Anda di halaman 1dari 21

LBM 4 FITOTERAPI

STEP 1

Step 2

1. Apa yang dimaksud dengan fitoterapi?


2. Apa yang dimaksud dengan dokter herbal terapi?
3. Apa saja syarat obat herbal yang bisa dijadikan fitorterapi?
4. Apa syarat menjadi seorang dokter herbal terapis medis?
5. Apa kandungan yang terdapat dalam tanaman daun seledri, kumis kucing dan
pegagang sehingga dapat dijadikan sebagai obat antihipertensi?
6. Apa indikasi dan kontraindikasi dari tanaman seledri, daun kumis kucing dan
pegagang?
7. Apakah fitoterapi yang terdapat dalam tanaman daun seledri, kumis kucing dan
pegagang sudah melalui tahap uji preklinik dan uji klinik?
8. Apa alasan dokter tersebut menggunakan fitoterapi daripada menggunakan obat
konvensional pada umunya?
9. Bagaimana khasiat, bukti keamanan, mekanisme, efek samping, kemungkinan
interaksi,, komposisi, dosis dan aturan pakai tanaman herbal seledri, daun kumis
kucing dan pegagang?
10. Bagaimana derajat penyakit hipertensi?

STEP 3
1. Apa yang dimaksud dengan fitoterapi?
Suatu pengobatan dari sediaan alam yang sudah terbukti keamanannya dan khasiatnya
dan sudah diuji melalui uji preklinik dan klinik serta bahan baku sudah distandarisasi.
Bahan baku sudah distandarisasi yang dimaksud adalah misal suatu tumbuhan yang
mengandung suatu unsur yang sudah di ketahui berapa kadar dari unsur tersebut.
Fito (tumbuhan) terapi (pengobatan)  pengobatan dengan tumbuh-tumbuhan
Apakah fitoterapi itu sama dengan fitotarmaka?
Berbeda, karena keduanya merupakan topik yang berbeda antara fitoterapi dan
fitofarmaka. Dalam fitofarmaka meliputi berbagai bahan tanaman yang memiliki
EBM (evidence based medicine) untuk pengobatan dengan indikasi tertentu dengan
berbagai sediaan yang dapat diberikan (infusa, simplisia, rebusan, kapsul, ekstrak,
jamu, OHT, bahkan fitofarmaka).

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan nomor 6 tahun 2016

Fitoterapi hanya terbatas pada potensi pengobatan tertentu sutu penyakit. Lebih ke
packaging
Fitofarmakologi meliputi farmakokinetik dan farmakodinamik dari pengobatan suatu
penyakit.
Fitoterapi  pelayanan menggunakan obat herbal yang sudah sampai dengan uji
klinik.
Fitoterapi adalah pelayanan pengobatan herbal, sedangkan fitofarmaka adalah sediian
yang akan diberikan pada pengobatan fitoterapi. Fitoterapi tidak hanya obat, tetapi
lebih ke dokter yang ahli dalam pengobatan herbal.
Kriteria fitoterapi:
 Herbal dalam formarium
 Manfaat minimal dengan data preklinik 
Apakah OHT bisa diresepkan untuk pengobatan fitoterapi?
Bisa, seperti telah didiskusikan diatas tidak ada batasan untuk sediaan
pemberian pengobooatan fitoterapi.
Apakah jamu tidak diperbolehkan untuk pengobatan fitoterapi?
Kesimpulan sgd II : jamupun diperbolehkan dalam pemberian sediaan
pengobatan fitoterapi.
Jamu tidak boleh, setidaknya OHT atau fitofarmaka
Peralihan dalam permenkes
Untuk pengobatan fitoterapi jika mengguanakan Jamu maka harus dijadikan
OHT atau Fitofarmaka
 Mutu sudah dinyatakan dalam produk CPOTB
 Formulasi modern
Apakah dalam pengobatan fitoterapi harus memberikan pengobatan fitormaka?
Tidak harus, karena berlandasan kandungan manfaat tumbuhan (fito) yang
dilandaskan evidence based medicine.

Apakah fitoterapi masuk dalam pengobatan komplementer atau tidak?


Termasuk sesuai yang diatur dalam :
2. Apa yang dimaksud dengan dokter herbal terapi?
Dokter herbal terapi  adalah dokter yang menggunakan bahan herbal sebagai
pengobatan dan harus memiliki sertifikat kompetensi herbal.
Dokter herbal terapi  doketer/dokter gigi/ spesialis yang memiliki sertifikat
kompetensi herbal dengan mengikuti kursus pendidikan pengobatan herbal
dasar serta memiliki kompetensi untuk melakukan pengobatan dengan
tenaman herbal.
Jika dokter ingin menggunakan fitofarmaka sebagai pengobatan maka boleh
langsung penggunaan resep fitofarmaka, jika dokter ingin meracik sendiri
maka diharuskan berkolaborasi dengan apoteker.

3. Apa saja syarat obat herbal yang bisa dijadikan fitorterapi?


Syarat obat herbal untuk fitoterapi:
 Formularium  permenkes no 6 tahun 2016, herbal yang sudah terbukti
aman, dan berkhasiat
 Ada EBM (Eviden Based Medicine)  Misal seledri dipercaya menurunkan
tekanan darah secara empiris tapi belum ada penentuan secara EBM apakah
itu boleh dijadikan pengobatan fitoterapi?
Tidak boleh, karena jamu pengobatan empiris
Boleh, Pasal 2 UU No.... tahun .... dibuat diwilayah indonesia, digunakan
untuk penelitian, digunakan dengan jumlah terbatas, sudah ada izin edar.
Selama sudah ada izin edar maka diperbolehkan.
Tergantung tujuan dari pengobatan fitoterpai, apakah preventif, kuratif, atau
rehabilitatif, dan bisa di padukan dengan obat-obatan konvensional.
 Simplisia boleh/tidak? Tergantung bahan tanaman yang akan digunakan
apakah sudah masuk dalam tanaman yang terstandarisasi atau belum.

4. Apa syarat menjadi seorang dokter herbal terapis medis?


Syarat menjadi seorang dokter herbal terapis:
 Memiliki sertifikat pengobatan herbal, ada organisasi PDPKT (Perhimpunan
Dokter Indonesia Pengembangan Kesehatan Tradisional Timur) dan harus
melewati beberapa kursus, dengan 48 jam pelajaran dengan @40 menit
dengan 10 SKP IDI
Apakah dokter yang ingin menjadi dokter herbal terapis harus masuk dalam
organisasi PDPKT?
a) Minimal pendidikan dokter
b) Telah melikuti pelatihan 40 jam pelajaran, dengan sekali jam pelajaran 45
menit
c) Terdapat sarana penunjang (minimal puskesmas, boleh juga Rumah Sakit
tipe A,B,C,D)
d) Adanya rekomendasi dari organisasi terkait seperti PDPKT (Perhimpunan
Dokter Indonesia Pengembangan Kesehatan Tradisional Timur)
 Standar perilaku, misal: tidak boleh melanggar kode etik
Apakah dokter yang akan memberikan fitofarmaka sebagai pengobatan kuratif
diperbolehkan misalkan pada Rumah Sakit? Lebih ke trendsenter dalam
pengobatan dengan herbal, jadi tidak semua dokter herbal terapi berada di
semua rumah sakit.
Jika tenaga kesehatan lain seperti apoteker, apakah harus masuk dalam
keorganisasian seperti PDPKT (Perhimpunan Dokter Indonesia
Pengembangan Kesehatan Tradisional Timur)?
5. Apa indikasi dan kontraindikasi secara umum dari tanaman seledri, daun kumis
kucing dan pegagan?
a. Seledri
a) Indikasi
1. Diuretik
2. Hipertensi
b) Kontraindikasi
1. Karena diuretik yang kuat tidak boleh diberikan pada pasien dengan
gangguan ginjal akut, infeksi ginjal, dan kehamilan
2. Bersifat fitotoksik sehingga menyebabkan reaksi alergi  ada sumber
yang seledri tidak menyebabkan kontraindikasi apapun kecuali jika seledri
tersebut terkontaminasi oleh ragi
b. Daun Kumis Kucing
a) Indikasi
1. Untuk infeksi ginjal akut dan kronis
2. Untuk infeksi saluran kemih
3. Untuk hipertensi
4. Auntuk diabetes
b) Kontraindikasi
1. Alergi
c. Pegagan
a) Indikasi
1. Hipertensi
2. Insufisiensi vena kronik
b) Kontraindikasi
1. Kehamilan
2. Menyusui
3. Alergi
4. Gangguan hepar
5. Epilepsi
Rata rata kontraindikasi dari tanaman seledri, pegagan dan daun kumis kucing adalah
alergi, apakah pasien yang akan diberikan pengobatan dengan tanaman tsb harus ada
pemantauan alergi atau tidak?
Jika terjadi reaksi alergi, Apakah jenis tes alergi yang digunakan untuk mendeteksi
alergi pada tanaman herbal?
Apakah diperbolehkan pengobatan fitoterapi dengan tanaman dicampur dengan
pengobatan konvensional?
6. Apa kandungan yang terdapat dalam tanaman daun seledri, kumis kucing dan
pegagang sehingga dapat dijadikan sebagai obat antihipertensi?
7. Apakah fitoterapi yang terdapat dalam tanaman daun seledri, kumis kucing dan
pegagang sudah melalui tahap uji preklinik dan uji klinik?
8. Apa alasan dokter tersebut menggunakan fitoterapi daripada menggunakan obat
konvensional pada umunya?
9. Bagaimana khasiat, bukti keamanan, mekanisme, efek samping, kemungkinan
interaksi,, komposisi, dosis dan aturan pakai tanaman herbal seledri, daun kumis
kucing dan pegagang?
Mekanisme
Seledri berfungsi sebagai efek deuretik, pegagan sebagai vasodiltor pembuluh darah
(pembuluh darah dijaga agar tidak vasokontriksi sehingga tidak vasodilatasi), daun
kumis kucing sebagai beta-bloker  menurunkan kadar dari natrium (elektrolit yang
ada dalam ekstra sel, dimana natrium itu disedikitkan, natrium juga meningkatkan
kontraksi jantung,)
10. Bagaimana derajat penyakit hipertensi?

STEP 4

Fitoterapi Terapi Konvensional

Dr, Drg, Dr.Spesialis yang memiliki Keuntungan (+) dan kerugian (-)
Surat Izin

BUKTI Preventif

- Indikasi Kuratif
- Kontraindikasi
Rehabilitatif
- Efek samping
- Interaksi
STEP 5 (LEARNING ISSUE)

1. Apakah fitoterapi itu sama dengan fitotarmaka?


2. Apakah OHT bisa diresepkan untuk pengobatan fitoterapi?
3. Apakah jamu tidak diperbolehkan untuk pengobatan fitoterapi?
4. Apakah dalam pengobatan fitoterapi harus memberikan pengobatan fitormaka?
5. Apakah fitoterapi masuk dalam pengobatan komplementer atau tidak?
6. Apakah boleh tenaga kesehatan lain selain dokter menjadi ahli herbal terapi?
7. Apakah kajian fitoterapi lebih luas daripada obat tradisional?
8. Bagimana fitoterapi dalam penggunaan jamu, OHT dan Fitofarmaka?
9. Rata rata kontraindikasi dari tanaman seledri, pegagan dan daun kumis kucing adalah
alergi, apakah pasien yang akan diberikan pengobatan dengan tanaman tsb harus ada
pemantauan alergi atau tidak?
10. Jika terjadi reaksi alergi, Apakah jenis tes alergi yang digunakan untuk mendeteksi
alergi pada tanaman herbal tersebut?
11. Apakah diperbolehkan pengobatan fitoterapi dengan tanaman herbal dicampur dengan
pengobatan konvensional?
12. Apa kandungan yang terdapat dalam tanaman daun seledri, kumis kucing dan
pegagang sehingga dapat dijadikan sebagai obat antihipertensi?
13. Apakah fitoterapi yang terdapat dalam tanaman daun seledri, kumis kucing dan
pegagang sudah melalui tahap uji preklinik dan uji klinik?
14. Apa alasan dokter tersebut menggunakan fitoterapi daripada menggunakan obat
konvensional pada umunya?
15. Bagaimana khasiat, bukti keamanan, mekanisme, efek samping, kemungkinan
interaksi,, komposisi, dosis dan aturan pakai tanaman herbal seledri, daun kumis
kucing dan pegagang?
16. Bagaimana derajat penyakit hipertensi?

STEP 7
11. Apa yang dimaksud dengan fitoterapi?
Suatu pengobatan dari sediaan alam yang sudah terbukti keamanannya dan khasiatnya
dan sudah diuji melalui uji preklinik dan klinik serta bahan baku sudah distandarisasi.
Bahan baku sudah distandarisasi yang dimaksud adalah misal suatu tumbuhan yang
mengandung suatu unsur yang sudah di ketahui berapa kadar dari unsur tersebut.
Fito (tumbuhan) terapi (pengobatan)  pengobatan dengan tumbuh-tumbuhan
Apakah fitoterapi itu sama dengan fitotarmaka?
Berbeda, karena keduanya merupakan topik yang berbeda antara fitoterapi dan
fitofarmaka. Dalam fitofarmaka meliputi berbagai bahan tanaman yang memiliki
EBM (evidence based medicine) untuk pengobatan dengan indikasi tertentu dengan
berbagai sediaan yang dapat diberikan (infusa, simplisia, rebusan, kapsul, ekstrak,
jamu, OHT, bahkan fitofarmaka).
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan nomor 6 tahun 2016

Fitoterapi hanya terbatas pada potensi pengobatan tertentu sutu penyakit. Lebih ke
packaging
Fitofarmakologi meliputi farmakokinetik dan farmakodinamik dari pengobatan suatu
penyakit.
Fitoterapi  pelayanan menggunakan obat herbal yang sudah sampai dengan uji
klinik.
Fitoterapi adalah pelayanan pengobatan herbal, sedangkan fitofarmaka adalah sediian
yang akan diberikan pada pengobatan fitoterapi. Fitoterapi tidak hanya obat, tetapi
lebih ke dokter yang ahli dalam pengobatan herbal.
Kriteria fitoterapi:
 Herbal dalam formarium
 Manfaat minimal dengan data preklinik 
Apakah OHT bisa diresepkan untuk pengobatan fitoterapi?
Bisa, seperti telah didiskusikan diatas tidak ada batasan untuk sediaan
pemberian pengobooatan fitoterapi.
Apakah jamu tidak diperbolehkan untuk pengobatan fitoterapi?
Kesimpulan sgd II : jamupun diperbolehkan dalam pemberian sediaan
pengobatan fitoterapi.
Jamu tidak boleh, setidaknya OHT atau fitofarmaka
Peralihan dalam permenkes
Untuk pengobatan fitoterapi jika mengguanakan Jamu maka harus dijadikan
OHT atau Fitofarmaka
 Mutu sudah dinyatakan dalam produk CPOTB
 Formulasi modern
Apakah dalam pengobatan fitoterapi harus memberikan pengobatan fitormaka?
Tidak harus, karena berlandasan kandungan manfaat tumbuhan (fito) yang
dilandaskan evidence based medicine.

Apakah fitoterapi masuk dalam pengobatan komplementer atau tidak?


Termasuk sesuai yang diatur dalam :
12. Apa yang dimaksud dengan dokter herbal terapi?
Dokter herbal terapi  adalah dokter yang menggunakan bahan herbal sebagai
pengobatan dan harus memiliki sertifikat kompetensi herbal.
Dokter herbal terapi  doketer/dokter gigi/ spesialis yang memiliki sertifikat
kompetensi herbal dengan mengikuti kursus pendidikan pengobatan herbal
dasar serta memiliki kompetensi untuk melakukan pengobatan dengan
tenaman herbal.
Jika dokter ingin menggunakan fitofarmaka sebagai pengobatan maka boleh
langsung penggunaan resep fitofarmaka, jika dokter ingin meracik sendiri
maka diharuskan berkolaborasi dengan apoteker.

13. Apa saja syarat obat herbal yang bisa dijadikan fitorterapi?
Syarat obat herbal untuk fitoterapi:
 Formularium  permenkes no 6 tahun 2016, herbal yang sudah terbukti
aman, dan berkhasiat
 Ada EBM (Eviden Based Medicine)  Misal seledri dipercaya menurunkan
tekanan darah secara empiris tapi belum ada penentuan secara EBM apakah
itu boleh dijadikan pengobatan fitoterapi?
Tidak boleh, karena jamu pengobatan empiris
Boleh, Pasal 2 UU No.... tahun .... dibuat diwilayah indonesia, digunakan
untuk penelitian, digunakan dengan jumlah terbatas, sudah ada izin edar.
Selama sudah ada izin edar maka diperbolehkan.
Tergantung tujuan dari pengobatan fitoterpai, apakah preventif, kuratif, atau
rehabilitatif, dan bisa di padukan dengan obat-obatan konvensional.
 Simplisia boleh/tidak? Tergantung bahan tanaman yang akan digunakan
apakah sudah masuk dalam tanaman yang terstandarisasi atau belum.

14. Apa syarat menjadi seorang dokter herbal terapis medis?


Syarat menjadi seorang dokter herbal terapis:
 Memiliki sertifikat pengobatan herbal, ada organisasi PDPKT (Perhimpunan
Dokter Indonesia Pengembangan Kesehatan Tradisional Timur) dan harus
melewati beberapa kursus, dengan 48 jam pelajaran dengan @40 menit
dengan 10 SKP IDI
Apakah dokter yang ingin menjadi dokter herbal terapis harus masuk dalam
organisasi PDPKT?
e) Minimal pendidikan dokter
f) Telah melikuti pelatihan 40 jam pelajaran, dengan sekali jam pelajaran 45
menit
g) Terdapat sarana penunjang (minimal puskesmas, boleh juga Rumah Sakit
tipe A,B,C,D)
h) Adanya rekomendasi dari organisasi terkait seperti PDPKT (Perhimpunan
Dokter Indonesia Pengembangan Kesehatan Tradisional Timur)
 Standar perilaku, misal: tidak boleh melanggar kode etik
Apakah dokter yang akan memberikan fitofarmaka sebagai pengobatan kuratif
diperbolehkan misalkan pada Rumah Sakit? Lebih ke trendsenter dalam
pengobatan dengan herbal, jadi tidak semua dokter herbal terapi berada di
semua rumah sakit.
Jika tenaga kesehatan lain seperti apoteker, apakah harus masuk dalam
keorganisasian seperti PDPKT (Perhimpunan Dokter Indonesia
Pengembangan Kesehatan Tradisional Timur)?
15. Apa indikasi dan kontraindikasi secara umum dari tanaman seledri, daun kumis
kucing dan pegagan?
d. Seledri
c) Indikasi
3. Diuretik
4. Hipertensi
d) Kontraindikasi
3. Karena diuretik yang kuat tidak boleh diberikan pada pasien dengan
gangguan ginjal akut, infeksi ginjal, dan kehamilan
4. Bersifat fitotoksik sehingga menyebabkan reaksi alergi  ada sumber
yang seledri tidak menyebabkan kontraindikasi apapun kecuali jika seledri
tersebut terkontaminasi oleh ragi
e. Daun Kumis Kucing
c) Indikasi
5. Untuk infeksi ginjal akut dan kronis
6. Untuk infeksi saluran kemih
7. Untuk hipertensi
8. Auntuk diabetes
d) Kontraindikasi
2. Alergi
f. Pegagan
c) Indikasi
3. Hipertensi
4. Insufisiensi vena kronik
d) Kontraindikasi
6. Kehamilan
7. Menyusui
8. Alergi
9. Gangguan hepar
10. Epilepsi
Rata rata kontraindikasi dari tanaman seledri, pegagan dan daun kumis kucing adalah
alergi, apakah pasien yang akan diberikan pengobatan dengan tanaman tsb harus ada
pemantauan alergi atau tidak?
Jika terjadi reaksi alergi, Apakah jenis tes alergi yang digunakan untuk mendeteksi
alergi pada tanaman herbal?
Apakah diperbolehkan pengobatan fitoterapi dengan tanaman dicampur dengan
pengobatan konvensional?

16. Apa kandungan yang terdapat dalam tanaman daun seledri, kumis kucing dan
pegagang sehingga dapat dijadikan sebagai obat antihipertensi?
JURNAL ILMU KEFARMASIAN
INDONESIA, April 2018, hlm. 78-85 ISSN 1693-1831 Vol. 16, No.1
17. Apakah fitoterapi yang terdapat dalam tanaman daun seledri, kumis kucing dan
pegagang sudah melalui tahap uji preklinik dan uji klinik?
18. Apa alasan dokter tersebut menggunakan fitoterapi daripada menggunakan obat
konvensional pada umunya?

19. Bagaimana khasiat, bukti keamanan, mekanisme, efek samping, kemungkinan


interaksi,, komposisi, dosis dan aturan pakai tanaman herbal seledri, daun kumis
kucing dan pegagang?
Mekanisme
Seledri berfungsi sebagai efek deuretik, pegagan sebagai vasodiltor pembuluh darah
(pembuluh darah dijaga agar tidak vasokontriksi sehingga tidak vasodilatasi), daun
kumis kucing sebagai beta-bloker  menurunkan kadar dari natrium (elektrolit yang
ada dalam ekstra sel, dimana natrium itu disedikitkan, natrium juga meningkatkan
kontraksi jantung,)
20. Bagaimana derajat penyakit hipertensi?

Anda mungkin juga menyukai