68 25 85 1 10 20170923 PDF
68 25 85 1 10 20170923 PDF
2
ISSN 1693-1831
Abstrak: Transfersom merupakan vesikel nano yang bersifat deformabel sehingga mampu
berpenetrasi sampai ke lapisan kulit yang lebih dalam. Kofein memiliki khasiat sebagai antiselulit.
Penelitian ini bertujuan untuk formulasi dan mengetahui kemampuan daya penetrasi gel transfersom
kofein dibandingkan dengan gel kofein tanpa transfersom. Empat formula transfersom dibuat dengan
konsentrasi kofein yang berbeda (1; 2; 3; 5%) menggunakan metode hidrasi lapis tipis. Suspensi
formula 4 dengan ukuran partikel 202,35 nm, indeks polidipersitas 0,1090 dan efisiensi jerapan 58,91%
dipilih untuk sediaan gel. Uji penetrasi dilakukan secara in vitro dengan sel difusi Franz. Hasil yang
diperoleh adalah jumlah kumulatif kofein yang terpenetrasi dari gel transfersom lebih tinggi yaitu
1218,34+358,71 µg cm-2, persentase jumlah kumulatif 8,53+2,55% dan fluks 360,91+86,50 µg cm-2 jam-
1
. Sementara gel kofein tanpa transfersom memiliki jumlah kumulatif terpenetrasi 369,29+231,57 µg
cm-2, persentase jumlah kumulatif 2,61+1,37% dan fluks 70,96+73,39 µg cm-2 jam-1. Dapat disimpulkan
bahwa gel transfersom kofein menghasilkan daya penetrasi yang lebih baik dibandingkan gel kofein
tanpa transfersom.
Kata kunci: Kofein, gel, transfersom, penetrasi, sel difusi Franz, antiselulit.
waktu. 2 mL suspensi transfersom diekstrusi dengan kulit abdomen tikus menggunakan sel difusi Franz
menggunakan membran polikarbonat 400 nm. Waktu (luas area difusi 1,77 cm2, volume kompartemen 13,0
yang dibutuhkan suspensi transfersom untuk melewati mL, larutan dapar fosfat pH 7,4 pada kompartemen
membran dicatat. reseptor dan suhu 37+0,5 oC). Tikus yang dikorbankan
Uji Efisiensi Penjerapan. Analisis efisiensi telah mendapatkan surat keterangan lolos kaji etik
penjerapan dilakukan dengan pemurnian (ultrasentri- (ethical approval) dari Komite Etik Penelitian
fugasi) suspensi transfersom kofein selama 4 jam pada Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
kecepatan 30000 rpm dan suhu 4 oC dalam keadaan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Kulit abdomen
vakum. Konsentrasi total suspensi transfersom tikus yang telah dicukur bulunya diletakkan di antara
sebelum disentrifugasi dan larutan supernatan kompartemen donor dan kompartemen reseptor
yang diperoleh setelah sentrifugasi diukur dengan dengan posisi stratum korneum menghadap ke
metode spektrofotometri UV-Vis pada λmax 273 nm. atas. Gel transfersom kofein dan gel kofein tanpa
Persentase penjerapan bahan uji di dalam transfersom transfersom ditimbang masing-masing 1 g, selanjutnya
dihitung dengan rumus(5): Penjerapan bahan uji (%) diaplikasikan pada permukaan kulit di kompartemen
= {(konsentrasi total – konsentrasi supernatan) / donor. Sebanyak 0,5 mL sampel diambil secara
konsentrasi total} x 100. periodik selama 8 jam dari kompartemen reseptor
Formulasi Sediaan Gel. Carbopol didispersikan menggunakan syringe dan digantikan dengan
dalam aquademineralisata sambil dihomogenisasi sejumlah yang sama larutan dapar fosfat pH 7,4.
pada kecepatan 800 rpm hingga carbopol larut dan Sampel lalu diencerkan dengan larutan dapar fosfat
larutan berwarna bening jernih. TEA lalu ditambahkan pH 7,4 dalam labu ukur 10 mL dan diukur serapannya
ke dalam campuran yang kemudian dihomogenisasi dengan spektrofotometer UV-Vis (λmax = 273 nm).
hingga terbentuk basis gel. Kemudian dimasukkan
metil paraben yang telah dilarutkan dalam propilen HASIL DAN PEMBAHASAN
glikol ke dalam basis gel. Zat aktif kofein yang telah
dilarutkan dalam aquademineralisata panas atau Formulasi Transfersom Kofein. Metode pembuatan
suspensi transfersom ditambahkan ke dalam basis gel yang digunakan adalah hidrasi lapis tipis, karena
(1% carbopol) yang telah terbentuk. Kemudian gel merupakan metode yang paling umum dalam
dihomogenisasi pada kecepatan 2000 rpm (gel kofein pembuatan transfersom karena prosesnya mudah
tanpa transfersom) atau 500 rpm (gel transfersom dilakukan. Selain itu, metode hidrasi lapis tipis
kofein). lebih sederhana dan tidak memakan waktu lama(4).
Evaluasi Fisik Sediaan Gel. Pengamatan Perbandingan konsentrasi fosfatidilkolin sebagai
Organoleptis, Homogenitas dan pH. Pengamatan bahan utama pembentuk vesikel dan tween 80
organoleptis terhadap warna, bau, homogenitas dan yang dapat meningkatkan sifat deformabilitas
pengukuran pH dari sediaan gel yang dihasilkan. transfersom dalam setiap formula adalah 85:15
Penentuan Viskositas dan Sifat Alir (6) . berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa
Pengukuran viskositas dilakukan dengan viskometer dengan perbandingan tersebut, transfersom memiliki
Brookfield dengan kecepatan mulai 0,5; 2; 5; 10; dan deformabilitas dan efisiensi penjerapan yang baik(4).
20 rpm, lalu balik 20; 10; 5; 2 dan 0,5 rpm. Data yang Kecepatan rotavapor yang digunakan dalam
diperoleh diplotkan terhadap tekanan geser (dyne/cm2) pembuatan lapis tipis dinaikkan secara bertahap
dan kecepatan geser (/sec). Pemeriksaan viskositas mulai dari 50 sampai 150 rpm agar lapis tipis yang
dilakukan pada minggu ke-0 dan minggu ke-12 dengan terbentuk lebih merata di seluruh permukaan labu
penyimpanan pada suhu kamar. evaporator. Suhu pembuatan lapis tipis adalah 40
Uji Kestabilan(7). Uji kestabilan sediaan gel o
C. Suhu ini merupakan titik uap diklormetan,
meliputi warna, bau, homogenitas, pH dan sineresis, sehingga diklormetan yang digunakan sebagai
dievaluasi pada suhu rendah (4±2 oC), suhu kamar pelarut dapat menguap pada suhu tersebut. Lapis
(27±2 oC) dan suhu tinggi (40±2 oC) dalam waktu 12 tipis yang terbentuk pada labu selanjutnya dialiri gas
minggu dengan pengamatan setiap 2 minggu sekali, N2 yang merupakan gas inert selama kurang lebih
serta dilakukan cycling test sebanyak 6 siklus. 2 menit untuk mencegah terjadinya oksidasi lipid.
Pengukuran Distribusi Ukuran Vesikel Penyeragaman ukuran vesikel suspensi transfersom
Transfersom dalam Gel. Pengukuran distribusi yang diperoleh dilakukan dengan menggunakan
ukuran vesikel transfersom formula optimal dalam sonikator dalam waktu yang tidak terlalu lama (30
sediaan gel dilakukan menggunakan PSA. menit) supaya tidak terjadi agregasi partikel suspensi
Uji Penetrasi In Vitro Menggunakan Sel Difusi transfersom. Berikutnya dilakukan ekstrusi untuk
Franz. Uji penetrasi sediaan gel dilakukan dengan mengecilkan ukuran vesikel dengan menggunakan
134 SUGIYATI ET AL. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia
membran polikarbonat 400 nm. Tabel 1. Data ukuran vesikel transfersom pada keempat
Karakterisasi Fisik Transfersom Kofein. formula.
Morfologi Vesikel. Hasil pencitraan analisa SEM Dmean Efisiensi
Formula Konsentrasi
volume PDI penjerapan
dan TEM (Gambar 1) memperlihatkan morfologi transfersom kofein (%)
(nm) (%)
transfersom berupa vesikel sferis dan tidak rigid. 1 1 1687,17 1,1180 62,28
2 2 126,35 0,1720 43,77
3 3 728,02 0,7800 51,52
4 5 202,35 0,1090 58,91
Organoleptis, Homogenitas dan pH. Gel kofein Uji Penetrasi In Vitro Menggunakan Sel
tanpa transfersom memiliki warna transparan, tidak Difusi Franz. Uji penetrasi secara in vitro dilakukan
berbau, homogen dan pH 5,96. Gel transfersom kofein menggunakan membran sebagai model kulit.
berwarna putih gading (FG Medium, berdasarkan kode Membran ini dapat berupa membran biologis dari
pewarnaan Color Guide), berbau khas dikarenakan hewan atau membran artifisial seperti selofan(5). Tujuan
mengandung fosfatidilkolin, homogen dan pH 5,65. dilakukannya uji penetrasi adalah untuk mengetahui
Kedua sediaan tidak terjadi sineresis, diketahui dengan perbandingan jumlah kofein yang terpenetrasi dari gel
tidak adanya air yang terdapat pada lapisan atas gel transfersom dan gel tanpa transfersom melalui kulit
yang terbentuk. selama interval waktu tertentu. Alasan digunakannya
Penentuan Viskositas dan Sifat Alir. Viskositas kulit tikus sebagai membran adalah karena lebih
gel transfersom kofein pada spindel 6 dengan mudah didapat serta memiliki permeabilitas yang
kecepatan 20 rpm adalah 4,75x104 cps, sedangkan gel mirip dengan manusia, walaupun tetap lebih besar
kofein tanpa transfersom 6,8x104 cps. Ini menunjukkan dibandingkan manusia. Koefisien permeabilitas
viskositas gel transfersom lebih rendah dibandingkan kulit tikus yang dicukur bulunya sebesar 103,08 cm/
gel tanpa transfersom, kemungkinan dikarenakan jam x 105, sedangkan kulit manusia 92,27 cm/jam x
terdapatnya kandungan surfaktan dalam suspensi 105(11). Larutan yang digunakan sebagai cairan pada
transfersom yang dimasukkan ke dalam sediaan gel. kompartemen reseptor adalah dapar fosfat pH 7,4
Uji Stabilitas. Gel transfersom kofein menunjukkan yang menyerupai cairan biologis tubuh manusia.
stabilitas fisik yang lebih baik dengan parameter Kondisi suhu selama penelitian dipertahankan pada
perubahan warna dan homogenitas pada penyimpanan suhu 37+0,5 oC menggunakan water jacket. Suhu
suhu dingin dan suhu kamar dibandingkan gel kofein ini mirip dengan suhu tubuh normal manusia. Suhu
tanpa transfersom. Pada suhu dingin dan suhu kamar, harus dijaga konstan karena perubahan suhu juga akan
gel kofein tanpa transfersom mengalami perubahan mempengaruhi penetrasi zat aktif dari sediaan.
warna dari transparan menjadi putih, serta menjadi Pengujian dilakukan selama 8 jam dan sampling
tidak homogen. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya dilakukan pada 11 titik, yaitu pada menit ke-10; 30; 60;
benang-benang atau jarum-jarum kristal kofein 90; 120; 180; 240; 300; 360; 420 dan 480. Uji penetrasi
akibat kelarutannya yang sudah terlampaui sehingga perkutan secara in vitro memiliki dua parameter utama
terjadi rekristalisasi. Secara keseluruhan, tidak terjadi yaitu jumlah kumulatif zat aktif yang terpenetrasi atau
perubahan bau dan sineresis, sementara perubahan pH persentase dosis terpenetrasi dan laju penetrasi atau
pada kedua sediaan cenderung meningkat. fluks(4). Jumlah kumulatif kofein yang terpenetrasi dan
Cycling test dilakukan pada sediaan dengan fluksnya selama 8 jam ditunjukkan Gambar 2. Kedua
suhu penyimpanan yang berbeda dalam interval grafik menggambarkan profil jumlah kumulatif kofein
waktu tertentu. Hal ini ditujukan untuk mempercepat terpenetrasi dari sediaan gel transfersom lebih tinggi.
terjadinya perubahan yang biasanya terjadi pada
kondisi normal, sehingga sediaan akan mengalami
stress yang bervariasi. Pengamatan organoleptis dan
sineresis serta kristalisasi zat aktif dilakukan untuk
melihat ketidakstabilan zat aktif dalam sediaan.
Berdasarkan hasil pengamatan cycling test, gel
transfersom kofein tidak mengalami perubahan warna,
berbau khas fosfatidilkolin serta tidak terjadi sineresis.
Sementara itu, untuk gel kofein tanpa transfersom, gel
menjadi putih setelah penyimpanan pertama karena
ketidakstabilan zat aktif pada suhu rendah, tetapi
kembali menjadi transparan sampai akhir siklus, tidak
terjadi sineresis dan tidak berbau.
Pengukuran Distribusi Ukuran Vesikel
Transfersom dalam Gel. Ukuran D mean volume
vesikel transfersom formula 4 yang dimasukkan ke
dalam gel adalah 330,39 nm. Nilai ini lebih besar
dibandingkan suspensi transfersomnya (202,35 nm),.
Hal ini dapat disebabkan selama proses pembuatan Gambar 2. (a) Jumlah kumulatif zat aktif yang terpenetrasi
dan penyimpanan gel, vesikel transfersom mengalami dan (b) Fluks gel transfersom kofein dan gel kofein tanpa
agregasi sehingga ukurannya menjadi lebih besar. transfersom.
136 SUGIYATI ET AL. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia
Hasil uji penetrasi yang diperoleh yaitu gel transfersom DAFTAR PUSTAKA
kofein memberikan nilai jumlah kumulatif kofein
yang terpenetrasi 1218,34+358,71 µg/cm2, persentase 1. Cevc G. Transfersomes: Innovative transdermal drug
jumlah kumulatif 8,53+2,55% dan fluksnya carries. In: Ratbone MJ, Hadgraft J, Roberts MS,
360,91+86,50 µg cm-2 jam-1) lebih tinggi dibanding gel editors. Modified release drug delivery technology.
tanpa transfersom (jumlah kumulatif 369,29+231,57 New York: Marcel Dekker; 2003. 533-45.
2. Xiao YL, Luo JB, Yan ZH. Preparation and in vitro
µg/cm2, persentase jumlah kumulatif 2,61+1,37%,
and in vivo evaluation of topically applied capsaicin
fluks 70,96+73,39 µg cm-2 jam-1).
transfersomes. Zhangguo Zhong Yao Za Zhi. 2006.
Data uji penetrasi memperlihatkan sediaan 31:981-4.
gel transfersom kofein memberikan kemampuan 3. Vyas LK, Tapar KK, Nema RK, Parashar AK.
penetrasi yang lebih besar daripada gel tanpa Development and characterization of topical liposomal
transfersom. Ini terkait dengan sifat deformabilitas gel formulation for anti-cellulite activity. International
vesikel transfersom kofein sehingga memberikan Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences.
kemampuan penetrasi yang lebih baik berdasarkan 2013: 5(3):512-6.
mekanisme penetrasinya. Vesikel bertindak sebagai 4. El Zaafarany GM, Awad GAS, Holayel SM, Mortada
pembawa obat. Vesikel utuh masuk ke dalam stratum ND. Role of edge activators and surface charge in
developing ultradeformable vesicles with enhanced
corneum karena pengaruh sifat alami gradien hidrasi
skin delivery. Journal of Pharmaceutics. 2010. 397:
transkutan. Selain itu, vesikel juga bertindak sebagai
164-72.
peningkat penetrasi dimana bilayer vesikel masuk 5. Chen Y, Wu Q, Zhang Z, Yuan L, Liu X, Zhou
ke dalam stratum corneum dan memodifikasi lamela L. Preparation of curcumin-loaded liposomes
lipid interseluler(4,12). Komponen fosfolipid vesikel and evaluation of their skin permeation and
juga memiliki pengaruh pada kenaikan permeabilitas pharmacodynamics. Molecules. 2012. 17:5972-87.
transfersom karena mempunyai afinitas yang tinggi 6. Widyanati P. Formulasi dan uji penetrasi gel liposom
terhadap membran biologi. xanton hasil fraksinasi ekstrak kulit buah manggis
(Garcinia mangostana L.) [thesis]. Depok: Fakultas
SIMPULAN Farmasi Universitas Indonesia. 2013.
7. WHO Technical Report Series. Stability testing
of active pharmaceutical ingredients and finished
Gel transfersom kofein memiliki kemampuan
pharmaceutical product. 2009.
penetrasi lebih besar yang ditunjukkan dari nilai 8. Celia C, Cilurzo F, Trapasso E, Cosco D, Fresta M,
jumlah kumulatif kofein terpenetrasi (1218,34+358,71 Paolino D. Ethosomes and transfersomes containing
µg cm-2), persentase jumlah kumulatif (8,53+2,55%) linoleic acid: physicochemical and technological
dan fluks (360,91+86,50 µg cm-2 jam-1) lebih tinggi features of topical drug delivery carriers for the
dibandingkan gel kofein tanpa transfersom (jumlah potential treatment of melasma disorders. Biomed
kumulatif terpenetrasi 369,29+231,57 µg cm -2, Microdevices. 2012. 14:119-30.
persentase jumlah kumulatif 2,61+1,37% dan fluks 9. A basic guide to particle characterization. UK: Malvern
70,96+73,39 µg cm-2 jam-1). Instruments Worldwide. 2012.
10. A guidebook to particle size analysis. USA: Horiba
Scientific. 2012.
UCAPAN TERIMA KASIH
11. Wester RC, Maibach HI. In vitro testing of topical
pharmaceutical formulation. In: Osborne DW, Amann
Peneliti sangat berterima kasih kepada Lipoid AH, editors. Topical drug delivery system. New York:
GmBH, Jerman yang dengan kebaikannya telah Marcel Dekker. 1990.
membantu sumbangan (free gift) penyediaan soy 12. Elsayed MMA, Abdallah OY, Naggar VF, Khalaffah
phosphatidylcholine Phospholipon® 90G. NM. Deformable liposomes and ethosomes: Mechanism
of enhanced skin delivery. International Journal of
Pharmaceutics. 2006. 322:60-6.