Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN

Disusun Oleh:

KELOMPOK 2

ROHIMIN (4201517007)

DONI KURNIAWAN (4201517009)

ANDRE CHINIGIA (4201517011)

FERDIYAN (4201517012)

JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
TAHUN AJARAN

2019
NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

A. Konsep Dan Ciri Negara Hukum

1. Pengertian Negara Hukum

Negara Hukum adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan


pemerintahannya didasarkan atas hukum. Di dalamnya pemerintah dan lembaga
lembaga lain dalam melaksanakan tindakan apa pun harus dilandasi oleh hukum
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Dalam negara hukum,
kekuasaan menjalankan pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum (supremasi
hukum) dan bertujuan untuk menyelenggarakan ketertiban hukum (Mustafa
Kamal Pasha, 2003).

Negara berdasar atas hukum menempatkan hukum sebagai hal yang


tertinggi (supreme) sehingga ada istilah supremasi hukum. Supremasi hukum
harus tidak boleh mengabaikan tiga ide dasar hukum yaitu keadilan, kemanfaatan
dan kepastian (Achmad Ali,2002). Apabila Negara berdasar atas hukum,
pemerintahan Negara itu juga harus berdasar atas suatu konstitusi atau undang-
undang dasar sebagai landasan penyelenggaraan pemerintahan. Konstitusi dalam
negara hukum adalah konstitusi yang bercirikan gagasan kostitusionalisme yaitu
adanya pembatasan atas kekuasaan dan jaminan hak dasar warga negara.

2. Negara Hukum Formil dan Negara Hukum Materiil

Negara hukum formil adalah Negara hukum dalam arti sempit yaitu negara
yang warga negara. Urusan ekonomi diserahkan pada warga dengan dalil laissez
faire, laissez aller yang berarti bila warga dibiarkan mengurus kepentingan
ekonominya sendiri maka dengan sendirinya perekonomian negara akan sehat.

Materiil atau Negara hukum dalam arti luas. Dalam negara hukum materiil
atau dapat disebut Negara hukum modern, pemerintah diberi tugas membangun
kesejahteraan umum di berbagai lapangan kehidupan. Untuk itu pemerintah diberi
kewenangan atau kemerdekaan untuk turut campur dalam urusan warga Negara.
Pemerintah diberi Freies Ermessen yaitu kemerdekaan yang dimiliki pemerintah
untuk turut serta dalam kehidupan ekonomi social dan keleluasaan untuk tidak
terikat pada produk legislasi parlemen.

Negara hukum materiil atau dapat disebut Welfare State adalah Negara
yang pemerintahannya memiliki keleluasaan untuk turut campur tangan dalam
urusan warga dengan dasar bahwa pemerintah ikut bertanggung jawab terhadap
kesejahteraan rakyat. Negara bersifat aktif dan mandiri dalam upaya membangun
kesejahteraan rakyat.

3. Ciri-ciri Negara Hukum

Fredrich Julius stahl dari kalangan ahli hukum eropa continental memberikan
cirri-ciri rechtsstaat sebagai berikut:

1. Hak asasi manusia

2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak asai manusia


yang biasa dikenal sebagai trias politika.

3. Pemerintahan berdasarkan peraturan –peraturan.

4. Peradilan administrasi dalam perselisihan

Adapun AV Dicey dari kalangan ahli hukum Anglo Saxon member ciri-ciri
Rule of law sebagai berikut :

 Supremasi hukum ,dalam arti tidak boleh ada kesewenwng-


wenangan,sehingga seseorang hanya boleh dihukum jika melanggar
hukum
 Kedudukan yang sama di depan hukum,baik bagi rakyat biasa maupun
bagi pejabat
 Terjaminnya hak-hak manusia dalam undang-undang atau keputusan
pengadilan.

Prof.Sudargo Gautama mengemukakan ada 3(tiga) ciri atau unsur dari negara
hukum, yakni sebagai berikut :

 Terdapat pembatasan kekuasaan Negara terhadap perorangan, maksudnya


Negara tidak dapat bertindak sewenang-wenang . Tindakan Negara dibatasi
oleh hukum, individual mempunyai hak terhadap Negara atau rakyat
mempunyai hak terhadap penguasa.
 Asas legalitas

Setiap tindakan Negara harus berdasarkan hukum yang telah diadakan


terlebih dahulu yang harus ditaati juga oleh pemerintah atau aparaturnya.

 Pemisahan kekuasaan

Agar hak-hak asasi itu betul-betul terlindungi , diadakan pemisahan


kekuasaan yaitu badan yang membuat peraturan peundang-undangan,
melaksanakan dan badan yang mengadili harus terpisah satu sama lain tidak
berada dalam satu Negara.
Franz Magins Suseno (1997) mengemukakan adanya 5 (lima) ciri negara
hukum sebagai salah satu cirri hakiki Negara demokrasi. Kelima ciri Negara
hukum tersebut adalah sebagai berikut:

1. Fungsi kenegaraan dijalankan oleh lembaga yang bersangkutan sesuai


dengan ketetapan sebuah undang-undang dasar.

2. Undang-undang dasar menjamin hak asasi manusia yang paling


penting.Karena tanpa jaminan tersebut , hukum akan menjadi sarana penindasan.
Jaminan hak asasi manusia memastikan bahwa pemerintah tidak dapat
menyalahgunakan hukum untuk tindakan yang tidak adil atau tercela.

3. Badan-badan Negara menjalankan kekuasaan masing-masing selalu dan


hanya taat pada dasar hukum yang berlaku.

4. Terhadap tindakan badan Negara, masyarakat dapat mengadu ke


pengadilan dan putusan pengadilan dilaksanakan oleh badan Negara.

5. Badan kehakiman bebas dan tidak memihak.

Mustafa Kamal Pasha (2003) menyatakan adanya tiga ciri khas Negara
hukum, yaitu:

a. Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia

b. Peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan lain dan tidak memihak
c. Legalitas dalam arti hukum dalam segala betuknya

B. Negara Hukum Indonesia

1. Landasan Yuridis Negara Hukum Indonesia

Dasar pijakan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum sekarang ini
tertuang dengan jelas pada pasal 1 ayat 3 UUD 1945 “Negara Indonesia adalah
Negara hukum”.

Perumusan Negara hukum Indonesia adalah:

 Negara berdasar atas hukum ,bukan berdasar atas kekuasaan belaka


 Pemerintah Negara berdasar atas suattu konstitusi dangan kekuasaan
pemerintahan terbatas ,tidak absolute.

Dasar lain yang dapat dijadikan landasan bahwa Indonesia adalah Negara hukum
dalam arti materiil terdapat dalam bagian pasal-pasal UUD 1945, sebagai berikut :

1. Pada Bab XIV tentang Perekonomian Negara dan Kesejahteraan Sosial Pasal
33 dan 34 UUD 1945, yang menegaskan bahwa Negara turut aktif dan
bertanggungjawab atas perekonomian Negara dan kesejahteraan rakyat.
2. Pada bagian penjelasan umum tentang pokok-pokok pikiran dalam
pembukaan juga dinyatakan perlunya turut serta dalam kesejahteraan rakyat.
2. Perwujudan Negara Hukum di Indonesia

Adapun tata urutan perundangan adalah sebagai berikut.

a. Undang-undang dasar 1945

b. Ketetepan majelis permusyawaratan rakyat republic Indonesia

c. Undang-uundang

d. Peraturan pemerintah pengganti undang-undang(perpu)

e. Peraturan pemerintah :

1) Keputusan presiden
2) Peraturan pemerintah .

Jenis hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia menurut undang-


undang no.10 tahun 2004 adalah sebagia berikut:

1) Undang-undang dasar 1945

2) Undang-undang (UU) atau peraturan pemerintah pengganti pengganti


undang-undang (perpu)

3) Peraturan pemerintah(PP)

4) Peraturan presiden

5) Peraturan daerah

Negara hukum Indonesia menurut UUD 1945,mengandung prinsip-prinsip


sbb:

1) Norma hukumnya bersumber pada Pancasila sebagi hukum dasar nasional


dan adanya hierarki jenjang norma hukum

2) Menggunakan system konstitusi

3) Kedaulatan rakyat atau prinsip democrat

4) Prinsip persamaan keduukan dalam hukum dan pemerintahan

5) Adanya organ pembentuk undang-undang(presiden dan DPR)

6) System pemerintahannya adalah presidensil

7) Kekuasaan kehakiman yang bebas dari kekuasaan lain(Eksekutif)

8) Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluru


tumpah darah Indonesia,memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan social.

9) Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia


3. Hubungan Negara Hukum dengan Demokrasi

Hubungan antara Negara hukum dengan demokrasi dapat dinyatakan bahwa


Negara demokrasi pada dasarnya adalah negaraa hukum .kelima cirri Negara
demokrasi tersebut adalah

1) Negara hukum

2) Pemerintahan dibawah control nyata masyarakat

3) Pemilihan umum yang bebas

4) Prinsip mayoritas

5) Adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis

C. Hakikat Hak Asasi Manusia

1. Pengertian Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang melekat dan dimiliki setiap
manusia sebagi anugerah tuhan yang maha esa.kesadaran akan hak asasi manusia
didasaarkan pada pengakuan bahwa semua manusia sebagai makhluk tuhan
memilki drajat dan martabat yang sama,maka setiap manusia memiliki hak dasar
yang disebut hak asai manusia.jadi kesadaran akan adanya hak asai manusia
tumbuh dari pengakuan manusia sendiri bahwa mereka adalah sama dan sederajat.

Pengakuan terhadap HAM memiliki dua landasan sebagai berikut:

1) Landasan yang langsung dan pertama yakni kodrat manusia

2) Landaskan kedua dan yang lebih dalam :tuhan menciptakan manusia

2. Macam Hak Asasi Manusia

Berdasarkan pengertian HAM,ciri pokok dari hakikat HAM adalah;

• HAM tidak perlu diberikan ,dibeli,ataupun diwarisi.

• HAM berlaku bagi semua orang

• HAM tidak boleh dilanggar


HAM meliputi berbagai bidang,sebagai berikut.

a) Hak asasi pribadi (personal rights)

b) Hak asasi politik (political rights)

c) Hak asasi ekonomi (property rights)

d) Hak asasi social dan kebudayaan (social and cultural rights)

e) Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
(rights of legal equality)

f) Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam tatacara peradilan dan
perlindungan ( procedural rights)

D. Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia

a. Perkembangan Hak Asasi Manusia pada Masa Sejarah

b. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Inggris

c. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat

d. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Prancis

e. Atlantic Charter Tahun 1941

f. Pengakuan Hak Asasi Manusia oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa

g. Hasil Sidang Majelis Umum PBB Tahun 1966

E. Hak Asasi Manusia Di Indonesia

1. Pengakuan Bangsa Indonesia Akan Hak Asasi Manusia

a. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea Pertama

b. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea Keempat

c. Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945


d. Ketatapan MPR

e. Peraturan Perundang-undangan

2. Penegakan Hak Asasi Manusia

A. Kelembagaan yang menangani masalah yang berkaitan dengan penegakan


hak asasi manusia, antara lain Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas
HAM), yang bertujuan:

1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi


manusia sesuai dengan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Piagam
Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia;

2. Meningkatkan Perlindungan dan Penegakan hak asasi manusia guna


perkembangan pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya
berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.

B. Pengadilan Hak Asasi Manusia dibentuk berdasarkan Undang-Undang


Nomor 26 Tahun 2000 tentang pengadilan hak asasi manusia. Pengadilan Hak
Aasi Manusia merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan
pengadilan umum dan berkedudukan di daerah kabupaten atau kota.
Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran hak asasi
manusia yang berat.
C. Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc dibentuk atas usul DPR berdasarkan
peristiwa tertentu dengan Keputusan Presiden.
D. Komisi kebenaran dan Rekonsiliasi : memberikan alternative bahwa
penyelesaian pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat dapat dilakukan di
luar Pengadilan Hak Asasi Manusia yaitu melalui Komisi Keberadaan dan
Rekonsiilasi yang dibentuk berdasarkan undang-undang.

Beberapa contoh lembaga swadaya masyarakat (LSM) :

 KONTRAS ( Komisi untuk orang hilang dan tindak kekerasan)


 YLBHI (Yayasan lembaga bantuan hukum Indonesia)
 Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) dan
 Human Rights Watch (HRW)
3. Konvensi Internasional tentang Hak Asasi Manusia

Beberapa Konvensi yang berhasil diciptakan adalah sebagai berkut :

1. Universal Declaration of Human Rights (Pernyataan hak asasi manusia


sedunia) dihasilkan dalam siding umum PBB 10 Desember 1945.

2. International Covenant of Civil and Political Rights (Perjanjian Internasional


tentang Hak Sipil dan Politik) dan International Covenant of Economic, Social
and Cultural Rights (Perjanjian Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya) pada Tahun 1996.

3. Declaration on the Rights of peoples to Peace (Deklarasi Hak Bangsa atas


Perdamaian) pada tahun 1984 dan Declaration on the Rights to Development
(Deklarasi Hak atas Pembangunan) pada tahun 1986.

4. African Charter on Human and Peoples Rights (Banjul Charter) oleh Negara
Africa yang tergabung dalam Persatuan Afrika (OAU) pada tahun 1981.

4. Keikutsertaan Indonesia dalam konvensi internasional

Beberapa macam konvensi internasional tentang hak asasi manusia yang


sudah diratifikasi Indonesia adalah sebagai beikut :

a. Konvensi Jenewa 12 Agustus 1949, (diratifikasi dengan Undang-Undang


Nomor 59 Tahun 1958).

b. Konvensi tentang Hak Politik Kaum Perempuan –Convention on The


Political Rights of Women (diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 68
Tahun 1958).

c. Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap


Perempuan – Convention on The Elimination of Descrimination Against
Women (diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984).

d. Konvensi Hak Anak – Convention on The Rights of The Child (diratifikasi


dengan Keppres No.36 Tahun 1990).
e. Konvensi Pelarangan, Pengembangan, Produksi dan Penyimpanan Senjata
Biologis dan Beracun srta Pemusnahannya –Convention on the
Destruction (diratifikasi dengan Keppres No.58 Tahun 1991).

f. Konvensi Internasional terhadap Antipartheid dalam Olahraga –


International Convention Against Apartheid in Sprots (diratifikasi dengan
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 1993).

g. Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain


yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia –
Torture Convention (diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1998).

h. Konvensi Organisasi Buruh Internasional Nomor 87 Tahun 19998 tentang


Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi –ILO
Convention No.87 Concerning Freedom of Association and Protection on
the Rights to Organise (diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 83
Tahun 1998).

i. Konvensi Internasional tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi


Rasial –Convention on the Elimination of Racial Discrimination
(diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1999).

j. Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya


(International Covenant on Economic, Social and Culture Rights):
Diratifikasi dengan Undang-Undang No.11 Tahun 2005.

k. Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (International


Covenant On Civil and Political Rights). Diratifikasi dengan Undang-
Undang No.12 Tahun 2005.

Anda mungkin juga menyukai