Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur khadirat Allah SWT atas diselesaikannya penyusunan


pembentukan Program Kerja TB DOTS RS Pusri Tahun 2019. Kami menyadari
bahwa di dalam Program Kerja Tim TB DOTS ini dapat memberikan bimbingan
pelayanan kepada penderita TB di RS Pusri Palembang.

Kami mengharapkan adanya saran untuk menyempurnakan Program Kerja


Tim TB-DOTS ini. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih dan kami
harapkan agar program kerja Tim TB-DOTS dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Palembang Juli 2019

Ketua Tim TB-DOTS


PROGRAM KERJA TB DOTS
(TUBERCULOSIS - DIRECTLY OBSERVED TREATMENT SHORT-
COURSE)
RS PUSRI PALEMBANG
TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN

Penanggulangan Tuberkulosis (TB) di Indonesia sudah berlangsung sejak


zaman penjajahan Belanda tapi terbatas pada kelompok tertentu saja yang ditandai
dengan berdirinya fasilitas diagnostik dan sanatorium di kota-kota besar. Dengan
dukungan dari pemerintah Belanda, diagnosis TB dilakukan dengan pemeriksaan
rontgen, diikuti dengan penanganan TB melalui hospitalisasi.

Pengobatan TB menggunakan dua regimen pengobatan konvensional


(2HSZ/10H2S2) dan strategi penemuan kasus secara aktif secara bertahap. Pada
tahun 1993, The Royal Netherlands TB Association (KNCV) melakukan uji coba
strategi DOTS di empat kabupaten di Sulawesi tahun 1994, NTP bekerja sama
dengan WHO dan KNCV melakukan uji coba implementasi DOTS di Provinsi
Jambi dan Jawa Timur.

Setelah keberhasilan uji coba di dua provinsi ini, akhirnya Kementerian


Kesehatan mengadopsi strategi DOTS untuk diterapkan secara nasional pada tahun
1995. Pada tahun 1995-2000, pedoman nasional disusun dan strategi DOTS mulai
diterapkan di Puskesmas. Seperti halnya dalam implementasi sebuah strategi baru,
terdapat berbagai tantangan di lapangan dalam melaksanakan kelima strategi
DOTS. Untuk mendorong peningkatan cakupan strategi DOTS dan pencapaian
target dilakukannya dua Joint External Monitoring Mission oleh tim pakar
internasional.

Selain itu, berbagai tantangan baru dalam implementasi strategi DOTS


muncul pada periode ini. Tantangan tersebut antara lain penyebaran ko-infeksi TB
HIV, peningkatan resistensi obat TB, jenis penyedia pelayanan TB yang sangat
beragam, kurangnya pengendalian infeksi TB di fasilitas kesehatan, serta
penatalaksanaan TB yang bervariasi. Mitra baru yang aktif berperan dalam
pengendalian TB pada periode ini antara lain Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan di Kementerian Kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia, dan Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia.

II. LATAR BELAKANG

Munculnya pandemi HIV/AIDS di dunia menambah permasalahan TB.


Koinfeksi dengan HIV akan meningkatkan risiko kejadian TB secara signifikan.
Pada saat yang sama, kekebalan ganda kuman TB terhadap obat anti TB (MDR)
semakin menjadi masalah akibat kasus yang tidak berhasil disembuhkan. Kejadian
tersebut pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya epidemi TB yang sulit
ditangani.
Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh
Mycobacterium tuberculosis, pada kelompok usia yang paling produktif. Pada
tahun 1995, diperkirakan ada 9 juta pasien TB baru dan 3 juta kematian akibat TB
di dunia.
Menurut World Health Organization (1999) jumlah pasien Tuberkulosis di
Indonesia sekitar 10% jumlah pasien di dunia dan merupakan ke 3 terbanyak di
dunia setelah India dan China. Diperkirakan saat ini jumlah pasien TB di Indonesia
sekitar 5,8% dari total jumlah pasien TB di dunia dan setiap tahun terdapat 539.000
kasus baru.
Pada tahun 1993, WHO telah menyatakan bahwa TB merupakan keadaan
darurat dan pada tahun 1995 merekomendasikan strategi DOTS sebagai salah satu
langkah yang efektif dan efisien dalam penanggulangan TB.
III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

1. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan mutu pelayanan medis TB di Rumah Sakit Pusri


melalui penerapan strategi DOTS secara optimal dengan mengupayakan
kesembuhan dan pemulihan pasien melalui prosedur dan tindakan yang
dapat dipertanggungjawabkan serta memenuhi etika kedokteran.

2. Tujuan Khusus

a. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian TB

b. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian TB MDR

c. Memutuskan rantai penularan

d. Mencegah terjadinya MDR TB

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. Peningkatan mutu sumber daya kesehatan

Memberikan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan yang dibutuhkan


dalam pelaksanaan TB DOTS
2. Pembentukan TIM TB DOTS

3. Rapat penyusunan program Kerja dan rapat rutin

Rapat penyusunan program kerja dilaksanakan setiap akhir tahun,


sedangkan rapat koordinasi rutin dilaksanakan setiap tiga bulan.
4. Melaksanakan evaluasi kegiatan setiap satu semester.

5. Peningkatan dan pelaksanaan kegiatan TB DOTS


a. Penemuan tersangka pasien TB

b. Penegakkan diagnosis TB

c. Pengobatan pasien TB dengan OAT-FDC (Obat Anti Tuberculosis –


Fixed Drug Combination)

d. Pelacakan kasus mangkir di Rumah Sakit

e. Penjaringan pasien TB MDR

f. Rujukan pasien TB

6. Penyuluhan dan Konseling:

- Per individu sesuai dengan masalah yang ada.

- Per kelompok bekerja sama dengan PKRS.

- Memberikan sosialisasi pelayanan TB-DOTS kepada seluruh


karyawan RS Pusri.

V. CARA MELAKUKAN KEGIATAN

1. Menyusun program kerja dan jadwal kegiatan Tim TB

2. Melaksanakan program kerja dan jadwal kegiatan Tim TB

3. Mengajukan usulan rencana anggaran untuk pengadaan sarana dan prasarana


Tim TB.

4. Melakukan rapat koordinasi setiap tiga bulan sekali

5. Monitoring dan mengevaluasi kegiatan penyelenggaraan TB dengan strategi


DOTS

6. Melaporkan hasil kegiatan Tim TB setiap tiga bulan kepada Direktur RS


Pusri.

7. Membuat laporan TB-DOTS ke Dinas Kesehatan.

8. Membuat evaluasi dan analisa program kerja Tim TB setiap semester.


VI. SASARAN

Terlaksananya program kerja Tim TB DOTS sebesar 75%.

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

(terlampir)

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN & PELAPORAN

1. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan

a. Evaluasi dilaksanakan setiap enam bulan sekali sesuai dengan jadwal yang telah
disusun.

b. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh ketua Tim TB DOTS.

2. Pelaporan Hasil Kegiatan

Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan Tim TB, meliputi:

a. Rekapitulasi hasil kegiatan pelayanan TB-DOTS tahun 2019

b. Laporan evaluasi kegiatan pelayanan

c. Rekapitulasi jumlah petugas yang mendapat pelatihan

b. Notulen dan absensi rapat.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN & EVALUASI

Dalam melaksanakan kegiatan TB DOTS menggunakan formulir pencatatan dari


Dinas Kesehatan Kota Palembang, sebagai berikut:

a. Kartu pengobatan pasien (TB 01)

b. Kartu identitas pasien (TB 02)

c. Register TB UPK (TB 03)

d. Register laboratorium (TB 04)


e. Formulir permohonan laboratorium TB untuk pemeriksaan dahak (TB 05)

f. Daftar tersangka pasien (TB 06)

g. Formulir rujukan/pindah pasien (TB 09)

h. Formulir hasil akhir pengobatan dari pasien TB Pindahan (TB 01)

X. PENUTUP

Program kerja TB DOTS dibuat dalam periode 1 (satu) tahun sekali kemudian
dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi merupakan dasar untuk membuat program kerja
berikutnya.

Mengetahui, Palembang, Juli 2019


Wadir Operasional Ketua TIM TB-DOTS

dr. Erwin Maulana, SpB dr. Dramora, Sp.P., M.Biomed


NIK. 06212

Anda mungkin juga menyukai