Anda di halaman 1dari 4

Apa yang dimaksud dengan sistem proteksi :

Sistem Proteksi adalah Dalam instalasi sistem tenaga listrik, dari mulai ujung pusat
pembangkit sampai ujung beban, tidak ada satu bagianpun yang tidak diporteksi. suatu
sistem pengaman terhadap peralatan listrik yang di akibatkan adanya gangguan teknis,
gangguan alam,operasi, dan penyebab yang lainya.

Penerapan sistem proteksi :

diterapkanlah sistem proteksi, yaitu :

1. Proteksi terhadap gangguan arus lebih;


2. Proteksi terhadap gangguan tegangan lebih.
Tetapi selain kedua jenis proteksi tersebut di atas, terdapat pula proteksi-proteksi lainnya
untuk menjaga keandalan sistem tenaga listrik, yaitu seperti :
1. Proteksi terhadap keadaan naik atau turunnya tegangan;
2. Proteksi terhadap keadaan naik atau turunnya frekuensi;
3. Proteksi terhadap kenaikkan temperatur pada peralatan listrik.
Kemungkinan Terjadinya Jenis-jenis Gangguan Dalam Sistem Tenga Tenaga Listrik
NO. Peralatan Penyebab
 Putusnya kawat penghantar;
 Pecahnya isolator;
 Sambaran petir;
1. Kawat hantaran udara  Gempa bumi, ayunan (getaran) dari
angin topan.
 Pohon tumbang
 Kerusakan karena cangkul galian;
 Kegagalan isolasi karena tingginya
panas;
2. Kabel bawah tanah
 Terjadinya gangguan hubung singkat
pada sambungan.

3. Generator dan Motor  Terjadinya hubung singkat pada


belitan stator;
 Gangguan pada rotor;
 Gangguan pada peralatan bantu.

 Kegagalan isolasi transformator;


 Kerusakan tap changer;
 Kerusakan pada bushing;
4. Transformator
 Salah sambungan;
 Kenaikkan temperatur.

 Kegagalan isolasi;
Tansformator arus dan transformator  Tegangan lebih;
5.  Kawat putus;
tegangan
 Salah sambungan.

 Kegagalan isolasi;
 Berkurangnya kekuatan mekanis;
6. Switch gear  Kebocoran media dielektrik;
 Terlambatnya pemeliharaan.

Peralatan peralatan proteksi terhadap arus lebih pada STL


1. Transformator arus (CT) dan transformator tegangan (PT);
2. Relai proteksi;
3. Relai penunda waktu (time delay relay);
4. Relai bantu (auxiliary relay);
5. Rangkaian sekunder;
6. Rangkaian yang bertugas membuka (mematikan aliran listrik) pada jaringan sistem
tenaga listrik yang terganggu (pemutus tenaga)/(circuit breaker);
7. Peralatan-peralatan pelengkap.
Sehingga yang dimaksud dengan sistem proteksi adalah gabungan kerjasama dari seluruh
peralatan diatas. Dan sistem proteksi dalam melindungi bagian-bagian pada sistem tenaga
listrik terhadap adanya arus lebih ini adalah dengan menggunakan suatu alat deteksi, yaitu
yang umum disebut dengan relai proteksi (protection relay).

Prinsip kerja sistem proteksi


Bilamana terjadi suatu kelainan (gangguan) pada salah satu bagian sistem tenaga listrik
yang sedang dalam keadaan operasi normal, maka relai harus dapat merasakan adanya
kelainan tersebut dan memberi perintah ke suatu alat tertentu yang bertugas untuk menutup
suatu rangkaian, sehingga dengan tertutupnya rangkaian ini maka baterai akan
mengirimkan sejumlah tenaga kepada suatu bagian lain (belitan untuk magnet alat pemutus
rangkaian) agar segera membuka kontak-kontaknya (memutuskan aliran listrik) pada
rangkaian daya yang mengalami gangguan tersebut tadi.
Dengan demikian rangkaian yang mengalami gangguan akan segera terpisah dari rangkaian
lain yang tidak mengalami gangguan tersebut.
Tujuan Sistem Proteksi
 Untuk memisahkan bagian-bagian yang masih bekerja normal dari bagian yang
terganggu dengan maksud agar tidak menambah keadaan gangguan (membatasi
sesedikit mungkin bagian-bagian yang terganggu)
 Untuk memadamkan secepat mungkin bagian yang bekerja tidak normal, agar
kerusakan dapat ditekan serendah-rendahnya
 Membatasi pengaruh gangguan dengan jalan memisahkan secepat/sesegera
mungkin bagian yang terganggu dari bagian yang masih normal, sehingga
pengaruhnya hanya sedikit dirasakan oleh peralatan-peralatan di luar peralatan yang
terganggu tadi.
 Untuk memisahkan bagian yang terganggu secepat mungkin agar stabilitas sistem
tetap terpelihara, kelangsungan operasi dan pelayanan daya tetap berjalan dengan
baik.
Fungsi relai proteksi
Fungsi dari relai proteksi adalah merasakan keadaan tidak normal di suatu bagian sistem
tenaga listrik dan memberikan suatu tanda (alarm), serta memberikan perintah ke suatu alat
pemutus untuk memisahkan bagian yang terganggu dari bagian lain yang masih normal.
Batasan relai yang baik adalah harus dapat membedakan keadaan normal dan keadaan
tidak normal.
Sifat dari relai proteksi :
 Merasakan keadaan tidak normal (gangguan);
 Memberi tanda (alarm) adanya gangguan;
 Memberi perintah untuk memisahkan yang normal dari bagian yang mengalami
gangguan.
Persyaratan-persyaratan Yang Perlu dipenuhi Relai Proteksi
Relai proteksi yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Dapat membedakan keadaan tidak normal dengan selektiv;
b. Kecepatan operasinya (kerjanya) harus tinggi;
c. Pemakaian dayanya rendah dan sensitiv terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada sistem;
d. Stability;
e. Reliability (dapat diandalkan);
f. Cocok.
Karakteristik Unit Relai Untuk Proteksi Arus Lebih
Relai arus lebih dalam operasinya untuk memberikan tanggapan (response) terhadap adanya
perubahan kenaikan arus yang melebihi dari keadaan normalnya
mempunyai karakteristik tertentu.
Karakteristik-karakteristik dari unit relai tersebut adalah :
1. Definite – time characteristic;
2. Inverse – time characteristic;
a. Normal inverse;
b. Very inverse;
c. Extremely inverse;
d. Inverse time RI.
3. Instantaneous relay

Gamabar 2.5. Kurva Karakteristik Relai

Jenis-jenis Relai proteksi

Terdapat beberapa jenis relai yang digunakan sebagai alat deteksi dalam sistem proteksi
arus lebih, yaitu antara lain :
 Attracted armature type relay (Electromagnetic);
 Balance beam type relay (Electromagnetic);
 Induction disc relay (Electromagnetic);
 Induction cup relay (Electromagnetic);
 Moving coil dan moving iron type relay (Electromagnetic);
 Gas operated type relay (Gas pressure);
 Static type relay.

Anda mungkin juga menyukai