BAB 3
ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
STRATEGIS DAN PRIORITAS
Dalam bab ini, disampaikan uraian mengenai isu-isu pembangunan berkelanjutan strategis dan prioritas
yang ada di wilayah perencanaan.
Dengan mengacu pada PP No. 46 Tahun 2016 maka langkah pertama yang dilakukan terlebih
dahulu dalam penyusunan KLHS yaitu mengidentifikasi isu-isu pembangunan berkelanjutan
terkait dengan lingkungan hidup yang berada di Kabupaten Teluk Bintuni khususnya daerah
perencanaan. Identifikasi dan Perumusan Isu PB, dilaksanakan dengan teknik komunikasi
pemanfaatan dokumen cetak yang ada, dan Konsultasi Publik (KP) serta pembentukan tim ahli
dan wakil-wakil komunitas yang ada. Dokumen cetak yang digunakan antara lain Buku
Kabupaten Teluk Bintuni Dalam Angka (BPS), Dokumen RTRW Kabupaten Teluk Bintuni Tahun
2011-2031, RPJMD dan RPJP Kabupaten Teluk Bintuni (Bappeda), laporan tahunan kinerja
instansi/perangkat pemerintah daerah Kabupaten Teluk Bintuni dan lain-lain. Dari data
tersebut maka dapat diketahui kondisi yang sebenarnya sehingga dapat dilihat bahwa isu
pembangunan berkelanjutan tersebut memiliki kepentingan yang tinggi untuk pengembangan
wilayah Kabupaten Teluk Bintuni.
Berdasarkan hasil identifikasi Isu PB dalam dokumen cetak dan hasil Konsultasi Publik untuk
penjaringan Isu PB di Kabupaten Teluk Bintuni khususnya daerah perencanaan maka didapat
sebanyak 29 (dua puluh sembilan) Isu PB. Semua Isu PB yang dihasilkan kemudian diuraikan
berdasarkan kondisi yang ada untuk diverifikasi pada saat Konsultasi Publik berlangsung oleh
peserta rapat yang terdiri dari Tim Pokja KLHS, dan perwakilan masyarakat dan forum lainnya
yang diundang untuk mewakili seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Teluk Bintuni. (Berita
Acara, Absensi dan Dokumentasi Terlampir). Sesuai dengan arahan pada pasal 9 ayat 1 PP No.
III-1
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI
46 Tahun 2016, maka identifikasi dan penilaian Isu PB diatas dengan mempertimbangkan
unsur-unsur paling sedikit sebagai berikut:
1. Karakteristik wilayah;
2. Tingkat pentingnya potensi dampak;
3. Keterkaitan antar isu strategis pembangunan berkelanjutan;
4. Keterkaitan dengan materi muatan kebijakan, rencana, dan/ atau program;
5. Muatan rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; dan/atau
6. Hasil KLHS dari kebijakan, rencana, dan/atau program pada hirarki diatasnya yang harus
diacu, serupa dan berada pada wilayah yang berdekatan, dan/atau memiliki keterkaitan
dan/ atau relevansi langsung.
Lebih jelasnya mengenai daftar panjang dari Isu PB dapat dilihat pada Tabel 3.1.
III-2
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI
III-3
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI
STATUS
NO BIDANG ISU PB URAIAN SUMBER VERIFIKASI Keterangan
Ya Tidak
8 EKONOMI Mata pencaharian Sebagian besar masyarakat di RTRW Kabupaten Teluk √ Kampung Onar
penduduk pesisir wilayah perencaaan adalah Bintuni, Konsultasi Baru
nelayan dan berburu binatang liar Publik
9 SOSIAL Rendahnya pengetahuan Sarana dan prasarana RTRW Kabupaten Teluk √ Kampung Onar
masyarakat transportasi dan jalan sehingga Bintuni, Konsultasi Baru
akses terhadap pendidikan Publik
terbatas
10 SOSIAL Adat istiadat yang kuat Pengaruh adat istiadat yang kuat RTRW Kabupaten Teluk √ Distrik Sumuri
sehingga membuat sulit bagi Bintuni, Konsultasi
masyarakat untuk menerima hal- Publik
hal baru
11 EKONOMI Keterbatasan kemampuan Rendahanya daya beli masyarakat Konsultasi Publik √ Seluruh area
perekonomian (daya beli) untuk sembako karena Kabupaten Teluk
keterbatasan jalan sehingga Bintuni
harga sembako menjadi mahal
12 EKONOMI Pertumbuhan ekonomi Tidak ada pusat ekonomi lokal RTRW Kabupaten Teluk √ Seluruh area
masyarakat lamban walaupun terdapat beberapa Bintuni, Konsultasi Kabupaten Teluk
perusahaan swasta namun masih Publik Bintuni
dibelanjakan keluar daerah
13 SOSIAL Konflik warga Kepemilikan lahan pembangunan RTRW Kabupaten Teluk √ Distrik Sumuri
pada daerah penyangga wilayah Bintuni, Konsultasi
perencanaan dimiliki oleh warga Publik
14 EKONOMI Pengembangan potensi Hasil laut yang ada seperti RTRW Kabupaten Teluk √ Kampung Onar
hasil laut kepiting, udang, dsb masih belum Bintuni, Konsultasi Baru
dikelola dengan baik sehingga Publik
masyarakat masih dalam kondisi
miskin
15 EKONOMI Potensi hasil laut Potensi hasil laut yang ada di RTRW Kabupaten Teluk √ Kampung Onar
Teluk Bintuni sangat melimpah Bintuni, Konsultasi Baru
Publik
III-4
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI
STATUS
NO BIDANG ISU PB URAIAN SUMBER VERIFIKASI Keterangan
Ya Tidak
16 PERENCANAAN Pengembangan jaringan Pengembangan jaringan pipa gas RDTR, Konsultasi Publik √ Kampung Onar
WILAYAH gas oleh Genting Oil yang melewati jaringan jalan yang Baru
sudah ada harus didesain agar
aman dilalui oleh kendaraan yang
melintas dijalan
17 PERENCANAAN Pengembangan jaringan Rencana pengembangan jaringan RDTR, Konsultasi Publik √ Kampung Onar
WILAYAH gas oleh Genting Oil pipa gas yang direncanakan Baru
melewati kawasan melewati kawasan permukiman
permukiman harus digeser karena rencana
kawasan permukiman ini sudah
termuat dalam KSK dan RDTR
oleh Kementerian Perindustrian
dan sudah layak untuk
dikembangkan
18 LINGKUNGAN Bencana banjir Perlu diwaspadai potensi RTRW Kabupaten Teluk √ Lokasi alternatif 1
bencana banjir yang mungkin Bintuni, Konsultasi dan 2
terjadi di lokasi perencanaan Publik
karena berada pada daerah aliran
air
19 LINGKUNGAN Kerusakan ekosistem Terjadi abrasi akibat lalu lintas RTRW Kabupaten Teluk √ Kampung Tanah
pesisir laut pelayaran dari BP dan Bintuni, Konsultasi Merah, Kampung
pembatasan wilayah usaha Publik Onar
pencaharian nelayan setempat
20 LINGKUNGAN Penyediaan air bersih yang Potensi sumber air bersih kurang, RTRW Kabupaten Teluk √ Distrik Sumuri
kurang masyarakat masih tergantung Bintuni, Konsultasi
pada air hujan Publik
21 SOSIAL Kearifan lokal dalam Proses pembebasan lahan untuk RTRW Kabupaten Teluk √ Distrik Sumuri
pemanfaatan tanah hak kepentingan umum sangat sulit Bintuni, Konsultasi
ulayat dilakukan karena berada pada Publik
tanah hak ulayat
III-5
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI
STATUS
NO BIDANG ISU PB URAIAN SUMBER VERIFIKASI Keterangan
Ya Tidak
22 LINGKUNGAN Pengelolaan sampah Belum tersedia TPA sehingga RTRW Kabupaten Teluk √ Distrik Sumuri
masih rendah sampah banyak yang dibakar dan Bintuni, Konsultasi
dibuang ke laut Publik
23 LINGKUNGAN Potensi pencemaran dan Perlu adanya penerapan RTRW Kabupaten Teluk √ Kawasan industri
kerusakan lingkungan kebijakan dan regulasi pada Bintuni, Konsultasi
tinggi kawasan industri Publik
24 LINGKUNGAN Perubahan iklim di Akibat alih fungsi lahan maka RTRW Kabupaten Teluk √ Kawasan industri
kawasan industri potensi perubahan iklim Bintuni, Konsultasi
meningkat meningkat sehingga perlu Publik
mitigasi perubahan iklim
25 SOSIAL Proses pengadaan tanah Perlu ada kesepakatan antara RTRW Kabupaten Teluk √ Kampung Onar
hak ulayat pemerintah, masyarakat dan Bintuni, Konsultasi
pihak pabrik industri untuk Publik
pemanfaatan tanah hak ulayat
26 SOSIAL Ketenagakerjaan Potensi tenaga kerja lokal cukup Konsultasi Publik √ Kampung Onar dan
tinggi sehingga perlu sekitarnya
diperhatikan dalam
pengembangan kawasan industri
27 EKONOMI Pengembangan ekonomi Perlu adanya pengembangan Konsultasi Publik √ Kampung Onar dan
dari sektor pangan potensi ekonomi di bidang sekitarnya
pertanian, perkebunan,
peternakan dan perikanan di
wilayah kawasan industri sebagai
bentuk pemberdayaan
masyarakat
28 SOSIAL Pembebasan tanah hak Belum ada pembicaraan yang RTRW Kabupaten Teluk √ Distrik Sumuri
ulayat jelas terkait pembebasan tanah Bintuni, Konsultasi
hak ulayat sehingga belum bisa Publik
dibebaskan
III-6
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI
STATUS
NO BIDANG ISU PB URAIAN SUMBER VERIFIKASI Keterangan
Ya Tidak
29 SOSIAL Kepemilikan tanah di Akibat melepaskan tanah untuk Konsultasi Publik √ Distrik Sumuri
sekitar lokasi industri LNG Tangguh sebagai lokasi
kilang, maka masyarakat tidak
lagi punya tanah adat sejengkal
pun sehingga masyarakat sadar
untuk tidak menjual tanah
kepada investor di kawasan Teluk
Bintuni
Sumber: Konsultasi Publik, 2018
III-7
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI
Setelah penjaringan Isu PB (Sub Bab 3.1), maka tahap selanjutnya yang dilakukan yaitu
perumusan Isu PB Strategis. Isu PB Strategis dengan menilai dari semua Isu PB yang terjaring
pada tahapan sebelumnya untuk kemudian dilakukan pemusatan Isu PB Strategis yang paling
mewakili kondisi di Kabupaten Teluk Bintuni, khususnya di wilayah perencanaan Kawasan
Industri Teluk Bintuni. Hal ini dilakukan sebagai pemusatan Isu PB berdasarkan kesamaan
substansi isu dan/atau telaahan hubungan sebab akibat antar isu PB yang ada sehingga
menghasilkan Isu PB Strategis. Semua Isu PB Strategis kemudian dipaparkan pada forum diskusi
untuk diskusi keterkaitan antar isu dan verifikasi dari data yang ada melalui Konsultasi Publik
berlangsung oleh peserta rapat yang terdiri dari Tim Pokja KLHS, dan perwakilan masyarakat
dan forum lainnya yang diundang untuk mewakili seluruh elemen masyarakat di Kabupaten
Teluk Bintuni (Berita Acara, Absensi dan Dokumentasi Terlampir). Keluaran dari tahapan ini
yaitu pelingkupan Isu PB strategis yang ada di Kabupaten Teluk Bintuni khususnya wilayah
perencanaan Kawasan Industri Teluk Bintuni. Dalam perumusan Isu PB strategis sebanyak 29
(dua puluh sembilan) Isu PB dimana selanjutnya dinilai berdasarkan muatan sesuai PP Nomor
46 Tahun 2016 Pasal 9 ayat (1), yaitu sebagai berikut:
a. Karakteristik wilayah;
f. Hasil KLHS dari KRP pada hirarki diatasnya yang harus diacu, serupa dan berada pada
wilayah yang berdekatan, dan/ atau memiliki keterkaitan dan/ atau relevansi langsun
Pada penetapan Isu PB strategis ini dilakukan berdasarkan hasil analisis/kajian pengaruh
dampak melalui metode skoring. Penilaian dengan menggunakan skoring, dimana Isu PB
dengan nilai bobot paling tinggi akan menjadi isu PB yang strategis. Hasil ini berdasarkan
penilaian anggota tim Pokja KLHS dan tim penyusun KLHS. Dengan kriteria bahwa bobot
terendah bernilai 1 (satu), dan tertinggi bernilai 5 (lima). Nilai 1 (satu) bobot yang tidak
memiliki pengaruh dan nilai 5 (lima) bobot yang sangat berpengaruh dimana nilai bobotnya
sebagai berikut:
III-8
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI
Total skoring yang dihasilkan dihitung menggunakan nilai range dengan cara :
Range = (Nilai tertinggi – Nilai terendah) : 2 = 12
Kriteria = Bukan isu strategis (skor 6 – 18)
Isu strategis (skor 19 – 30)
Adapun analisa untuk isu PB strategis di Kabupaten Teluk Bintuni dapat dilihat pada Tabel 3.2.
III-9
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI
SKOR
SKOR
SKOR
SKOR
SKOR
SKOR
Muatan
Materi RTRW TOTAL
o STRATEGIS Indikasi Frekuensi Antar Isu PB RPPLH
Peta Tutupan Muatan Kab.
Peta RBI Peta RTRW Cakupan dan/ atau KRP
Lahan Wilayah Intensitas
III-10
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI
Tingkat
Karakteristik Wilayah Pentingnya Keterkaitan
Potensi Dampak Dengan Hasil
N ISU PB Keterkaitan
SKOR
SKOR
SKOR
SKOR
SKOR
SKOR
Muatan
Materi RTRW TOTAL
o STRATEGIS Indikasi Frekuensi Antar Isu PB RPPLH
Peta Tutupan Muatan Kab.
Peta RBI Peta RTRW Cakupan dan/ atau KRP
Lahan Wilayah Intensitas
III-11
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI
Tingkat
Karakteristik Wilayah Pentingnya Keterkaitan
Potensi Dampak Dengan Hasil
N ISU PB Keterkaitan
SKOR
SKOR
SKOR
SKOR
SKOR
SKOR
Muatan
Materi RTRW TOTAL
o STRATEGIS Indikasi Frekuensi Antar Isu PB RPPLH
Peta Tutupan Muatan Kab.
Peta RBI Peta RTRW Cakupan dan/ atau KRP
Lahan Wilayah Intensitas
III-12
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI
Tingkat
Karakteristik Wilayah Pentingnya Keterkaitan
Potensi Dampak Dengan Hasil
N ISU PB Keterkaitan
SKOR
SKOR
SKOR
SKOR
SKOR
SKOR
Muatan
Materi RTRW TOTAL
o STRATEGIS Indikasi Frekuensi Antar Isu PB RPPLH
Peta Tutupan Muatan Kab.
Peta RBI Peta RTRW Cakupan dan/ atau KRP
Lahan Wilayah Intensitas
III-13
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI
Tingkat
Karakteristik Wilayah Pentingnya Keterkaitan
Potensi Dampak Dengan Hasil
N ISU PB Keterkaitan
SKOR
SKOR
SKOR
SKOR
SKOR
SKOR
Muatan
Materi RTRW TOTAL
o STRATEGIS Indikasi Frekuensi Antar Isu PB RPPLH
Peta Tutupan Muatan Kab.
Peta RBI Peta RTRW Cakupan dan/ atau KRP
Lahan Wilayah Intensitas
III-14
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI
Tingkat
Karakteristik Wilayah Pentingnya Keterkaitan
Potensi Dampak Dengan Hasil
N ISU PB Keterkaitan
SKOR
SKOR
SKOR
SKOR
SKOR
SKOR
Muatan
Materi RTRW TOTAL
o STRATEGIS Indikasi Frekuensi Antar Isu PB RPPLH
Peta Tutupan Muatan Kab.
Peta RBI Peta RTRW Cakupan dan/ atau KRP
Lahan Wilayah Intensitas
Sumber: Hasil Konsultasi Publik dan Diskusi Tim Pokja KLHS, 2019
III-15
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI
Dari analisa skoring pada tabel diatas dengan metode pembobotan, maka didapatkan 12 (dua
belas) jenis isu PB strategis dari 29 (dua puluh sembilan) Isu PB yang ada, dimana telah
tersaring sebelumnya melalui Konsultasi Publik dan kesepatakan dari Tim Pokja KLHS. Secara
lengkap hasil pemusatan isu PB strategis dapat dilhat pada tabel dibawah ini.
Sumber: Hasil Konsultasi Publik dan Diskusi Tim Pokja KLHS, 2018
Berdasarkan hasil pemusatan isu PB strategis pada tabel diatas maka teridentifikasi bahwa
pengelompokan Isu PB strategis di Kabupaten Teluk Bintuni, khususnya wilayah perencanaan
Kawasan Industri ini dapat dibagi menjadi 7 (tujuh) kelompok isu PB strategis, antara lain :
Isu Ekonomi
1. Pertumbuhan ekonomi lamban
2. Pengembangan potensi sumber daya alam
Isu Sosial
1. Pembebasan tanah hak ulayat
2. Kearifan lokal dalam pemanfaatan lahan
Isu Lingkungan
1. Penyediaan air bersih
2. Rawan Bencana
3. Pengelolaan sampah
Penilaian dari isu PB prioritas dilakukan dari penentuan isu PB strategis kemudian dijabarkan
dengan menggunakan aspek-aspek isu pembangunan berkelanjutan sesuai pasal 9 ayat 2 PP 46
III-16
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI
Tahun 2016. Penentunan isu PB prioritas didasarkan pada hasil telaahan terhadap kelompok
tema isu PB yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya.
Dari hasil telaah terhadap isu PB strategis di Kabupaten Teluk Bintuni, khususnya wilayah
perencanaan Kawasan Industri ini, maka selanjutnya dilakukan analisis matrik uji silang dengan
teknik skoring dan pembobotan antara isu PB Kabupaten Teluk Bintuni khususnya wilayah
perencanaan Kawasan Industri ini terhadap kriteria isu PB sesuai pada pasal 9 ayat 2 PP 46
Tahun 2016, antara lain:
1) Kapasitas DDDT LH untuk pembangunan;
2) Perkiraan dampak dan resiko LH;
3) Kinerja layanan atau jasa ekosistem;
4) Intensitas dan cakupan wilayah bencana alam;
5) Status mutu dan ketersediaan SDA;
6) Ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati;
7) Kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim;
8) Tingkat dan status jumlah penduduk miskin atau penghidupan sekelompok masyarakat
serta terancamnya keberlanjutan penghidupan masyarakat;
9) Resiko terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat; dan/atau
10) Ancaman terhadap perlindungan terhadap kawasan tertentu secara tradisional yang
dilakukan oleh masyarakat dan masyarakat hukum adat
Analisa Isu PB Prioritas dilakukan berdasarkan hasil analisis pembobotan masing-masing Isu PB
Strategis yang telah didapat sebelumnya melalui metode skoring dan pembobotan. Hasil ini
berdasarkan penilaian anggota tim Pokja KLHS dan tim penyusun KLHS ini. Dengan kriteria
bahwa bobot terendah bernilai 1 (satu), dan tertinggi bernilai 5 (lima). Nilai 1 (satu) bobot yang
tidak memiliki pengaruh dan nilai 5 (lima) bobot yang sangat berpengaruh dimana nilai
bobotnya sebagai berikut:
Tidak Berpengaruh, dengan nilai 1 (satu)
Total skoring yang dihasilkan dihitung menggunakan nilai range dengan cara :
Range = (Nilai tertinggi – Nilai terendah) : 2 = 25
Bukan isu prioritas (skor 10 – 35)
Isu prioritas (skor 36 – 60)
Lebih jelasnya mengenai analisa penilaian dari Isu PB Prioritas dapat dilihat pada Tabel 3.4.
III-17
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI
Keterangan:
1) Kapasitas DDDT LH untuk pembangunan;
2) Perkiraan dampak dan resiko LH;
3) Kinerja layanan atau jasa ekosistem;
4) Intensitas dan cakupan wilayah bencana alam;
5) Status mutu dan ketersediaan SDA;
6) Ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati;
III-18
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI
III-19
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI
Hasil analisa dari penilaian menggunakan skoring diatas, maka untuk isu PB prioritas dalam
KLHS Revisi RTRW Kabupaten Way Kanan Tahun 2011-2031, sebagai berikut :
III-20