Anda di halaman 1dari 5

KEJANG DEMAM

No. Dokumen : C/VII/SPO-GD/I/15/002


No. Revisi : 01
SOP
TanggalTerbit : 02 Januari 2015
Halaman : 1/3
UPTD
PUSKESMAS dr. Sri Wahyuningsih
LAROMPONG NIP. 19800507 200604 2 034
SELATAN

1. Pengertian Kejang Demam (No. ICD X: R56.0 Febrile convulsions)


KejangDemam (KD) adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (suhurektal> 38o C) akibat dari suatu proses ekstrakranial.
Kejang berhubungan dengan demam, tetapi tidak terbukti adanya infeksi
intracranial atau penyebab lain.
 Kejang demam sederhana (simple febrile seizure) yaitu kejang demam
berlangsung singkat, < 15 menit dan umumnya akan berhenti sendiri.
Kejang berupa kejang umum tonik atau klonik tanpa gerakan fokal.
Kejang tidak berulang dalam 24 jam.
 Kejang demam kompleks (complex febrile seizure) yaitu kejang dengan
salah satu ciri: kejang lama > 15 menit, kejang fokal atau parsial satu sisi,
atau kejang umum di dahului kejang parsial, berulang atau lebih dari satu
kali dalam 24 jam.
2. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah dalam penanganan kejang demam, Agar
petugas dapat menegakkan diagnosis kejang demam dan melakukan
pengobatan kejang demam.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor: 054/KAPUS/I/2015
TentangPenanganan Pasien Gawat Darurat di UPTD puskesmas Larompong
selatan
4. Referensi Panduanpraktekklinisdokter di fasyankes primeredisirevisi 2014.

5. Alatdanbahan 1. Tabung O2
2. Diazepam per rectal
3. Diazepam ampul
6. Langkah- a. Petugas menerima pasien
langkah b. Petugas melakukan anamnesa pada pasien, petugas menanyakan keluhan

1
utama pada pasien (biasanya kejang)
c. Petugas menanyakan apakah terdapat demam sebelum kejang, sudah
berapa kali menderita kejang, bila lebih dari 2 kali apakah ada yang
berlangsung lebih atau sama dengan 15 menit, bagaimana jenis kejang,
apakah parsial atau umum,atau parsial menjadi umum
d. Petugas memberikan terapi untuk pengobatan kejang demam:
 Fase akut / saat kejang :
1) Perhatikan ABC
2) Putus kejang dengan diazepam 0,5 mg/kgbb/x perektal, maksimal
2 kali, jarak 5 menit.
- Jika masih kejang diberikan diazepam 0,25-0,5 mg/kg iv, kec
2 mg/menit, maksimal 10 mg.
- Jika masih kejang dapat diberikan fenitoin 20 mg/kg iv,
injeksi dalam 20 menit dalam 50 ml NaCL 0,9%.
- Jika masih kejang persiapkan pasien untuk dirujuk
kepelayanan yang lebih baik
3) Pemberian cairan IV RL sesuaikebutuhan
4) Saat demam diberikan paracetamol dengan dosis 10-15
mg/kgbb/kali diberikan 4 kali sehari.
5) Diazepam oral 0,3 mg/ kgbb/kali, 3 kali sehari atau diazepam
rectal 5 mg untuk BB < 10 kg atau 10 mg untuk BB > 10 kg
6) Terapi antibiotika sesuai dengan sumber infeksi :bisa per oral
maupun intravena, untuk pengunaan iv antibiotic terlebih dahulu
melakukan skin test
a) Kloramphenikol,dosis 50-100 mg/kgBB/hari maks 2 gram
selama 10-14 hari dibagi 4 dosis.
b) Amoksisilin, dosis anak 50-100 mg/kgBB/hari selama 7-10
hari.
c) Cotrimoxazole (TMP-SMX),dosis anak TMP 6-19 mg/kgBB
/hr atau SMX 30-50 mg/kgBB/hr selama 10 hari
d) Thiamfenikol,dosis anak 50 mg/kgBB/hari.
e. Petugas memberikan penjelasan mengenai rencana terapi kepada keluarga
pasien.

2
f. Petugas mengedukasi keluarga pasien bahwa kejang demam umumnya
prognosis baik, hanya sebagian kecil yang berkembang menjadi epilepsi.
g. Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnose dan
terapi kedalam rekam medik
h. Petugas menandatangani rekam medic

7. Bagan Alir Melakukan


melakukan vital sign menegakan diagnose
Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik berdasarkanhasilpemeriksaan
anamnesis pada
pada pasien
pasien

menulishasilanamnesa,
menulis
Menulis diagnose
diagnosa pasien di pemeriksaandan Memberikantatalaksan
pasienkebuku
buku RM diagnose kerekam apadapasiensesuaihasil
register. medic pemeriksaan

8. Unit Terkait  UGD


 Rawat inap
9. Dokumen terkait  Rekam Medik,
 Blanko Rujukan,
 Buku Register,
 Blanko Resep
10. Hal-hal yang  Ada tidaknya tersedia obat anti kejang dipuskesmas.
perlu  Jika diazepam rectal tidak tersedia maka bisa digunakan diazepam
diperhatikan ampul di masukkan kedalam spoit dan di berikan per rektal

11. Rekaman No Yang dirubah Isi perubahan Tgl mulai


historis diberlakukam
perubahan 1. No. Dokumen : No. Dokumen : 21 Maret 2016
C/VII/SPO/I/15/027b C/VII/SPO-GD/I/15/002
2. Diagram alir mikro Diagram alir makro

3
KEJANG DEMAM
No. Dokumen: C/VII/SPO/I/15/027a

DAFTAR No. Revisi: 00


TILIK TanggalTerbit: 02 Januari 2015
Halaman : 1/2
PUSKESMAS
dr. Sri Wahyuningsih
LAROMPONG
NIP. 19800507 200604 2 034
SELATAN

Tidak
Langkah Kegiatan Ya Tidak Berlaku
No
1 ApakahPetugas menerima pasien ?
2 ApakahPetugasmelakukananamnesapadapasien apakah petugas
menanyakan keluhan utama pada pasien ( biasanya kejang )?
3 ApakahPetugasmenanyakanapakahterdapatdemamsebelum
kejang, sudahberapa kali menderitakejang, bilalebihdari 2 kali
apakahada yang berlangsunglebihatausamadengan 15 menit
bagaimanajeniskejang, apakahparsialatauumum,atauparsial
menjadiumum?
4 ApakahPetugas memberikan terapi untuk pengobatan kejang
demam?
5 ApakahPetugas memberikan penjelasan mengenai rencana terapi
kepada keluarga pasien ?
7 ApakahPetugas mengedukasi keluarga pasien bahwa kejang
demam umumnya prognosisnya baik, hanya sebagian kecil yang
berkembang menjadi epilepsi ?

4
14 ApakahPetugasmenulishasilpemeriksaanfisik,
laboratorium,diagnosedanterapikedalamrekam medic pasien?
15 ApakahPetugasmenandatanganirekam medic?
CR :………………%. Sampano,……………………

Pelaksana/ Auditor

Anda mungkin juga menyukai