Anda di halaman 1dari 65

UJIAN PRAKLINIK JIWA

HARGA DIRI RENDAH

Disusun oleh :

1. Wulan (201511)
2. Tahta ( )
3.Zumrotus ( )
4. Umi Chabiba ( )
5. Stepenly (201511034 )

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN 2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang
telah melimpahkan rahmat, taufik, tuntunan serta hidayahnya kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan dan menyajikan makalah jiwa yang berjudul “Harga Diri Rendah” ini
dengan baik.
Penyusunan tugas makalah ini dimaksudkan agar pembaca dapat memperoleh
pengetahuan tentang aborsi. Selain itu juga makalah ini untuk memenuhi tugas mata
pelajaran Perawatan Jiwa.

Dalam penyusunan tugas makalah jiwa ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan disebabkan karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh
kami, waktu, serta dana. Keberhasilan penulisan makalah semata – mata bukan hasil jerih
payah kami sendiri, namun juga karena adanya dorongan dan bantuan dari pihak lain. Oleh
karena itu, perkenankanlah kami mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang
setinggi – tingginya kepada semua pihak yang turut serta menyumbangkan materi, tenaga,
pikiran serta ide – ide yang dapat kami gunakan untuk menyelesaikan makalah ini. Adapun
pihak yang terlibat dalam penulisan makalah ini, antara lain kepada :

1. Ibu Lilik Ma’rifatul Azizah S.Kep,Ns, M.Kes selaku Guru Pembimbing serta Guru
Mata Kuliah Jiwa.
2. Semua teman – teman yang membantu untuk menyelesaikan tugas makalah jiwa ini.
3. Dan tidak lupa juga petugas perpustakaan di STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto.

ii

2
Akhirnya kami berharap tugas makalah jiwa ini dapat memberikan kontribusi bagi
perkembangan wawasan pada umumnya dan kami sendiri, masyarakat Indonesia pada
umumnya dan mahasiswa STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto khususnya serta bermanfaaat
bagi penyusunan makalah selanjutnya.

Kami sangat mengharap adanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif, mengingat
penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan.

Mojokerto, 27 Februari 2017

Penulis

iii

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................ iv

BAB I : LAPORAN PENDAHULUAN (HDR)

1. Definisi..................................................................................... 6

2. Proses Terjadinya...................................................................... 7

3. Tanda Gejala............................................................................. 12

4. Perencanaan TUK.................................................................... 13

5. SP............................................................................................ 16

6. Terapi Modalitas .................................................................... 18

BAB II : PEMBAHASAN TRIGER CASE

1. Kasus…………………............................................................. 19

2. Psikodinamika Kasus………..................................................... 19

3. Peran dan Fungsi Perawat …………….................................... 20

4 Model keperawatan yang cocok………..................................... 21

5 Analisa Kasus……………………………………………......... 21

6 Pohon Masalah……………………………………………….. 22

iv

4
BAB III : STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1 Pertemuan 1………………………………………………… 23

2 Pertemuan 2………………………………………………… 26

3 Pertemuan 3………………………………………………… 25

4 Pertemuan 4………………………………………………… 32

5 Pertemuan 5………………………………………………… 35

6 Pertemuan 6………………………………………………… 38

7 Pertemuan 7………………………………………………… 41

8 Pertemuan 8………………………………………………… 49

BAB IV : TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

1. Topik............................................................................................. 47

2. Tujuan........................................................................................... 47

3 Landasan Tori............................................................................... 47

4 Klien............................................................................................. 49

5 Pengorganisasian.......................................................................... 49

6 Proses Pelaksanaan....................................................................... 51

7 SESI I............................................................................................ 54

8 SESI II......................................................................................... 57

9 SESI III........................................................................................ 61

5
Laporan Pendahuluan
Harga Diri Rendah

1. Definisi

Harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan Sundeen, 1998 ).

Harga diri rendah adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang
negative dan dipertahankan dalam waktu yang lama (NANDA, 2005).

Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk
kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis, tidak
ada harapan dan putus asa ( Depkes RI, 2000 )

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai
keinginan sesuai ideal diri. (Kellat, 1998)

Gangguan harga diri adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan
diri yang negatif yang dapat diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung (
Towsend, 1998 )

Dari pendapat-pendapat diatas dapat dibuat kesimpulan, harga diri rendah adalah suatu
perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri dan gagal mencapai
tujuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung, penurunan diri ini
dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun.

6
2. Proses Terjadinya

a. Faktor factor yang memepengaruhi

Harga diri rendah di akibatkan oleh rendahnya cita-cita seseorang. Hal ini
mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan yang
rendah menyebabkan upaya yang rendah. Selanjutnya hal ini menyebabkan penampilan
seseorang yang tidak optimal.
Dalam tinjauan life span history klien, penyebab terjadinya harga diri rendah
adalah pada masa kecil sering di salahkan, jarang di beri pujian atas keberhasilannya.
Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang di hargai. Tidak di beri
kesempatan dan tidak di terima. Menjelang dewasa awal sering gagal di sekolah,
pekerjaan ataupun pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung
mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuanya.
1. Faktor Predisposisi
a. Factor biologis
1. Kerusakan lobus frontal
2. Kerusakan hipotalamus
3. Kerusakan system limbic
4. Kerusakan neurotransmitter
b. Factor psikologis
1. penolakan orang tua
2. harapan orang tue tigdak realistis
3. orang tua yang tidak percaya pada anak
4. tekanan teman sebaya
5. kurang reward system
6. dampak penyakit kronis
c. Factor social
1. Kemiskinan
2. Terisolasi dari lingkungan
3. Interaklsi kurang baik dalam keluarga
d. Factor cultural
1. Tuntutan peran
2. Perubahan kultur

7
Factor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orangtua
yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab
personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
2. Faktor Prespitasi
Adalah kehilangan bagian tubuh perubahan penampilan/bentuk tubuh,
kegagalan atau produkivitas yang menurun. Secara umum gangguan konsep diri
harga diri rendah ini dapat terjadi secara situasional atau kronik. Secara situasional
misalnya karena trauma yang muncul secara tiba-tiba misalnya harus di operasi,
kecelakaan, perkosaan atau di penjara termasuk di rawat di rumah sakit bias
menyebabkan harga diri di sebabkan karena penyakit fisik atau pemasangan alat
bantu yang membuat klien tidak nyaman.
Penyebab lainnya dalah harapan fungsi tubuh yang tidak tercapai serta
perlakuan petugas kesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga. Harga
diri rendah kronik biasanya di rasakan klien sebelum sakit atau sebelum di rawat
klien sudah memilki pikiran negatif dan meningkat saat di rawat. Dipengaruhi oleh
factor Internal dan eksternal

b. Rentang respons

Rentang respons Harga Diri Rendah yaitu :

Respons Respons
Adaptif Maladaptif

Aktualisasi konsep diri harga diri kerancuan depersonalisasi


Diri positif rendah identitas

Dari rentang respon adaptif sampai respon maladaptif, terdapat lima rentang
respons konsep diri yaitu aktualisasi diri, konsep diri positif, harga diri rendah,
kekacauan identitas, dan depersonalisasi. Seorang ahli, Abraham Maslow mengartikan
aktualisasi diri sebagai individu yang telah mencapai seluruh kebutuhan hirarki dan
mengembangkan potensinya secara keseluruhan. Aktualisasi diri merupakan pernyataan
tentang konsep diri yang positif dengan melatar belakangi pengalaman nyata yang

8
suskes dan diterima, ditandai dengan citra tubuh yang positif dan sesuai, ideal diri yang
realitas, konsep diri yang positif, harga diri tinggi, penampilan peran yang memuaskan,
hubungan interpersonal yang dalam dan rasa identitas yang jelas.

Konsep diri positif merupakan individu yang mempunyai pengalaman positif


dalam beraktivitas diri, tanda dan gejala yang diungkapkan dengan mengungkapkan
keputusan akibat penyakitnya dan mengungkapkan keinginan yang tinggi. Tanda-tanda
individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah : Yakin akan kemampuan dalam
mengatasi masalah. Seseorang ini mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa
mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah, dan
percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Merasa setara dengan orang
lain. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau meremehkan siapapun,
selalu menghargai orang lain. Menerima pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian
tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima
pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain. Menyadari
bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku yang
tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap perasaan orang lain
sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak disetujui oleh
masyarakat. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek
kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk
mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu
untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.

Konsep diri negatif ditandai dengan masalah sosial dan ketidakmampuan untuk
melakukan dengan penyesuaian diri (maladjustment). Harga diri adalah penilaian
pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku
memenuhi ideal diri (Stuart and Sundeen, 1991). Frekuensi pencapaian tujuan akan
menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri yang tinggi. Jika individu sering
gagal , maka cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan
orang lain. Harga diri bergantung pada kasih sayang dan penerimaan. Biasanya harga
diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Dari hasil riset ditemukan
bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah.

9
c. Kerangka Teori (patway)

Perubahan penampilan : Faktor predisposisi


- faktor biolois
- Kehilangan bagian tubuh - Factor psikologis
- Kehilangan bagian tubuh - Faktor sosial
- Bentuk badan berubah - Faktorkultural
Factor precipitasi

Harga Diri Rendah Gangguan konsep diri (harga diri)

Situasional :
- Kebutuhan tidak terpenuhi
- Kurangnya umpan balik positif
Kronik : - Perasaan diabaikan
-perasaan negative yang berlangsung - Perasaan kegagalan sekunder
- Harapan yang tidak terealisasi
lama yaitu sebelum maupun sesudah di - Penolakan oleh keluarga
rumah sakit mempunyai pikiranj - Perasaan tidak berdaya akibat
negative. institusionalisasi
Individu - Riwayat berbgai kegagalan

Stres equilibrium stres

Equilibrium terganggu

Usaha individu untuk mengembangkan keseimbangan

POSITIF NEGATIF

Ada Faktor yang mengimbangi Tidak ada faktor yang mengimbangi

Realitas terhadap kejadian Tidak realitas terhadap kejadian

Dorongan situasi kuat Dorongan situasi tidak kuat

Mekanisme pertahanan kuat Mekanisme pertahanan tidak kuat

Problema terpecahkan

Equilibrium seimbang Equilibrium tak seimbang

TIDAK ADA KRISIS KRISIS

10
d. Pohon masalah

Isolasi Sosial : Menarik Diri akibat

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Core Problem

Tidak efektifnya Koping Individu Penyebab

(Keliat, 1998)

e. Data yang Perlu Dikaji

Masalah keperawatan Data yang Perlu Dikaji

Harga diri rendah Subjektif :


 Mengungkapkan dirinya merasa tidak
berguna
 Mengungkapkan dirinya merasa tidak
mampu
 Mengungkapkan dirinya tidak semangat
untuk beraktivitas atau bekerja
 Mengungkapkan dirinya malas melakukan
perawatan diri (mandi, berhias, makan,
atau toileting)

Objektif:
 Mengkritik diri sendiri
 Perasaan tidak mampu pandangan hidup
yang pesimistis
 Tidak menerima pujian
 Penurunan produktivitas
 Penolakan terhadap kemampuan diri

11
 Kurang memperhatikan perawatan diri
 Berpakaian tidak rapi
 Berkurang selera makan lebih banyak
menduduk
 Bicara lambat dengan nada suara lemah

f. Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah kronis
2. Koping individu tidak efektif
3. Isolasi Sosial
4. Perubahan persepsi sensori: Halusinasi
5. Resiko tinggi perilaku kekerasan

3. Tanda dan Gejala

Menurut Carpenito, L.J (1998: 352); Keliat, B.A (1994:20); perilaku yang berhubungan
dengan harga diri rendah antara lain:
Data subjektif:
a. Mengkritik diri sendiri atau orang lain
b. Perasaan dirinya sangat penting yang berlebih-lebihan
c. Perasaan tidak mampu
d. Rasa bersalah
e. Sikap negatif pada diri sendiri
f. Sikap pesimis pada kehidupan
g. Keluhan sakit fisik
h. Pandangan hidup yang terpolarisasi
i. Menolak kemampuan diri sendiri
j. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
k. Perasaan cemas dan takut
l. Merasionalisasi penolakan/menjauh dari umpan balik positif
m. Mengungkapkan kegagalan pribadi
n. Ketidak mampuan menentukan tujuan

12
Data objektif:
a. Produktivitas menurun
b. Perilaku destruktif pada diri sendiri
c. Perilaku destruktif pada orang lain
d. Penyalahgunaan zat
e. Menarik diri dari hubungan sosial
f. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
g. Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)
h. Tampak mudah tersinggung/mudah marah

4. Perencanaan TUK
Rencana Tindakan Keperawatan
Klien dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Tgl Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria evaluasi
Kerusakan Tujuan
interaksi Umum:
social: Klien dapat
menarik diri melakukan
berhubungan hubungan
dengan social secara
harga diri bertahap.
rendah
Tujuan Khusus Kriteria Evaluasi 1.Bina Hubungan saling Hubungan
I: Klien dapat : percaya saling percaya
membina  KLienn dapat  Sapa klien dengan akan
hubungan saling mengungkapkan ramah, baik verbal menimbulkan
perasaannya. maupun nonverbal.
percaya kepercayaan
 Ekspresi wajah  Perkenalkan diri
dengan sopan klien pada
bersahabat
 Tanya nama lengkap perawat
 Ada kntak mata
klien dan nama sehinggaakan
 Menunjukkan
rasa senang. panggilan yang disukai memudahkan
klien
 Mau berjabat dalam
tangan  Jelaskan tujuan pelaksanaan
pertemuan, jujur dan
 Mau menjawab tindakan
salam menepati janji
selanjutnya
 Klien mau  Tunjukkan sikap
duduk empati dan menerima
berdampingan klien apa adanya

13
 Kliem mau  Beri perhatian pada
mengutarakan klien
masalah yang 2.Beri kesempatan untuk
dihadapi mengungkapkan
perasaan tentang
penyakit yang
dideritanya
3.Sediakan waktu untuk
mendengarkan klien
4.Katakana pada klien
bahwaia adalah
seorang yang berharga
dan bertanggung
jawab serta mampu
menolong dirinya
sendiri

Tujuan Khusus kriteria evaluasi: 1.Diskusikan Pujian akan


2:  Klien mampu kemampuan dan aspek meningkatkan
Klien dapat mempertahank positif yang dimiliki harga diri
an aspek yang klien dan beri
mengidentifika klien
positif pujian/reinforcement
si kemampuan atas kemampuan
dan aspek mengungkapkan
positif yang perasaan
dimiliki 2.Saat bertemu klien,
hindarkan member
penilain negatif.
Utamakan member
pujian yang realistis.

Tujuan khusus kriteria evaluasi : 1.Diskusikan Peningkatan


3:  Kebutuhan kemampuan yang kemempuan
Klien dapat klien terpenuhi masih dapat digunakan mendorong
 Klien dapat selama sakit
menilai klien untuk
melakukan 2.Diskusikan juaga
kemampuan kemampuan yang mandiri
aktivitas
yang didapat dapat dilanjutkan
terarah
digunakan penggunaan di rumah
sakit dan di rumah
nanti

Tujuan Khusus kriteria evaluasi : 1.Rencanakan bersama Pelaksanaan


4:  Klien mampu klien aktivitas yang kegiatan
Klien dapat beraktivitas dapat dilakukan setiap secara
sesuai hari sesuia
menetapkan mandiri
kemampuan kemampuan: kegiatan
dan mandiri, kegiatan modal awal
 Klien

14
merencanakan mengikuti dengan bantuan untuk
kegiatan sesuai terapi aktivitas minimal, kegiatan meningkatkan
dengan kelompok dengan bantuan total. harga diri
2.Tingkatkan kegiatan
kemampuan
sesuai dengan toleransi
yang dimiliki kondisi klien
3.Beri contoh car
pelaksanaan kegiatan
yang boleh klien
lakukan (serong klien
takut melaksanakanya)

Tujuan khusus kriteria evaluasi: 1.Beri kesempatan klien Dengan


5:  Klien mampu untuk mencoba aktivitas klien
Klien dapat beraktivitas kegiatan yang akan
sesuai direncanakan
melakukan mengetahui
kemampuan 2.Beri pujian atas
kegiatan sesuai keberhasilan klien kemampuann
kondisi sakit 3.Diskusikan ya
dan kemungkinan
kemampuanny pelaksanaan dirumah
a

Tujuan khusus kriteria evaluasi: 1.Beri pendidikan Perhatian


6:  Klien mampu kesehatan pada keluarga dan
Klien dapat melakukan apa keluarga tentang cara pengertian
yang diajarkan merawat klien harga
memanfaatkan keluarga akan
 Klien mau diri rendah
system 2.Bantu keluarga dapat
memberikan
pendukung memberi dukungan membantu
dukungan
yang ada selama klien di rawat mrningkatkan
3.Bantu keluarga harga diri
menyiapkan klien
lingkungan di rumah

15
5 Pengaturan SP

Diagnosa keperawatan Pasien Keluarga


Harga Diri Rendah SP1 SP1
a. Mengidentifikasi a. Mengidentifikasi
mampuan positif yang di masalah yang dirasakan
miliki. dalam merawat pasien.
b. Menialai kemampuan b. Menjelaskan proses
yang dapat dilakukan terjadinya HDR
saat ini. c. Menjelaskan tengtang
c. Memilih kemampuan merawat pasien.
yang akan di pilih. d. Bermain peran dalam
d. Melitih kemampuan merwat pasien HDR.
pertama yang telah e. Menyusun RTL
dipilih. keluarga/jadwal
e. Masukkan dalam keluarga untuk merawat
jadwl kegiatan pasien. paien.

SP2 SP2
a.Evaluasi kegiatan yang a. Evaluasi kemampuan
lalu (SP1). SP1
b. memilih kemampuan b. Ltih keluarga
kedua yang dapat langsung ke pasien.
dilakukan. c. Menyusun RTL
c. Melatih kemampuan keluarga/jadwal
yang dipilih. keluarga untuk merawat
pasien.
SP3 SP3
a. Evaluasi kegiatan a. Evaluasi kemampuan
yang lalu (SP1 dan SP2) keluarga.
b. Memilih kemampuan b. Evaluasi kemampuan
ketiga yang dapat pasien.
dilakukan. c. RTL keluarga :
c. Melatih kemampuan ~ Follow up
yang dipilih. ~Rujukan
d. Masukkan dalam
jadwal kegitan pasien.

6 Terapi Modalitas

16
a. Model keperawatan yang cocok
1. Model social
Model ini menjelaskan bahwa factor lingkungan menciptakan stress dan ansietas
yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya penyimpangan perilaku.
Pada kasus kami, factor lingkungan ini menjadi salah satu factor terjadinya HDR
akibat tidak ada dukungan dari keluarga sehingga pasien mengalami Harga diri
rendah, dengan adanya model social ini diharapkan adanya support dari lingkungan
untuk membantu pasien mengatasi masalahnya.

2. Model interpersonal
Model ini menjelaskan bahwa ansietas timbul secara interpersonal terhadap
penolakan yang ada.
Pada kasus kami penolakan keluarga untuk membantu pasien menimbulkan ansietas
pada pasien dan berujung pada HDR.
Dengan adanya model ini diharapkan terjadi hubungan interpersonalyang baik antara
pasien dan perawaat sehingga terjalin komunikasi yang baik untuk menyelesaikan
masalah yang terjadi pada pasien.

3. Model komunikasi
Model ini menjelaskan bahwa pesan yang tidak dikomunikasikan dengan baik
akan menyebabkan gangguan perilaku.
Pada kasus kami akibat tidak adanya komunikasi yang baik antar keluarga sehingga
menyebabkan pasien merasa tidak dihargai, tidak berguna dan pada akhirnya akan
menyebabkan harga diri rendah.
Dengan adanya model ini diharapkan akan terjadi komunikasi yang baik antara pasien
dan perawat sehingga perawat bias menggali informasi guna membantu kesembuhan
pasien.

DAFTAR PUSTAKA

17
Azizah, Lilik Ma’rifatul. 2011.Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik.Yogyakarta.Graha
Ilmu
Keliat, at all. 1998. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta. Egc
Stuart and Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta. Egc
Towsend, Mary C. 1998. diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri. Jakarta. Egc
Depkes RI. 2000. Keperawatan Jiwa. Jakarta
Harrol, Kaplan. 1987. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta. Widya Medika

TRIGER CASE

18
HARGA DIRI RENDAH

Kasus
Klien Nn. A 22 tahun, anak ke-2 dari 3 Bersaudara ( satu orang adik lain ibu ), klien
adalah seorang yatim piatu, Ibu klien meninggal setelah melahirkan klien, setelah beberapa
tahun ayahnya menikah lagi dan mempunyai seorang anak. Pada saat klien berumur 10 tahun,
ayahnya meninggal dunia. Klien bertempat tinggal di Jabon, Agamanya Islam, klien masuk
RSJ pada tanggal 27 Februari 2017, dengan keluhan utama klien menjadi diam dan
memutuskan untuk keluar dari rumahnya.
Sejak kecil klien dianggap memiliki kemampuan yang lebih baik dalam bidang
akademik dan non akademik. Pada saat klien diterima di perguruan tinggi negeri, klien
memutuskan untuk hidup mandiri, Jauh dari ibu tirinya. Karena pergaulannya terlalu bebas,
Nn A menjadi korban pemerkosaan, setelah kejadian tersebut ibu dan adik tirinya tidak mau
mengakui dirinya sebagai keluarga lagi, akibatnya klien memiliki perasaan malu yang
berlebih dan merasa bersalah terhadap dirinya sendiri, sehingga klien merendahkan
martabatnya sendiri dan menganggap dirinya orang yang bodoh dan tidak tau apa-apa. Klien
yang dulu aktif dalam organisasi. Kini kepercayaan dirinya sangat berkurang, klien tidak mau
mandi, sehingga tubuh dan rambutnya tampak kotor. Keluarga tidak mau merawat, akhirnya
dibawa ke RSJ Menur Surabaya.
Selama di RSJ, Ibu dan adik tirinya tidak pernah menjenguk dan hanya membayar
obat-obatan tanpa mau bertemu dengan klien.

1. Psikodinamika kasus diatas


A. Faktor predisposisi
Klien masuk RSJ karena klien menjadi diam dan memutuskan untuk keluar dari
kuliahnya dikarenakan :
1. Kedua orang tuanya meninggal saat klien masih kecil sehingga klien dengan
ibu tirinya dan klien kurang kasih sayang ibu dan ayah.
2. Klien berada jauh dari keluarganya,sehingga kebebasan menyebabkan klien
menjadi korban pemerkosaan.
3. Ibu dan adik tiri klien tidak mau mengakui klien sebagai keluarganya.

B. Faktor Presipitasi

19
1. Klien menjadi korban pemerkosaan.
2. Ibu dan adiknya tidak mau mengakui dirinya sebagai keluarganya lagi.
C. Penilaian Primary
Stressor tersebut bermakna atau berarti bagi klien
-klien merasa bersalah dan malu akibat kasus pemerkosaan yang
menyebabkan keluarganya tidak mau mengakui sebagai keluarganya sendiri.
E. Scondary Appacial
Non suport dari pihak keluarga (Yatim piatu,ibu tiri klien tidak pernah
menjenguk,dan keluarga tidak mengakui bahwa klien adalah keluarganya sendiri
)
F. Mekanisme Koping
Maladaptif : Klien tidak bias beradaptasi dengan stressor tersebut ditandai dengan
klien merendahkan martabatnya sendiri dan menganggap dirinya bodoh sehingga
klien menjadi diam dan memutuskan untuk keluar dari kuliahnya.

2. Peran dan fungsi perawat


a. Program primer
- Promotif : dengan memberikan pendidikan motivasi untuk meningkatkan
mekanisme koping.
- Preventif : mencegah gangguan jiwa terjadi dengan cara konsultasi dengan pihak
psikologi dan meningkatkan sehat jiwa dengan cara asertif,solitude,menjaga
kesehatan fisik,melatih mekanisme koping yang adaptif .
b. Pencegahan sekunder
-Kuratif : terapi modalitas saat di RSJ.
c. Pencegahan tersier
 Mengembangkan hobi klien untuk meningkatkan kreativitas.
 Perawat melakukan rehabilitasi pada kilen.
 Perawat merencanakan kepulangan klien.
 Perawat dapat merujuk klien untuk bergabung dalam self group.
 Perawat dapat memberikan advokasi pembelaan terhadap hak-hak klien.

20
3. Model keperawatan yang cocok
Model eksistensi : karena klien memiliki perasaan malu yang berlebih dan menyalahkan
dirinya sendiri sehingga klien merendahkan martabatnya sendiri, maka dari itu di perlukan
model keperawata eksistensi untuk membangkitkan lagi rasa percaya dirinya,
meningkatlkan kesadaran diri dan membantu eksplorasi diri karena model ini akan
membuat klien hidup akan berarti dan menerima diri sendiri secara utuh dan aktualisasi.

6. Analisa kasus

Data Masalah Keperawatan


Pergaulan yang bebas menyebabkan Nn A Perilaku kekerasan (pk)
menjadi korban pemerkosaan (korban Asusila)
Ibu dan adik tirinya tidak mau mengakui Keluarga tidak efektif
dirinya sebagai keluarga lagi
Menganggap dirinya sebagi orang yang bodoh Respon pasca trauma
dan tidak tidak tau apa-apa
Memutuskan untuk keluar dari kuliahnya Keputusasaan
Memiliki perasaan malu yang berlebihdan Harga diri rendah (HDR)
merasa bersalah terhadap diri sendiri
Klien merendahkan martabatnya sendiri Ideal diri tidak realistik
Klien tidak mau mandi,sehingga tubuh dan Defisit perawatan diri
rambutnya tampak kotor

21
7. Pohon Masalah
Perilaku kekerasan
(korban asusila)

Keluarga tidak efektif

Respon pasca trauma

Keputusasaan

Harga diri rendah (HDR)

Ideal Diri Tidak Realistik Defisit Perawatan Diri

8. Diagnosa keperawatan yang di prioritaskan adalah


“Harga diri rendah (HDR)”

22
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HARGA DIRI RENDAH

Masalah : Harga Diri Rendah


Pertemuan :1
Perawat : Umi
Pasien : “Wulan”
1. FASE PRA-ORIENTASI
a. Kondisi pasien
Klien cenderung diam, menundukan kepala.
b. Diagnose keperawatan
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
c. Tujuan Umum
Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap
d. Tujuan Khusus 1
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3. Klien dapat menilai kemampuan yang didapat digunakan
4. Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
6. Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada

e. Rencana tindakan

SP 1 P1 KLIEN
a) Mengidentifikasi kemampuan positif yang dimiliki
b) Menilai kemampuan yang dapat dilakukan saat ini
c) Memilih kemampuan yang dapat dilatih
d) Melatih kemampuan pertama yang telah dipilih
e) Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

23
2. FASE ORIENTASI
a. Salam Terapeutik
“assalamualaikum, perkenalkan saya perawat Gendewa, mbak bisa panggil saya
Dewa”
“apakah kita bisa berkenalan?”
b. Validasi
“nama mbak siapa? Biasa suka dipanggil siapa?”
c. Kontrak
a) Topik
“ya sudah sekarang kita akan membahas kemampuan mbak yang bisa dilakukan
hari ini?”
b) Waktu
“Bagaiman kalau kita berbincang-bincang selama 15 menit?”
c) Tempat
“dimana kita bisa berbincang-bincang mbak? Gimana kalau ditaman saja mbak?

3.FASE KERJA
a) “apa yang dapat mbak lakukan saat ini ?”
b) “ bisa kah mbak menceritakan kepada saya kemampuan apa yang
mbak dapat lakukan ?”
c) “ apakah mbak merasa terbebani untuk melakukan kemampuan mbak
?”
d) Itu sudah bagus tapi coba mbak tingkatkan lagi sebenarnya mbak bisa
lebih baik lagi dari apa yang mbak bisa lakukan saat ini, ?’’
e) Selama di sini mba bisa melakukan pekerjaan apa..apakah mba bisa
menyapu atau yang lainnya ?
f) “ gimana kalau sekarang saya ajarkan mbak untuk berinteraksi dengan
orang lain sekedar berbincag – bincang ?” bagaimana apakah mbak
bersedia ?”
g) Baik sekarang saya ajarkan cara berhadapan dengan orang lain dan
cara berbincang – bincang dengan orang lain ?”

24
4. FASE TERMINASI
A. EVALUASI
a. Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan mbak setelah mlakukan aktifitas tadi?
Bagaimana perasaan mbak setelah mengungkapkan perasaan yang mbak rasakan
sekarang?”
b. Evaluasi objektif
“mbak coba ingat apa saja kegiatan yang telah mbak lakukan tadi?
c. RTL
“ya sudah mbak besok kita akan berbincang-bincang lagi untuk melatih
kemampuan mbak tadi.
d. Kontrak
a. Topik
“baik mbak kita sudah berbincang-bincang selama 15 menit, besok kita bertemu
lagi mbak untuk membahas beberapa kemampuan positif atau kegiatan lain yang
masih dapat dilakukan oleh mbak?”
b. Waktu
“jam berapa mbak besok kita berbincang-bincang lagi? Bagaimana kalau jam 9
pagi”
c. Tempat
“dimana mbak besok kita bisa bertemu? Kalau ditempat ini lagi gimana?”

25
Masalah : Harga diri rendah

Pertemuan : ke-2

Perawat : Wulan

Pasien : “Umi”

1. FASE PRA-ORIENTASI

a. Kondisi Pasien
Klien masih terlihat murung dan lebih banyak menundukan kepala
b. Diagnosa keperawatan
Gangguan konsep diri:Harga diri rendah
c. Tujuan Umum
Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap
d. Tujuan khusus
a) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b) Klien dapat menilai kemampuan yang didapat digunakan
c) Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki
d) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
e) Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada
e. Rencana tindakan
SP1 P2 KLIEN

a) Melatih kemampuan pertama yang telah dipilih


b) Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

26
2. FASE ORIENTASI
 Salam Terapeutik
“assalamualaikum mbak…?”
 Validasi
“bagaimana perasaan mbak setelah kemarin berbincang-bincang dengan saya untuk
mengungkapkan perasaan mbak?”
 Kontrak
a. Topik
“baik mbak kita akan berbincang-bincang tentang kegiatan mbak sehari-hari?”
b. Waktu
“berapa lama mbak kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit?”

c. Tempat
“dimana mbak kita dapat berbincang-bincang? Gimana kalau disini saja
mbak?”

3. FASE KERJA
a. “ kegiatan apa saja yang biasa mbak lakukan setiap hari?
b. Sebenarnya kegiatan apa yang ingin mbak lakukan tetapi belum dapat
mbak lakukan? Dapatkah mbak menyebutkannya?
c. Bagaimana dengan kegiatan memasak atau merapikan rumah? Baik sekali
mbak sudah dapat menyebutkan kegiatan sehari-hari yang sebenarnya
dapat mbak lakukan.”
d. “bagaimana tanggapan keluarga mbak saat mbak melakukan kegiatan
tersebut?dukungan apa yang mbak harapkan? Bagaiman perasaan mbak
dengan adanya dukungan keluarga?
e. Ya,,seharusnya mbak sangat bersyukur karena mendapat dukungan
keluarga untuk melakukan kegiatan yang mbak lakukan.”. saya akan
mencontohkan bagaimana caramerapkan rumah dan setelah itu mbak
tirukan ya ?

27
4. FASE TERMINASI
Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan mbak setalah berbincang-bincang tentang kegiatan mbak
sehari-hari yang masih dapat mbak lakukan”
b. Evaluasi objektif
“coba mbak ingat kegiatan apa saja yang sebenarnya telah mbak lakukan tadi”
c. RTL
“baik mbak untuk pertemuan selanjutnya kita akan berbicang-bincang menilai
kemampuan kegiatan yang dapat mbak lakukan”
d. Kontrak
a) Topik
“baik mbak kita sudah 10 menit berbincang-bincang, besok kita bertemu lagi
untuk menilai kemampuan yang tadi dan mencari kegiatan lain yang dapat
mbak lakukan”
b) Waktu
“besok kita bisa ketemu lagi jam berapa mbak? Bagaimana kalau jam 10
siang?”

c) Tempat
“besok kita ketemu disini lagi ya mbak? Sampai jumpa lagi besok mbak?”

28
Masalah : Harga Diri Rendah

Pertemuan :3

Perawat : Stepen

Pasien : “Zumrotus”

1.FASE PRA-ORIENTASI
a. Kondisi pasien
Klien sudah mau terbuka dengan perawat, mau menceritakan masalahnya
b. Diagnose keperawatan
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
c. Tujuan umum
Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap
d. Tujuan khusus 3
a) Klien dapat menilai kemampuan yang didapat digunakan
b) Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki
c) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
d) Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada

e. Rencanakan tindakan
SP2 P3 KLIEN :
a) Evaluasi kegiatan yang lalu
b) Memilih kemampuan kedua yang dapat dilakukan
c) Melatih kemampuan yang dipilih
d) Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

29
2. FASE ORIENTASI
a. Salam Terapeutik
“assalamualaikum mbak, bagaimana keadaan hari ini? saya lihat mbak pagi ini sudah
mulai segar?”
b. Validasi
“bagaimana perasaan mbak saat ini setelah kemarin berbincang-bincang maslah
kegiatan sehari-hari yang sebenarnya masih dapat mbak lakukan?”
c. Kontrak
a. Topik
“baik mbak sesuai kontrak kemarin kita akan berbincang-bincang untuk menilai
kemampuan yang mbak miliki untuk mbak lakukan setelah pulang dari sini”
b. Waktu
“berapa lama mbak kita bisa berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit
saja?”
c. Tempat
“dimana mbak kita dapat berbincang-bincang? Kalau disini saja gimana mbak?”

3. FASE KERJA
a). Bagaimana kegiatan mbak setiap hari mulai dari bangun pagi sampai malam?
Coba ceritakan apa saja yang sudah mbak lakukan?
b). Bagaimana perasaan mbak setelah melakukan kegiatan tersebut? Baik sekali
apa yang sudah mbak lakukan!”
c). Menurut pendapat mbak apakah kegiatan-kegiatan tersebut merupakan
kemampuan baik untuk mbak? Apakah kemampuan tersebut juga dimiliki orang
lain? Adakah kegiatan lain yang masih ingin mbak lakukan selain yang mbak
barusan katakan?”
d).Baiklah mbak dari beberapa kegiatan tersebut manakah yang dirasakan paling
nyaman bagi mbak untuk melakukannya? Menurut pendapat mbak bantuan apa
yang mbak harapkan dari keluarga?
e).Dapatkah mbak menceritakan adanya factor pendukung atau mungkin
penghambat dalam melakukan kegiatan tersebut?”

30
4. FASE TERMINASI
Evaluasi
b. Evaluasi subjektif
“bagaiman perasaan mbak? Ternyata banyak juga kegiatan yang sebenarnya dapat
mbak lakukan?”
c. Evaluasi objektif
“coba mbak ingat kegiatan apa saja yang dapat mbak lakukan dan kegiatan mana
yang dapat membuat mbak merasa nyaman?”
d. RTL
“baik mbak besok kita akan bertemu lagi untuk bagaimana mbak untuk memilih
beberapa kegiatan yang sudah mbak ungkapkan tadi.”
e. Kontrak
a) Topik
“kita sudah 10 menit berbincang-bincang mbak, besok kita akan bertemu lagi
untuk berbincang-bincang bagaimana untuk memilih beberapa kegiatan yang
sudah mbak ungkapkan.”
b) Waktu
“besok kita bisa bertemu jam berapa mbak? Kalau jam 9 gimana?”
c) Tempat
“dimana besok kita bertemu lagi mbak? Gimana kalau disini lagi mbak?”

31
Masalah :Harga diri rendah

Pertemuan : ke-4

Perawat : Zumrotus

Pasien : “Tahta”

1. Fase Pra –orientasi

a. Kondisi Pasien
Klien sudah bisa melakukan kegiatan sesuai dengan rencana
b. Diagnosa Keperawatan
Gangguan konsep diri:Harga diri rendah
c. Tujuan Umum

Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap


d. Tujuan khusus
a) Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki
b) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
c) Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada

e. Rencana tindakan
SP 2 P4 KLIEN :
a) Melatih kemampuan yang dipilih
b) Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

32
2. FASE ORIENTASI

a. Salam Terapeutik
“assalamualaikum mbak, mbak sekarang sudah terlihat lebih segar”
b.Validasi
“bagaimana perasaan mbak saat ini setelah kemarin kita berbincang-bincang menilai
kegiatan yang mbak lakukan”
c. Kontrak
a. Topik
“baik mbak sekarang kita akan berbincan-bincang sesuai kontrak kita kemarin untuk
memilih kegiatan yang sudah mbak ungkapkan kemarin untuk mbak lakukan”
b. Waktu
“berapa lama mbak kita bisa berbincang-bincang? Kalau 10 menit gimana?”
c. Tempat
“dimana mbak kita melakuka perbincangan? Apakah disini saja?”

3. FASE KERJA
a. Bagaimana kalau mbak menyebutkan kembali kegiatan apa saja yang
dapat mbak lakukan?
b. Bagaimana kalau dari 10 kegiatan tersebut mbak tetapkan kegiatan mana
yang mbak lakukan terlebih dahulu?
c. Bagaimana kalau 5 kegiatan dulu? Merapikan tempat tidur saya lihat mbak
sudah mulai melakuknnya sendiri, atau kegiatan lain yang mau mbak ingin
pilih?
d. Kegiatan manakah yang perlu dibantu oleh keluarga mbak? Baik sekali
apa yang sudah mbak tetapkan sebagai kegiatan yang akan mbak lakukan.”

33
4. FASE TERMINASI
Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
“baik bagaimana perasaan mbak setelah berbincang-bincang dengan saya untuk
menentukan kegiatan apa yang harus mbak lakukan?”
b. Evaluasi objektif
“coba mbak sebutkan kembali kegiatan apa saja yang harus mbak lakukan terlebih
dahulu!”
c. RTL
“besok kita bertemu lagi mbak untuk melatih kegiatan yang sudah mbak pilih barusan”
d. Kontrak
 Topik
“baik mbak sudah 10 menit kita berbincang –bincang, besok saya akan melatih mbak
untuk melakukan kegitan yang sudah mbak pilih”
 Waktu
“jam berapa mbak besok kita ketemu lagi? Bagaimana kalau agak pagian jam 8”
 Tempat
“dimana mbak kita bertemu lagi besok? Apakah disini lagi mbak?”

34
Masalah : Harga Diri Rendah

Pertemuan :5

Perawat : Stepen

Pasien : “Tahta”

1. FASE PRA-ORENTASI
a. Kondisi pasien
Klien sudah bisa menyebutkan kegiatan yang dilakukan dan sudah mulai terbuka
b. Diagnosa
Konsep Diri : Harga Diri Rendah
c. Tujuan Umum
Klien Dapat melakukan hubungan social secara bertahap
d. Tujuan Khusus 5
a) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
b) Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada

e. Rencana Tindakan
sp3 p5 pasien
a) Evaluasi kegiatan yang lalu
b) Memilih kemampuan ke 3 yang dapat dilakukan
c) Melatih kemampuan 3 yang telah dipilih
d) Masukkan dalam kegiatan jadwal pasien

35
2. FASE ORIENTASI
a. Salam Terapeutik
“ Assalamualaikum Bapak….?
b. Validasi
“ Bagamana keadaan bapak sekarang setelah kemarin berbincang – bincang dengan
saya ? “
c. Kontrak

 Topik
“bagaimana kalau saat ini saya akan melanjutkan percakapan tentang kegiatn-
kegiatan yang telah kita lakukan kemarin?
 Waktu
“berapa lama bapak kita bisa berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit
pak?”
 Tempat
“iya bapak dimana kita bisa berbincang-bincang yang nyaman? Bagaimana kalau
diruang perawat?”

3. FASE KERJA
“ bagaimana keadaan bapak setelah melakukan beberapa kegiatan yang bisa bapak
lakukan disini ataupun dirumah nanti? Bapak bisa ndak melakukannya sekarang, nanti
saya benarkan kalau seandainya masih ada yang kurang benar.! Bagus sekali pak,
ternyata bapak sudah bisa melakukan kegiatan-kegiatan tersebut dengan baik dan
benar! Nanti kalau sudah ada dirumah kegiatan itu harus bapak lakukan ya...?

36
4. FASE TERMINASI
a. Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan Bapak setelah melakukan segala kegiatan tadi dengan
lancar?
b. Evaluasi objektif
“bagaimana jika bapak menyebutkan apa saja kegiatan-kegiatan tersebut?”
c. RTL
“besok kita bertemu lagi pak untuk melatih kegiatan yang sudah bapak lakukan”

d. Kontrak
a) Topik
“baik pak sudah 10 menit kita berbincang –bincang, besok saya akan
mengevaluasi bapak untuk melakukan kegitan yang sudah bapak lakukan tadi”
b) Waktu
“jam berapa pak besok kita ketemu lagi? Bagaimana kalau agak pagian jam 8”
c. Tempat
“dimana pak kita bertemu lagi besok? Apakah disini lagi pak?”

37
Masalah : Harga Diri Rendah
Pertemuan : Umi
Pasien : Rengga
Perawat : “Wulan”

1.FASE PRA-ORIENTASI
a. Kondisi pasien
Klien dapat mengungkapkan perasaannya, ekspresi wajah bersahabat, ada kontak
mata
b. Diagnose keperawatan
Gangguan konsep diri:Harga diri rendah
c. Tujuan umum
Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap
d. Tujuan khusus 6
a) Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada

e. Rencana Tindakan:
Sp3p6 pasien
a) Melatih kemampuan 3 yang telah dipilih
b) Masukkan dalam kegiatan jadwal pasien

38
2. FASE ORIENTASI
a. Salam Terapeutik
“assalamualaikum..bapak.
b. Validasi
“bagaimana keadaan bapak saat ini?”
c. Kontrak
a. Topik
“ Bagamana keadaan bapak sekarang setelah kemarin berbincang – bincang
dengan saya ? “

b. Waktu
“berapa lama pak kita bisa berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit pak?”
c. Tempat
“iya pak dimana kita bisa berbincang-bincang yang nyaman pak? Bagaimana
kalau disini saja?”

3. FASE KERJA
Bagaimana keadaan bapak sekarang? Bagaimana dengan kegiatan yang telah kita
bicarakan kemarin? Apakah bapak masih ingat? Bagaimana kalau bapak melakukannya
sekarang ? bagus sekali apa yang bapak lakukan sekarang, bapak sudah bisamelakukan
semua kegiatan yang bapak pilih kemarin dengan lancar!

4. FASE TERMINASI
Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan bapak sekarang setelah lancar melakukan semua kegiatan
tersebut?
b. Evaluasi objektif
“bagaimana jika bapak menyebutkan kegiatan-kegiatan yang sudah bapak lakukan
barusan?”
c. RTL
“besok kita bertemu lagi pak untuk melatih kegiatan yang sudah bapak lakukan”

39
d. Kontrak
a. Topik
“baik pak sudah 10 menit kita berbincang –bincang, besok saya akan
mengevaluasi bapak untuk melakukan kegitan yang sudah bapak lakukan tadi”
b. Waktu
“jam berapa pak besok kita ketemu lagi? Bagaimana kalau agak pagian jam 8”
c. Tempat
“dimana pak kita bertemu lagi besok? Apakah disini lagi pak?

40
Masalah : Harga Diri Rendah
Pertemuan :7
Perawat : Wulan
Pasien : “Umi”

1.FASE PRA-ORIENTASI
a. Kondisi pasien
Pasien sudah bisa mengungkapkan perasaan dan terbuka serta dapat melakukan
beberapa kegiatan dengan baik dan lancar
b. Diagnose keperawatan
Gangguan konsep diri:Harga diri rendah
c. Tujuan umum
Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap
d. Tujuan khusus
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya
b) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
c) Klien dapat menilai kemampuan yang didapat digunakan
d) Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki
e) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
f) Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada

f. Rencana Tindakan:
Sp1p7 keluarga
a) Mengidentifikasi masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
b) Menjelaskan proses terjadinya HDR
c) Menjelaskan tentang cara merawat pasien
d) Bermain peran dalam merawat pasien HDR
e) Menyusun RTL Keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien

41
2. FASE ORIENTASI
a. Salam Terapeutik
“assalamualaikum..bapak. perkenalkan pak saya perawat yang merawat anak selama
disini. Nama bapak siapa?”
b. Validasi
“bagaimana keadaan bapak saat ini?”
c. Kontrak
1. Topik
“bagaimana kalau saat ini saya akan melanjutkan percakapan tentang perlunya
bapak mendorong dan membantu anak bapak untuk melakukan kegiatan-kegiatan
yang sudah dilatihkan?”
2. Waktu
“berapa lama pak kita bisa berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit pak?”
3. Tempat
“iya pak dimana kita bisa berbincang-bincang yang nyaman pak? Bagaimana
kalau diruang perawat?”

3. FASE KERJA
“ perlu saya jelaskan bahwa anak bapak untuk melatih kegiatan yang kemarin sudah saya
diskusikan dengan anak bapak, bagaimana kalau bapak ikut membantu untuk
mengingatkannya? Jika anak bapak melakukannya bapak harus memberikan pujian.”anak
bapak sudah mengalami banyak kemajuan.anak anda sudah bisa berinteraksi dengan baik
“bapak bagaimana kalau bapak juga ikut membantu mempersiapkan alat-alatnya, agar anda
mengerti sejauh mana kemampuan anak anda?”
“bagaimana menurut bapak apakah ada kegiatan lain yang perlu dilakukannya?”

42
4. FASE TERMINASI
Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan bapak setelah membicarakan peran keluarga anak bagi anak
bapak?”
b. Evaluasi objektif
“bagaimana jika bapak memantau kegiatan anak bapak untuk berikutnya?”
c. RTL
“ bapak jangan lupa untuk membawah anak bapak datang kembali untuk kontrol
keadaan anak bapak. Kalau suatu saat lupa meminum obat sebelum 4 jam, bapak
ingat waktunya minum obatnya boleh diminumkan tapi kalau lebih dari 4 jam
jangan diberikan, berikan saja pada waktu berikutnya”

43
Masalah : Harga Diri Rendah
Pertemuan : Tahta
Perawat : Ria
Pasien : “Zumrotus”

A. Proses Keperawatan

Kondisi : Klien telah mengetahui kemampuan yang dapat dilakukan di RS, dan telah

melatih satu kemampuan yang telah masuk jadwal kegiatan harian

Diagnosa : Gangguan konsep diri: Harga diri rendah

Tujuan :

1. Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan


kemampuan yang dimiliki
2. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
3. Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada

Rencana Tindakan Keperawatan : SP 2 ( keluarga)

a. Mengevaluasi kemampuan dari SP 1.

b. Melatih keluarga untuk ke pasien.

c. Menyusun RTL keluarga/ jadwal keluarga untuk merawat pasien.

B. Strategi Komunikasi

1. Tahap Orientasi

a. Salam Terapuetik

“ Selamat Pagi Ibu! Masih ingat dengan saya bukan ? Saya yang kemarin menemui

Ibu untuk menjelaskan cara merawat bapak.”

44
b. Evaluasi / Validasi

“ Bagaimana keadaan bapak sekarang? Sudah ada perkembangan belum Bu ?”

“ Ibu sendiri masih ingat tidak tentang penjelasan saya kemarin tentang kondisi bapak

dan bagaimana cara merawatnya?”

“ Ya alhamdulillah, jika Ibu sudah tahu dan masih ingat.”

c. Kontrak

- Topik : “ Baiklah Bu,Setelah kemarin kita latihan untuk mencoba memberikan

pujian kepada bapak. Maka seperti yang sudah kita sepakati bersama,

bahwa hari ini kita akan menerapkan respon positif berupa pujian secara

langsung kepada bapak

“ Apakah Ibu sudah siap ?”

- Waktu : “ Jika Ibu bersedia, berapa lama waktu yang dibutuhkan ? Apakah 15 menit

cukup ?”

- Tempat : “Ibu ingin melakukan penerapan perawatan dimana? Bagaimana kalau kita

menemui bapak di taman, mungkin sekarang dia sedang melakukan

kegiatan menggambar. Jadi itu kesempatan ibu untuk memberikan respon

positif pada kegiatan yang dilakukannya.”

2. Tahap Kerja

 “ Baiklah Ibu mari kita menemui bapak di taman.”

 “Saya harap nanti Ibu langsung mempraktekan sendiri seperti yang saya ajarkan dan

kita latih kemarin. Nanti akan saya pantau dari belakang.”

“Ya, bagus. Ibu sudah dapat memberikan pujian kepada bapak dengan baik. Semakin

45
sering Ibu memberikan pujian serta respon positif kepada kegiatan yang dilakukan

bapak. Maka proses perbaikan perilaku akan dapat cepat tercapai.”

 “Selain memberi pujian, Ibu juga dapat memberikan perhatian kepada kegiatan yang

dilakukan oleh bapak. Seperti mengusulkan sesuatu yang akan digambar tau dibuat

oleh bapak.”

3. Tahap Terminasi

Evaluasi Respon Klien

a. Data Subyektif

Bagaimana perasaan Ibu setelah mempraktekan langsung kepada bapak? Tidak

sulit bukan melakukannya?

b. Data Obyektif

Istri pasien dapat memberikan respon positif berupa pujian terhadap kegiatan

pasien.

b. Rencana Tindak Lanjut

“ Saya harap, apa yang saya ajarkan dan Ibu lakukan hari ini, tetap Ibu ingat dan

lakukan baik ada saya maupun tidak ada saya. Serta baik itu di rumah sakit

maupun di rumah.

c. Kontrak Akan Datang

a) Topik : Baiklah Ibu, bagaimana jika besok kita atur pertemuan lagi untuk

melakukan evaluasi dari apa yang saya ajarkan mulai pertemuan pertama hingga

sekarang? Dan untuk mengevaluasi bagaimana perkembangan bapak setelah kita

lakukan beberapa tindakan perawatan?”

b) Waktu : “ Ibu besok maunya jam berapa bertemu dengan saya di sini ?

Bagaimana kalau jam 07.30 WIB saja.”

46
c)Tempat : “ Dan untuk besok Ibu ingin bertemu dimana? Bagaimana jika di

taman rumah sakit saja.

PROPOSAL

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

PENINGKATAN HARGA DIRI

A. TOPIK : Terapi aktifitas kelompok peningkatan harga diri


B. TUJUAN :
1. Tujuan umum : Peserta TAK mampu meningkatkan kepercayaan dirinya dan
hubungan interpersonal anggota kelompok, berkomunikasi, mampu berinteraksi dan
berhubungan sosial secara bertahap
2. Tujuan khusus :
 Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan
 klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya.
 Klien dapat memahami pentingnya menghargai orang lain
 Klien dapat mengidentifikasi hal – hal positif orang lain
 Klien dapat memberikan umpan balik positif kepada orang lain
 Klien mengetahui pentingnya menetapkan tujuan hidup.
 Klien menetapkan tujuan hidup yang realistis

C. LANDASAN TEORI :

1. Definisi

Harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan Sundeen, 1998 ).

Harga diri rendah adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau kemampuan
diri yang negative dan dipertahankan dalam waktu yang lama (NANDA, 2005).

47
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk
kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis,
tidak ada harapan dan putus asa ( Depkes RI, 2000 )

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak
mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri. (Kellat, 1998)

Gangguan harga diri adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif yang dapat diekspresikan secara langsung maupun tidak
langsung ( Towsend, 1998 )

Dari pendapat-pendapat diatas dapat dibuat kesimpulan, harga diri rendah


adalah suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri dan
gagal mencapai tujuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung,
penurunan diri ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun.

2 Tanda dan Gejala

Menurut Carpenito, L.J (1998: 352); Keliat, B.A (1994:20); perilaku yang berhubungan
dengan harga diri rendah antara lain:

Data subjektif:
a. Mengkritik diri sendiri atau orang lain
b. Perasaan dirinya sangat penting yang berlebih-lebihan
c. Perasaan tidak mampu
d. Rasa bersalah
e. Sikap negatif pada diri sendiri
f. Sikap pesimis pada kehidupan
g. Keluhan sakit fisik
h. Pandangan hidup yang terpolarisasi
i. Menolak kemampuan diri sendiri
j. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri

48
k. Perasaan cemas dan takut
l. Merasionalisasi penolakan/menjauh dari umpan balik positif
m. Mengungkapkan kegagalan pribadi
n. Ketidak mampuan menentukan tujuan

Data objektif:
a. Produktivitas menurun
b. Perilaku destruktif pada diri sendiri
c. Perilaku destruktif pada orang lain
d. Penyalahgunaan zat
e. Menarik diri dari hubungan sosial
f. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
g. Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)
h. Tampak mudah tersinggung/mudah marah

D. KLIEN
1. Karakterisitik/kriteria : Klien yang mengikuti TAK ini adalah yang mengalami
gangguan harga diri rendah ( HDR )
2. Proses seleksi :

Klien dipilih berdasarkan:

a. Klien memiliki masalah keperawatan utama yang sama yaitu klien dengan gangguan
harga diri rendah ( HDR )
b. Klien tenang dan kooperatif
c. Klien dalam kondisi fisik yang baik
d. Klien mau mengikuti terapi aktivitas
e. Klien yang panca indranya masih memungkinkan

E. PENGORGANISASIAN
a. Waktu : 1 x 60 menit
Tanggal : 01 November 2014
Hari : Sabtu

49
Jam : 08.00-09.00 WIB

b. Tim terapis
1. Leader
Bertugas :
a. Memimpin jalannya acara terapi aktivitas kelompok
b. Memperkenalkan anggota terapi aktivitas kelompok
c. Menetapkan jalannya tata tertib
d. Menjelaskan tujuan diskusi
e. Dapat mengambil keputusan dengan menyimpulkan hasil diskusi pada
kelompok terapi diskusi tersebut .
f. Kontrak waktu
g. Menimpulkan hasil kegiatan
h. Menutup acara
2 . Co leader
Bertugas :
a. Mendampingi leader jika terjadi bloking
b. Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
c. Bersama leader memecahkan penyelesaian masalah
3 Observer
Bertugas :
a. Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai akhir
b. Mencatat semua aktifitas dalam terapi aktifitas kelompok
c. Mengobservasi perilaku pasien
4 Vasilitator
Bertugas :
a. Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan
b. Mendampingi peserta TAK
c. Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
d. Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
5 Anggota
Bertugas : Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi

50
c. Metode dan media
a) Metode
1. Diskusi
2. Permainan
b) Alat :
1. Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK.
2. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK.
c) Setting :
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.

CO LEADER

51
Observer

d. Sesi
1. SESI I: mengidentifikasi hal positif dari diri sendiri
2. SESI II: Menghargai Hal Positif Orang Lain
3. SESI III: Menetapkan Tujuan Hidup Yang Realistis

e. Pembagian Tugas
Leader : Umi Chabiba
Co Leader : Stepenly
Observer : Wulan
Fasilitator : 1. Tahta
2. Zumrotus

F. PROSES PELAKSANAAN
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan konsep diri :
harga diri rendah.
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapiutik
1. Salam dari terapis kepada klien.
2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).
3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama).
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bercakap – cakap tentang hal
positif diri sendiri.

52
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut :
a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
b. Lama kegiatan 45 menit.
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja
a. Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama panggilan serta
memakai papan nama.
b. Terapis membagikan kertas dan spidol kepada klien.
c. Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman yang tidak
menyenangkan.
d. Terapis member pujian atas peran serta klien.
e. Terapis membagikan kertas yang kedua.
f. Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang diri sendiri :
kemampuan yang dimiliki, kegiatan yang biasa dilakukan di rumah dan di
rumah sakit.
g. Terapis meminta klien membacakan hal positif yang sudah ditulis secara
bergiliran sampai semua klien mendapatkan giliran.
h. Terapis member pujian pada setiap peran serta klien.

4. Tahap terminasi.
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut.
Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum tertulis.
c. Kontrak yang akan datang.
1. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu melatih hl positif diri yang
dapat diterapkan di rumah sakit dan di rumah.
2. Menyepakati waktu dan tempat.

53
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
PENINGKATAN HARGA DIRI
SESI I: mengidentifikasi hal positif dari diri sendiri

a. Tujuan :
1. Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan
2. Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya
b. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Tempat tenang dan nyaman
c. Alat
1. Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK
2. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK
d. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran
e. Langkah langkah kegiatan

1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ asslamualaikum, selamat pagi, Bapak – ibu semuanya ?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan bapak – ibu pagi ini ?”
a. Kontrak
“bapak dan ibu, perkenalkan kami dari mahasiswa STIKes Bina sehat PPNI
mojokerto hari ini akan melaksanakan TAK yaitu melatih hal positif pada diri anda.

54
“kita akan melaksanakan TAK ini selama 60 menit di ruang ini”
“tujuan dilaksanakan TAK ini yaitu supaya bapak dan ibu dapat bercakap-cakap
tentang hal positif diri sendiri yang ada di dalam diri bapak dan ibu sekalian”
“ jika bapak atau ibu ingin meninggalkan tempat ini, bapak atau ibu harus meminta
izin kepada saya, tetapi saya berharap bapak dan ibu mengikuti kegiatan ini dari
awal sampai selesai selama 60menit kedepan.”

2. Tahap kerja
“baiklah bapak dan ibu kegiatan ini kita mulai”
“kami akan membagiakan kertas pertama dan spidol, bapak dan ibu coba tuliskan
pengalaman yang tidak menyenangkan”
“bagus sekali bapak dan ibu sudah mengisi kertas yang kami bagikan. dan sekarang
kami akan membagikan kertas yang kedua. di kertas yang kedua ini bapak dan ibu
tuliskan hal positif tentang bapak dan ibu miliki dan kemampuan yang bapak dan
ibu miliki”
“karena bapak dan ibu sudah selesai menulis hal positif yang bapak atau ibu miliki,
mari kita mulai untuk membacakan hal positif yang sudah bapak dan ibu tulis,
dimulai dari Bapak A yang ada dikiri saya, ( bergantian searah jarum jam)
terimakasih bapak dan ibu karena sudah membacakan hal positif yang bapak dan
ibu miliki, dan semua yang bapak dan ibu bacakan itu sangat bagus, tepuk tangan
buat bapak dan ibu semuanya”

3. Tahap terminasi
a. Evaluasi
“bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah mengikuti kegiatan ini?”
b. Tindak lanjut
“mungkin dari bapak dan ibu masih banyak memiliki hal yang positif yang
belum ditulis, nanti setelah acara ini selesai bapak dan ibu boleh menulisnya.
Jika ibu lagi tidak ada kegiatan, coba bapak ibu baca hal positif pada diri anda
agar bisa lebih percaya diri lagi
c. Kontrak yang akan datang
“bapak dan ibu sekalian tidak terasa ya sudah 60 menit kita disini, sesuai
kesepakatan kita,, acara TAK ini kita akhiri ya bapak ibu, disambung lagi pada
acara TAK besok jam 8 pagi, diruangan ini juga, karena besok kita akan

55
bersama-sama mencoba melatih hal positif pada orang lain, bagaimana
ibu,bapak.. apakah ibu bapak setuju? Ya sudah kalau semua setuju, sekarang
saya permisi dulu ya bapak ibu,, selamat pagi ..asslmualaikum

4 Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap


kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi harga diri rendah sesi 1 , kemampuan klien yang
diharapkan adalah memiliki satu hal positif yang akan dilatih dan
memperagakannya. Formulir evaluasi sebagai berikut :

No Nama klien Membaca daftar hal Memilih satu hal positif Memperagakan
positif yang akan dilatih kegiatan positif
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan membaca ulang daftar
positif dirinya, memilih satu hal positif untuk dilatih dan memperagakan
kegiatan positif tersebut. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (X) jika
klien tidak mampu.

56
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatn
proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2, TAK stimulasi
persepsi : harga diri rendah. Klien telah melatih merapikan tempat tidur. Anjurkan
dan jadwalkan agar klien melakukannya serta berikan pujian.

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


PENINGKATAN HARGA DIRI
SESI II: Menghargai Hal Positif Orang Lain
a. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya menghargai orang lain
2. Klien dapat mengidentifikasi hal – hal positif orang lain
3. Klien dapat memberikan umpan balik positif kepada orang lain
b. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Tempat tenang dan nyaman
c. Alat
1. Spidol sejumlah klien yang menjadi peserta TAK
2. Kertas sejumlah klien yang menjadi peserta TAK
d. Metode
1. Diskusi
2. permainan
e. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat
b. Terapis mengingatkan kontrak kepada klien
2. Orientasi
a. Salam terapeutik :
Leader : Assalamualaikum Wr.Wb….Selamat pagi Bapak dan Ibu semuanya.
Perkenalkan nama saya Gendewa Goa Wijaya, saya biasa dipanggil Dewa , saya
dari Akper Bina Sehat PPNI Mojokerto yang akan memimpin jalannya permainan
sampai dengan selesai, dan tak lupa rekan disamping kiri saya …, dst
b. Evaluasi/ validasi :

57
Leader : bapak dan ibu semuanya,, bagaiman perasaan bapak dan ibu saat ini?
c. Kontrak :
Leader : Bapak ibu semuanya, tau gak kenapa bapak ibu semuanya dikumpulkan
disini?
Ya... pagi ini kita semua berkumpul disini untuk melakukan sebuah permainan
dengan tujuan :
1. Bapak dan ibu semua dapat memahami pentingnya menghargai orang lain
2. Bapak dan ibu semua dapat mengidentifikasi hal – hal positif orang lain
3. Bapak dan ibu semua dapat memberikan umpan balik positif kepada orang
lain

Dan untuk aturan main dalam permainan ini adalah :

1. Bapak dan ibu disini harus mengikuti permainan ini dari awal sampai
akhir
2. Jika ada diantara bapak dan ibu ada yang akan keluar dari kelompok,
harus meminta izin kepada kami terlebih dahulu dan
3. Kegiatan permainan ini akan berlangsung selama 60 menit

Bagaimana apakah bapak mengerti?

Ya bagus kalau mengerti semuanya?


3. Kerja
Leader : baik bapak dan ibu semuanya, disini saya akan membagikan sebuah kertas
dan sebuah sepidol kepada anda semua !...
Apakah semua sudah mendapatkan kertas dan spidol? Baik kalau sudah, pertama –
tama tolong bapak ibu bagi kertas tersebut menjadi 4 bagian....?
Gimana ibu bapak...Apakah sudah dibagi menjadi 4 bagian ? baik kalau sudah coba
angkat dan tunjukan pada saya?
Iya bagus,, sekarang tuliskan nama teman anda pada pojok kanan atas kertas yang
sudah dibagi menjadi 4 tadi, satu kertas hanya boleh satu nama? Apakah ibu dan bapak
mengerti?
Ya bagus,, sekarangkan ditiap kertas udah ada nama teman anda, selanjutnya coba
anda tuliskan hal-hal positif yang dimiliki oleh teman anda pada masing-masing kertas
sesuai namanya,, jadi misalnya kertas yang anda pegang bertuliskan reza havis berarti
anda tuliskan hal – hal positif pada kertas tersebut,, bagaimana apakah bapak dan ibu

58
sudah mengerti semuanya?? Bagus kalau sudah mengerti, tuliskan sebanyak mungkin
ya ibu..bapak??
bapak ibu semuanya,Apakah sudah selesai menulisnya?? Kalau sudah sekarang anda
serahkan kertas tersebut kepada teman anda sesuai nama yang ada pada kertas
tersebut?
Apakah sudah diberikan semua? Ya baik sekarang coba bapak, ibu bacakan tulisan
yang ada dikertas yang saat ini anda pegang, ayo dimulai dari bapak reza yang ada
dikiri saya ini terlebih dahulu ya..., ayo bapak reza silakan dibaca tulisan dikertas yang
bapak pegang tersebut?
Ya bagus sekali, tepuk tangan buat bapak reza.. baik bapak setelah bapak
membacanya,, bagaimana perasaan bapak saat ini, ayo coba ungkapkan bapak,,, ?
Ya bagus sekali bapak, tepuk tangan yang meriah buat bapak reza, ayo selanjutnya ibu
ria
( terus berutan searah jarum jam membaca tulisan pada kertas yang dipegangnya dan
mengungkapkan perasaannya )

4. Terminasi
f. Evaluasi :
Leader : bapak ibu semuanya, bagaimana perasaan ibu dan bapak setelah
mengikuti permainan tadi? Apakah merasa lebih baik dari sebelumnya?
Iya bagus sekali,, pada hari ini bapak dan ibu semua dapat mengikuti permainan ini
dengan bagus dan tertib sekali,, mari kita semua tepuk tangan untuk keberhasilan
kita semua dalam permainan kali ini?
g. Tindak lanjut :
Baik, kertas yang sekaran bapak ibu pegang, tolong disimpan ya jangan sampai
hilang. Jika sewaktu-waktu ibu dan bapak merasa rendah diri, bapak dan ibu baca
kertas tersebut.... bagaimana? Apakah bapak dan ibu mengerti? Iya bagus...?
h. Kontrak yang akan datang :
Baik untuk hari ini permainannya cukup sampai disini sulu ya, besok jam 08.00
wib kita akan lakukan lagi permainan lagi tetapi dengan tujuan :
1. mengetahui pentingnya menetapkan tujuan hidup.
2. menetapkan tujuan hidup yang realistis.

59
bapak ibu Besok kita lakukan permainannya disini lagi ya? Apakah bapak dan ibu
setuju semuanya? Baik kalau memang setuju. Sampai ketemu besok ya ibu dan
bapak semuanya, saya mohon pamit dulu,, selamat pagi semuanya.....
asslamualaikum....?

5. Evaluasi dan Dokumentasi

Nama Peserta TAK


No Aspek yang Dinilai

1 Mengikuti kegiatan dari awal


sampai akhir
2 Membagi kertas menjadi
sejumlah klien yang ikut
TAK.
3 Menuliskan nama klien lain di
masing-masing kertas
4 Menuliskan hal-hal positif
klien lain di masing-masing
kertas
5 Menyerahkan kertas yang diisi
ke teman sesuai namanya.
6 Membaca kertas yang telah
dibagikan.
7 Mengungkapkan perasaan
setelah membaca hal-hal
positif diri.

Petunjuk : Dilakukan =1

Tidak dilakukan = 0

60
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
PENINGKATAN HARGA DIRI
SESI III: MENETAPKAN TUJUAN HIDUP YANG REALISTIS

a. tujuan
1. Klien mengetahui pentingnya menetapkan tujuan hidup.
2. Klien menetapkan tujuan hidup yang realistis.

b. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Klien berada di ruang yang tenang dan nyaman.

c. Alat
1. Spidol sebanyak klien yang ikut TAK
2. Kertas HVS sebanyak klien yang ikut TAK
d. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
e. Langkah – langkah kegiatan
1. Persiapan :
a. Terapis menyiapkan alat dan tempat
b. Terapis mengingstkan kontrak dengan klien
2. Orientasi :
a. Salam terapeutik :

61
Leader : Assalamualaikum Wr.Wb….Selamat pagi Bapak dan Ibu
semuanya. Apakah masih ingat dengan saya? Perkenalkan nama saya
Gendewa Goa Wijaya, saya biasa dipanggil Dewa , saya dari Akper Bina
Sehat PPNI Mojokerto yang akan memimpin jalannya permainan sampai
dengan selesai, dan tak lupa rekan disamping kiri saya …, dst
b. Evaluasi/validasi :
Leader : bagaimana perasaan bapak dan ibu semuanya hari ini.? Merasa
lebih sehat kan...?

c. Kontrak :
Leader : baik bapak ibu semuanya, sesuai perjanjian kita kemaren. Hari ini
kita akan melukan sebuah permainan dengan tujuan
1. mengetahui pentingnya menetapkan tujuan hidup.
2. menetapkan tujuan hidup yang realistis.
Untuk aturan main dalam permainan kali ini sama dengan permainan
kemarin. Yaitu :
1. Bapak dan ibu disini harus mengikuti permainan ini dari awal
sampai akhir
2. Jika ada diantara bapak dan ibu ada yang akan keluar dari kelompok,
harus meminta izin kepada kami terlebih dahulu dan
3. Kegiatan permainan ini akan berlangsung selama 60 menit

3. Kerja
Leader : baik pada permainan kali ini, terlebih dahulu saya akan membagikan
selembar kertas HVS dan satu buah spidol kepada bapak dan ibu semuanya?
Apakah bapak dan ibu semuanya sudah memegang selembar kertas HVS dan
satu buah spidol semuanya?
Ya.. bagus, bapak ibu sekalian,, disini terlebih dahulu saya akan menjelaskan
pentingnnya memiliki tujuan hidup. Bapak ibu semuanya, dalam hidup ini kita
harus memiliki tujuan hidup. Jika kita memiliki tujuan hidup maka kita akan
tahu apa saja yang akan dan harus kita lakukan selama hidup ini. Tanpa
memiliki tujuan hidup, kita hanya akan namapak seperti orang yang tidak tahu
apa-apa, dan tidak tahu apa yang harus kita lakukan dalam menjalani hidup
ini. Oleh sebab itu,, memiliki tujuan hidup adalah suatu hal yang sangat

62
penting dalam hidup ini,, kita harus bersemangat dalam mewujudkan tujuan
hidup kita, dan kita harus optimis tujuan hidup kita bisa tercapai, bagaimana
ibu bapak semuanya,, apakah bapak dan ibu sudah mengerti akan pentingnya
tujuan hidup?
Baik kalau bapak ibu sudah mengerti, coba sekarang tuliskan tujuan hidup ibu
dan bapak pada selembar kertas yang telah saya bagikan,, tulis semua tujuan
hidup yang ada difikiran bapak dan ibu,,, boleh lebih dari satu kok..,,?
apakah semuanya sudah selesai menulisnya? Baik kalau sudah sekarang coba
bapak ibu baca tujuan hidup yang sudah bapak ibu tuliskan pada selembar
kertas tadi, baik dimulai dari bapak havis dulu yang ada disamping kiri saya
ini? Ayo coba baca tujuan hidup anda bapak havis,?
Iya bagus sekali, tepuk tangan buat bapak havis? Baik selanjutnya ibu ria ayo
coba bacakan tujuan hidup anda? (begitu seterusnya berurutan searah jarum
jam)
Baik sekarang coba bapak dan ibu semua lihat kembali tujuan hidup yang anda
tuliskan tadi? Coba bapak ibu amati, mana kira-kira yang tidak mungkin bisa
anda capai,, tolong dicoret? Sisakan tujuan hidup yang menurut anda bisa anda
capai (tujuan hidup yang realistis)
Baik apakah bapak dan ibu sudah selesai dalam memilah tujuan hidup yang
realistis?
Baik sekarang coba bapak ibu bacakan kembali, urut seperti tadi ya,, ayo
dimulai dari mas havis dulu, silakan dibacakan tujuan hidup yang realistis
yang sudah mas pilih-pilih tadi?? Iya bagus sekali, kasih tepuk tangan buat
mas havis?? Baik selanjutnya mbak ria,, silakan dibaca tujuan hidup yang
realistis yang udah dipilih-pilih barusan. (begitu seterusnya berurtan searah
jarum jam)..

4. Terminasi
a. Evaluasi:

Bapak ibu semuanya, bagaimana perasaannya setelah melakukan


permainan tadi? Apakah bapak ibu merasa lebih senang dan bersemangat
lagi dalam memcapai tujuan hidup anda?

63
Iya, bagus,, tepuk tangan yang meriah buat diri anda dan kita semua,
karena acara pemainan ini telah belangsung dengan lancar,

b. Tindakan lanjut
Baik,, suatu saat nanti anda memiliki tujuan hidup yang lain yang mungkin
bisa anda capai,, silakan bapak ibu tulis lagi pada selembar kertas lagi,,
simpan dan baca setiap hari tujuan hidupa anda yang sudah anda tuliskan,
agar bapa ibu bisa lebih semangat dan optimis untuk mencapai tujuan
hidup anda

c. Kontrak yang akan datang:


Bapak ibu sekalaian cukup sampai disini ya pertemuan kita, tolong
diingat-ingat apa yang sudah saya ajarkan semuanya selama disini,
percyalah kepada kemampuan anda dan jadilah orang yang percya diri,
semoga sukses ya bapak ibu semuanya.. saya pamit dulu,, selamat pagi...
asslamualaikum................

5. Evaluasi dan Dokumentasi


Nama Peserta TAK
No. Aspek yang Dinilai

1 Menyebutkan pentingnya
tujuan hidup
2 Menuliskan tujuan hidup
3 Membacakan tujuan hidup
4 Memilih tujuan hidup yang
realistis.

Petunjuk : Dilakukan =1
Tidak Dilakukan = 0

64
65

Anda mungkin juga menyukai