya di lapangan akan dibicarakan dan diatur
oleh Konsultan Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan dengan kontraktor dan bila diperlukan akan
dibicarakan bersama Konsultan Perencana dan harus
mendapat persetujan dari Pejabat Pembuat Komitmen.
Sintang, JULI, 2015

PERENCANA

SUAEB RIZAL, ST

Pembangunan Rumah Adat Betang Tahap I 25

Anda mungkin juga menyukai