Anda di halaman 1dari 1

CD dan Bra Jatuh dari Langit

Setahun berumah tangga Ipung (nama disamarkan) belum dikarunia buah hati. Mumpung belum
terlalu repot ia ingin memperbaiki rumah kecilnya yang berada di kompleks perumahan, tepatnya
sekitar delapan kilometer di arah barat kota Yogyakarta. Mau tak mau, untuk beberapa hari Ipung
dan istrinya harus pindah rumah.

“sebentar saja tinggal dirumah ibuku tidak apa-apa kok Mas, Ibuku malah sangat senang,
karena ada tamannya,” ucap Lisna (nama samaran) istri Ipung.

Dengan agak kikuk dan sedikit terpaksa, Ipung dan isterinya pun untuk beberapa hari tinggal
di rumah ibu mertua. Keterpaksaan Ipung sebenarnya hanyalah masalah kecil, rumah mertuanya di
dusun Tangkil itu tidak dilengkapi dengan kamar mandi. Mau tak mau, jika mandi harus pergi ke
sebuah belik (mata air) di dekat sungai.

Memang belik itu tidak terlalu jauh dari rumah mertuanya, hanya sekitar lima puluh meter
saja dari rumah ibu mertua. Hanya saja Ipung merasa pekewuh, merasa malu ketika mandi di belik
tanpa penutup sama sekali. Maklum saja, sejak kecil Ipung dibesarkan dalam lingkungan masyarakat
kota yang serba lengkap fasilitasnya. Urusan mandi dan buang air besar selalu dilakukan diruang
tertutup. Bagi warga desa setempat, terutama laki-lakinya, mandi telanjang di belik terbuka
merupakan hal yang biasa.

Di pemandian umum tersebut terdapat dua belik mata air. Airnya jernih dan sumber airnya
lumayan besar. Belik sebelah timur untuk kaum laki-laki sementara sebelah barat untuk kaum
perempuan.dua belik tersebut hanya dipisahkan tanaman perindang. Mengantisispasi rasa kikuk dan
malu, Ipung selalu memilih waktu mandi tatkala Subuh maupun saat Maghrib.

Subuh itu masih remang-remang tatkala Ipung bergegas hendak mandi. Sesampainya di belik
dia segera melucuti pakaiannya. Selagi asyik menyirami tubuhnya dengan air belik, tak ada angin dan
hujan, sehelai celana dalam (CD) berwarna merah jambu melayang dari atas dan terjatuh di
dekatnya. Belum lagi hilang kagetnya, tlepuk....! sebuah Bra (BH) dengan ukuran super warna merah
menyala terjatuh di atas CD itu.

Njenggirat, kaget ! Ipung terheran-heran dan bertanya-tanya. “Ladalah milik siapa ini? Ya
ampun, dadanya segede buah melon?” Ujar Ipung dalam hati.

Sadar bahwa barang tersebut bukan milik manusia pada umumnya, Ipung langsung cepat-
cepat berpakaian dan lari meninggalkan bilik itu. mendengar suara jibar-jibur, Ipung memalingkan
mukanya. Lhadalah !! sosok perempuan bertelanjang bulat sedang mandi di belik perempuan
dengan santainya. Sekilas Ipung melihat payudara perempuan itu besarnya segede buah melon
matang. Berjalan pulanglah Ipung dan teringat petuah ibu mertuanya bahwa di bilik itu memang ada
penunggunya yang sering menampakkan diri berupa sosok perempuan berpayudara super besar.

Anda mungkin juga menyukai