Anda di halaman 1dari 20

Laporan Antara

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)


RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI

BAB 3
ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
STRATEGIS DAN PRIORITAS

Dalam bab ini, disampaikan uraian mengenai isu-isu pembangunan berkelanjutan strategis dan prioritas
yang ada di wilayah perencanaan.

3.1 IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Dengan mengacu pada PP No. 46 Tahun 2016 maka langkah pertama yang dilakukan terlebih
dahulu dalam penyusunan KLHS yaitu mengidentifikasi isu-isu pembangunan berkelanjutan
terkait dengan lingkungan hidup yang berada di Kabupaten Teluk Bintuni khususnya daerah
perencanaan. Identifikasi dan Perumusan Isu PB, dilaksanakan dengan teknik komunikasi
pemanfaatan dokumen cetak yang ada, dan Konsultasi Publik (KP) serta pembentukan tim ahli
dan wakil-wakil komunitas yang ada. Dokumen cetak yang digunakan antara lain Buku
Kabupaten Teluk Bintuni Dalam Angka (BPS), Dokumen RTRW Kabupaten Teluk Bintuni Tahun
2011-2031, RPJMD dan RPJP Kabupaten Teluk Bintuni (Bappeda), laporan tahunan kinerja
instansi/perangkat pemerintah daerah Kabupaten Teluk Bintuni dan lain-lain. Dari data
tersebut maka dapat diketahui kondisi yang sebenarnya sehingga dapat dilihat bahwa isu
pembangunan berkelanjutan tersebut memiliki kepentingan yang tinggi untuk pengembangan
wilayah Kabupaten Teluk Bintuni.
Berdasarkan hasil identifikasi Isu PB dalam dokumen cetak dan hasil Konsultasi Publik untuk
penjaringan Isu PB di Kabupaten Teluk Bintuni khususnya daerah perencanaan maka didapat
sebanyak 29 (dua puluh sembilan) Isu PB. Semua Isu PB yang dihasilkan kemudian diuraikan
berdasarkan kondisi yang ada untuk diverifikasi pada saat Konsultasi Publik berlangsung oleh
peserta rapat yang terdiri dari Tim Pokja KLHS, dan perwakilan masyarakat dan forum lainnya
yang diundang untuk mewakili seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Teluk Bintuni. (Berita
Acara, Absensi dan Dokumentasi Terlampir). Sesuai dengan arahan pada pasal 9 ayat 1 PP No.

III-1
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI

46 Tahun 2016, maka identifikasi dan penilaian Isu PB diatas dengan mempertimbangkan
unsur-unsur paling sedikit sebagai berikut:

1. Karakteristik wilayah;
2. Tingkat pentingnya potensi dampak;
3. Keterkaitan antar isu strategis pembangunan berkelanjutan;
4. Keterkaitan dengan materi muatan kebijakan, rencana, dan/ atau program;
5. Muatan rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; dan/atau
6. Hasil KLHS dari kebijakan, rencana, dan/atau program pada hirarki diatasnya yang harus
diacu, serupa dan berada pada wilayah yang berdekatan, dan/atau memiliki keterkaitan
dan/ atau relevansi langsung.
Lebih jelasnya mengenai daftar panjang dari Isu PB dapat dilihat pada Tabel 3.1.

III-2
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI

Tabel 3.1 Hasil Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan


STATUS
NO BIDANG ISU PB URAIAN SUMBER VERIFIKASI Keterangan
Ya Tidak
1 SOSIAL Pembebasan tanah Perlu adanya sosialisasi kepada Konsultasi Publik √ Di distrik Sumuri
masyarakat terkait penetapan khususnya
lokasi sebagai daerah penyangga kampung-kampung
agar masyarakat memahami di daerah
kegiatan pembangunan dengan penyangga
baik
2 EKONOMI Pengembangan tanaman Pemenuhan kebutuhan sayuran RTRW Kabupaten Teluk √ Distrik Sumuri
sayuran di dataran rendah untuk masyarakat Bintuni, Konsultasi
Publik
3 EKONOMI Pengembangan tanaman Pemenuhan kebutuhan buah- RTRW Kabupaten Teluk √ Distrik Sumuri
buah-buahan buahan untuk masyarakat Bintuni, Konsultasi
Publik
4 EKONOMI Penyediaan lahan Untuk menciptakan lapangan RTRW Kabupaten Teluk √ Distrik Sumuri
pertanian kerja dalam sektor pertanian Bintuni, Konsultasi
sehingga mampu mengurangi Publik
angka kemiskinan masyarakat
yang ada
5 EKONOMI Pengembangan sektor Kondisi iklim dan topografi yang RTRW Kabupaten Teluk √ Distrik Sumuri
pertanian mendukung untuk Bintuni, Konsultasi
pengembangan pertanian Publik
6 SOSIAL Hak ulayat masyarakat Semua areal perencanaan masuk RTRW Kabupaten Teluk √ Pada wilayah
adat dalam hak ulayat masyarakat Bintuni, Konsultasi perencanaan
adat yang perlu dikomunikasikan Publik
dengan masyarakat adat
setempat
7 LINGKUNGAN Kawasan hutan Pada lokasi alternatif II masuk RTRW Kabupaten Teluk √ Di lokasi alternatif II
dalam kawasan hutan (HP dan Bintuni, Konsultasi
HPT) Publik

III-3
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI

STATUS
NO BIDANG ISU PB URAIAN SUMBER VERIFIKASI Keterangan
Ya Tidak
8 EKONOMI Mata pencaharian Sebagian besar masyarakat di RTRW Kabupaten Teluk √ Kampung Onar
penduduk pesisir wilayah perencaaan adalah Bintuni, Konsultasi Baru
nelayan dan berburu binatang liar Publik
9 SOSIAL Rendahnya pengetahuan Sarana dan prasarana RTRW Kabupaten Teluk √ Kampung Onar
masyarakat transportasi dan jalan sehingga Bintuni, Konsultasi Baru
akses terhadap pendidikan Publik
terbatas
10 SOSIAL Adat istiadat yang kuat Pengaruh adat istiadat yang kuat RTRW Kabupaten Teluk √ Distrik Sumuri
sehingga membuat sulit bagi Bintuni, Konsultasi
masyarakat untuk menerima hal- Publik
hal baru
11 EKONOMI Keterbatasan kemampuan Rendahanya daya beli masyarakat Konsultasi Publik √ Seluruh area
perekonomian (daya beli) untuk sembako karena Kabupaten Teluk
keterbatasan jalan sehingga Bintuni
harga sembako menjadi mahal
12 EKONOMI Pertumbuhan ekonomi Tidak ada pusat ekonomi lokal RTRW Kabupaten Teluk √ Seluruh area
masyarakat lamban walaupun terdapat beberapa Bintuni, Konsultasi Kabupaten Teluk
perusahaan swasta namun masih Publik Bintuni
dibelanjakan keluar daerah
13 SOSIAL Konflik warga Kepemilikan lahan pembangunan RTRW Kabupaten Teluk √ Distrik Sumuri
pada daerah penyangga wilayah Bintuni, Konsultasi
perencanaan dimiliki oleh warga Publik
14 EKONOMI Pengembangan potensi Hasil laut yang ada seperti RTRW Kabupaten Teluk √ Kampung Onar
hasil laut kepiting, udang, dsb masih belum Bintuni, Konsultasi Baru
dikelola dengan baik sehingga Publik
masyarakat masih dalam kondisi
miskin
15 EKONOMI Potensi hasil laut Potensi hasil laut yang ada di RTRW Kabupaten Teluk √ Kampung Onar
Teluk Bintuni sangat melimpah Bintuni, Konsultasi Baru
Publik

III-4
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI

STATUS
NO BIDANG ISU PB URAIAN SUMBER VERIFIKASI Keterangan
Ya Tidak
16 PERENCANAAN Pengembangan jaringan Pengembangan jaringan pipa gas RDTR, Konsultasi Publik √ Kampung Onar
WILAYAH gas oleh Genting Oil yang melewati jaringan jalan yang Baru
sudah ada harus didesain agar
aman dilalui oleh kendaraan yang
melintas dijalan
17 PERENCANAAN Pengembangan jaringan Rencana pengembangan jaringan RDTR, Konsultasi Publik √ Kampung Onar
WILAYAH gas oleh Genting Oil pipa gas yang direncanakan Baru
melewati kawasan melewati kawasan permukiman
permukiman harus digeser karena rencana
kawasan permukiman ini sudah
termuat dalam KSK dan RDTR
oleh Kementerian Perindustrian
dan sudah layak untuk
dikembangkan
18 LINGKUNGAN Bencana banjir Perlu diwaspadai potensi RTRW Kabupaten Teluk √ Lokasi alternatif 1
bencana banjir yang mungkin Bintuni, Konsultasi dan 2
terjadi di lokasi perencanaan Publik
karena berada pada daerah aliran
air
19 LINGKUNGAN Kerusakan ekosistem Terjadi abrasi akibat lalu lintas RTRW Kabupaten Teluk √ Kampung Tanah
pesisir laut pelayaran dari BP dan Bintuni, Konsultasi Merah, Kampung
pembatasan wilayah usaha Publik Onar
pencaharian nelayan setempat
20 LINGKUNGAN Penyediaan air bersih yang Potensi sumber air bersih kurang, RTRW Kabupaten Teluk √ Distrik Sumuri
kurang masyarakat masih tergantung Bintuni, Konsultasi
pada air hujan Publik
21 SOSIAL Kearifan lokal dalam Proses pembebasan lahan untuk RTRW Kabupaten Teluk √ Distrik Sumuri
pemanfaatan tanah hak kepentingan umum sangat sulit Bintuni, Konsultasi
ulayat dilakukan karena berada pada Publik
tanah hak ulayat

III-5
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI

STATUS
NO BIDANG ISU PB URAIAN SUMBER VERIFIKASI Keterangan
Ya Tidak
22 LINGKUNGAN Pengelolaan sampah Belum tersedia TPA sehingga RTRW Kabupaten Teluk √ Distrik Sumuri
masih rendah sampah banyak yang dibakar dan Bintuni, Konsultasi
dibuang ke laut Publik
23 LINGKUNGAN Potensi pencemaran dan Perlu adanya penerapan RTRW Kabupaten Teluk √ Kawasan industri
kerusakan lingkungan kebijakan dan regulasi pada Bintuni, Konsultasi
tinggi kawasan industri Publik
24 LINGKUNGAN Perubahan iklim di Akibat alih fungsi lahan maka RTRW Kabupaten Teluk √ Kawasan industri
kawasan industri potensi perubahan iklim Bintuni, Konsultasi
meningkat meningkat sehingga perlu Publik
mitigasi perubahan iklim
25 SOSIAL Proses pengadaan tanah Perlu ada kesepakatan antara RTRW Kabupaten Teluk √ Kampung Onar
hak ulayat pemerintah, masyarakat dan Bintuni, Konsultasi
pihak pabrik industri untuk Publik
pemanfaatan tanah hak ulayat
26 SOSIAL Ketenagakerjaan Potensi tenaga kerja lokal cukup Konsultasi Publik √ Kampung Onar dan
tinggi sehingga perlu sekitarnya
diperhatikan dalam
pengembangan kawasan industri
27 EKONOMI Pengembangan ekonomi Perlu adanya pengembangan Konsultasi Publik √ Kampung Onar dan
dari sektor pangan potensi ekonomi di bidang sekitarnya
pertanian, perkebunan,
peternakan dan perikanan di
wilayah kawasan industri sebagai
bentuk pemberdayaan
masyarakat
28 SOSIAL Pembebasan tanah hak Belum ada pembicaraan yang RTRW Kabupaten Teluk √ Distrik Sumuri
ulayat jelas terkait pembebasan tanah Bintuni, Konsultasi
hak ulayat sehingga belum bisa Publik
dibebaskan

III-6
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI

STATUS
NO BIDANG ISU PB URAIAN SUMBER VERIFIKASI Keterangan
Ya Tidak
29 SOSIAL Kepemilikan tanah di Akibat melepaskan tanah untuk Konsultasi Publik √ Distrik Sumuri
sekitar lokasi industri LNG Tangguh sebagai lokasi
kilang, maka masyarakat tidak
lagi punya tanah adat sejengkal
pun sehingga masyarakat sadar
untuk tidak menjual tanah
kepada investor di kawasan Teluk
Bintuni
Sumber: Konsultasi Publik, 2018

III-7
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI

3.2 ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN STRATEGIS

Setelah penjaringan Isu PB (Sub Bab 3.1), maka tahap selanjutnya yang dilakukan yaitu
perumusan Isu PB Strategis. Isu PB Strategis dengan menilai dari semua Isu PB yang terjaring
pada tahapan sebelumnya untuk kemudian dilakukan pemusatan Isu PB Strategis yang paling
mewakili kondisi di Kabupaten Teluk Bintuni, khususnya di wilayah perencanaan Kawasan
Industri Teluk Bintuni. Hal ini dilakukan sebagai pemusatan Isu PB berdasarkan kesamaan
substansi isu dan/atau telaahan hubungan sebab akibat antar isu PB yang ada sehingga
menghasilkan Isu PB Strategis. Semua Isu PB Strategis kemudian dipaparkan pada forum diskusi
untuk diskusi keterkaitan antar isu dan verifikasi dari data yang ada melalui Konsultasi Publik
berlangsung oleh peserta rapat yang terdiri dari Tim Pokja KLHS, dan perwakilan masyarakat
dan forum lainnya yang diundang untuk mewakili seluruh elemen masyarakat di Kabupaten
Teluk Bintuni (Berita Acara, Absensi dan Dokumentasi Terlampir). Keluaran dari tahapan ini
yaitu pelingkupan Isu PB strategis yang ada di Kabupaten Teluk Bintuni khususnya wilayah
perencanaan Kawasan Industri Teluk Bintuni. Dalam perumusan Isu PB strategis sebanyak 29
(dua puluh sembilan) Isu PB dimana selanjutnya dinilai berdasarkan muatan sesuai PP Nomor
46 Tahun 2016 Pasal 9 ayat (1), yaitu sebagai berikut:

a. Karakteristik wilayah;

b. Tingkat pentingnya potensi dampak;

c. Keterkaitan antar isu strategis Pembangunan Berkelanjutan;

d. Keterkaitan dengan materi muatan KRP;

e. Muatan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; dan/ atau

f. Hasil KLHS dari KRP pada hirarki diatasnya yang harus diacu, serupa dan berada pada
wilayah yang berdekatan, dan/ atau memiliki keterkaitan dan/ atau relevansi langsun

Pada penetapan Isu PB strategis ini dilakukan berdasarkan hasil analisis/kajian pengaruh
dampak melalui metode skoring. Penilaian dengan menggunakan skoring, dimana Isu PB
dengan nilai bobot paling tinggi akan menjadi isu PB yang strategis. Hasil ini berdasarkan
penilaian anggota tim Pokja KLHS dan tim penyusun KLHS. Dengan kriteria bahwa bobot
terendah bernilai 1 (satu), dan tertinggi bernilai 5 (lima). Nilai 1 (satu) bobot yang tidak
memiliki pengaruh dan nilai 5 (lima) bobot yang sangat berpengaruh dimana nilai bobotnya
sebagai berikut:

 Tidak Berpengaruh, dengan nilai 1 (satu)

 Kurang Berpengaruh, dengan nilai 2 (dua)

 Cukup Berpengaruh, dengan nilai 3 (tiga)

 Berpengaruh, dengan nilai 4 (empat)

III-8
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI

 Sangat Berpengaruh, dengan nilai 5 (lima)

Total skoring yang dihasilkan dihitung menggunakan nilai range dengan cara :
Range = (Nilai tertinggi – Nilai terendah) : 2 = 12
Kriteria = Bukan isu strategis (skor 6 – 18)
Isu strategis (skor 19 – 30)

Adapun analisa untuk isu PB strategis di Kabupaten Teluk Bintuni dapat dilihat pada Tabel 3.2.

III-9
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI

Tabel 3.2 Penilaian Isu PB Strategis


Tingkat
Karakteristik Wilayah Pentingnya Keterkaitan
Potensi Dampak Dengan Hasil
N ISU PB Keterkaitan

SKOR

SKOR

SKOR

SKOR

SKOR

SKOR
Muatan
Materi RTRW TOTAL
o STRATEGIS Indikasi Frekuensi Antar Isu PB RPPLH
Peta Tutupan Muatan Kab.
Peta RBI Peta RTRW Cakupan dan/ atau KRP
Lahan Wilayah Intensitas

1 Pembebasan 4 Sedang Jarang 3 Hak ulayat 5 Ada 5 Belum - Ada 4 21


tanah masyarakat ada
adat RPPLH

2 Pengembangan 3 Sedang Jarang 3 Pengembang- 3 Ada 3 Belum - Ada 3 15


tanaman an sektor ada
sayuran di pertanian RPPLH
dataran rendah

3 Pengembangan 3 Sedang Jarang 3 Pengembang- 3 Ada 3 Belum - Ada 3 15


tanaman buah- an sektor ada
buahan pertanian RPPLH

4 Penyediaan 3 Sedang Jarang 3 Pengembang- 4 Ada 3 Belum - Ada 3 16


lahan pertanian an ekonomi ada
dari sektor RPPLH
pangan

5 Pengembangan 4 Sedang Jarang 3 Mata 4 Ada 3 Belum - Ada 4 18


sektor pencaharian ada
pertanian RPPLH

III-10
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI

Tingkat
Karakteristik Wilayah Pentingnya Keterkaitan
Potensi Dampak Dengan Hasil
N ISU PB Keterkaitan

SKOR

SKOR

SKOR

SKOR

SKOR

SKOR
Muatan
Materi RTRW TOTAL
o STRATEGIS Indikasi Frekuensi Antar Isu PB RPPLH
Peta Tutupan Muatan Kab.
Peta RBI Peta RTRW Cakupan dan/ atau KRP
Lahan Wilayah Intensitas

6 Hak ulayat 4 Sedang Jarang 3 Kearifan lokal 5 Ada 5 Belum - Ada 4 21


masyarakat dalam ada
adat pemanfaatan RPPLH
tanah hak
ulayat

7 Kawasan hutan 4 Sedang Jarang 3 Hak ulayat 4 Ada 3 Belum - Ada 3 17


masyarakat ada
adat RPPLH

8 Mata 2 Rendah Jarang 2 Pengembang- 4 Ada 3 Belum - Ada 3 14


pencaharian an ekonomi ada
dari sektor RPPLH
pangan

9 Rendahnya 4 Besar Sering 3 Pertumbuhan 3 Ada 3 Belum - Ada 2 15


pengetahuan ekonomi ada
masyarakat masyarakat RPPLH
lamban

10 Adat istiadat 3 Sedang Sering 3 Kearifan lokal 5 Ada 4 Belum - Ada 3 18


yang kuat dalam ada
pemanfaatan RPPLH
tanah hak
ulayat

III-11
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI

Tingkat
Karakteristik Wilayah Pentingnya Keterkaitan
Potensi Dampak Dengan Hasil
N ISU PB Keterkaitan

SKOR

SKOR

SKOR

SKOR

SKOR

SKOR
Muatan
Materi RTRW TOTAL
o STRATEGIS Indikasi Frekuensi Antar Isu PB RPPLH
Peta Tutupan Muatan Kab.
Peta RBI Peta RTRW Cakupan dan/ atau KRP
Lahan Wilayah Intensitas

11 Keterbatasan 3 Sedang Jarang 3 Pertumbuhan 4 Ada 3 Belum - Ada 3 16


kemampuan ekonomi ada
perekonomian masyarakat RPPLH
lamban
(daya beli)
12 Pertumbuhan 4 Sedang Sering 4 Rendahnya 4 Ada 4 Belum - Ada 3 19
ekonomi pengetahuan ada
masyarakat masyarakat RPPLH
lamban

13 Konflik warga 2 Sedang Sering 4 Hak ulayat 4 Ada 4 Belum - Ada 4 18


masyarakat ada
adat RPPLH

14 Pengembangan 4 Sedang Sering 4 Rendahnya 4 Ada 4 Belum - Ada 3 19


potensi hasil pengetahuan ada
laut masyarakat RPPLH

15 Potensi hasil 4 Sedang Jarang 3 Kerusakan 4 Ada 4 Belum - Ada 3 18


laut ekosistem ada
pesisir laut RPPLH
16 Pengembangan 4 Sedang Jarang 3 Hak ulayat 4 Ada 3 Belum - Ada 4 18
jaringan gas masyarakat ada
oleh Genting Oil adat RPPLH

III-12
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI

Tingkat
Karakteristik Wilayah Pentingnya Keterkaitan
Potensi Dampak Dengan Hasil
N ISU PB Keterkaitan

SKOR

SKOR

SKOR

SKOR

SKOR

SKOR
Muatan
Materi RTRW TOTAL
o STRATEGIS Indikasi Frekuensi Antar Isu PB RPPLH
Peta Tutupan Muatan Kab.
Peta RBI Peta RTRW Cakupan dan/ atau KRP
Lahan Wilayah Intensitas

17 Pengembangan 4 Tinggi Jarang 4 Kearifan lokal 4 Ada 3 Belum - Ada 4 19


jaringan gas dalam ada
oleh Genting Oil pemanfaatan RPPLH
tanah hak
melewati
ulayat
kawasan
permukiman

18 Bencana banjir 5 Sedang Sedang 3 Potensi 4 Ada 4 Belum - Ada 4 20


pencemaran ada
dan RPPLH
kerusakan
lingkungan
tinggi
19 Kerusakan 4 Sedang Sering 4 Potensi 4 Ada 3 Belum - Ada 3 18
ekosistem pencemaran ada
pesisir laut dan RPPLH
kerusakan
lingkungan
tinggi
20 Penyediaan air 4 Sedang Sering 4 Kondisi daya 5 Ada 5 Belum - Ada 4 22
bersih yang dukung dan ada
kurang daya tampung RPPLH
wilayah

21 Kearifan lokal 4 Sedang Sering 4 Hak ulayat 5 Ada 4 Belum - Ada 4 21


dalam masyarakat ada
pemanfaatan adat RPPLH
tanah hak
ulayat

III-13
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI

Tingkat
Karakteristik Wilayah Pentingnya Keterkaitan
Potensi Dampak Dengan Hasil
N ISU PB Keterkaitan

SKOR

SKOR

SKOR

SKOR

SKOR

SKOR
Muatan
Materi RTRW TOTAL
o STRATEGIS Indikasi Frekuensi Antar Isu PB RPPLH
Peta Tutupan Muatan Kab.
Peta RBI Peta RTRW Cakupan dan/ atau KRP
Lahan Wilayah Intensitas

22 Pengelolaan 4 Sedang Sering 4 Potensi 5 Ada 4 Belum - Ada 4 21


sampah masih pencemaran ada
rendah dan RPPLH
kerusakan
lingkungan
tinggi
23 Potensi 3 Sedang Jarang 3 Kondisi daya 4 Ada 3 Belum - Ada 3 16
pencemaran dukung dan ada
dan kerusakan daya tampung RPPLH
wilayah
lingkungan
tinggi
24 Perubahan iklim 3 Sedang Jarang 3 Potensi 3 Ada 3 Belum - Ada 3 15
di kawasan pencemaran ada
industri dan RPPLH
kerusakan
meningkat
lingkungan
tinggi

25 Proses 4 Sedang Jarang 3 Hak ulayat 5 Ada 5 Belum - Ada 4 21


pengadaan masyarakat ada
tanah hak adat RPPLH
ulayat
26 Ketenagakerja- 2 Sedang Jarang 3 Rendahnya 4 Ada 3 Belum - Ada 3 15
an pengetahuan ada
masyarakat RPPLH

III-14
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI

Tingkat
Karakteristik Wilayah Pentingnya Keterkaitan
Potensi Dampak Dengan Hasil
N ISU PB Keterkaitan

SKOR

SKOR

SKOR

SKOR

SKOR

SKOR
Muatan
Materi RTRW TOTAL
o STRATEGIS Indikasi Frekuensi Antar Isu PB RPPLH
Peta Tutupan Muatan Kab.
Peta RBI Peta RTRW Cakupan dan/ atau KRP
Lahan Wilayah Intensitas

27 Pengembangan 3 Sedang Jarang 3 Penyediaan 4 Ada 3 Belum - Ada 3 16


ekonomi dari lahan ada
sektor pangan pertanian RPPLH

28 Pembebasan 4 Sedang Sering 4 Hak ulayat 5 Ada 4 Belum - Ada 4 21


tanah hak masyarakat ada
ulayat adat RPPLH

29 Kepemilikan 4 Sedang Sering 4 Hak ulayat 5 Ada 5 Belum - Ada 5 23


tanah di sekitar masyarakat ada
lokasi industri adat RPPLH

Sumber: Hasil Konsultasi Publik dan Diskusi Tim Pokja KLHS, 2019

III-15
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI

Dari analisa skoring pada tabel diatas dengan metode pembobotan, maka didapatkan 12 (dua
belas) jenis isu PB strategis dari 29 (dua puluh sembilan) Isu PB yang ada, dimana telah
tersaring sebelumnya melalui Konsultasi Publik dan kesepatakan dari Tim Pokja KLHS. Secara
lengkap hasil pemusatan isu PB strategis dapat dilhat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.3 Hasil Pemusatan Isu PB Strategis


No Isu Strategis
A Aspek Ekonomi
- Pertumbuhan ekonomi masyarakat lamban
- Pengembangan potensi hasil laut
B Aspek Sosial
- Kepemilikan tanah di sekitar lokasi industri
- Pembebasan tanah hak ulayat
- Pembebasan tanah
- Proses pengadaan tanah hak ulayat
- Kearifan lokal dalam pemanfaatan tanah hak ulayat
- Hak ulayat masyarakat adat
C Aspek Lingkungan
- Pengelolaan sampah masih rendah
- Penyediaan air bersih yang kurang
- Bencana banjir
D Aspek Pengembangan Wilayah
- Pengembangan jaringan gas oleh Genting Oil melewati kawasan permukiman

Sumber: Hasil Konsultasi Publik dan Diskusi Tim Pokja KLHS, 2018

Berdasarkan hasil pemusatan isu PB strategis pada tabel diatas maka teridentifikasi bahwa
pengelompokan Isu PB strategis di Kabupaten Teluk Bintuni, khususnya wilayah perencanaan
Kawasan Industri ini dapat dibagi menjadi 7 (tujuh) kelompok isu PB strategis, antara lain :

Isu Ekonomi
1. Pertumbuhan ekonomi lamban
2. Pengembangan potensi sumber daya alam
Isu Sosial
1. Pembebasan tanah hak ulayat
2. Kearifan lokal dalam pemanfaatan lahan

Isu Lingkungan
1. Penyediaan air bersih
2. Rawan Bencana
3. Pengelolaan sampah

3.3 ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN PRIORITAS

Penilaian dari isu PB prioritas dilakukan dari penentuan isu PB strategis kemudian dijabarkan
dengan menggunakan aspek-aspek isu pembangunan berkelanjutan sesuai pasal 9 ayat 2 PP 46

III-16
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI

Tahun 2016. Penentunan isu PB prioritas didasarkan pada hasil telaahan terhadap kelompok
tema isu PB yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya.
Dari hasil telaah terhadap isu PB strategis di Kabupaten Teluk Bintuni, khususnya wilayah
perencanaan Kawasan Industri ini, maka selanjutnya dilakukan analisis matrik uji silang dengan
teknik skoring dan pembobotan antara isu PB Kabupaten Teluk Bintuni khususnya wilayah
perencanaan Kawasan Industri ini terhadap kriteria isu PB sesuai pada pasal 9 ayat 2 PP 46
Tahun 2016, antara lain:
1) Kapasitas DDDT LH untuk pembangunan;
2) Perkiraan dampak dan resiko LH;
3) Kinerja layanan atau jasa ekosistem;
4) Intensitas dan cakupan wilayah bencana alam;
5) Status mutu dan ketersediaan SDA;
6) Ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati;
7) Kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim;
8) Tingkat dan status jumlah penduduk miskin atau penghidupan sekelompok masyarakat
serta terancamnya keberlanjutan penghidupan masyarakat;
9) Resiko terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat; dan/atau
10) Ancaman terhadap perlindungan terhadap kawasan tertentu secara tradisional yang
dilakukan oleh masyarakat dan masyarakat hukum adat

Analisa Isu PB Prioritas dilakukan berdasarkan hasil analisis pembobotan masing-masing Isu PB
Strategis yang telah didapat sebelumnya melalui metode skoring dan pembobotan. Hasil ini
berdasarkan penilaian anggota tim Pokja KLHS dan tim penyusun KLHS ini. Dengan kriteria
bahwa bobot terendah bernilai 1 (satu), dan tertinggi bernilai 5 (lima). Nilai 1 (satu) bobot yang
tidak memiliki pengaruh dan nilai 5 (lima) bobot yang sangat berpengaruh dimana nilai
bobotnya sebagai berikut:
 Tidak Berpengaruh, dengan nilai 1 (satu)

 Kurang Berpengaruh, dengan nilai 2 (dua)

 Cukup Berpengaruh, dengan nilai 3 (tiga)

 Berpengaruh, dengan nilai 4 (empat)

 Sangat Berpengaruh, dengan nilai 5 (lima)

Total skoring yang dihasilkan dihitung menggunakan nilai range dengan cara :
Range = (Nilai tertinggi – Nilai terendah) : 2 = 25
Bukan isu prioritas (skor 10 – 35)
Isu prioritas (skor 36 – 60)

Lebih jelasnya mengenai analisa penilaian dari Isu PB Prioritas dapat dilihat pada Tabel 3.4.

III-17
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI

Tabel 3.4 Penilaian Isu PB Prioritas


N Unsur-unsur Pasal 9 (2) PP 46/2016
ISU PB Strategis TOTAL
o 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10)
1. Pertumbuhan Pertumbuhan ekonomi lamban
3 2 3 2 3 2 2 4 3 3 27
ekonomi lamban
2. Pengembangan Pengembangan potensi hasil laut
potensi sumber 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 34
daya alam
3. Pembebasan 1. Pembebasan tanah
tanah hak ulayat 2. Pembebasan tanah hak ulayat 4 3 3 3 3 3 3 4 3 5 34
3. Proses pengadaan tanah hak ulayat
4. Kearifan lokal 1. Kepemilikan tanah di sekitar lokasi industri
dalam 2. Kearifan lokal dalam pemanfaatan tanah
pemanfaatan hak ulayat 3 3 3 3 3 3 3 4 3 5 33
3. Hak ulayat masyarakat adat
lahan

5. Penyediaan air Penyediaan air bersih yang kurang


5 4 5 4 4 3 3 4 3 3 38
bersih
6. Rawan Bencana Bencana banjir 4 5 4 4 3 3 4 3 3 3 36
7. Pengelolaan Pengelolaan sampah masih rendah
4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 34
sampah
Sumber: Hasil Analisis dan Rapat Tim Pokja KLHS, 2019

Keterangan:
1) Kapasitas DDDT LH untuk pembangunan;
2) Perkiraan dampak dan resiko LH;
3) Kinerja layanan atau jasa ekosistem;
4) Intensitas dan cakupan wilayah bencana alam;
5) Status mutu dan ketersediaan SDA;
6) Ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati;

III-18
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI

7) Kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim;


8) Tingkat dan status jumlah penduduk miskin atau penghidupan sekelompok masyarakat serta terancamnya keberlanjutan penghidupan masyarakat;
9) Resiko terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat; dan/atau
10) Ancaman terhadap perlindungan terhadap kawasan tertentu secara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat dan masyarakat hukum adat.

III-19
Laporan Antara
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RRTR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI

Hasil analisa dari penilaian menggunakan skoring diatas, maka untuk isu PB prioritas dalam
KLHS Revisi RTRW Kabupaten Way Kanan Tahun 2011-2031, sebagai berikut :

 Prioritas 1 : Penyediaan air bersih


 Prioritas 2 : Rawan bencana
 Prioritas 3 : Pengembangan potensi sumberdaya alam
 Prioritas 4 : Pembebasan tanah hak ulayat
 Prioritas 5 : Pengelolaan sampah
Dengan batasan lingkup kegiatan kajian ini maka terdapat 5 isu dengan nilai terbesar sebagai
isu PB prioritas tuntuk kemudian dibahas dalam kajian pengaruh KRP terhadap Isu PB prioritas
yang ada di Kabupaten Teluk Bintuni, khususnya wilayah perencanaan kawasan industri. Semua
Isu PB Prioritas tersebut dipaparkan pada forum Konsultasi Publik sebagai bentuk
penyepakatan dan persetujuan dari Isu PB Prioritas yang ada di Kabupaten Teluk Bintuni.
Peserta rapat yang terdiri dari Tim Pokja KLHS yang mewakili seluruh elemen masyarakat di
Kabupaten Teluk Bintuni (Berita Acara, Absensi dan Dokumentasi Terlampir).

III-20

Anda mungkin juga menyukai