Anda di halaman 1dari 2

Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia

Gangguan
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia

Jiwapada
Lansia
Latar Belakang Faktor Risiko Gangguan Jiwa pada Lansia
• Sekitar 15% orang berusia di atas 60 tahun mengalami gangguan jiwa. Salah satu masalah dalam deteksi dan penanganan gangguan jiwa pada lansia
• Gangguan jiwa tersering pada kelompok usia ini adalah demensia dan adalah karena lansia lebih sering mengeluhkan gejala fisik daripada keluhan
depresi. Selain itu, sering dijumpai gangguan cemas, yang mencakup kejiwaan. Sebenarnya, masalah fisik dan stres emosional yang lazim dijumpai
gangguan obsesif kompulsif, fobia dan gangguan stres pasca trauma. seiring proses penuaan bisa menjadi faktor risiko untuk gangguan jiwa seperti
• Diperkirakan proporsi demensia pada lansia adalah 5 sampai 8 per 100 depresi dan cemas. The Geriatric Mental Health Foundation mencatat sejumlah
orang. Satu dari 10 lansia yang tinggal di komunitas mengalami depresi, potensi pemicu gangguan jiwa pada lansia:
angka ini meningkat pada lansia yang sedang menjalani perawatan hingga • Keterbatasan fisik (akibat stroke, jatuh/patah tulang)
mencapai 1 dari 5. • Sakit kronik (cth., sakit jantung, hipertensi, diabetes atau kanker)
• Konsumsi lebih dari 5 macam obat
Faktor Risiko Gangguan Jiwa pada Lansia • Pola makan buruk atau malnutrisi
Salah satu masalah dalam deteksi dan penanganan gangguan jiwa pada lansia • Perubahan lingkungan, seperti pindah rumah, dirawat di RS atau
adalah karena lansia lebih sering mengeluhkan gejala fisik daripada keluhan masuk ke panti jompo
kejiwaan. Sebenarnya, masalah fisik dan stres emosional yang lazim dijumpai • Penurunan aktivitas sosial dan status sosioekonomi akibat pensiun
seiring proses penuaan bisa menjadi faktor risiko untuk gangguan jiwa seperti • Kehilangan atau kesakitan pada keluarga terdekat
depresi dan cemas. The Geriatric Mental Health Foundation mencatat sejumlah
potensi pemicu gangguan jiwa pada lansia:
• Keterbatasan fisik (akibat stroke, jatuh/patah tulang) DEMENSIA
• Sakit kronik (cth., sakit jantung, hipertensi, Demensia atau pikun sering dianggap sebagai sesuatu yang normal pada lansia.
diabetes atau kanker) Proses penuaan memang menyebabkan penurunan pada berbagai sistem
• Konsumsi lebih dari 5 macam obat tubuh, termasuk otak. Akan tetapi, proses penuaan otak normal tidak sampai
• Pola makan buruk atau malnutrisi menyebabkan gangguan fungsi dan penurunan kemampuan berpikir. Demensia
• Perubahan lingkungan, seperti pindah adalah penurunan fungsi daya ingat dan berpikir yang berlangsung kronik dan
rumah, dirawat di RS atau masuk ke panti progresif, sedemikian rupa sehingga menyebabkan gangguan fungsi aktivitas
jompo sehari-hari. Penurunan fungsi pikir ini biasanya juga disertai kemunduran
• Penurunan aktivitas sosial dan status pengendalian emosi dan perilaku sosial. Hal ini menyebabkan demensia
sosioekonomi akibat pensiun menjadi penyebab utama hilangnya kemandirian pada lansia. Penyakit Alzhei-
• Kehilangan atau kesakitan pada keluarga mer merupakan penyebab tersering demensia, mencakup sekitar 60-70%
terdekat kasus, sisanya bisa disebabkan oleh stroke (demensia vaskular) atau penyakit
lain pada otak.
Tanda dan Gejala Demensia menurut tahapannya 10 Tanda Gangguan Jiwa pada Lansia
Tahap awal Tahap lanjut Berikut adalah 10 tanda yang perlu diwaspadai sebagai tanda
• Mudah lupa • Tidak mengenal waktu dan tempat gangguan jiwa pada lansia:
• Lupa waktu • Sulit mengenali kerabat dan teman 1. Perasaan sedih yang berlangsung lebih dari 2 minggu
• Tersesat di tempat • Semakin perlu dibantu untuk merawat diri 2. Penarikan diri, kehilangan minat terhadap hal-hal yang dulu
yang sudah familiar • Sulit berjalan dinikmati
• Mengalami perubahan perilaku yang 3. Rasa lelah, hilang energi atau perubahan pola tidur yang
Tahap menengah semakin meningkat, termasuk agresi
• Lupa peristiwa yang baru tidak bisa dijelaskan
terjadi dan nama orang 4. Kebingungan, disorientasi, sulit konsentrasi atau masalah
• Tersesat di rumah sendiri pengambilan keputusan
• Semakin sulit berkomunikasi 5. Peningkatan atau penurunan nafsu makan, perubahan berat badan
• Perlu bantuan merawat diri 6. Gangguan daya ingat, terutama masalah daya ingat segera
• Mengalami perubahan perilaku, atau jangka pendek
termasuk menanya berulang 7. Merasa tak berdaya, rasa bersalah, ide bunuh diri
atau berjalan tanpa tujuan 8. Masalah fisik yang tidak dapat dijelaskan: nyeri,
sulit buang air besar, dll
9. Perubahan penampilan atau cara berpakaian, atau kesulitan
DEPRESI menjaga kebersihan rumah
10. Masalah keuangan atau yang berkaitan dengan penghitungan
Dengan melihat pelbagai stresor kehidupan yang dapat terjadi pada lansia,
depresi juga dianggap sebagai suatu keniscayaan. Tapi sebenarnya depresi
bukan sesuatu yang normal terjadi pada usia lanjut. Depresi bisa ditangani dan
lansia bisa menikmati sisa hidupnya dengan bahagia. Jangan ragu mencari bantuan bila Anda atau keluarga memiliki gejala tersebut.
Meski depresi bukan bagian dari penuaan normal, kemungkinan lansia untuk Anda dapat pergi ke dokter keluarga, Puskesmas atau rumah sakit terdekat.
mengalami depresi meningkat bila ada penyakit fisik atau disabilitas. Sebagai Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh, meliputi penulusuran
contoh, hampir seperempat dari lansia yang pernah stroke akan mengalami riwayat penyakit fisik dan mental—termasuk mengkaji obat-obatan yang
depresi. Angka depresi juga meningkat pada lansia yang menjalani perawatan dikonsumsi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan status mental, uji kognitif, dan bila
di rumah sakit dan dapat memperpanjang lama rawat serta meningkatkan perlu melakukan pemeriksaan laboratorium atau radiologi seperti CT-scan atau
biaya pengobatan. Sayangnya, gejala depresi pada lansia sering tidak dikenali MRI sebelum menentukan apakah seorang lansia mengalami gangguan jiwa.
karena tampak sebagai keluhan fisik, dan baik lansia sendiri, keluarga atau Dengan bantuan kerabat dan keluarga serta tenaga medis, gangguan jiwa pada
bahkan dokternya tidak mengenali hal itu sebagai gejala depresi. lansia dapat diatasi dan penuaan sehat dapat diwujudkan.

Tips untuk teman dan keluarga lansia:


Lansia yang depresi juga sering mengeluh lupa, sehingga bisa dianggap sebagai • Ajak untuk berobat. Sampaikan bahwa kondisinya bisa diobati sehingga
demensia, walaupun keluhan lupa pada depresi biasanya akan membaik bila membaik. Yakinkan pula bahwa berobat untuk gangguan jiwa bukan berarti
depresinya diatasi. Lansia yang mengalami depresi merasa sedih yang berlang- ”gila”. Anda dapat menyarankan untuk menemui dokter keluarga yang sudah
sung sepanjang hari selama paling sedikit dua minggu. dikenal baik.
Selain itu, ia juga dapat merasa: • Tawarkan bantuan praktis bila mereka kesulitan dengan tugas sehari-hari
• Pesimis atau putus asa seperti berbelanja, memasak atau membersihkan rumah. Ada lansia yang
• Tidak berdaya atau merasa bersalah mungkin perlu diingatkan jadwal makannya.
• Mudah tersinggung, gelisah • Bersikap sabar. Lansia dengan gangguan jiwa mungkin akan sering bertanya
• Hilang minat pada aktivitas atau hobi yang dulu disukai karena butuh diyakinkan. Seringkali hal itu terjadi karena mereka takut atau
• Kelelahan dan penurunan energi tidak mengerti apa yang terjadi dengan dirinya. Anda perlu memahami dan
• Sulit konsentrasi, mengingat detil dan mengambil keputusan meyakinkan sebisa mungkin.
• Insomnia, terbangun dini hari, atau justru tidur berlebih • Merawat lansia dengan gangguan jiwa bisa sangat melelahkan. Jangan ragu
• Hilang nafsu makan atau makan berlebih untuk mencari bantuan atau meminta pergantian giliran agar dapat memberi
• Ide atau percobaan bunuh diri perawatan optimal.
• Keluhan nyeri, sakit kepala, sakit perut • Lansia yang sedang mengalami gangguan jiwa terkadang mengambil
terus-menerus dan tidak membaik keputusan yang kurang rasional. Jangan menuruti semua permintaannya,
dengan pengobatan. terutama yang berdampak besar seperti pindah atau menjual rumah dan
pembagian warisan, untuk menghindari penyesalan di kemudian hari.
• Jangan paksa mereka bicara. Terkadang mereka sekedar ingin ditemani.
• Jangan memaksa mereka melakukan sesuatu. Aktivitas fisik dapat membuat
perasaan lebih baik—tapi tidak bisa dilakukan secara terpaksa. Akan lebih
baik bila kita menawarkan untuk menemani mereka melakukan sesuatu yang
mereka suka, seperti melakukan hobinya.
• Jangan ragu untuk menanyakan ide bunuh diri. Menanyakan bukan berarti
memberi ide. Orang yang memiliki ide bunuh diri justru akan lega bila tahu
ada orang yang memahami.
• Jangan menghakimi dan tetap bersikap mendukung. Yakinkan bahwa gejala
gangguan jiwa bukanlah kelemahan dan mereka dapat dibantu.

Anda mungkin juga menyukai