Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum

Sistem Informasi Geografis


Modul ke-3 Buffer

Disusun Oleh :
Afif Gatra Arsyri
23115040

Program Studi Teknik Geomatika


Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan
Institut Teknologi Sumatera
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu bentuk teknologi komputer yang secara luas telah digunakan untuk
meningkatkan proses perencanaan wilayah dan kota adalah Geographic Information
Systems (GIS). Banyak implementasi dari GIS berhasil menunjukkan peningkatan dan
perbaikan yang signinfikan pada proses pengambilan keputusan karena GIS dapat
menyediakan informasi kuantitatif dan kualitatif yang dibutuhkan pada proses
perencanaan wilayah dan kota. Selain itu, GIS menawarkan kerangka yang solid untuk
mendukung proses pengambilan keputusan jika digunakan sebagai komponen utama
pada Sistem Informasi Perencanaan. Penggunaan GIS bersama-sama dengan teknik
pemodelan komputer dapat memperluas cakupan dari proses analisa dan proses
pengambilan keputusan pada perencanaan wilayah dan kota. Selain itu, kombinasi GIS
dengan teknik simulasi- mikro (Microsimulation) dapat digunakan untuk memodelka n
dan mensimulasikan perubahan-perubahan karakteristik perkotaan seperti perubahan
penggunaan lahan.

Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System) merupakan sistem


informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data
atau informasi geografis. Secara umum pengertian GIS adalah suatu komponen yang
terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia
yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaik i,
memperbaharui, mengelola, memanipulasi, meng-integrasikan, menganalisa dan
menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis. Pada dasarnya GIS dapat
dikerjakan secara manual, namun dengan adanya perkembangan teknologi informa s i
yang terkait dengan teknologi sistem komputer, pada saat ini GIS akan selalu
diasosiasikan dengan sistem yang berbasis komputer. GIS yang berbasis komputer akan
sangat membantu ketika data geografis yang tersedia merupakan data dalam jumlah dan
ukuran besar, dan terdiri dari banyak tema yang saling berkaitan. GIS mempunya i
kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi,
menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan
diolah pada GIS merupakan data spasial. Ini adalah sebuah data yang berorientasi

2
geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar
referensinya. Sehingga aplikasi GIS dapat menjawab beberapa pertanyaan, seperti
lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan GIS
dari sistem informasi lainnya.

1.2 Tujuan

Tujuan dilakukan praktikum ini sebagai berikut:

1. Mahasiswa mampu melakukan Buffering dengan menggunakan aplikasi ArcMap

2. Mahasiswa mampu menerapkan analisa Buffering untuk fenomena contohnya: erupsi


gunung berapi

1.3 Waktu dan Tempat

Waktu dan Tempat pelaksanaan praktikum ini sebagai berikut:

 Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2019

 Pukul : 13.00 s.d. 14.30

 Tempat : Gedung LabTek Multimedia Institut Teknologi Sumatera

3
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geofrafis (SIG) merupakan sistem informasi yang digunakan untuk
memasukkan, menyimpan, memangggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilka n
data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan
dalamperencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkunga n
transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya. Sistem informasi geografis (SIG)
memiliki beberapa definisi dari beberapa para ahli. Berikut ini definisi SIG menurut beberapa
ahli:

 Kang-Tsung Chang (2002) mendefinisikan SIG sebagaia computer system for


capturing, storing, querying, analyzing, and displaying geographic data (Aini,
2009).

 Murai (1999) mengartikan SIG sebagai sistem informasi yang digunakan untuk
memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan
menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung
pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan,
sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum
lainnya.

 Menurut Aronoff (1993), SIG merupakan sistem yang berbasis komputer yang
digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi- informasi.

 Bernhardsen (2002) mendefinisikan SIG sebagai sistem komputer yang digunaka n


untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat
keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk akusisi dan verifika s i
data, kompilasi data, penyimpanan data, perubahan dan pembaharuan data,
manajemen dan pertukaran data, manipulasi data, pemanggilan dan presentasi data
serta analisa data.

 Menurut Gistut (1994), SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengamb ila n
keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsideskripsi lokasi dengan

4
karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang
lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang di perlukan, yaitu data spasial
perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi.

 Burrough (1986), mendefinisikan SIG sebagai sistem berbasis komputer yang


digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan
mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai
tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan.

2.2 Buffering

Buffer merupakan konsepsi fungsi atau fasilitas yang dapat ditemui pada setiap aplikasi
SIG termasuk ArcView. Fasilitas ini sering digunakan dalam pekerjaan analisis yang berkaitan
dengan ‘regulasi’ lingkungan (Prahasta, 2002). Buffer merupakan bentuk lain dari teknik
analisis yang mengidentifikasi hubungan antara suatu titik dengan area di sekitarnya atau
disebut sebagai Proximity Analysis (analisis faktor kedekatan). Proximity Analysis merupakan
proses analisa yang biasa digunakan dalam penentuan site/lahan untuk keperluan strategi
pemasaran dalam bisnis/perdagangan. Dalam Prahasta (2002), secara anatomis Buffer
merupakan sebentuk zona yang mengarah keluar dari sebuah obyek pemetaan apakah itu
sebuah titik, garis, atau area (poligon). Dengan membuat Buffer, akan terbentuk suatu area
yang melingkupi atau melindungi suatu obyek spasial dalam peta (buffered object) dengan
jarak tertentu. Jadi zona-zona yang terbentuk secara grafis ini digunakan untuk
mengidentifikasi kedekatan-kedekatan spasial suatu obyek peta terhadap obyek-obyek yang
berada di sekitarnya. Dalam teori perkotaan yang diutarakan oleh Kevin Lynch, menyebutka n
bahwa kota atau kawasan dapat lahir dari elemen-elemen seperti titik (dot/point), garis
(line/path), dan polygon (area). Dari ketiga elemen tersebut yang juga menjadi elemen peta
sebagai representasi kota atau kawasan, buffer juga dapat terbentuk dari ketiga unsur tersebut.
Bentuk buffer akan menyesuaikan dengan bentuk elemen yang ada.

5
Buffer yang terbangun dari elemen titik dalam peta (kiri), bentuk Buffer yang terbentuk dari elemen garis / path
(tengah), Buffer yang tebentuk dari elemen poligon / area (kanan) (Prahasta, 2002)

Buffer yang terbentuk dari titik biasanya menggambarkan kondisi mengenai cakupan atau
jangkauan pelayanan dari sebuah fungsi di titik tersebut. Sementara pada buffer yang terbentuk
dari unsur garis dan polygon lebih banyak menggambarkan kondisi dampak dari fenomena
yang terkandung dalam unsur peta tersebut. Contohnya dalam hal ini adalah cakupan luapan
sungai atau dampak kebisingan di jalan raya. Khususnya pada bentuk poligon, terdapat dua
jenis buffer yang terbentuk berdasarkan arahnya, yaitu keluar dan kedalam. Buffer yang
terbentuk ke dalam disebut sebagai set-backs sebagai representasi dari kondisi poligon tersebut
pengaruhnya terhadap suatu regulasi, contohnya garis sempadan bangunan atau rencana
perluasan jalan atau lahan yang kemudian berdampak pada lahan yang menjadi poligon
tersebut.

6
BAB III

LANGKAH KERJA

Berikut langkah kerja pada modul 3, sebagai berikut:

1. Membuka file hasil digitasi melalui Software ArcMap.

2. Lakukan Pengukuran (Measure) disalah satu Line dari Shapefile Transprtasi_ LN,
dengan cara klik kiri tools Measure>> arah kan ke Line jalan dan langsung terbaca
ukuran jalan.

7
3. Open Attribute Table yang boleh di Buffer bentuk Shapefile Point dan Line, dengan
cara klik kanan>> Transprtasi_LN>> Open Attribute Table.

4. Klik kiri Select by Attribute>> Double klik pada “Fungsi_Jln”>> =>> Get Unique
Values ‘Jalan Arteri Sekunder.

8
5. Lakukan Buffer, dengan cara klik Geoprocessing>> Buffer (Radius = 3 Meter)>> Klik
OK.

6. Hasil Buffer Jalan Arteri Sekunder

9
7. Buat Shapefile Point (ex: Gunung Berapi, Rumah Sakit, Perkantoran, dan Pendidikan)
di wilayah masing- masing, ambil contohnya satu sampel saja.

8. Buka ArcToolbox>> Analysis Tools>> Proximity>> Double klik Multiple Ring


Buffer>> OK.

10
9. Hasil Multiple Ring Buffer

11
BAB IV

KESIMPULAN

Buffer merupakan salah satu fungsi yang terdapat dalam ArcMap. Pembuatan
Buffering biasanyan digunakan untuk kepentingan analisis yang dilakukan berdasarkan
jarak atau zona tertentu. Buffer biasanya dibangun dengan arah keluar untuk
melindungi elemen-elemen spasial yang bersangkutan. Dengan dibuatnya Buffer maka
akan terbentuk suatu wilayah atau zona baru yang melindungi/menutupi objek spasial
dengan jarak tertentu. Proses pembuatan Buffering dapat dilakukan untuk setiap
Feature baik Point (titik) dan Line (garis). Analisis menggunakan Buffering dapat
dilakukan dengan Single Ring Buffer dan Multiple Ring Buffer, fungsinya hamper
sama dengan Single Ring Buffer akan tetapi perbedaannya terletak pada
penggunaannya untuk analisis bertingkat pada elemen Point (titik) dan Line (garis).
Analisis Buffer berfungsi untuk melihat jangkauan atau radius daerah yang memilik i
dampak

12
Daftar Pustaka

Prahasta, Eddy, 2002, Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis, Informatika,


Bandung.
Taufik, 2005, Sistem Informasi Geografis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai