Oleh:
(1702612205)
Pembimbing:
Oleh:
(1702612205)
Pembimbing:
Puja dan puji syukur Penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat-Nya maka laporan kasus dengan topik “Transfusi Darah
Masif” ini dapat selesai pada waktunya.
Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan kasus ini. Laporan kasus
ini disusun sebagai salah satu syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik Madya di
Departemen/KSM Ilmu Anestesi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar.
Untuk itu, ucapan terima kasih penulis tujukan kepada :
1. dr. I Ketut Sinardja, Sp.An, KIC selaku Kepala Departemen/KSM dan dr. I
G.A. Gede Utara Hartawan, Sp.An, MARS selaku Koordinator Pendidikan di
Departemen/KSM Ilmu Anestesi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar yang telah memberikan saya
kesempatan untuk belajar di bagian ini;
2. dr. I Wayan Aryabiantara, Sp.An, KIC selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, kritik, dan saran dalam pembuatan laporan kasus ini;
3. Dokter-dokter residen yang juga turut membimbing dalam pembelajaran
mengenai laporan kasus ini; dan
4. Seluruh pihak yang membantu Penulis dalam penyusunan laporan kasus ini.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna dan banyak
kekurangan, sehingga saran dan kritik pembaca yang bersifat membangun sangat
Penulis harapkan untuk kesempurnaan laporan kasus ini. Semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
`
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3
2.1 Transfusi Darah ......................................................................................... 3
2.2 Komponen Darah ....................................................................................... 4
2.2.1 Whole blood ..................................................................................... 5
2.2.2 Packed red cell ................................................................................. 5
2.2.3 Konsentrat trombosit........................................................................ 6
2.2.4 Fresh frozen plasma ........................................................................ 7
2.3 Alternatif dalam Pemberian Transfusi Darah ............................................ 8
2.4 Transfusi Darah Masif................................................................................ 8
2.4.1 Transfusi gawat darurat ................................................................... 8
2.4.2 Transfusi darah masif ...................................................................... 9
2.5 Komplikasi paska transfusi ........................................................................ 9
2.5.1 Komplikasi non-infeksius ................................................................ 9
2.5.1.1 Reaksi transfusi akut ................................................................. 9
2.5.1.2 Komplikasi lanjut .................................................................... 11
2.5.2 Komplikasi infeksius ..................................................................... 11
BAB III SIMPULAN ................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 14
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi Perdarahan Akut menurut American College of Surgeon ......... 4
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Alur Indikasi Pemberian Transfusi Darah pada Pasien Trauma ............... 6
ABSTRACT
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar 2.1. Alur Indikasi Pemberian Transfusi Darah pada Pasien Trauma
(Mangku dan Senapathi, 2017)
Pada pasien trauma bila kadar Hb >7 gr/dL, perlu dilakukan
evaluasi keadaan hipovolemia pada pasien. Bila terjadi hipovolemia
berikan cairan intravena untuk mengembalikan volume darah. Bila
normovolemia lakukan evaluasi lebih lanjut terkait gangguan hantaran
oksigen dengan menilai SvO2. Saat hantaran oksigen terganggu,
pertimbangkan pemasangan kateter arteri pulmonal serta ukur curah
jantung pasien. Jika hantaran oksigen masih baik, lakukan pemantauan
kadar Hb (Mangku dan Senapathi, 2017).
2.2.3 Konsentrat trombosit
Konsentrat trombosit bisa didapatkan dari konsentrasi penuh 4
kantong darah lengkap maupun dari teknik apheresis trombosit dari satu
pendonor saja (Miller, 2015). Satu unit trombosit yang diperoleh
mengandung 50 – 70 mL plasma, disimpan dalam suhu 20-24°C selama 5
hari (Morgan dan Mikhail, 2013). Transfusi konsentrat trombosit
dilakukan untuk mencegah perdarahan pada pasien dengan
trombositopenia atau disfungsi trombosit (Liumbruno dkk.,, 2011).
Sebagai profilaksis, konsentrat trombosit dapat diberikan bila kadar
trombosit pasien hanya 10.000-20.000/mm3 karena risiko terjadinya
perdarahan spontan (Morgan dan Mikhail, 2013). Pada pasien paska
pembedahan harus dilakukan tindakan pemberian transfusi konsentrat
trombosit bila kadarnya masih dibawah 50.000/mm3 dan disertai
perdarahan, serta diperlukan pada pasien dengan teknik pembedahan
sangat invasif seperti paska bypass jantung. Pertimbangan lain untuk
memberikan transfusi trombosit pada tingkat kadar sedang antara 50.000-
100.000/mm3 adalah bila pasien menjalani pembedahan saraf maupun
mata dan mengalami disfungsi trombosit (Liumbruno dkk., 2011; Norfolk,
2013). Satu unit apheresis dapat meningkatkan kadar trombosit mencapai
30.000-60.000/mm3. Trombosit harus segera ditransfusikan begitu sampai
ke pasien (Morgan dan Mikhail, 2013).
2.2.4 Fresh frozen plasma
Fresh frozen plasma (FFP) merupakan plasma yang langsung
dibekukan pada suhu kurang atau sama dengan -25°C untuk memelihara
faktor pembekuan yang dikandungnya setelah diperoleh dari donor dan
dapat disimpan hingga 5 hari (Norfolk, 2013). FFP merupakan produk
plasma yang paling sering digunakan, mengandung protein plasma dan
seluruh faktor pembekuan (Miller, 2015).
Pemberian FFP dapat dilakukan pada pasien dengan perdarahan
aktif, inernational normalized ration (INR) >1.6, PT>15 detik, PTT>40
detik, dan defisiensi faktor pembekuan darah (Liumbruno dkk., 2011;
Miller, 2015; Mc Cullough, 2017). Transfusi plasma tidak tepat diberikan
saat terjadi peningkatan INR tanpa disertai perdarahan (Sharma dkk.,
2011). Setiap unit FFP dapat meningkatkan 2-3% masing-masing faktor
pembekuan pada orang dewasa. Dosis pemberian FFP yang
direkomendasikan adalah 10-15 mL/kg berat badan dengan tujuan
mencapai 30% konsentrasi faktor pembekuan normal. FFP dihangatkan
pada suhu 37°C sebelum ditransfusikan (Morgan dan Mikhail, 2013). FFP
dapat diberikan sebagai profilaksis bila faal hemostasis PT 1,5 kali lebih
besar dari nilai rujukan tertinggi dan PTT 1,5 lebih besar dari nilai rujukan
tertinggi (Kaur dkk., 2013).
3.2 Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada rahang bawah sejak
± 2 tahun yang lalu. Awalnya benjolan berukuran kecil, lama-kelamaan dirasakan
semakin membesar hingga sebesar bola tenis. Benjolan tersebut mudah berdarah
namun tidak terdapat nyeri. Pasien dapat membuka mulut. Pasien bisa makan dan
minum seperti biasa.
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang sehari-harinya dapat
beraktivitas seperti biasa. Riwayat merokok dan konsumsi alkohol disangkal.
Riwayat penyakit sistemik seperti hipertensi dan diabetes mellitus dalam keluarga
disangkal.
Riwayat alergi obat dan makanan : tidak ada
Riwayat pengobatan : pengobatan di RS Banjarmasin, Kalsel
Riwayat penyakit dahulu : tidak ada
Riwayat penyakit sistemik : tidak ada
Riwayat operasi : tidak ada
Riwayat penyakit lain : tidak ada
3.3 Pemeriksaan Fisik
BB : 40 kg, TB : 150 cm, BMI : 17,77 kg/m2, Suhu aksila : 36,5oC, NRS
diam: 0/10, NRS bergerak : 0/10
SSP : Kesadaran compos mentis, GCS E4V5M6, pupil isokor 2 mm/2
mm, RC/RK +/+
Respirasi : Frekuensi 16x/menit, tipe vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing
(-/-), SpO2 98%
KV : TD 110/70 mmHg, HR 84x/menit, bunyi jatung S1-S2 tunggal,
regular, murmur (-), gallop (-)
GIT : Supel, bising usus (+) normal, ascites (-)
UG : BAK spontan
MS : Fleksi defleksi leher normal, Mallampati II,
akral hangat + + , edema - -
+ + - -
Kasus transfusi masif merupakan tindakan tindakan life saving pada pasien
yang mengalami perdarahan hebat pada tindakan pembedahan mandibulektomi +
free fibular graft. Pertimbangan untuk memberikan transfusi tentunya didasarkan
pada keadaan klinis pasien. Meskipun transfusi darah pada umumnya dan
transfusi masif pada khususnya memiliki efek samping dan komplikasi yang
tidak bisa dianggap remeh, namun tindakan transfusi masif harus dilakukan untuk
menjamin kebutuhan tubuh terhadap darah dan komponen-komponennya.
DAFTAR PUSTAKA
Mangku G, Senapathi TGA. 2017. Ilmu Anestesia dan Reanimasi. 1st edition.
Jakarta: Indeks Jakarta.
McCullough J. 2017. Transfusion Medicine. 4th Edition. Oxford: John Wiley &
Sons.
Miller RD. 2015. Miller’s Anesthesia. 8th edition. Philadelphia: Elsevier Saunders.
Gaol HL, Tanto C, Pryambodho. 2014. Kapita Selekta Kedokteran:
Transfusi Darah. Jakarta, Indonesia: Media Aesculapius.
Morgan GE, Mikhail MS. 2013. Clinical Anesthesiology. 5th Edition. United
States: Lange.
Sharma S, Sharma P, Tyler LN. 2011. Transfusion of Blood and Blood Products:
Indications and Complications. Am Fam Physician; 83(6):719-724.