Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

Pengorganisasian Informasi/Pengetahuan
Dalam Ingatan Manusia

Untuk Memenuhi Tugas Ahir Modul 3

OLEH :

Hasan Basri, S.Pd.I


Guru Mapel : Bahasa Arab
Satmikal : MA Al-Muhajirin Tugumulyo Musirawas SUMSEL

PEDAGOGI 5 PPG DALJAB


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN 1440 H / 2019
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ingatan atau memori adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak
dalam pengambilan informasi. Ingatan banyak dipelajari dalam psikologi kognitif dan ilmu
saraf. Setiap kegiatan sehari-hari kita termasuk belajar melibatkan ingatan. Jika kita tidak
dapat mengingat apa pun mengenai pengalaman kita maka tak ada satu hal pun yang
dapat kita pelajari. Tanpa ingatan, kita tidak mampu berkomunikasi karena dalam kegiatan
melibatkan kegiatan menangkap informasi dan mengungkapkan ide, sesederhana apapun
percakapan yang sedang berlangsung. Tanpa ingatan, sulit bagi kita untuk merefleksikan
diri karena pemahaman diri tergantung dari kesadaran dan hanya dapat terlaksana dengan
adanya ingatan.
Pengolahan informasi yang terjadi di dalam sistem koordinasi disimpan dalam
memori berupa sebuah pengalaman belajar. Informasi terus memasuki pikiran melalui
indera kita, sebagian ada yang di simpan dalam ingatan kita dalam waktu yang singkat dan
kemudian di lupakan. Fungsi pengolahan informasi dalam ingatan manusia ialah untuk
kegiatan belajar dan bertindak. Pentingnya pengorganisasian informasi dalam ingatan
manusia agar mempermudah kegiatan belajar dan tetap konsisten dalam sistem
penyelesaian masalah tiap individu. Pengalaman juga merupakan dasar pengetahuan yang
dimiliki tiap individu. Tanpa adanya pengolahan informasi dari pengalaman yang ada maka
sulit bagi setiap orang untuk melaksanakan kegiatan belajar sebab tak semua informasi
yang kita peroleh dapat tersimpan dalam waktu lama di dalam ingatan kita.
Informasi yang diorganisasikan dengan baik dalam ingatan secara tak langsung
mengurutkan (menyusun) pengalaman dari umum ke khusus atau sebaliknya dapat
mempermudah dalam kegiatan menarik kesimpulan atas permasalahan belajar yang ada.
Tentu saja informasi yang tersimpan dalam ingatan harus disampaikan secara runtut agar
lebih mudah dipahami. Oleh karena itu, ingatan menjadi hal yang sangat penting dalam
berbagai proses yang dialami manusia.
Dalam makalah ini penulis bermaksud menjabarkan tentang pentingnya
pengorganisasian informasi atau pengetahuan dalam ingatan manusia.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana pengorganisasian informasi/ pengetahuan dalam ingatan manusia?
2. Bagaimana hubungan antara belajar dan pentingnya pengorganisasian informasi/
pengetahuan dalam ingatan manusia?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang:
1. Pengorganisasian informasi/ pengetahuan dalam ingatan manusia.
2. Hubungan antara belajar dan pentingnya pengorganisasian informasi/ pengetahuan
dalam ingatan manusia

PEMBAHASAN
A. Pengorganisasian Informasi/ Pengetahuan dalam Ingatan Manusia
Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima
individu dari lingkungan. Hal yang demikian juga dapat dikatakan bahwa penggolahan
informasi dapat dikatakan sebagai bagaimana respon individu terhadap informasi yang di
berikan oleh lingkungan di sekitarnya.
Dikatakan bahwa pengetahuan diorganisasi dalam ingatan seseorang dalam
struktur hirarkhis. Ini berarti bahwa pengetahuan yang lebih umum, inklusif, dan abstrak
membawahi pengetahuan yang lebih spesifik dan konkrit. Demikian juga pengetahuan yang
lebih umum dan abstrak yang diperoleh lebih dulu oleh seseorang, akan dapat
memudahkan perolehan pengetahuan baru yang lebih rinci. Gagasannya mengenai cara
mengurutkan materi pelajaran dari umum ke khusus, dari keseluruhan ke rinci yang sering
disebut sebagai subsumptive sequence menjadikan belajar lebih bermakna bagi siswa.
Kita dapat mencatat bahwa karakteristik penting dari proses belajar manusia dan
pengorganisasian memori. Pendekatan kognitif untuk belajar memberikan peran penting
untuk proses organisasi dan menekankan peran aktif dari peserta didik. Pelajar aktif
dipandang sebagai pengolahan informasi yang akan dipelajari, bukan hanya pasif
mendaftarkan informasi. Pendekatan organisasi untuk belajar dan memori mengasumsikan
bahwa kita mencoba untuk mengorganisir informasi ke dalam beberapa pola yang
bermakna, dan merancang strategi, rencana dan merumuskan hipotesis tentang informasi
yang dikodekan dan strored dalam memori. Informasi yang disimpan dalam memori jangka
panjang diasumsikan sangat terorganisir untuk memanfaatkan kapasitas penyimpanan
yang tersedia dan membantu dalam pencarian dan pengambilan informasi. Akibatnya,
informasi yang masuk biasanya hati-hati mengatur kembali sehingga informasi baru yang
terintegrasi dan dibuat kompatibel dengan organisasi yang ada di memori jangka panjang.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan,
maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak
terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu yang ada
di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadan alam, benda-
benda atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Diasumsikan, ketika individu belajar, di
dalam dirinya berlangsung proses kendali atau pemantau bekerjanya sistem yang
berupa prosedur strategi mengingat, untuk menyimpan informasi ke dalam long-term
memory (materi memory atau ingatan) dan strategi umum pemecahan masalah (materi
kreativitas).
Pengetahuan yang diproses dan dimaknai dalam memori kerja disimpan dalam
memori jangka panjang dalam bentuk skema-skema teratur secara hirarkis. Tahap
pemahaman dalam pemrosesan informasi dalam memori kerja berfokus pada bagaimana
pengetahuan baru dimodifikasi. Pemahaman berkenaan dan dipengaruhi oleh interpretasi
terhadap stimulus. Faktor stimulus adalah karakteristik dari elemen-elemen desain pesan
seperti ukuran, ilustrasi, teks, animasi, narasi, warna, musik, serta video. Studi tentang
bagaimana informasi diidentifikasi, diproses, dimaknai, dan ditransfer dalam dan dari
memori kerja untuk disimpan dalam memori jangka panjang mengisyaratkan bahwa
pendesainan pesan merupakan salah satu topik utama dalam pendesainan multimedia
instruksional. Dalam konteks ini, desain pesan multimedia berkenaan dengan
penyeleksian, pengorganisasian, pengintegrasian elemen-elemen pesan untuk
menyampaikan sesuatu informasi.
Antara belajar dan pengolahan informasi adalah dua aspek yang saling melengkapi.
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang
sangat penting dalam perkembangan. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi
proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran
dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara
kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu
keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses
kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari
lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses belajar yang dijalankan oleh individu
tersebut (peserta didik).
Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar berasumsi bahwa memori
manusia itu suatu sistem yang aktif, yang mampu menyeleksi, mengorganisasi dan
mengubah menjadi suatu sandi-sandi informasi dan keterampilanbagi penyimpananya
untuk di pelajari. Dalam hal ini individu diartikan sebagai suatu objek yang memiliki
kemampuan untuk menghasilkan suatu penyleksian, pengorganisasian danpengubahan
terhadap informasi yang di dapat menjadi suatu sandi-sandi yang berguna untuk
memudahkan individu dalam proses belajar yang akan dijalani dirinya.
Mengenai hal di atas, para ahli kognitif juga berasumsi bahwa belajar yang berhasil
sangat bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang ada di lingkungannya. Ini
menunjukan bahwa dalam proses belajar ini tindakan dari peserta didik adalah hal utama
yang mempengaruhi terhadap hasil belajar yang akan di capai dari peserta didik, dalam hal
ini menyangkut aspek perubahan perilaku seperti: aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi seperti yang telah dijelaskan
pada pembahasan di atas, bahwa komponen belajar adalah perhatian yang ditujukan pada
stimulus, pengkodean stimulus, dan penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival).
Atas dasar komponen dasar tersebut, selanjutnya hal yang esensial dari pembelajaran
adalah
a. Membimbing untuk menerima stimulus
b. Memperlancar pengkodean
c. Memperlancar penyimpanan dan retrival

Simpulan
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan maka dapat disimpulkan:
1. Penggolahan informasi dapat dikatakan sebagai bagaimana respon individu terhadap
informasi yang di berikan oleh lingkungan di sekitarnya. Kita dapat mencatat bahwa
karakteristik penting dari proses belajar manusia adalah pengorganisasian memori.
2. Pendekatan kognitif untuk belajar memberikan peran penting untuk proses organisasi
dan menekankan peran aktif dari peserta didik.
3. Tahap pemahaman dalam pemrosesan informasi dalam memori kerja berfokus pada
bagaimana pengetahuan baru dimodifikasi. Diasumsikan, ketika individu belajar, di
dalam dirinya berlangsung proses kendali atau pemantau bekerjanya sistem yang
berupa prosedur strategi mengingat, untuk menyimpan informasi ke dalam long-
term memory (materi memory atau ingatan) dan strategi umum pemecahan masalah
(materi kreativitas)
4. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah
sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar.
5. Dengan adanya pengorganisasian informasi atau pengetahuan akan memudahkan
individu untuk menjalani proses pembelajaran secara maksimal.

Anda mungkin juga menyukai