PENDAHULUAN
Masalah Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan.Dewasa ini masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan
dengan nilai,moral, dan hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan, menjilat, dan
perbuatan negatif lainnya sehingga perlu dikedepankan pendidikan agama dan moral karena
dengan adanya panutan, nilai, bimbingan, dan moral dalam diri manusia akan sangat
menentukankepribadian individu atau jati diri manusia, lingkungan sosial dan kehidupan
setiap insan.Pendidikan nilai yang mengarah kepada pembentukan moral yang sesuai dengan
normakebenaran menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan manusia yang utuh
dalamkonteks sosial.Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan akademis, tetapi
dapatdilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Secara umum ada tiga lingkungan yang
sangatkondusif untuk melaksanakan pendidikan moral yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat. Peran keluarga dalam pendidikan
mendukungterjadinya proses identifikasi, internalisasi, panutan dan reproduksi langsung dari
nilai-nilaimoral yang hendak ditanamkan sebagai pola orientasi dari kehidupan keluarga. Hal-
hal yang juga perlu diperhatikan dalam pendidikan moral di lingkungan keluarga adalah
penanamannilai-nilai kejujuran, kedisiplinan dan tanggung jawab dalam segenap aspek.
Makalah ini membahas sekelumit mengenai nilai, norma,dan moral yang mencakup
hal-hal berikut;
1
Tujuan:
1. Untuk mengetahui pengertian nilai, norma dan moral dan mengetahui hubungan antara
nilai, norma dan moral
2. Mengetahui bahwa nilai, norma, dan moral sangat penting dalam meraih cita-cita
nasional.
3. Mengetahui macam- macam norma dan pembagian nilai-nilai dalam bangsa
Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Nilai (value) adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk
memuaskan manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang
atau kelompok. Jadi, nilai itu pada hakikatnya adalah sifat dan kualitas yang melekat pada
suatu obyeknya.Nilai pada hakikatnya suatu sifat atau kualitas yang melekat pada
suatu objek, Nilai merupakan kualitas darisesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan ma
nusia yang kemudian nilai di jadikan landasan, alasan dan motivasi dalam bersikap dan
berperilaku baik disadari maupuin tidak disadari. Nilai merupakan harga untuk manusia
sebagai pribadi yang utuh, misalnya kejujuran, kemanusiaan (Kamus Bahasa Indonesia,
2000). Nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya batin dan
menyadarkan manusia akan harkat, martabatnya. Oleh karena itu, nilai dapat dihayati atau
dipersepsikan dalam konteks kebudayaan, atau sebagai wujud kebudayaan yang abstrak.
Manusia dalam memilih nilai-nilai menempuh berbagai cara dimana cara-cara tersebut
dapat dibedakan sesuai dengan tujuannya, pertimbangannya, penalarannya, dan
kenyataannya.
Pengertian nilai menurut KBBI : Kadar, mutu, atau sifat yang penting dan berguna
bagi kemanusiaan. Nilai budaya dan nilai sosial : Konsep abstrak mengenai masalah dasar
yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Di dalam Dictionary of Sosciology and
Related Sciences di kemukakan bahwa nilai adalah kemampuan yang percayai yang ada pada
suatu benda untuk memuaskan manusia. Di dalam nilai itu sendiri terdapat cita-cita, harapan-
harapan, dambaan-dambaan dan keharusan.
1. Woods : Petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah
laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari
2. B. Simanjuntak : Ide-ide masyarakat tentang sesuatu yang baik
3
3. Robert M.Z. Lawang : Gambaran mengenai apa yang diingkan, pantas, berharga,
dan mempengaruhi perilaku sosial orang-orang yang memiliki nilai tersebut
4. C. Kluckholn : Nilai kebudayaan mencakup hal-hal berikut :
a. Nilai mengenai hakikat hidup manusia : Ada manusia yang beranggapan bahwa hidup
ini indah
b. Nilai mengenai hakikat karya manusia : Ada manusia yang beranggapan bahwa
manusia berkarya demi harga diri
c. Nilai mengenai hakikat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu : Ada manusia
yang berorientasi pada masa lalu atau masa depan
d. Nilai mengenai hakikat hubungan manusia dengan sesamanya : Ada manusia yang
berorientasi pada individualisme
2. Nilai Vital
yakni meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berguna
bagi manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas
Contoh:
- Kompor mempunyai nilai tertentu karena digunakan untuk memasak. Jika kompor itu
rusak maka menjadi tidak bernilai karena tidak dapat digunakan.
-Kalkulator bagi bendahara
-Buku paket bagi siswa saat belajar
-Motor bagi tukang ojek
3. Nilai Kerohanian
yakni meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kebutuhan rohani manusia: nilai kebenaran, yakni yang bersumber pada
akal manusia (cipta), nilai keindahan, yakni yang bersumber pada unsur perasaan (estetika),
4
nilai moral, yakni yang bersumber pada unsur kehendak (karsa), dan nilai keagamaan
(religiusitas), yakni nilai yang bersumber pada revelasi (wahyu) dari Tuhan. Nilai ini terbagi
menjadi :
1. Nilai Estetika
Nilai estetika adalah nilai yang terkandung pada suatu benda yang didasarkan pada
pertimbangan nialai keindahan, baik dalam keindahan bentuk, keindahan tata warna,
keindahan suara maupun keindahan gerak.
2. Nilai Moral
Nilai moral adalah nilai tentang baik buruknya suatu perbuatan manusia berdasarkan
pada nilai – nilai sosial yang bersifat universal
3. Nilai Religius
Nilai religius atau nilai kepercayaan adalah nilai yang terkandung pada sesuatu
berdasarkan atas kepercayaan seseorang terhadap hal tersebut.
Max Sceler mengemukakan bahwa nilai-nilai yang ada, tidak sama luhurnya dan sama
tingginya. Menurut rendahnya, Nilai-nilai dapat di kelompokan dalam 4 tingkatan sebagai
berikut:
1. Nilai-nilai kenikmatan
2. Nilai-nilai kehidupan
3. Nilai-nilai kejiwaan
4. Nilai-nilai kerohanian
1. Nilai-nilai ekonomis
2. Nilai-nilai kejasmanian
3. Nilai-nilai hiburan
4. Nilai-nilai sosial
5. Nilai-nilai watak
6. Nilai-nilai estesis
7. Nilai-nilai intelektual
8. Nilai-nilai keagamaan
1. Cara (usage) : Norma yang paling lemah daya pengikatnya karena sanksinya hanya
cemoohan. Co : Ketika sedang makan orang bersendawa
2. Kebiasaan (folkways) : Suatu aturan dengan kekuatan mengikat yang lebih kuat daripada
usage karena kebiasaan merupakan perbuatan yang dilakukan berulang-ulang. Co :
Menghormati orang yang lebih tua
3.Tata kelakuan (mores) : Aturan yang sudah diterima masyarakat dan dijadikan alat
pengawas/kontrol, secara sadar/tidak sadar, oleh masyarakat kepada anggota-anggotanya.
Pelanggaran akan diberikan sanksi berat. Co : Larangan berzinah
4.Adat istiadat (custom) : Suatu aturan yang turun temurun. Co : Larangan menikah dengan
orang yang 1 marga dalam adat Batak
7
3. Norma kesopanan : Berpangkal dari aturan tingkah laku yang berlaku di masyarakat.
Bersifat relatif. Co : Tidak memakai perhiasaan dan pakaian yang mencolok
4. Norma kebiasaan : Hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam
bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Co : Kebiasaan melakukan
selametan/doa bagi anak yang baru lahir
5. Norma hukum : Himpunan petunjuk hidup/perintah dan larangan yang mengatur tata
tertib dalam suatu masyarakat (negara). Bersifat mengikat dan memaksa. Ciri norma
hukum : Diakui oleh masyarakat sebagai ketentuan yang sah dan terdapat penegak
hukum sebagai pihak yang berwenang memberikan sanksi. Tujuan norma hukum :
Menciptakan suasana aman dan tentram dalam masyarakat. Co : Tidak melakukan
tindak kriminal seperti mencuri, membunuh, dll.
8
lampung, larangan menguburkan jenazah di Bali, dan larangan merusak hutan pada suku
Kajang Tana Toa di Sulawesi Selatan dengan sanksi dikucilkan
5) Hukum (law).
Hukum merupakan norma berupa aturan tertulis, ketentuan sanksi terhadap siapa saja yang
melanggar dirumuskan secara tegas. Berbeda dengan norma-norma yang lain, pelaksanaan
norma hukum didukung oleh adanya aparat, sehingga memungkinkan pelaksanaan yang
tegas. Contoh: Tidak boleh Korupsi, mencuri, membunuh, merampok. Dan sangsinya akan
dihukum/dipenjara sesuai dengan ketentuan Undang-undang yang berlaku.
Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan dan atau prinsip-prinsip yang
benar, baik terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan
norma yang mengikat kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
9
2.12Fungsi dan Peranan Moral dalam Kehidupan Sehari-Hari
a.Pancasila Sebagai Moral Perseorangan, Moral Bangsa dan Moral Negara.
Dalam pelaksanaannya harus utuh dan bulat dan bulat, agar kita yakin bahwa apa yang
kita lakukan sehari-hari adalah benar menurut hukum negara, maka kita harus berpedoman
pada aturan konstitusional yang berlaku mulai yang tertinggi sampai yang terendah.
Pancasila memiliki beberapa pengertian:
a. Dasar Negara RI yang merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku.
b. Pandangan hidup bangsa yang mempersatukan serta memberi petunjuk dalam mencapai
kesejahteraan.
c. Jiwa dan kepribadian bangsa, yang dapat membedakan Bangsa Indonesia dengan bangsa
lain.
d. Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa.
e. Perjanjian luhur bangsa
1. Nilai-nilai individual
a. Kejujuran
b. Disiplin
c. Hati nurani
2. Nilai-nilai sosial
a. Empati
b. Menghormati orang lain
c. Kontrol diri
d. Keadilan
b. Aliran Moral
beberapa sistem filsafat moral Berbagai aliran untuk menentukan ukuran baik
HEDONISME, EUDEMONISME, UTILITARISME, DEONTOLOGI
1.HEDONISME
10
HEDONISME Yunani “ Hedone” = baik apa yg memuaskan keinginan kita, apa yg
meningkatkan kuantitas kesenangan atau kenikmatan dlm diri kita Dalam hedonisme
terkandung kebenaran yang mendalam ; manusia menurut kodratnya mencari kesenangan &
berupaya menghindari ketidaksenangan Sebagai ukuran tindakan baik adalah hedone ;
kenikmatan & kepuasan rasa “Tingkah laku atau perbuatan yang melahirkan kebahagiaan
dan kenikmatan/kelezatan”.
Ajarannya : yang baik adalah yang membawa manfaat bagi orang banyak
Keunggulannya : tidak bersifat egois, melainkan universal
Kelemahannya : tidak menjamin keadilan dan hak-hak manusia
11
Anggapan bahwa klasifikasi kejahatan harus didasarkan atas kesusahan atau
penderitaan yang diakibatkannya terhadap terhadap para korban dan masyarakat.
1. Keterkaitan nilai, normadan moral merupakan suatu keyataan yang seharusnya tetap
terpelihara di setiap waktu pada hidup dan kehidupan manusia. Keterkaitan itu mutlak
digarisbawahi bila seorang individu, masyarakat, bangsa dan Negara menghendaki
fondasi yang kuat tumbuh dan berkembang.
12
2. Sebagaimana tersebut diatas maka nilai akan berguna menuntun sikap dan tingkah
laku manusia bila dikonkritkan dan diformulakan menjadi lebih obyektif sehingga
memudahkan manusia untuk menjabarkannya dalam aktivitas sehari-hari. dalam
kaitannya dengan moral maka aktivitas turunan dari nilai dan norma akan
memperoleh integritas dan martabat manusia. Derajat kepribadian itu amat ditentukan
oleh moralitas yang mengawalnya. Sementara itu hubungan antara moral dan etika
seringkali disejajarkan arti dan maknanya. Namun demikian, etika dalam
pengertiannya tidak berwenang menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan
seseorang. Wewenang itu dipandang berada di tangan pihak yang memberikan ajaran
moral.
13
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
B. Saran-saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan–kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Amsal Bakhtiar. 2004. Nilai, Norma, dan Moral. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Tim Dosen Pancasila Unhas, 2003. Pendidikan Pancasila Perguruan Tinggi. Dicetak oleh
15