Anda di halaman 1dari 5

Perbuatan Yang Bernilai Shadaqah

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jamaah Shalat Jum’at Rahimakumullah

Dalam kesempatan khutbah jum’at kali ini kami mengajak saudara-saudara


sekalian untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah swt dengan sebenar-benarnya
taqwa yakni dengan melaksanakan semua perintah Allah serta menjauhi segala
larangan-larangan-Nya.

Dan juga taqwa yang dapat membuahkan laku perbuatan terpuji serta
perangai yang luhur, sebab laku perbuatan terpuji dan perangai yang yang luhur
merupakan harta yang amat tinggi nilainya. Hal ini dapat kita fahami berdasarkan
sabda Rasulullah saw :

“Sesungguhnya kalian tidaklah cukup dengan harta benda dalam berhubungan


dengan manusia, maka pergaulilah mereka dengan keluhuran budi pekerti”. (al-
Hadist)
Dari keterangan Nabi tersebut bahwasanya harta benda yang kita miliki pada
hakikatnya lebih rendah nilainya dibandingkan dengan nilai dari kekayaan ahlak dan
budi pekerti.

Kita semua menyadari bahwasanya dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat


melepaskan diri dari hubungan pergaulan sesama manusia, baik dalam usaha
mencari nafkah maupun dalam kepentingan-kepentingan sosial masyarakat.

Dalam usaha pencarian nafkah yang meliputi perdagangan, pertanian,


pendidik, dan profesi lain sebagainya faktor utama yang menjadi nilai tertinggi
adalah ahlak. Sebab tanpa dilandasi ahlak yang baik tidaklah mungkin tercipta
kerukunan diantara sesama, tidak mungkin terdapat rasa saling mempercayai.

Saudara-saudara kaum muslimin seiman yang dirahmati Allah.

Nabi kita Muhammad saw telah memberikan tauladan yang baik dimana
beliau pada saat pertama permulaan menyebarkan ajaran agama Islam telah
mendapatkan berbagai macam tantangan, ejekan dan perlawanan dari kaumnya,
akan tetapi sejauh itu beliau tetaplah berlaku baik, menunjukkan perbuatan-
perbuatan yang bersifat ajakan dengan kelembutan dan tutur kata yang terpuji,
mengajak umatnya untuk bersatu kedalam agama Islam.

Beliau dengan keluasan jiwa tetap berlapang dada, bermuka manis dengan
senyuman yang tulus senantiasa menghiasi tiap langkah dalam perjalanan hidupnya.
Beliau merupakan sosok yang pantang berkeras hati, tetapi sebaliknya beliaulah
seorang yang lemah lembut dalam sikap, tutur kata dan segala perbuatannya.

Sikap beliau yang demikan itu tercermin dalam firman Allah

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka..” (Surat Al-
Imran ayat 159)

Ayat ini menunjukkan betapa besar hikmah ahlak yang luhur, betapa banyak
rahasia yang tersimpan di dalam kelembutan hati sehingga menyebabkan
tercurahnya limpahan rahmat Allah, yang berupa kemenangan.
Berdasarkan ayat itu pula beliau banyak memberikan pelajaran yang berharga
kepada kita sebagai umatnya tentang pentingnya nilai ahlak yang nilainya jauh
melebihi dari sekedar kekayaan materi. Dan juga ditegaskan oleh beliau bahwa ahlak
ahlak sangat diperhatikan dalam ajaran agama Islam, karena salah satu sebab di
utusnya beliau oleh Allah kepada kita semua adalah untuk menyempurnakan
keluhuran budi pekerti.

Ahlak secara keseluruhan merupakan sikap hidup, salah satu di antara buah
ahlak yang nampak dalam kehidupan sehari-hari ialah apa yang nampak pada wajah
seseorang. ahlak Islam mengajarkan kita untuk selalu berseri-seri wajahnya dalam
menghadapi orang lain, karena menurut ajaran Islam wajah yang berseri-seri
merupakan suatu bentu sadaqah. Rasulullah saw bersabda :

“Dan senyumanmu untuk saudaramu itu adalah sadaqah”. (Hr.Ibnu Hibban)

Secercah senyuman yang jernih akan mampu meluluhkan perasaan hati orang
lain, sebaliknya harta yang disodorkan belum tentu sanggup melunakan hati orang
lain. Oleh karena itulah Rasulullah mengajarkan kita pada setiap bergaul dengan
sesama manusia untuk selalu menampakkan senyuman dengan wajah yang jernih
dan berseri-seri. Sebaliknya beliau melarang kita untuk berwajah muram sebab
kemuraman wajah dan kecemberutan dapat merenggangkan hubungan dalam
pergaulan.

Jamaah Shalat Jum’at Rahimakumullah

Kita sebagai mahluk yang dikarunia hati dan perasaan, dapat merasakan
betapa sejuk dan tenteramnya hati manakala berhadapan dengan seseorang yang
senantiasa berwajah jernih dengan senyuman yang mengembang. Itu semua
menunjukkan buah ahlak yang disinari oleh cahaya Iman dan Islam.

Maka dari itu kitapun hendaknya selalu berusaha untuk meneladani jejak dan
cara Rasulullah dalam praktik kehidupan sehari-hari, sebab dengan cara demikian
kita yakin akan tergapainya lancarnya hubungan dan memudahkan semua urusan,
sehingga tercapailah tujuan hidup yang kita usahakan yaitu mengharap kebahagiaan
yang penuh ridla dan ampunan dari Allah.

Marilah kita tingkatkan amal-amal kebaikan, baik dalam berhubungan dengan


Maha Pencipta maupun dalam hubungannya dengan sesama hamba Allah, lantaran
hal demikian itu sangat disukai Allah. Dan janganlah kita lakukan perbuatan zalim
atau kesombongan sebab Allah sangat membenci perbuatan tersebut.

Firman Allah dalam al-Qur’an:

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatupun.


Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu, karib kerabatmu, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan yang jauh, teman sejawat,
ibnu sabil dan hamba sahayamu, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong dan membanggakan diri,” (Qur’an surat An-Nisa ayat 36)

Ayat di atas merupakan azas hidup seorang muslim. Beribadah dengan benar,
bergaul dengan baik adalah buah Iman dan taqwa seseorang terhadap Allah Swt.

Kita menyadari bahwa dalam mengarungi kehidupan ini tidak jarang


melakukan dosa dan kesalahan, yang pada intinya dosa terhadap Allah maupun
terhadap sesama manusia.

Dosa kepada Allah dapat diampuni dengan memohon ampun dan bertaubat
kepadaNya dengan sebenar-benarnya, yakni dengan meningkatkan ibadah dan
pengabdian kepadaNya serta menyesali perbuatan yang telah kita lakukan.

Sedangkan dosa terhadap sesama kita, entah itu karena khilaf ataupun
sengaja kita melakukannya hendaklah kita bersedia meminta maaf dan selanjutnya
kita berusaha untuk lebih baik dan berhati-hati dalam pergaulan.

Untuk menghapuskan dosa diantara sesama hamba Allah, Rasulullah telah


memberikan tuntunan yang mulia yaitu dengan cara berjabat tangan, sebagaimana
sabda beliau :
“Bahwa dua orang Islam yang bertemu satu dengan yang lain dan saling
berjabatan tangan maka diampunilah dosa kedua orang tersebut sebelum mereka
berpisah.” (Hr.Tirmidzi)

Jelaslah bahwa tidak akan diampuni dosa seseorang terhadap orang yang lain
sebelum keduanya saling mengikhlaskan hati, legowo, dan saling memaafkan.
Sebagai lambang kerelaan kedua belah pihak adalah dengan saling berjabat tangan.
Maka teranglah fungsi berjabatan tangan yang sangat penting karena dengan cara
inilah kita dapat mengetahui tercapainya maslahat antara kedua belah pihak, dan
dengan cara ini pulalah yang dapat meneruskan kita ke hadapan Allah untuk
memperoleh ampunanNya.

Itulah beberapa perbuatan yang baik menurut ajaran Islam yang


pelaksanaannya dianggap sebagai shadaqah dan nilainya lebih besar dari pada wujud
harta benda dan materi duniawi.

Akhirnya sekali lagi kami anjurkan saudara-saudara seiman untuk selalu


membuktikan sikap dan tingkah laku terpuji, perkataan dan perbuatan yang bernilai
tinggi yang diajarkan oleh baginda Nabi.

Semoga kita senantiasa diberi rahmat oleh Allah dan mendapat kemenangan
yakni kebahagiaan hidup di dunia hingga akhirat nanti.

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang
bertaqwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang
maupun di waktu sempit, dan orang-orang yang menahan marahnya dan
memaafkan kesalah orang lain. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan (Qur’an surah al-Imran 134)”

Anda mungkin juga menyukai